• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Perkembangan Theory of Constraints (TOC)

TINJAUAN PUSTAKA

D. Pencegahan Perubahan Nonbottleneck Menjadi Bottleneck

3.5. Sejarah Perkembangan Theory of Constraints (TOC)

Theory of Constraints (TOC) diciptakan oleh Eliyahu Moshe Goldratt pada permulaan tahun 1970-an. Goldratt adalah seorang ahli fisika Israel yang kemudian dilibatkan dalam perancangan sistem produksi untuk membantu temannya merancang sistem penjadwalan operasi pabrik pembuatan kandang ayam.

Sistem penjadwalan yang diciptakan Goldratt pada awalnya dikenal sebagai Optimized Production Technology (OPT). Sistem ini sungguh kontroversial, sebab mampu menghasilkan penjadwalan yang cukup mantap, namun algoritma penjadwalannya sulit dipahami kecuali oleh Goldratt sendiri.

Akibat keanehan yang timbul pada sistem penjadwalan OPT, maka pada tahun 1988 Goldratt menulis buku yang berjudul “The Goal: A Process of Ongoing Improvement”, yang coba menjelaskan filosofi algoritma OPT. Pada awalnya, Goldratt menamai teori dasar OPT ini sebagai OPT thoughware, tetapi nama ini mengacaukan antara filosofi dan software yang mendukungnya. Selanjutnya synchronous production digunakan, tetapi terminologi ini juga

13

membingungkan karena ada pendekatan lain yang menggunakan nama yang sama. Pada akhirnya pendekatan ini dinamakan theory of constraints (TOC)14

Inti dari TOC adalah meliputi pengidentifikasian kendala-kendala sistem dan memutuskan bagaimana beroperasi dengan kendala-kendala tersebut untuk mencapai proses produksi yang sinkron. Definisi kendala menjelaskan bahwa TOC mempunyai aplikasi yang lebih luas dibanding Production Planning and Controlling. Kendala adalah elemen-elemen yang mencegah sistem untuk mencapai tujuan untuk memperoleh profit yang lebih besar. Ada beberapa

.

3.5.1. Pengertian Theory of Constraints (TOC)

Theory Of Constraints (TOC) merupakan pengembangan dari Optimized Production Technology (OPT). Nama lain dari TOC adalah OPT Throughware, synchronous production dan synchronous manufacturing. TOC adalah suatu teori yang menekankan bahwa performa optimum dari suatu sistem bukan merupakan hasil penjumlahan dari semua komponen sistem yang telah dioptimasi, tetapi merupakan pengaruh keterbatasan–keterbatasan yang ada pada suatu sistem terhadap performa optimum yang dapat dicapai sistem tersebut.

Theory of Constraints (TOC) telah menjadi suatu sistem yang bermanfaat dalam manajemen operasi modern. Dengan menggunakan TOC, perusahaan dapat mencapai pengurangan WIP dan persediaan barang jadi dalam jumlah besar, perbaikan yang nyata dalam mengatur penjadwalan operasi dan peningkatan profit.

14

Sipper, Daniel., Bulfin Jr, Robert L., Production: Planning, Control, and Integration, Mc Graw Hill, New York, 1998, p. 570

kategori kendala yang ada dalam lingkungan manufaktur. Termasuk didalamnya kendala pasar, material, logistic, manajerial dan tingkah laku15

Berikut ini adalah beberapa prinsip TOC

.

3.5.2. Prinsip Theory of Constraints (TOC)

16

1. Sistem dianalogikan sebagai suatu rantai. :

2. Seimbangkan aliran produksi, bukan kapasitas produksi. 3. Lokal versus sistem optima.

4. Sebab Akibat.

5. Kendala fisik dan kebijaksanaan.

6. Ide bukan merupakan suatu pemecahan masalah. 7. Aktifitas tidak selalu sama dengan utilitas.

8. Tingkat utilitas nonbottleneck tidak ditentukan oleh potensi stasiun kerja tersebut tetapi oleh stasiun kerja bottleneck atau sumber kritis lainnya. 9. Satu jam kehilangan pada bottleneck merupakan satu jam kehilangan

sistem keseluruhan.

10.Satu jam kehilangan pada nonbottleneck merupakan suatu fatamorgana. 11.Solusi yang menjadi makin buruk.

12.Pengaruh yang tidak diinginkan dan inti permasalahan.

13.Inertia adalah musuh terbesar dari proses perbaikan yang terus-menerus.

15

Ibid, p. 572

16

Deffmer, H. William., Goldratt’s Theory of Constraints: A System Approach to Continuous Improvement, ASQC Quality Press, Wisconsin, 1997, p. 21

3.5.3. Langkah-Langkah Theory of Constraints (TOC)

Goldratt telah mengembangkan lima langkah dalam usaha untuk memperbaiki setiap elemen yang terdapat di dalam sistem. Lima langkah tersebut adalah17

1. Identifikasi kendala sebuah sistem :

Kendala – kendala ini dapat berupa bentuk material, mesin, orang, tingkat permintaan atau berupa manajerial. Sangat penting untuk mengidentifikasi kendala dengan baik dan juga membuat prioritas berdasarkan pengaruhnya pada tujuan organisasi.

2. Eksploitasi kendala – kendala yang ada.

Bagaimana memanfaatkan / mensiasati pembatas (kendala) yang ada untuk memperbaiki kerja sistem lebih efektif dan efisien. Proses berpikirnya adalah lebih baik berpikir bagaimana membuat sistem berjalan baik dengan kendala yang ada, tidak langsung membuang kendala. Goldratt dalam bukunya memberi contoh lebih baik menajamkan mata gergaji yang ada (jikalau masih mungkin) daripada langsung mengganti dengan yang baru. Jika kendala berupa fisik, maka tujuan dalam tahap ini adalah mensiasati kendala agar bekerja lebih efektif lagi, tapi jika kendala berupa kebijakan manajerial maka kendala ini jangan disiasati tapi harus dieliminasi dan diganti dengan kebijakan yang mendukung perbaikan sistem.

17

3. Subordinasi

Semua bagian dari sistem yang dipandang non kendala harus diupayakan untuk mendukung secara maksimum keefektifan dari perbaikan kendala yang sudah ditentukan, bukan memperumit perbaikan kendala. Karena perbaikan throughput perusahaan, maka segala sumber daya yang ada harus disinkronisasikan.

4. Elevasi kendala sistem

Jika perbaikan kendala yang paling kritis belum menunjukkan hasil (setelah mengikuti langkah 1–3), maka usaha perbaikan yang keras harus dilakukan. Menurut Goldratt, saatnya menambah “kapasitas” kendala tersebut. Misalnya, jika kendala berupa sumber daya material, mungkin harus dilakukan penambahan shift atau sub kontrak. Jika kendala berupa kualitas bahan baku yang buruk atau suppliers yang tidak bisa diandalkan, maka mungkin harus mencari suppliers baru. Jika kendala berupa peraturan ataupun kebijakan mungkin harus dilakukan revisi dan penggantian kebijakan. Kadang kala untuk mengatasi kendala tersebut akan melibatkan investasi dana tambahan tapi hal ini perlu diusahakan sebagai cara terakhir. Langkah keempat ini berusaha mengatasi kendala selangkah demi selangkah sampai akhirnya kendala ini teratasi dan menjadi non kendala.

5. Kembali ke langkah 1 dan hindari inersia.

Jika sebelum tiba pada langkah keempat, kendala yang ada sudah berhasil diatasi, maka kembali ke langkah pertama. Ketika berhasil mengatasi kendala

terlemah dalam sistem (menjadi non kendala), maka yang lain akan menjadi yang paling lemah (prinsip perbaikan terus menerus). Waspadai kelembaman (inertia).

Ukuran operasional dalam TOC adalah:

a. Throughput (TH) yaitu tingkat dimana kesluruhan sistem menghasilkan uang melalui penjualan produk atau jasa. TH merupakan perbedaan antara pendapatan yang didapat dari penjualan dengan material cost.

b. Inventory (I) yaitu seluruh uang yang diinvestasikan dalam bentuk barang yang dimaksudkan untuk dijual.

c. Operating expense (OE) yaitu seluruh uang yang digunakan sistem untuk merubah persediaan menjadi throughput.

Dokumen terkait