• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nawacita secara etimologis terdiri dari dua padanan kata, yakni kata Nawa yang dalam bahasa sansekerta berarti Sembilan (9) dan cita yang berarti harapan. Nawacita dalam konteks perpolitikan di Indonesia merupakan sebutan yang merujuk pada 9 program prioritas yang digagas oleh pasangan Jokowi-JK dalam pemilihan Presiden tahun 2014 silam.

Dalam visi dan misi yang di usung oleh pemerintahan Jokowi-JK, Nawacita tidak terlepas dari gagasan individu ataupun kelompok-kelompok yang berada di belakang pencalonan Jokowi-JK pada pemilihan presiden 2014 lalu. Salah

satunya adalah Sekretariat Nasional Jaringan Organisasi dan Komunitas Warga

Indonesia atau disebut “Seknas Jokowi”.

Seknas Jokowi merupakan wadah dari berbagai organisasi, komunitas, dan semua prakarsa yang ada di berbagai daerah, untuk menjadi satu pergerakan bersama guna mendukung pencalonan Ir. Joko Widodo (Jokowi) menjadi presiden RI dalam pemilihan Presiden 201462. Seknas Jokowi dideklarasikan pada 15 Desember 2013, dalam sebuah acara pawai kebudayaan di Jakarta.

Secara sektoral Seknas Jokowi juga mendirikan organisasi sayap seperti Seknas Muda Jokowi, Seknas Perempuan Pendukung Jokowi, Seknas Petani Jokowi, Seknas Advokat Jokowi, Seknas PKL Jokowi dan sebagainya. Struktur Seknas Jokowi sendiri berbentuk Presidium yang dipimpin oleh Dadang Juliantara dan Muhammad Yamin. Peran Seknas Jokowi dalam menggagas Nawacita sebagai visi Indonesia di pemerintahan kedepan adalah dengan mengadakan

Simposium Nasional yang mengambil tema “Jalan Kemandirian Bangsa”.

Simposium Nasional ini digelar pada tanggal 11 Maret 2014 di Hotel Sultan Jakarta63.

Simposium Nasional “Jalan Kemandirian Bangsa” menghadirkan para pakar

dan akademisi dari perguruan tinggi di Indonesia, seperti Universitas Indonesia, Universitas Nasional, Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan perguruan tinggi lainnya.

62

http://www.seknasjokowi.org/profile/ diakses pada tanggal 13 Oktober 2015 pada pukul 18.13 WIB

63

http://rimanews.com/read/20140311/147033/seknas-jokowi-gelar-simposium-jalan-kemandirian-bangsa

Terdapat 11 topik yang dibahas dalam simposium ini adalah permasalahan geopolitik, demokrasi, reforma agraria dan lingkungan hidup, infrastruktur, industri dan perdagangan, energi, pangan, pendidikan dan kebudayaan, kependudukan, riset dan teknologi serta keuangan. Simposium nasional tersebut disiapkan oleh Seknas Jokowi sebagai masukan utama untuk Garis Besar Haluan Negara (GBHN) negara Indonesia kedepannya, apabila Jokowi terpilih dalam pemilihan presiden 2014. Output dari simposium nasional ini dihimpun kedalam

buku “Jalan Kemandirian Bangsa: Visi Kemasyarakatan Indonesia Abad ke-21”.

Selain kalangan akademisi kampus, isu-isu spesifik yang dibahas didalam Nawacita seperti isu lingkungan hidup, kehidupan masyarakat adat, kedaulatan pangan serta reforma agraria juga melibatkan para penggiat aksi di lembaga-lembaga pemerintah yang ada di Indonesia. Lembaga-lembaga-lembaga non-pemerintah seperti Aliansi Masyarakat Adat Nasional (AMAN), Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Serikat Petani Indonesia (SPI), Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) turut membantu mengidentifikasi masalah-masalah sektoral di Indonesia untuk dimasukkan di dalam Nawacita Jokowi-JK

Selain dihimpun dari gagasan-gagasan para praktisi, aktivis dan LSM, Nawacita juga digagas oleh Nawacita berkaca pada kondisi di rezim orde baru, dimana kondisi indonesia yang dilanda krisis multidimensional sepenuhnya berlawanan dengan pemerintahan yang ideal sesuai dengan UUD 1945. Arah pembangunan Indonesia diputar 180 derajat mengikuti kepentingan modal

internasional dan dunia barat. Kebijakan ekonominya dibuat dengan mengikuti resep pembangunan dari lembaga keuangan Internasional seperti Bank Dunia dan IMF yang pada dasarnya menjadikan Indonesia hanya sebagai pemasok material mentah, penyedia tenaga kerja murah dan pasar bagi produk internasional.

Dengan kebijakan dan praktik seperti itu penguasa Orde Baru menyerahkan sumber daya alam yang bernilai tinggi kepada perusahaan multinasional dan modal internasional, sementara para kroni dan birokrat pemburu rente merusak tatanan sosial dan politik dengan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme yang biasa dikenal dengan KKN.64

Oleh karena itu Nawacita melihat gagasan Trisakti cocok untuk mewadahi semangat perjuangan nasional yang diterjemahkan dalam tiga aspek kehidupan berbangsa yakni berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. Adapun Visi yang melatarbelakangi Nawacita

adalah “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian

berlandasakan Gotong Royong”, ditambah lagi dengan misi untuk mewujudkan

visi tersebut yakni:

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya maritim, dan mencerminkan kepribadian indonesia sebagai negara kepulauan.

64

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan negara hukum

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing

6. Mewujudkan indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Terdapat 2 tahap besar dalam jalan kemandirian atau visi Nawacita dalam dua dasawarsa kedepan untuk mewujudkan kemandirian bangsa. Pertama, penyelesaian masalah-masalah dasar yang dihadapi rakyat, sekaligus meletakkan landasan atau fondasi bagi kemandirian bangsa baik dalam hal kebijakan, infrastruktur, dan kesiapan sumber daya manusia.

Kedua, pemantapan fondasi yang dibarengi dengan perwujudan makna kemandirian, yang ditunjukkan oleh kemampuan bangsa Indonesia dalam memenuhi kebutuhan dengan mengandalkan sumber daya dan kekuatannya sendiri, dan kemampuan bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang kehadiran dan tindakannya bermakna bagi bangsa-bangsa lain65.

65

Nawacita kemudian menawarkan 9 agenda prioritas yang menjadi target dari pembangunan indonesia dalam pemerintahan kedepan yaitu:

a) Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara. Poin ini memberi fokus pada bagaimana peran Indonesia dalam kerjasama global dan regional, dalam rangka mengatasi masalah-masalah global yang mengancam umat manusia.

b) Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. Poin ini merupakan wujud upaya pemerintahan Jokowi-JK untuk memberikan prioritas dalam hal pemulihan kepercayaan public pada institusi-institusi demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi melalui reformasi sistem kepartaian, pemilu dan lembaga perwakilan.

c) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Hal ini adalah bentuk dari dimulainya kebijakan desentralisasi asimetris, yang dimaksudkan untuk melindungi kepentingan nasional Indonesia di kawasan-kawasan perbatasan, memperkuat daya saing Indonesia secara global, dan untuk membantu daerah-daerah yang kapasitas berpemerintahan belum cukup memadai dalam memberikan pelayanan publik.

d) Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya. e) Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, hal ini diwujudkan

melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan

program “Indonesia Pintar” , “Indonesia Sehat” dalam layanan kesehatan masyarakat, dan “Indonesia Sejahtera” untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

f) Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. Poin ini menyangkut permasalahan infrastruktur di Indonesia yang dapat menunjang daya saing Indonesia dengan bangsa-bangsa Asia lainnya. Hal ini diwujudkan dalam bentuk pembangunan ifrastruktur jalan baru sepanjang 2000 Km, pembangunan pasar tradisional di seluruh Indonesia, efisiensi perijinan bisnis, peluncuran insentif kebijakan fiscal dan nonfiskal, dan kebijakan serupa lainnya. g) Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor

sektor strategis ekonomi domestik. Hal ini mencakup targetan kedaulatan pangan yang juga dicanangkan pemerintahan Jokowi-JK melalui kebijakan-kebijakan seperti perbaikan irigasi di 3 juta hektar sawah dan pendirian Bank Petani dan UMKM sebagai motor utama penggerak kedaulatan pangan.

h) Melakukan revolusi karakter bangsa. Poin ini menyoroti permasalahan carut marutnya kurikulum pendidikan nasional yang berdampak pada kualitas generasi muda Indonesia. Hal ini diwujukan melalui penataan kembali kurikulum pendidikan nasional dengan mengendepankan aspek pendidikan kewarganegaraan (civic education).

i) Memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Hal ini diwujudkan dengan memperkuat pendidikan kebhinekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antar warga, pengoptimalan pranata sosial dan budaya dengan mempertimbangkan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.

Sembilan poin agenda prioritas ini merupakan antitesa yang dibangun untuk menjawab tiga problem pokok bangsa yang coba diatasi oleh pemerintahan Jokowi-JK. Ketiga permasalahan tersebut adalah (1) ancaman terhadap wibawa negara kemudian di jabarkan kembali kedalam masing-masing sub agenda sesuai dengan tiga problem pokok bangsa yang ingin diatasi. Nawacita terdiri dari 12 agenda strategis dalam mewujudkan Indonesia yang berdaulat dalm bidang politik, 16 agenda strategis untuk menuju indonesia berdikari dalam bidang ekonomi, dan 3 agenda strategis untuk indonesia yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Dokumen terkait