Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
PENERAPAN THEORY OF CONSTRAINTS (TOC) DALAM UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DI PT. X
TUGAS SARJANA
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
AGUS RIANTO 030403020
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
No. Dok.: FM-TS-01-05A; Tgl. Efektif : 1 Februari 2007; Rev : 0; Halaman : 1 dari 1
PENERAPAN THEORY OF CONSTRAINTS (TOC) DALAM UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DI PT. X
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
AGUS RIANTO 030403020
Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Ir. Poerwanto, M.Sc Ir. Rosnani Ginting, MT
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
“SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA”
No. : 872 / H5.2.1.4.1.4/KRK/2009
Kami yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa setelah melakukan : - Evaluasi hasil Seminar DRAFT Tugas Sarjana
- Pemeriksaan Terhadap Perbaikan DRAFT Tugas Sarjana terhadap mahasiswa :
Nama : Agus Rianto
N I M : 030403020
Tempat dan tanggal lahir : Padang Sidempuan / 30 Agustus 1985
Judul Tugas Sarjana : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi di PT. X
menetapkan ketentuan-ketentuan berikut sebagai hasil evaluasi :
Dapat menerima perbaikan Tugas Sarjana Departemen Teknik Industri dan kepada penulisnya diizinkan untuk mengikuti Sidang Sarjana / Ujian Kolokium yang akan diadakan Departemen Teknik Industri FT USU.
Medan, 29 Juli 2009 Tim Pembanding,
Pembanding I, Pembanding II, Pembanding III,
Ir. Kores Sinaga Ir. Khawarita Siregar, MT Ir. Ukurta Tarigan, MT Tanggal, 28 Juli 2009 Tanggal, 29 Juli 2009 Tanggal, 28 Juli 2009
Pembimbing I, Pembimbing II, Ketua ,
Ir. Poerwanto, M.Sc Ir. Rosnani Ginting, MT Ir. Rosnani Ginting, MT
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA
No. Dok. : FM-TS-01-09A Rev : 00
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
Kami yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa setelah
melakukan diskusi/bimbingan atas “ catatan “ terhadap Tugas Sarjana
mahasiswa :
Nama : AGUS RIANTO
NIM : 03 0403 020
Tempat/Tanggal Lahir : PADANG SIDEMPUAN / 30 AGUSTUS 1985
Judul Tugas Sarjana : PENERAPAN THEORY OF CONSTRAINTS
(TOC) DALAM UPAYA PENINGKATAN
KAPASITAS PRODUKSI DI PT. X
menyatakan dapat menerima “ catatan “ sebagai kelengkapan hasil ujian
Sidang Sarjana yang diadakan tanggal 24 April 2008 dan kepada penulisnya
dinyatakan selesai dalam melengkapi hasil ujian kollokiumnya.
Medan, 31 JULI 2009 Ketua,
Ir. ROSNANI GINTING, MT NIP. 131 957 369
Team Penguji :
1. Ir. UKURTA TARIGAN, MT Tanda Tangan . 25 – 08 - 2009 - Jelaskan (tambahkan) pengertian TOC
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERBAIKAN SIDANG SARJANA
No. Dok. : FM-TS-01-13A Rev : 00
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Penelitian dan Laporan Tugas Sarjana di PT. X
dapat penulis selesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan.
Penelitian yang penulis lakukan di PT. X ini merupakan salah satu syarat
dalam kurikulum pendidikan sarjana Teknik di Departemen Teknik Industri,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Adapun judul permasalahan yang
dibahas dalam penelitian ini adalah “Penerapan Theory of Constraints dalam
Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi di PT. X.”
Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, penulis menyadari masih
banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun untuk
kesempurnaan laporan ini. Demikian laporan ini penulis tulis dan persembahkan
untuk pihak-pihak yang telah membantu penulis.
Medan, Juli 2009 Penulis
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam penulisan laporan ini, penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini,
penulis dengan ketulusan hati mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ayahanda Pelda Suyarto dan Ibunda Riani serta adinda Ari Hartanto yang
tercinta dan tersayang yang selalu memberikan dorongan, nasehat, kasih
sayang, dukungan material dan spiritual.
2. Lely Sumarni, ST sebagai wanita yang sangat penulis cintai dan sayangi
yang senantiasa menemani, memberikan semangat, masukan, kekuatan,
kesabaran dan penghiburan di setiap waktu kepada penulis dari mulai awal
penelitian sampai penyelesaian Tugas Sarjana ini.
3. Bapak Azzril selaku Manajer Produksi dan Bapak Zulfikri selaku wakil
serta para karyawan pada lantai produksi yang telah banyak membantu dan
membimbing pelaksanaan penelitian di PT. X.
4. Bapak Ir. Poerwanto, M.Sc selaku dosen pembimbing I dan Ibu Ir. Rosnani
Ginting, MT selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan
tenaga untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
5. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Industri
yang telah memberikan izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini dan dukungan
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
6. Bapak Aulia Ishak, ST, MT dan Bapak Ir. Sugiharto Pujangkoro selaku
koordinator Tugas Sarjana beserta para pegawai Departemen Teknik
Industri yang telah membantu penulis.
7. Bang Bowo, Bang Mijo, Kak Dina dan para pegawai Departemen Teknik
Industri lainnya yang banyak membantu penulis terutama dalam masalah
administrasi.
8. Eko “Kodok” Susanto teman seperjuangan dan rekan penulis satu kost dan
bergadang untuk pengerjaan Tugas Sarjana sekaligus teman diskusi dalam
penyelesaian penelitian ini.
9. Nurul Hinayah Rizky Trisza, ST (teman satu kecelakaan) dan Hendrik
Sitanggang, ST selaku teman satu penelitian di PT. X. Dan selalu terus
memberikan semangat serta motivasi bagi penulis selama pengerjaan
laporan ini.
10. Arief Teguh Prayogi, ST (owner of base camp), Ihsanul Poetra Loebits, ST
(teknisi laptop, juga saran dan kritik), Syaiful Azhari Siregar (pemikir),
Taqwa, Bq, Umar Ali, Imran, Juwita, Patia, Geri, Januar, Apriyanto,
Galumbang, Otto, Okto (memberi bantuan teori), Heriyandi, dan
teman-teman satu angkatan 2003 yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima
kasih atas bantuan semua.
11. Semua teman-teman di Departemen Teknik Industri terutama angkatan 2004
dan 2005 yang telah membantu penulis.
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL... ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
ABSTRAK ... xxi
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I – 1
1.2. Perumusan Masalah ... I – 3
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... I – 3
1.4. Batasan Masalah dan Asumsi ... I – 5
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan ... II – 1
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha... II – 4
2.3. Organisasi dan Manajemen ... II – 4
2.3.1. Struktur Organisasi ... II – 5
2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II – 8
2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II – 10
2.3.4. Sistem Pengupahan dan Jaminan Sosial... II – 11
2.4. Proses Produksi... II – 12
2.4.1. Bahan Produksi ... II – 12
2.4.1.1. Bahan Baku ... II – 12
2.4.1.2. Bahan Tambahan ... II – 13
2.4.1.3. Bahan Penolong dan Bahan Pendukung ... II – 14
2.4.2. Uraian Proses Produksi ... II – 15
III TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Pengukuran Kerja ... III – 1
3.1.1. Pengukuran Kerja Secara Langsung ... III – 1
3.1.1.1. Metode Jam Henti ... III – 1
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
3.1.2. Pengukuran Kerja Secara Tak Langsung ... III – 7
3.2. Penyesuaian dan Kelonggaran ... III – 7
3.2.1. Penyesuaian ... III – 7
3.2.1.1. Maksud Melakukan Penyesuai ... III – 7
3.2.1.2. Konsep Tentang Bekerja Wajar ... III – 7
3.2.1.3. Cara Menentukan Faktor Penyesuaian ... III – 8
3.2.2. Kelonggaran ... III – 11
3.3. Peramalan Permintaan ... III – 11
3.3.1. Metode Peramalan ... III – 12
3.3.2. Langkah-langkah Peramalan ... III – 17
3.3.3. Parameter Kesalahan Peramalan ... III – 18
3.3.4. Verifikasi Peramalan ... III – 20
3.4. Stasiun Kerja ... III – 21
3.5. Sejarah Perkembangan Theory of Constraints (TOC) ... III – 24
3.5.1. Pengertian Theory of Constraints (TOC) ... III – 25
3.5.2. Prinsip Theory of Constraints (TOC)... III – 25
3.5.3. Langkah-Langkah Theory of Constraints (TOC) ... III – 26
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV – 1
4.2. Rancangan Penelitian ... IV – 1
4.3. Objek Penelitian ... IV – 3
4.4. Variabel Penelitian ... IV – 3
4.5. Instrumen Penelitian ... IV – 3
4.6. Pengumpulan Data ... IV – 3
4.7. Pengolahan Data ... IV – 4
4.7.1. Pengukuran Sistem Kerja ... IV – 5
4.7.2. Peramalan Permintaan ... IV – 5
4.8. Analisa Data ... IV – 6
V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data ... V – 1
5.1.1. Pengukuran Waktu Kerja ... V – 1
5.1.2. Uji Keseragaman Data dan Kecukupan Data ... V – 4
5.1.3. Perhitungan Waktu Standar ... V – 5
5.2. Pengolahan Data ... V – 11
5.2.1. Peramalan Permintaan ... V – 11
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
5.2.3. Perhitungan Rough Cut Capacity Planning (RCCP) ... V – 29
5.2.3.1. Perhitungan Kapasitas yang Dibutuhkan
(Capacity Requirement) ... V – 29
5.2.3.2. Perhitungan Kapasitas yang Tersedia
(Capacity Available) ... V – 31
5.3. Identifikasi Stasiun Kerja Bottleneck dan Non Bottleneck ... V – 32
5.4. Pengaturan Kembali JIP dengan Mengoptimalkan Stasiun Kerja
Bottleneck ... V – 34
VI ANALISA DAN PEMBAHASAN
6.1. Analisa Peramalan Permintaan ... VI – 1
6.2. Analisa Stasiun Kerja Bottleneck ... VI – 3
6.3. Analisa Revisi JIP dengan Mengoptimalkan Stasiun Kerja
Bottleneck ... VI – 3
VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan ... VII – 1
7.2. Saran ... VII – 2
DAFTAR PUSTAKA
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
5.1. Data Pengukuran Waktu Proses Obat Anti Nyamuk Bakar Coil
Standar Lokal ... V – 3
5.2. Data Pengukuran Waktu Proses Obat Anti Nyamuk Bakar Coil
Jumbo ... V – 3
5.3. Hasil Pengujian Keseragaman dan Kecukupan Data ... V – 5
5.4. Rating Factor Untuk Tiap Stasiun Kerja ... V – 6
5.5. Allowance Pada Tiap Stasiun Kerja ... V – 6
5.6. Waktu Siklus Rata-Rata Untuk Tiap Produk dan Stasiun Kerja .... V – 8
5.7. Waktu Standar Untuk Tiap Produk dan Stasiun Kerja ... V – 8
5.8. Data Permintaan Selama Bulan April 2006 – Maret 2007 ... V – 9
5.9. Biaya Produksi/dC dan Biaya Material/dC ... V – 9
5.10. Hari Kerja Periode April 2006 – Maret 2007 ... V – 10
5.11. Jumlah Mesin, Utilisasi, dan Efisiensi Setiap Stasiun Kerja ... V – 10
5.12. Harga Jual Masing-Masing Produk ... V - 10
5.13. Perhitungan Parameter Kesalahan Metode Simple Exponential
Smoothing untuk Obat Anti Nyamuk Bakar Coil Standar Lokal ... V – 14
5.14. Perhitungan Parameter Kesalahan Metode Simple Exponential
Smoothing untuk Obat Anti Nyamuk Bakar Coil Jumbo ... V – 18
5.15. Parameter Regresi Linier Trend Corrected Exponential
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN
Standar ... V – 19
5.16. Nilai L dan T untuk Obat Anti Nyamuk Bakar Coil Standar ... V - 20
5.17. Perhitungan Parameter Kesalahan Metode Trrend Corrected
Exponential Smoothing (Holt) untuk Obat Anti Nyamuk
Bakar Coil Standar ... V – 21
5.18. Parameter Regresi Linier, Nilai L dan T Model Holt untuk
Obat Anti Nyamuk Bakar Coil Jumbo ... V - 22
5.19. Perhitungan Parameter Kesalahan Metode Trend Corrected
Exponential Smoothing untuk Obat Anti Nyamuk Bakar Coil
Jumbo... V – 22
5.20. Kesalahan Estimasi Peramalan ... V – 23
5.21. Data Verifikasi Peralaman Simple Exponential Smoothing untuk
Obat Anti Nyamuk Bakar Coil Standar Lokal ... V – 24
5.22. Data Verifikasi Peralaman Simple Exponential Smoothing untuk
Obat Anti Nyamuk Bakar Coil Jumbo ... V - 25
5.23. Hasil Peramalan Permintaan dengan Metode Simple Exponential
Smoothing ... V – 27
5.24. Draft Awal Jadwal Induk Produksi Periode April 2007 – Maret
2008 ... V - 28
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN
5.26. Kapasitas yang Dibutuhkan Tiap Stasiun Kerja ... V - 30
5.27. Kapasitas Tersedia Tiap Stasiun Kerja ... V – 31
5.28. Rough Cut Capacity Rreport Periode April 2007 – Maret 2008 .... V – 33
5.29. Perhitungan Throughput Masing-Masing Produk ... V – 35
5.30. Jadwal Induk Produksi Optimal ... V – 36
6.1. Kesalahan Estimasi Peramalan ... VI – 1
6.2. Hasil Peramalan Permintaan dengan Metode Simple Exponential
Smoothing Periode April 2007 – Maret 2008 ... VI – 1
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
2.1. Struktur Organisasi PT. X ... II – 7
4.1. Block Diagram Prosedur Penelitian ... IV – 1
4.2. Block Diagram Pengolahan Data ... IV – 4
5.1. Diagram Pencar Permintaan Obat Anti Nyamuk Bakar Coil
Standar Lokal ... V – 11
5.2. Diagram Pencar Permintaan Obat Anti Nyamuk Bakar
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
1. Perhitungan Waktu Produksi Tiap Stasiun Kerja ... L – 1
2. Draft Awal Jadwal Induk Produksi Hasil Output QS ... L – 3
3. Hasil Perhitungan Linier Programming dengan QS ... L – 4
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
ABSTRAK
Persaingan dalam dunia industri akan semakin ketat, setiap perusahaan akan berusaha untuk meningkatkan kinerja perusahaan agar perusahaannya dapat bertahan. Kemampuan perusahaan dalam menyediakan produk dengan cepat sesuai dengan permintaan konsumen merupakan salah satu faktor utama yang dapat menghidupkan eksistensi perusahaan dalam menghadapi pesaing dari perusahaan sejenis yang semakin bertambah dan berkembang. PT. X merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produksi obat anti nyamuk bakar dengan 25 jenis produk. Berdasarkan fakta yang terjadi saat ini, PT. X mendapatkan permintaan yang cukup tinggi untuk produknya. Sehingga sering terjadi penumpukan besar pada stasiun kerja. Dalam pengaturan terhadap jadwal induk produksi perusahaan menghadapi kendala yang besar. Oleh karena perusahaan harus memenuhi permintaan yang cukup tinggi tersebut perusahaan harus melakukan pengoptimalan pada area penumpukan terbesar atau pada stasiun kerja bottleneck.
Penelitian ini bertujuan untuk mengeliminasi stasiun kerja bottleneck dengan menerapkan lima prinsip perbaikan berkelanjutan theory of constraints (TOC). Penerapan TOC dilakukan untuk mengoptimalkan perencanaan kapasitas dalam hal ini jadwal induk produksi dengan menggunakan ukuran operasional dalam TOC yaitu throughput.
Dalam TOC lima langkah yang digunakan untuk melakukan perbaikan secara berkelanjutan adalah identifikasi kendala dalam sistem, memutuskan bagaimana mengatasi kendala, putuskan operasi yang mengoptimalkan kendala, analisa dan kembangkan kendala, dan langkah terakhir kembali ke langkah 1. Sehingga dengan langkah–langkah tersebut akan berkelanjutan dalam melakukan perbaikan.
Penggunaan TOC dilakukan untuk mengoptimalkan perencanaan produksi dengan menggunakan metode linier programming sehingga didapat stasiun kerja yang sebelumnya merupakan stasiun kerja bottleneck yaitu pada stasiun kerja 3 pada periode Oktober dapat dieliminasi dan pada stasiun kerja 4. Untuk jumlah produk maksimal diperoleh pada periode Juli 2007 dengan jumlah produksi untuk obat anti nyamuk bakar coil standar lokal 1.039.675.538 dC dengan throughput sebesar Rp Rp 843.300.485,-
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan
Persaingan dalam dunia industri akan semakin ketat, setiap perusahaan
akan berusaha untuk meningkatkan kinerja perusahaan agar dapat bertahan.
Kemampuan perusahaan dalam menyediakan produk dengan cepat sesuai dengan
permintaan konsumen merupakan salah satu faktor utama yang dapat
menghidupkan eksistensi perusahaan dalam menghadapi pesaing dari perusahaan
sejenis yang semakin bertambah dan berkembang.
Perencanaan produksi sangat menentukan dalam mengukur kemampuan
perusahaan dalam penyediaan produk. Dalam melakukan perencanaan produksi,
setiap elemen dari semua lantai produksi harus dapat memperhitungkan seluruh
kemampuan dan keterbatasan sumber daya yang dimilikinya. Jika perencanaan
produksi tidak dapat diatur dengan baik (terjadi inefisiensi) dapat menyebabkan
terjadinya bottleneck.
Bottleneck adalah stasiun kerja yang memiliki kapasitas lebih kecil dari
kebutuhan produksi. Stasiun kerja bottleneck akan mengakibatkan terjadinya
keterlambatan jika ada peningkatan permintaan yang melebihi kapasitas. Stasiun
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
bottleneck akan terjadi jika kapasitas mesin yang ada lebih besar daripada
permintaan.1
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penerapan prinsip theory
of constraints. Penelitian dimulai dengan menganalisa proses produksi, pengamatan
waktu proses tiap sektor produksi, serta perhitungan kapasitas pada tiap sektor Selama ini, cara untuk mengatasi stasiun kerja bottleneck adalah dengan
menambah jumlah mesin/peralatan/karyawan, perbaikan metode kerja dan
menambah jumlah lembur. Tetapi terkadang cara-cara di atas tidak mungkin
dilakukan karena membutuhkan modal besar dan waktu yang lama. Untuk itu
diperlukan suatu pendekatan pemecahan masalah yaitu dengan memanfaatkan
atau mengoptimalkan sumber-sumber daya yang ada di pabrik serta mengelola
dengan baik kendala-kendala yang ada di pabrik.
PT. X merupakan perusahaan manufaktur yang terletak di jalan Pelita
Raya No. 1 Kav. 3 Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang-Sumatera Utara.
Perusahaan ini adalah perusahaan yang memproduksi obat anti nyamuk bakar.
Produk yang dihasilkan terdiri dari sekitar 25 jenis variasi produk. Secara umum,
aliran produksi terdiri dari empat tahapan yaitu formulasi, pencetakan,
pemasakan, dan pengepakan. Berdasarkan pengamatan, terlihat bahwa tidak
semua aliran produksi berjalan dengan lancar. Salah satu masalah yang terjadi
adalah penumpukan besar (bottleneck) pada lantai produksi terutama pada bagian
pemasakan dan pengepakan. Masalah ini menyebabkan terjadi keterlambatan
dalam proses produksi.
1
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
tersebut. Kemudian dilakukan analisa untuk mencari stasiun kerja bottleneck,
mengembangkan kapasitas pada bagian tersebut, dan menghitung kembali kapasitas
baru yang diperoleh. Hal ini dilakukan beberapa kali untuk mendapatkan
kemungkinan pengembangan baru hingga mencapai target kapasitas yang
diinginkan.2
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat ditentukan
perumusan masalah yang dihadapi perusahaan yaitu sering terjadi penumpukan
yang menyebabkan perusahaan sulit untuk memenuhi kebutuhan sesuai jadwal
yang telah ditentukan. Permasalahan ini akan dipecahkan dengan mengatur
kembali perencanaan kapasitas dalam hal ini adalah jadwal induk produksi
sehingga didapat kapasitas produksi optimal di PT. X. Dengan demikian akan
dapat mengurangi ataupun menghilangkan penumpukan besar atau bottleneck
yang ada.
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menghilangkan stasiun
kerja bottleneck atau hambatan yang terjadi sebagai upaya untuk meningkatkan
kapasitas produksi.
2
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
a. Menentukan waktu standar setiap stasiun kerja.
b. Menentukan jadwal induk produksi.
c. Menentukan rough cut capacity planning (RCCP).
d. Mengidentifikasi stasiun kerja non bottleneck dan bottleneck berdasarkan
theory of constraints (TOC).
e. Pengaturan jadwal induk produksi optimal dengan penggunaan metode linier
programming.
B. Manfaat
1. Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sutau bahan
pertimbangan dalam memperkirakan kendala-kendala yang terjadi pada lantai
produksi, sehingga dengan begitu perusahaan dapat dengan lebih cepat mengatasi
setiap kendala yang terjadi dan target dalam peningkatan kapasitas produksi dapat
terlaksana.
2. Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa penelitian ini merupakan pengalaman dan dapat
menambah pengetahuan dalam mengembangkan pola pikir yang lebih cerdas dan
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
3. Bagi Fakultas
Dengan adanya penelitian ini dapat menambah jumlah hasil karya
mahasiswa terutama pada masalah yang berkenaan dengan TOC, sehingga dapat
menjadi literatur dan referensi bagi mahasiswa lainnya.
1.4. Batasan Masalah dan Asumsi
A. Batasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Constraints yang menjadi perhatian utama dalam penelitian adalah internal
constraints di pabrik berupa stasiun kerja bottleneck yang terdapat di lantai
produksi pada PT. X.
2. Ukuran operasional TOC yang dipakai adalah throughput.
3. Metode yang digunakan adalah lima prinsip dasar perbaikan TOC untuk
mengoptimalkan perencanaan produksi dengan menggunakan metode linier
programming.
4. Penggunaan TOC dalam penelitian ini hanya terbatas pada pengidentifikasian
dan pemanfaatan stasiun kerja bottleneck.
B. Asumsi
Sedangkan asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Tidak terjadi kerusakan mesin selama penelitian ini berlangsung.
2. Metode kerja tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung dan
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
3. Biaya produksi dan harga jual tidak mengalami perubahan untuk satu tahun ke
depan.
1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Agar lebih mudah untuk dipahami dan ditelusuri maka sistematika
penulisan tugas akhir ini akan disajikan dalam beberapa bab sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Menguraikan latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan,
tujuan, batasan masalah dan asumsi yang digunakan.
BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Memuat secara singkat berbagai atribut dari perusahaan yang
menjadi objek penelitian, layanan perusahaan, serta organisasi dan
manajemen.
BAB III : TINJAUAN PUSTAKA
Memaparkan tinjauan-tinjauan kepustakaan yang berisi teori-teori
yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. Teori yang
digunakan adalah teori yang merupakan dasar dalam penentuan
problematika dan teori yang melandasi serta mendukung
pemecahan masalah.
BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN
Menjelaskan langkah-langkah yang digunakan untuk mencapai
tujuan penelitian meliputi tahapan-tahapan penelitian dan uraian
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
BAB V : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Mengidentifikasi data hasil penelitian yang diperoleh dari
perusahaan sebagai bahan untuk melakukan pengolahan data yang
digunakan sebagai dasar pada pemecahan masalah.
BAB VI : ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
Menganalisa hasil dari pengolahan data dan pemecahan masalah.
BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan data, maka diperoleh
suatu kesimpulan dan rekomendasi berupa saran-saran yang
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
PT. Inti Kimiatama Perkasa didirikan pada 10 November 1997. Pada awal
berdirinya, PT. Inti Kimiatama Perkasa hanya mempunyai kantor tanpa pabrik.
Kantor tersebut terletak di Jl. Iskandar Muda, Medan. Walaupun demikian,
perusahaan tetap produktif dalam menghasilkan produk. Hal ini dikarenakan
perusahaan bekerjasama dengan perusahaan lain untuk melaksanakan
aktivitasnya. Pada saat itu, PT. Inti Kimiatama Perkasa memproduksi obat
nyamuk bakar bermerek Baygon melalui kerjasama dengan salah satu perusahaan
yang juga menghasilkan obat nyamuk bakar bermerek Mosfly, yaitu PT.
Singapore Lion. Dalam memproduksi obat nyamuk bakar bermerek Baygon, PT.
Inti Kimiatama Perkasa menugaskan karyawannya untuk mengawasi produksi
obat nyamuk bakar Baygon tersebut agar terjaga mutunya di PT. Singapore Lion.
PT. Inti Kimiatama Perkasa merupakan anak perusahaan Bayer Company
sehingga produk yang dihasilkan di bawah pengawasan Bayer Co., yang juga
membeli Mosfly yang merupakan salah satu merek obat nyamuk bakar yang
dihasilkan oleh PT. Singapore Lion, sehingga Mosfly menjadi milik lisensi Bayer
Co.
Dalam melayani permintaan pasar yang cukup tinggi terhadap obat
nyamuk bakar Baygon, maka PT. Inti Kimiatama Perkasa juga melakukan
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
saat itu juga memproduksi obat nyamuk bakar untuk beberapa merek lain. PT.
Primdoni terletak di Kawasan Industri Mabar. Dalam pelaksanaan distribusi
hasil-hasil produksinya, PT. Primdoni memiliki gudang di kawasan Tanjung Morawa.
Seiring dengan berkurangnya aktivitas PT. Primdoni, PT. Inti Kimiatama
Perkasa membeli gudang milik PT. Primdoni tersebut, dan sejak saat itulah mulai
dibangun pabrik beserta kantornya oleh pihak PT. Inti Kimiatama Perkasa. Pada
akhir Desember tahun 2000, PT. Primdoni mengalami kebangkrutan dan seluruh
aset perusahaan berupa mesin dan peralatan produksi akhirnya dijual kepada PT.
Inti Kimiatama Perkasa. Kantor PT. Inti Kimiatama Perkasa yang berada di Jl.
Iskandar Muda dipindahkan ke perusahaan tempat PT. Inti Kimiatama Perkasa
yang baru, yaitu Kawasan Industri Medan Star, Tanjung Morawa.
Sesuai dengan surat keputusan Departemen Kesehatan RI No.
30701300185 PKD dan dengan No. pendaftaran RI 1294/I-2002/T PT. Inti
Kimiatama Perkasa resmi berdiri pada bulan April 2001, dan langsung mulai
memproduksi obat nyamuk bakar Baygon dan Mosfly di bawah pengawasan
Bayer Company, Jerman. Jika terjadi kelebihan permintaan pasar dan perusahaan
tidak mampu mengejar waktu produksi maka sistem kerja sama dengan
perusahaan lain masih tetap digunakan.
Di Indonesia sendiri ada beberapa anak perusahaan Bayer Company, yaitu
perusahaan yang ada di Pulo Gadung PT. Johnson Home Higine Product (JHHP)
yang memproduksi obat nyamuk Baygon cair dan Bayfresh, PT. Walet Kencana
Perkasa yang berkedudukan di Surabaya yang memproduksi Bayclean, Autan dan
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
obat nyamuk bakar Baygon dan Mosfly yang berkedudukan di Medan, dan satu
perusahaan yang menjadi distributor tunggal untuk seluruh produk Bayer
Company di Indonesia adalah PT. Ultramos Jaya. Perusahaan Bayer ini
mendekatkan diri di bidang farmasi dan insektisida yang bersifat Costumer Care.
Setahun setelah berdirinya PT. Inti Kimiatama Perkasa, tepatnya pada
akhir tahun 2002 terjadi peralihan dan penjualan bisnis dari Bayer Company ke
SC Johnson, dan PT. Inti Kimiatama Perkasa yang semula di bawah pengawasan
Bayer Co., kemudian beralih di bawah pengawasan SC. Johnson, Amerika. SC
Johnson dalam memproduksi mendekatkan diri pada sistem CC (Customer Care).
Hampir 70 negara dikuasai oleh SC. Johnson baik benua Amerika maupun Eropa.
Saat ini SC.Johnson sedang meningkatkan market share-nya di Asia termasuk
Indonesia. Banyak produk Costumer Care yang telah diproduksi oleh SC. Johnson
dan permintaan terhadap produk Costumer Care milik SC. Johnson sangat tinggi.
Hal ini terbukti dengan banyaknya produk Johnson di pasaran.
Setelah pengambilalihan oleh SC. Johnson, PT. Inti Kimiatama Perkasa
mengalami masa transisi selama enam bulan sebelum benar-benar dikendalikan
oleh SC. Johnson, dan pertengahan Juni 2003 resmi dipegang oleh SC. Johnson.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Inti Kimiatama Perkasa mempunyai aktivitas di bidang industri
pembuatan obat nyamuk. Produk yang dihasilkan perusahaan hanya berupa obat
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
merek dagang saja. Perusahaan memproduksi obat nyamuk bakar merek Baygon
dan Raid, yang merupakan merek yang berada di bawah lisensi SC. Johnson.
Produk yang dihasilkan oleh perusahaan sebagian besar dipasarkan untuk
wilayah Sumatera, sedangkan untuk wilayah Indonesia lainnya di produksi oleh
perusahaan sejenis di Pulau Jawa.
2.3. Organisasi dan Manajemen
Sebuah perusahaan akan berjalan dengan lancar apabila adanya sistem
organisasi dan manajemen yang baik dan terpadu. Semua kegiatan dalam
perusahaan akan dikonsep hubungannya dalam sebuah organisasi dan cara
pelaksanaan kegiatan tersebut diatur dalam manajemennya, dimana setiap
kegiatan mempunyai target-target yang harus dicapai.
Organisasi adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan tertentu dan
diantara mereka dilakukan pembagian tugas untuk pencapaian tujuan tersebut.
Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan,
pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
2.3.1. Struktur Organisasi
Perusahaan yang terdiri dari beberapa bagian aktivitas yang berbeda harus
dikoordinasikan sedemikian rupa sehingga dapat mencapai target dan sasaran
perusahaan dengan kondisi efisiensi yang tinggi. Dalam hal pengorganisasian dari
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
mempersatukan sumber daya dengan cara yang teratur. Dengan adanya strukutur
organisasi juga diharapkan dapat diarahkan orang-orang yang berbeda dalam
organisasi tersebut kepada keadaan sedemikian rupa sehingga mereka dapat
dengan baik melaksanakan aktivitas yang mendukung tercapainya sasaran
perusahaan di samping melaksanakan aktivitas masing-masing.
Suatu struktur organisasi yang baik adalah struktur organisasi yang
fleksibel dalam arti hidup, berkembang, bergerak sesuai dengan kondisi yang
sedang dihadapi perusahaan.
PT. Inti Kimiatama Perkasa dalam kegiatan operasionalnya dikepalai oleh
seorang Plan Manager yang membawahi beberapa departemen. Dalam
melaksanakan kegiatan perusahaan, PT. Inti Kimiatama Perkasa menggunakan
struktur organisasi yang disusun sedemikian rupa sehingga jelas terlihat
batas-batas tugas, wewenang dan tanggung jawab dari setiap personil dalam organisasi.
Dengan demikian diharapkan adanya suatu kejelasan arah dan koordinasi untuk
mencapai tujuan perusahaan dan masing-masing pegawai mengetahui dengan
jelas dari mana perintah datang dan kepada siapa harus mempertanggungjawabkan
hasil pekerjaannya.
Struktur organisasi yang digunakan oleh perusahaan adalah
fungsional-staff, dimana wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan
di bawahnya dalam bidang kerja tertentu. Pimpinan satuan di tiap bidang dapat
memerintah dan meminta pertanggungjawaban dari semua pimpinan satuan
pelaksana yang ada sepanjang menyangkut bidang kerjanya. Struktur organisasi
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Dalam menjalankan suatu organisasi diperlukan personil-personil yang
menduduk i jabatan tertentu dalam organisasi tersebut, dimana masing-masing
personil diberi tugas dan tanggung jawab sesuai dengan jabatannya. Adapun
uraian tugas dan tanggung jawab pada PT. Inti Kimiatama Perkasa adalah sebagai
berikut:
1. Direktur, tugasnya adalah menentukan semua kebijakan dan peraturan,
menyusun rencana kerja perusahaan baik yang menyangkut perencanaan dan
pengawasan produksi, ekspansi perusahaan baik jangka pendek maupun
jangka panjang serta merupakan pimpinan yang bertanggung jawab ke dalam
maupun keluar dan membuat tender (transaksi) dengan perusahaan lain.
2. Plan Manager, tugasnya adalah memimpin dan mengawasi semua kegiatan
usaha perusahaan dalam merencanakan, mengatur, mengkoordinasikan dan
mengendalikan seluruh proses produksi.
3. Secretary Plan Manager, tugasnya adalah memberikan saran kepada Plan
Manager tentang kebijakan-kebijakan perusahaan dan membantu Plan
Manager dalam menyiapkan berkas-berkas atau membantu apa yang
dibutuhkan oleh Plan Manager dalam merencanakan, mengkoordinasikan dan
jalannya produksi.
4. Accounting, tugasnya adalah bertanggung jawab terhadap lalu lintas keuangan
di perusahaan, mencatat pengeluaran dan pemasukan uang, membuat bukti
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
perusahaan, dan bertanggung jawab langsung kepada Technical Advisor dan
kepada PT. Johnson Home Higine Product (JHHP).
5. Human Resource Manager, tugasnya adalah merencanakan kebutuhan tenaga
kerja, merencanakan peningkatan skill karyawan serta mengatur absensi, cuti
karyawan, mengeluarkan surat pengangkatan dan pemberhentian, serta
mengatur semua keluar masuknya surat perusahaan. Disamping itu, bagian
HRD langsung berhubungan dengan kantor pusat di Jakarta.
6. Production Manager, tugasnya adalah merencanakan produksi serta
mengkoordinasikan dan mengawasi jalannya produksi sesuai dengan jadwal
produksi yang telah ditetapkan. Dalam melaksanakan tugasnya, production
manager dibantu oleh sekretaris dan asisten manager.
7. Maintenance Manager, tugasnya adalah memimpin, merencanakan, serta
mengkoordinasikan kegiatan pelaksanaan pemeliharaan/ perawatan, perbaikan
mesin dan mengatur semua kebutuhan peralatan termasuk spare part mesin
yang dibutuhkan dalam proses produksi sehingga tidak mengganggu jalannya
proses produksi.
8. Quality Control Manager, tugasnya adalah merencanakan, memimpin dan
mengkoordinasikan standard kualitas produk yang dihasilkan, menentukan
produk yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan, bertanggung
jawab atas analisa dan keputusan untuk menerima atau menolak produk.
Dalam menjalankan tugasnya, quality control dibantu oleh supervisor dan
analyzer yang bertugas di laboratorium untuk melakukan pengujian yang
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
9. Logistic Manager, tugasnya adalah melaksanakan pengawasan terhadap
persediaan bahan baku maupun produk jadi, merencanakan persediaan
terhadap bahan baku, menerima dan menyimpan bahan baku, dan mengatur
keluarnya barang jadi yang ada di gudang, serta mengawasi dan mengatur
keberadaan bahan-bahan yang ada di gudang.
10.SHE & General Service Manager, tugasnya adalah merencanakan seluruh
keperluan yang dibutuhkan untuk kelangsungan proses produksi, membuat
daftar inventaris alat-alat di bagian produksi serta menyediakan bahan dan
peralatan yang dibutuhkan untuk proses produksi.
11.Plant Data Coordinator, tugasnya adalah mengontrol dan mengkoordinir
hal-hal yang berkaitan dengan operasional pabrik dan data entry system.
12.Plant Admin. Manager, tugasnya adalah memimpin, merencanakan dan
mengawasi seluruh keperluan yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem
teknologi informasi di perusahaan.
13.Purchasing Assisten, tugasnya adalah merencanakan dan mengkoordinasikan
seluruh kegiatan pembelian bahan baku dari pihak vendor dan penawaran
produk jadi kepada pihak distributor.
2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.3.3.1.Tenaga Kerja
Penggolongan tenaga kerja yang dilakukan oleh PT. Inti Kimiatama
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
1. Karyawan tetap, dimana karyawan langsung terlibat dalam proses produksi di
pabrik.
2. Karyawan kontrak, dimana karyawan memakai sistem kontrak. Karyawan
dikontrak perusahaan dalam jangka waktu tertentu (sesuai kesepakatan dengan
pihak perusahaan) apabila pabrik harus meningkatkan produktivitasnya untuk
mencapai target perusahaan.
Secara keseluruhan jumlah tenaga kerja di PT. Inti Kimiatama Perkasa
[image:34.595.151.477.355.746.2]dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Inti Kimiatama Perkasa
No Jabatan Jumlah (Orang)
1 Direktur 1
2 Plan Manager 1
3 Secretary Plan Manager 1
4 Accounting 1
5 HRD Manager 1
6 Production Manager 1
7 Maintenance Manager 1
8 Quality Control Manager 1
9 Logistic Manager 1
10 SHE & General Service 1
11 Plant Data Coordinator 1
12 Plant Admin. Manager 1
13 Purchasing Assisten 1
14 Karyawan Akuntansi dan Keuangan 1
15 Karyawan HRD 3
16 Karyawan Produksi 216
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Inti Kimiatama Perkasa (Lanjutan)
No Jabatan Jumlah (Orang)
18 Karyawan QC 22
19 Karyawan Logistik 19
20 Karyawan Purchasing 2
21 Karyawan Plant Admin. 1
22 Karyawan Packing 213
Total 534
Sumber: PT. Inti Kimiatama Perkasa
2.3.3.2.Jam Kerja
Ketentuan jam kerja pada PT. Inti Kimiatama Perkasa terbagi atas:
a. Karyawan Bagian Kantor
Hari kerja karyawan bagian kantor adalah hari Senin sampai Jumat yang
terdiri dari satu shift kerja, dengan jam kerja sebagai berikut:
Pukul 09.00 – 12.00 WIB Kerja Aktif
Pukul 12.00 – 13.00 WIB Istirahat
Pukul 13.00 – 17.00 WIB Kerja Aktif
b. Karyawan Bagian Pabrik
Hari kerja karyawan pabrik adalah hari Senin sampai Sabtu yang terdiri dari
tiga shift kerja, dengan jam kerja sebagai berikut:
Shift Pertama
Pukul 07.00 – 11.00 WIB Kerja Aktif
Pukul 11.00 – 12.00 WIB Istirahat
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
Shift Kedua
Pukul 15.00 – 19.00 WIB Kerja Aktif
Pukul 19.00 – 20.00 WIB Istirahat
Pukul 20.00 – 23.00 WIB Kerja Aktif
Shift Ketiga
Pukul 23.00 – 03.00 WIB Kerja Aktif
Pukul 03.00 – 04.00 WIB Istirahat
Pukul 04.00 – 07.00 WIB Kerja Aktif
2.3.4. Sistem Pengupahan dan Jaminan Sosial
Pada PT. Inti Kimiatama Perkasa, sistem pengupahan yang berlaku di
perusahaan didasarkan pada golongan dan masa kerja tenaga kerja. Sistem
pengupahan pada perusahaan dapat digolongkan menjadi dua bagian berdasarkan
status dari karyawan atau pegawai dalam perusahaan.
Adapun pembagian status tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pegawai Tetap
Status pegawai tetap (staff) adalah apabila pegawai tersebut diangkat oleh
perusahaan, sehingga mereka menerima gaji bulanan dan fasilitas-fasilitas lain
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Pegawai Kontrak
Pegawai kontrak adalah pegawai yang bekerja pada perusahaan tanpa terlebih
dahulu diangkat oleh perusahaan sebagai karyawannya. Tenaga kerja kontrak
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
Selain upah resmi, perusahaan juga memberikan upah yang dapat berupa:
a. Upah lembur, yaitu upah yang diberikan apabila karyawan bekerja melebihi
jam kerja perusahaan yang telah ditentukan. Upah lembur per jam diberikan
minimal sebesar 2 kali upah pokok per jam.
b.Tunjangan jabatan (bonus), yaitu sebagai pelengkap gaji pokok, mengingat
adanya pekerjaan-pekerjaan yang memegang peranan dan tanggungjawab serta
tuntutan khusus.
c. Tunjangan Hari Raya (THR), yaitu tambahan minimal satu bulan gaji karyawan
yang mempunyai masa kerja lebih dari 1 (satu) tahun.
d.Tunjangan selama sakit, yaitu karyawan dalam perawatan sakit dan tidak dapat
bekerja yang dinyatakan dengan surat keterangan dokter.
2.4. Proses Produksi 2.4.1. Bahan Produksi 2.4.1.1.Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama dalam proses produksi dimana sifat dan
bentuknya akan mengalami perubahan. Bahan ini langsung ikut dalam proses
produksi hingga menjadi produk akhir.
Adapun bahan baku yang digunakan dalam pembuatan obat nyamuk bakar
Baygon adalah:
1. Tepung batok (coconut powder)
Tepung terbuat dari batok kelapa yang sudah melalui proses penggilingan dan
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
2. Tepung kayu (wood powder)
Tepung kayu yang digunakan merupakan tepung hasil penggilingan kayu jati.
Tepung ini berfungsi sebagai penghalus dan pelicin permukaan Double Coil.
3. Tepung lengket (glue powder)
Tepung lengket merupakan bahan yang didapat dari kulit kayu medang yang
telah dihaluskan. Tepung ini berfungsi sebagai untuk melengketkan adonan.
4. Ampas tepung kanji (starch powder) atau disebut tepung onggok.
Tepung onggok berfungsi untuk melengketkan adonan dan menciptakan
kelenturan & kekerasan dari obat nyamuk.
2.4.1.2.Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan ke dalam produksi
sehingga dapat meningkatkan mutu dan kualitas secara lebih baik dimana bahan
tambahan ini tidak bisa dibedakan secara jelas dalam produk akhir. Bahan
tambahan yang digunakan antara lain :
1. Transfultrin
Merupakan zat racun pada Baygon bakar yang menjadi komponen penting
untuk mengusir dan membunuh serangga. Kadar yang dikandung pada obat
nyamuk bakar berkisar ± 0.03%.
2. Sodium Benzoat (NaC6H5)
Merupakan zat pengawet pada obat nyamuk bakar, yang tujuannya adalah agar
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
3. Pewarna
Merupakan zat warna pada produk.
4. Parfum Baygon
Merupakan zat pewangi yang memberikan aroma harum pada obat nyamuk.
5. Talcum Powder
Merupakan bahan yang berfungsi sebagai penghalus permukaan double coil.
2.4.1.3.Bahan Penolong dan Bahan Pendukung
Dalam proses pembuatan obat nyamuk bakar, selain bahan baku dan bahan
tambahan juga diperlukan bahan penolong dan pendukung. Bahan penolong yang
digunakan adalah air sebagai bahan pencampur pada unit formulasi untuk
membuat suatu adonan. Air dicampur bersamaan dengan pencampuran bahan
tambahan pada unit formulasi dan mixing. Selain itu, air juga digunakan untuk
pemasakan tepung onggok dan juga dipakai untuk proses pembentukan lembaran
sebelum masuk ke unit stamping.
Bahan pendukung adalah bahan yang digunakan secara tidak langsung
dalam produk dan bukan merupakan komposisi produk, tetapi digunakan sebagai
pelengkap produk. Adapun bahan pendukung yang digunakan adalah film (plastik
pembungkus), coil holder berupa penyangga obat nyamuk yang berupa
lempengan metal sejenis seng yang telah dibentuk sedemikian rupa, folding box
yang digunakan untuk mengepak double coil yang telah dibungkus dengan film,
master box sebagai kemasan luar dari produk obat nyamuk, dan seal tape yang
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
2.4.2. Uraian Proses Produksi
Secara umum proses pembuatan obat nyamuk bakar melalui beberapa
tahapan atau unit-unit yaitu:
1. Unit Formulasi dan Mixing
Pada unit formulasi dan mixing, komposisi pencampuran bahan baku
ditentukan untuk satu batch produksi, kecuali untuk bahan baku yang cair (liquid)
yang merupakan bahan tambahan. Adapun proses dalam unit formulasi dan
mixing adalah:
a. Pencampuran liquid yang dilakukan di dalam tangki yang terpisah.
Pencampuran liquid dibuat untuk pemakaian 18 batch yang nantinya dipisahkan
dengan menggunakan pompa untuk penggunaan 1 batch.
b. Semua tepung kecuali tepung onggok disatukan sesuai komposisi
masing-masing dalam mixing machine. Sementara itu, tepung onggok dimasak dengan
air panas pada temperatur ±1000C. Selanjutnya tepung dimasukkan ke dalam
tangki mixing machine yang telah terisi dengan campuran tepung (tepung batok,
tepung kayu, tepung lengket, talcum powder, sodium benzoat) dan berikutnya
liquid (cairan kimia) yang telah dipisahkan untuk satu batch juga dimasukkan
ke dalam mixing machine.
c. Semua campuran tepung dan liquid yang telah masuk ke dalam mixing machine
diaduk selama 17 menit untuk membentuk suatu padatan yang disebut dengan
adonan.
d. Adonan yang telah terbentuk kemudian dikeluarkan dan ditampung dengan
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
15 trolley. Selanjutnya trolley yang berisi adonan dibawa ke unit stamping
machine.
2. Unit Stampng Machine
Adonan hasil pencampuran pada unit formulasi dan mixing selanjutnya
dimasukkan ke dalam suatu wadah yang disebut crusher machine. Kemudian
dibawa oleh konveyor ke extruder. Pada extruder terdapat screw penyorong
dimana bahan atau adonan kemudian dipress oleh screw tersebut, sehingga keluar
dari kepala nozzle dalam bentuk lembaran setebal 3-5 mm, dan dipotong dengan
panjang lembaran ± 90 cm (untuk 7 coil) oleh mesin potong.
Lembaran-lembaran yang dihasilkan diletakkan di atas rotary table untuk
kemudian dicetak. Mesin cetaknya berbentuk spiral yang disebut dengan mould,
dimana ukuran mould tergantung pada ukuran obat nyamuk yang akan diproduksi
yaitu ukuran standard atau ukuran jumbo.
Untuk sekali pencetakan pada lembaran, dicetak menjadi 7 coil untuk
ukuran standard atau 6 coil untuk ukuran jumbo. Kecepatan pencetakan berkisar
antara 21-24 stroke (hentakan) per menit. Hasil pencetakan ditampung di loyang
yang disebut dengan tray dan secara manual coil diperiksa apakah coil memenuhi
standard, karena hanya hasil cetakan yang sempurna yang akan masuk ke proses
berikutnya.
Coil juga mengalami penimbangan berat dimana toleransi berat antara
41-43 gr untuk ukuran standard dan 52 – 54 gr untuk ukuran jumbo, dengan kadar air
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
3. Unit Drying
Pada unit drying, coil mengalami pemanasan yang bertujuan untuk
menurunkan kadar air coil hingga mencapai kadar moisture yang sesuai 6%-9%.
Lamanya proses pengeringan ± 165 menit dengan temperatur 550C-650C. Di
dalam oven, coil bergerak secara vertikal dan horizontal, karena di oven terdapat
lintasan yang harus dilalui coil dari atas ke bawah.
Setelah loyang (large tray) yang berisi coil keluar dari oven, maka setiap
coil kembali diperiksa oleh bagian quality control dan diambil sampel secara
random untuk diuji kesesuaian spesifikasinya dengan standard yang telah
ditetapkan. Pengujian yang dilakukan berupa warna, bentuk, ukuran dimensi, jam
bakar, kadar air, ketebalan, berat, kelenturan dan kekerasan. Untuk menuju tahap
berikutnya harus menunggu ± 8 jam, karena adanya uji terhadap jam bakar
terhadap obat nyamuk bakar tersebut.
Hasil dari bagian mutu terhadap hasil akhir coil ini, ada 2 kemungkinan
yaitu:
a. Pending
Pending disini lihat kesalahannya untuk kemudian diolah kembali.
b. Reject
Jika terdapat kesalahan yang tidak bisa ditolerir lagi (biasanya untuk
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
4. Unit Finishing
Setelah mengalami pengujian kelayakan produk obat nyamuk bakar
Baygon untuk dipasarkan oleh bagian quality control, maka untuk tahap akhir
produksi dilakukan pengemasan produk (finishing). Pada unit finishing terdapat
dua bagian, yaitu:
1. Wrapping
Coil yang telah lulus uji di bagian QC, disusun sedemikian rupa sehingga
memudahkan untuk proses raping. Pada proses ini dilakukan oleh mesin
wrapping dengan kondisi coil sudah disusun berikut holdernya. Kecepatan
maksimal dari mesin adalah 180 bks/mnt. Walaupun demikian kecepatan tersebut
bisa diatur tergantung banyaknya jumlah produk yang akan dikerjakan. Coil
dibungkus dengan plastik yang disebut film.
2. Packaging
Pada tahap packaging setiap coil yang sudah dibungkus oleh mesin
wrapping, langsung dikemas ke dalam kotak-kotak kemasan yang disebut dengan
folding box. Kemudian dimuat kembali ke dalam master box dan akhirnya dikirim
ke bagian penyimpanan.
2.4.3. Mesin dan Peralatan 2.4.3.1. Mesin
Mesin yang digunakan untuk proses produksi di PT. Inti Kimiatama
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
Tabel 2.2. Mesin-Mesin yang Digunakan di PT. Inti Kimiatama Perkasa
No Nama Mesin Fungsi Kapasitas
Jumlah
(unit) Power
1 Mixer Onggok Memasak tepung onggok ± 180 kg 2 30 HP, 60 Hz, 380 V, 3 phase, 1500rpm
2 Mixer Tepung Mengaduk dan mencampur seluruh
bahan baku dan tambahan ± 980 kg 2
40 HP, 60 Hz, 380 V, 3 phase, 1500rpm
3 Mixer Kimia Mengaduk dan mencampur seluruh
bahan kimia ± 180 ltr 2
7,5 HP, 60 Hz, 380 V, 3 phase, 1500rpm
4 Mesin Crusher Menghancurkan adonan untuk
dapat masuk ke conveyor ± 200 kg 15
3 HP, 60 Hz, 380 V, 3 phase, 1500rpm
5 Mesin Extruder Membentuk adonan menjadi
lempengan ± 30 kg/menit 15
3 HP, 60 Hz, 380 V, 3 phase, 1500rpm
6 Mesin Stamping Mencetak lempengan menjadi
double coil (dC) ± 9660 dC/jam 15
5 HP, 60 Hz, 380 V, 3 phase, 1500rpm
7 Oven Menurunkan kadar air dC ± 9660 dC/jam 15 30 HP, 60 Hz, 380 V, 3 phase, 1500rpm
8 Wrapping Pengemasan dC dengan plastik ± 97 pcs/jam 5 3 HP, 60 Hz, 380 V, 3 phase, 1500rpm
Sumber: Bagian Produksi PT. Inti Kimiatama Perkasa
b. Peralatan
Dalam mendukung kegiatan proses produksi diperlukan adanya material
handling yang berperan sebagai sarana transportasi dari satu mesin ke mesin
lainnya. Pada umumnya perusahaan menggunakan conveyor sebagai alat material
handling berupa incline conveyor, diagonal conveyor dan belt conveyor. Selain
itu, alat material handling lain juga digunakan dalam perpindahan bahan baku dan
bahan jadi, yaitu:
1.Trolley
Digunakan pada bagian produksi untuk mengangkut adonan yang merupakan
hasil dari unit mixing ke crusher machine pada unit stamping.
2.Hand Pallet
Digunakan untuk memindahkan bahan baku dari gudang bahan baku ke
produksi dan untuk memindahkan bahan jadi dari bagian produksi ke gudang
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.
3.Forklift
Digunakan untuk memindahkan bahan-bahan yang mempunyai volume besar
Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints (TOC) Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009. Direktur
Plan Manager Secretary
Logistic Manager QC Manager Plant Data
Coordinator HRD Manager
Production Manager
General Servis Manager Maintenance
Manager
Accounting Purchasing
Assisten
Plant Admin. Manager Secretary
Assisten
Project Engineering
Supervisor
Foreman
Operator
Helper Supervisor
Foreman
Operator
Helper
Supervisor
Analyst
Helper
Supervisor Supervisor
Foreman
Technician
Supervisor Supervisor
Foreman
[image:46.842.113.802.95.466.2]Helper
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Pengukuran Kerja
Pengukuran kerja merupakan suatu aktivitas yang dilakukan dengan tujuan
untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian pekerjaan. Ada 2 teknik yang dapat
dilakukan dalam melakukan pengukuran kerja yaitu teknik pengukuran kerja
secara langsung dan tak langsung.
3.1.1. Pengukuran Kerja Secara Langsung
Pengukuran ini dilakukan secara langsung di tempat dimana pekerjaan
yang diukur dijalankan. Metode yang digunakan yaitu jam henti dan sampling
pekerjaan.
3.1.1.1. Metode Jam Henti
Sesuai dengan namanya, maka pengukuran waktu ini menggunakan jam
henti (stop watch) sebagai alat utamanya. Cara ini tampaknya merupakan cara
yang paling banyak dikenal dan karenanya banyak dipakai. Salah satu yang
menyebabkan adalah kesederhanaan aturan-aturan pengajaran yang dipakai.
Ada beberapa aturan pengukuran yang perlu dijalankan untuk
mendapatkan hasil yang baik. Aturan-aturan tersebut dijelaskan dalam
langkah-langkah berikut ini3
3
Wignjosoebroto, Sritomo, Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu, Edisi Pertama, Guna Widya, Jakarta, 1995, p. 175
a. Penetapan tujuan pengukuran
Sebagaimana halnya dengan berbagai kegiatan lain, tujuan melakukan
kegiatan pengukuran harus ditetapkan terlebih dahulu. Dalam pengukuran
waktu, hal-hal penting yang harus diketahui dan ditetapkan adalah untuk apa
hasil pengukuran digunakan, berapa tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan
yang diinginkan dari hasil pengamatan tersebut.
b. Melakukan penelitian pendahuluan
Yang dicari dari pengukuran waktu adalah waktu yang pantas diberikan
kepada pekerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Untuk itu dapat ditarik
suatu kesimpulan bahwa waktu kerja yang pantas hendaknya merupakan
waktu kerja yang didapat dari kondisi kerja yang baik. Dengan kata lain,
pengukuran waktu sebaiknya dilakukan bila kondisi kerja dari pekerjaan yang
diukur sudah baik. Jika belum maka kondisi yang ada hendaknya diperbaiki
terlebih dahulu.
c. Memilih operator
Operator yang akan melakukan pekerjaan yang diukur bukanlah orang
yang begitu saja diambil dari pabrik. Orang ini harus memenuhi beberapa
persyaratan tertentu agar pengukuran dapat berjalan baik dan dapat diandalkan
hasilnya. Syarat-syarat tersebut adalah berkemampuan normal dan dapat
diajak bekerja sama.
d. Mengurai pekerjaan atas elemen pekerjaan
Disini pekerjaan dipecah menjadi elemen pekerjaan yang merupakan
diukur waktunya. Waktu siklusnya merupakan jumlah dari waktu setiap
elemen ini. Waktu siklus adalah waktu penyelesaian satu satuan produksi
sejak bahan baku mulai diproses di tempat kerja yang bersangkutan. Ada
beberapa alasan yang menyebabkan pentingnya melakukan penguraian
pekerjaan atas elemen-elemennya. Pertama untuk menjelaskan catatan tentang
tata cara kerja yang dibakukan, kedua untuk memungkinkan melakukan
penyesuaian bagi setiap elemen karena ketrampilan bekerjanya operator belum
tentu sama untuk semua bagian dari gerakan-gerakan kerjanya, ketiga untuk
memudahkan mengamati terjadinya elemen yang tidak baku yang mungkin
saja dilakukan oleh pekerja, dan keempat adalah untuk memungkinkan
dikembangkannya data waktu baku.
e. Menyiapkan alat-alat pengukuran
Ada beberapa alat pengukuran yang perlu dipersiapkan yaitu jam henti,
lembaran-lembaran pengamatan, pena atau pensil dan papan pengamatan.
Sesudah melaksanakan langkah-langkah diatas maka selanjutnya dapat
dilakukan pengukuran waktu. Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati
dan mencatat waktu-waktu kerjanya baik setiap elemen maupun siklus dengan
menggunakan alat-alat yang telah disiapkan diatas.
Bila operator telah siap di depan mesin atau di tempat kerja lain yang
waktu kerjanya akan diukur, maka pengukur memilih posisi tempat dia berdiri
untuk mengamati dan mencatat. Posisi ini hendaknya sedemikian rupa sehingga
operator tidak terganggu gerakan-gerakannya ataupun merasa canggung karena
mengamati jalannya pekerjaan sehingga dapat mengikuti dengan baik saat-saat
suatu siklus/elemen bermula dan berakhir. Setelah terkumpul data-data dari
pengukuran yang telah dilakukan maka dilakukan uji kenormalan dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, keseragaman data dan kecukupan data.
Jika data-data yang telah terkumpul sudah normal, seragam dan cukup
maka dapat dilakukan perhitungan waktu siklus rata-rata, waktu normal dengan
dan kemudian waktu bakunya. Namun jika data-data yang telah terlumpul belum
normal, seragam atau masih kurang maka dapat dilakukan pengukuran lagi untuk
mendapatkan data-data tambahan.4
2
. .
'
=
x k
t s N
BKA = xbar + k. ; BKB = xbar - k. (2.1)
Keterangan :
xbar = rata-rata nilai dari data yang diambil
k = nilai Z dari /2
= standar deviasi
Untuk N < 30 :
Keterangan :
N’ = jumlah pengamatan yang diperlukan
s = standar deviasi
t = distribusi t pada /2
k = prosentase penerimaan x
xbar = rata-rata nilai dari data yang diambil
4
Untuk N > 30 : 2 2 2 ) ( ) ( . ' − =
∑
∑
∑
xi xi xi N s k N Keterangan :N’ = jumlah pengamatan yang diperlukan
s = persentase penerimaan x
k = nilai distribusi normal pada /2
N = jumlah pengamatan awal
Xi = data ke-i
N xi Ws=
∑
Keterangan :
Ws = waktu siklus
xi = jumlah seluruh waktu pengamatan
N = banyaknya pengamatan
Wn = Ws.P
Keterangan :
Wn = waktu normal
Ws = waktu siklus
P = besar faktor-faktor penyesuaian
allowance Wn Wb % % 100 % 100 − × = Keterangan :
Wb = waktu baku
Allowance = besar persentase kelonggaran yang diberikan
3.1.1.2. Metode Sampling Pekerjaan
Sampling pekerjaan merupakan suatu teknik untuk mengadakan sejumlah
besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau pekerja yang
dilakukan secara sesaat-sesaat pada waktu yang ditentukan secara acak. Metode
ini dapat digunakan untuk5
1. Mengukur ratio-delay dari mesin/operator (mengetahui distribusi pemakaian
waktu sepanjang waktu kerja dan mengetahui tingkat pemanfaatan mesin). :
2. Menetapkan performance level
3. Menentukan waktu baku
Langkah-langkah pengukuran pada sampling pekerjaan tidak berbeda
dengan pengukuran dengan menggunakan metode jam henti hanya saja berbeda
dalam persamaan-persamaan yang digunakan. Untuk uji kecukupan data
digunakan rumus seperti persamaan dibawah ini :
2 2
) (
) 1 ( sp
p p k
N = −
Keterangan :
N’ = jumlah pengamatan yang harus dilakukan
k = nilai Z dari /2
p = persentase terjadinya kejadian produktif
s = besar tingkat ketelitian yang dikehendaki
5
3.1.2. Pengukuran Kerja Secara Tak Langsung
Pengukuran ini tidak harus dilakukan dimana pekerjaan yang diukur
dijalankan. Metode yang dipakai antara lain data waktu baku dan data waktu
gerakan.
3.2 Penyesuaian dan Kelonggaran 3.2.1. Penyesuaian
3.2.1.1. Maksud Melakukan Penyesuaian
Setelah pengukuran berlangsung, pengukur harus mengamati kewajaran
kerja yang ditunjukkan operator. Ketidak wajaran dapat saja terjadi misalnya
bekerja tanpa kesungguhan, sangat cepat seolah-olah diburu waktu atau karena
menjumpai kesulitan-kesulitan seperti karena kondisi ruangan yang buruk.
Sebab-sebab seperti ini mempengaruhi kecepatan kerja yang berakibat terlalu singkat
atau terlalu panjangnya waktu penyelesaian. Hal ini jelas tidak diinginkan karena
waktu baku yang dicari adalah waktu yang diperoleh dari kondisi dan cara kerja
yang baku yang diselesaikan secara wajar. Oleh sebab itu perlu untuk diberikan
penyesuaian untuk mewajarkan keadan yang tidak wajar6
Telah dikemukakan diatas bahwa ketidak wajaran harus diwajarkan untuk
mendapatkan waktu normal. Pertanyaan yang timbul adalah bagaimana yang .
3.2.1.2. Konsep Tentang Bekerja Wajar
6
disebut wajar itu ? dengan standar apa pengukur menilai wajar tidaknya kerja
seorang operator ? Biasanya, melalui pengamatan seorang pengukur dapat melihat
bagaimana hal tersebut ditunjukkan operator. Dalam waktu yang tidak terlampau
lama kita dapat menyatakan misalnya orang tersebut bekerjanya lambat atau
sangat cepat. Ini tidak lain berarti kita telah membandingkan sesuatu dengan
sesuatu lain yang wajar. Untuk memudahkan pemilihan konsep wajar, seorang
pengukur dapat mempelajari bagaimana bekerjanya seorang operator yang
dianggap normal yaitu jika seorang operator yang dianggap berpengalaman
bekerja tanpa usaha-usaha yang berlebihan sepanjang hari bekerja, menguasai
cara kerja yang ditetapkan dan menunjukkan kesungguhan dalam menjalankan
pekerjaannya.
Disamping konsep-konsep yang dikemukakan oleh International Labour
Organization ini, terdapat juga konsep yang lebih terperinci yaitu yang
dikemukakan oleh Lawry Maynard dan Stegemarten melalui cara penyesuaian
Westinghouse. Mereka berpendapat bahwa ada empat faktor yang menyebabkan
kewajaran atau ketidak wajaran dalam bekerja yaitu ketrampilan, usaha, kondisi
kerja dan konsistensi7
Cara pertama adalah cara persentase yang merupakan cara yang paling
awal digunakan dalam melakukan penyesuaian. Disini besarnya faktor
penyesuaian sepenuhnya ditentukan oleh pengukur melalui pengamatannya .
3.2.1.3. Cara Menentukan Faktor Penyesuaian
7
selama melakukan pengamatan. Jadi sesuai dengan pengukuran dia menentukan
harga p yang menurut pendapatnya akan menghasilkan waktu normal bila harga
ini dikalikan dengan waktu siklus.
Terlihat bahwa penyesuaiannya diselesaikan dengan cara yang sangat
sederhana. Memang cara ini merupakan cara yang paling mudah dan sederhana,
namun segera pula terlihat adanya kekurangan ketelitian sebagai akibat dari
kasarnya cara penilaian. Bertolak dari kelemahan ini dikembangkanlah cara-cara
lain yang dipandang sebagai cara yang lebih obyektif. Cara-cara ini umumnya
memberikan patokan yang dimaksudkan untuk mengara