BAB IV GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Perusahaan
Sejarah PT. Freeport Indonesia (PTFI) bermula saat seorang manajer
eksplorasi Freeport Minerals Company; Forbes Wilson, melakukan ekspedisi pada
tahun 1960 ke Papua setelah membaca sebuah laporan tentang ditemukannya
Ertsberg atau Gunung Bijih; sebuah cadangan mineral, oleh seorang geolog
Belanda; Jean Jacques Dozy, pada tahun 1936.
Setelah ditandatanganinya Kontrak Karya pertama dengan Pemerintah
Indonesia bulan April 1967, PTFI memulai kegiatan eksplorasi di Ertsberg pada
Desember 1967. Konstruksi skala besar dimulai bulan Mei 1970, dilanjutkan
dengan ekspor perdana konsentrat tembaga pada bulan Desember 1972.
Setelah para geolog menemukan cadangan kelas dunia Grasberg pada
tahun 1988, operasi PTFI menjadi salah satu proyek tambang tembaga/emas
terbesar di dunia. Di akhir tahun 1991, Kontrak Karya kedua ditandatangani dan
PTFI diberikan hak oleh Pemerintah Indonesia untuk meneruskan operasinya
selama 30 tahun.
Dalam tahun 2005, PTFI telah menghasilkan dan menjual konsentrat yang
mengandung 1,7 miliar pon tembaga dan 3,4 juta ons emas. PTFI merupakan
salah satu pembayar pajak terbesar bagi negara. Sejak tahun 1992 sampai dengan
2005, manfaat langsung dari operasi perusahaan terhadap Indonesia dalam bentuk
dividen, royalti dan pajak mencapai sekitar 3,9 miliar dolar AS. Selain itu, PTFI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
juga telah memberikan manfaat tidak langsung dalam bentuk upah, gaji dan
tunjangan, reinvestasi dalam negeri, pembelian barang dan jasa, serta
pembangunan daerah dan donasi.
PT Freeport Indonesia memiliki beberapa Riwayat Proyek yang di
rangkum berdasarkan tahun, antara lain :
1. Tahun 1936
PadaTahun ini diadakan Ekspedisi Colijn, yang dipimpin oleh seorang
geolog yang bernama Jean-Jacques Dozy. Kelompok ekspedisi inilah yang
pertama kali mencapai gunung glester Jayawijaya dan menemukan Erstberg.
2. Tahun 1960
Ekspedisi berikutnya adalah ekspedisi Freeport yang dipimpin oleh Forbes
Wilson & Del Flint. Kelompok ekspedisi ini melakukan penjelahan di Ertsberg.
3. Tahun 1963
Pada tahun ini terjadi serah terima Nederlands Nieuw Guinea dari pihak
Belanda ke PBB, yang kemudian menjadi bagian dari Indonesia. Oleh karena
itu, atas kebijakkan rezim Soekarno rencana proyek tambang ditangguhkan.
4. Tahun 1966
Peralihan kekuasaan dan pembentukan pemerintahan baru yang terjadi
pada tahun ini dari Presiden Soekarno kepada Jenderal Soeharto mendorong
investasi sektor swasta serta langkah-langkah reformasi ekonomi lainnya.
Sehingga kemudian Freeport diundang ke Jakarta untuk pembicaraan awal
mengenai kontrak tambang Ertsberg.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
5. Tahun 1967
Pada tahun ini dilaksanakan penandatanganan kontrak karya untuk masa
30 tahun oleh pemerintah dan PTFI, dan menjadikan PTFI sebagai kontraktor
eksklusif tambang Ertsberg di atas wilayah 10 km persegi.
6. Tahun 1969
Negosiasi kontrak penjualan jangka panjang dan perjanjian proyek
pendanaan mulai berjalan. Studi-studi kelayakan yang telah selesai dilaksanakan
kemudian disetujui sehingga pembangunan proyek berskala penuh dimulai pada
tahun ini.
7. Tahun 1972
Pada tahun ini dilaksanakan uji coba pengapalan pertama kali untuk
ekspor konsentrat tembaga dari Ertsberg dan mulai beroperasinya proyek di lokasi
yang dinamakan Tembagapura.
8. Tahun 1975
Pada tahun ini pemerintah Indonesia membeli 8,5 % saham PT Freeport
Indonesia dari Freeport Minerals Company dan investor – investor lainnya.
Setelah disetujuinya studi kelayakan proyek tambang bawah tanah Gunung Bijih
Timur (GBT), kegiatan eksplorasi dimulai atas cadangan bawah tanah tembaga
pada Gunung Bijih Timur (GBT).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
9. Tahun 1981
Pada tahun ini ditemukan tambahan cadangan bawah tanah di bawah
Gunung Bijih Timur (GBT). Selain itu, mulai beroperasinya tambang bawah tanah
Gunung Bijih Timur (GBT).
10. Tahun 1987
Produksi yang meningkat dua kali lipat dari rencana awal pada tahun 1967
menghasilkan cadangan total menjadi 100 juta ton metrik.Setelah mengalami
pengembangan produksi beberapa kali yang rata-rata menghasilkan peningkatan
produksi menjadi 16.400 ton/hari.
11. Tahun 1988
Oleh karena ditemukan cadangan Grasberg yang melipatgandakan
cadangan total menjadi 200 juta ton metrik. Maka pemerintah menyetujui
perluasan hingga 32.000 ton/hari. Kemudian, pemerintah Indonesia mengeluarkan
izin untuk melakukan eksplorasi tambahan di atas 61.000 hektar setelah kajian
untuk perluasan hingga 52.000 selesai.
12. Tahun 1990
Pada tahun ini ditandatangani kontrak karya baru oleh pemerintah
Indonesia dan PTFI dengan masa berlaku 30 tahun berikut dua kali perpanjangan
10 tahun. Pekerjaan konstruksi berlanjut atas perluasan hingga 52.000 ton/hari.
Hingga akhir tahun, total cadangan berjumlah hampir 770 juta ton metrik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
13. Tahun 1992
Pada tahun ini pemerintah menyetujui kajian perluasan hingga 90.000
ton/hari. Sementara produksi rata-rata sebesar 58.000 ton/hari, sehingga pekerjaan
berlanjut untuk meningkatkan kapasitas hingga 66.000 ton/hari.
14. Tahun 1993
PT Freeport Indonesia melakukan privatisasi atas beberapa aset non-tambang
tertentu. Pada tahun itu juga FCX membeli RTM (pabrik peleburan di Spanyol).
Kemudian pemerintah menyetujui peningkatan hingga 115.000 ton/hari. Hingga
akhir tahun, total cadangan mencapai hampir 1,1 miliar ton metrik.
15. Tahun 1994
Pada tahun ini studi dampak lingkungan hidup untuk produksi 160.000
ton/hari PT Freeport Indonesia disetujui pemerintah. Selain itu, diumumkannya
pengoperasian usaha patungan bersama pabrik peleburan PT Smelting di Gresik.
16. Tahun 1995
Pada tahun ini PT Freeport Indonesia meresmikan kota baru di dataran
rendah yaitu Kuala Kencana dan ditandatangani kerjasama dengan Rio Tinto.
Bersamaan dengan itu Konsentrator #3, mengalami peningkatan produksi hingga
125.000 ton/hari. Hal tersebut melebihi target awal karena selesai sebelum
waktunya dan dibawah anggaran. Kegiatan eksplorasi kemudian berjalan
bersamaan dengan kegiatan operasional pengidentifikasian daerah-daerah baru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
yang memiliki potensi mineralisasi yang signifikan, yakni “Segitiga Emas”.
Penambahan tambang bawah tanah Grasberg meningkatkan cadangan menjadi
1,9 miliar ton metrik hingga akhir tahun.
17. Tahun 1996
Pada tahun ini perluasan konsentrator #4 disetujui pemerintah.Upaya
eksplorasi in memberi hasil sangat baik dengan penambahan cadangan “kucing
liar”. Hingga akhir tahun, total cadangan mencapai lebih 2 miliar ton metrik.
Bersamaan dengan itu PT Freeport Indonesia mulai ikut serta didalam rencana
pengembangan Timika terpadu dari Pemerintah, dengan menyumbangan satu
persen dari pendapatan setiap tahun (dana 1%). Selain itu, PT Freeport Indonesia
melakukan audit sosial dan lingkungan hidup secara sukarela dengan hasil yang
positif. Komitmen membangun sarana-sarana bagi Pemerintah Indonesia
menghasilkan peningkatan pengamanan bagi personil dan kegiatan operasional.
18. Tahun 1997
Audit Sosial oleh Labat Anderson diserahkan kepada PT Freeport
Indonesia dan Kementerian Lingkungan Hidup, dan revisi dilakukan terhadap
penyelenggaraan FFIJD agar lebih tanggap terhadap kebutuhan pembangunan di
desa-desa. PT Freeport Indonesia mendapatkan izin perluasan hingga 300.000
ton/hari dan Pekerjaan perluasan Konsentrator #4 berlanjut. Tambahan cadangan
hingga akhir tahun terdiri dari 2,6x produksi tembaga dan 3x produksi emas untuk
tahun 1997, tambahan terutama berasal dari Kucing Liar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
19. Tahun 1998
PT Smelting yang 25% kepemilikannya dikuasai PT Freeport Indonesia
mulai beroperasi di Jawa Timur. PT Freeport Indonesia memasok seluruh
kebutuhan konsentratnya. Perluasan Konsentrator #4 selesai dan mulai beroperasi.
PT Freeport Indonesia melakukan program operasional “Hunker Down and Go”
(Bertahan dan Maju) di tengah iklim harga komoditas rendah, dengan mencapai
rata-rata lebih 196.000 ton/hari, dan produksi logam mencapai rekor, serta biaya
produksi tunai neto yang rendah. Tambahan cadangan yang cukup signifikan
berasal dari DOZ dan Kucing Liar meningkatkan cadangan total menjadi hampir
2,5 miliar ton metrik.
20. Tahun 1999
Audit Lingkungan Hidup oleh Montgomery-Watson selesai, yang
menemukan bahwa sistem pengelolaan lingkungan hidup yang dikembangkan dan
dilaksanakan oleh PT Freeport Indonesia merupakan “teladan dan contoh bagi
industri pertambangan.” Kegiatan operasional mencetak rekor produksi logam
serta biaya tunai satuan. Proyek bawah tanah DOZ dengan kapasitas 25,000
ton/hari disetujui dan diluncurkan.
21. Tahun 2000
MoU tentang sumber daya sosial ekonomi, HAM, hak ulayat, dan hak
lingkungan hidup diumumkan oleh pimpinan LEMASA (lembaga masyarakat
suku Amungme), LEMASKO (lembaga masyarakat suku Kamoro) dan PT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Freeport Indonesia. Pembangunan tambang bawah tanah DOZ dimulai dan
Produksi tembaga mencapai rekor dengan lebih 1,64 miliar pon tembaga.
22. Tahun 2001
FCX dan PT Freeport Indonesia menandatangani perjanjian sukarela
khusus Dana Perwalian bersama warga Amungme dan Kamoro yang tinggal dekat
wilayah kegiatan tambang, dengan menyumbang jumlah awal sebesar $2,5 juta
AS, dan selanjutnya $1 juta AS setiap tahun. Tingkat produksi pabrik pengolahan
(mill) mencapai rekor dengan hampir 238.000 ton/hari serta produksi emas
rata-rata setiap tahun mencapai hampir 3,5 juta ons.
23. Tahun 2002
Produksi tembaga mencapai rekor dengan 1,8 miliar pon tembaga.
Tambang bawah tanah DOZ mencapai produksi berkelanjutan sebesar 25.000
ton/hari. PT Freeport Indonesia menyerahkan kepada Pemerintah Indonesia hasil
kajian Penilaian Resiko Lingkungan Hidup dari sistem pengelolaan tailing yang
menetapkan bahwa dampak lingkungan hidup sesuai dengan yang diperkirakan
pada AMDAL 1997, dan disetujui oleh Pemerintah.
24. Tahun 2003
Peningkatan DOZ hingga 35.000 ton/hari disetujui dan selesai. Peristiwa
longsor di tambang terbuka Grasberg berdampak terhadap kegiatan Kuartal 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Biaya produksi tunai netto rata-rata mencatat rekor kredit sebesar 2¢ per pon
tembaga.
25. Tahun 2004
Kegiatan pembersihan di tambang terbuka Grasberg selesai, dan kegiatan
operasional dilanjutkan dengan penambangan pada bagian berkadar tinggi
tambang Grasberg. DOZ beroperasi pada tingkat 43.600 ton/hari, melebihi
kapasitas rancangan sebesar 35.000 ton/hari; peningkatan hingga 50.000 ton/hari
disetujui.
26. Tahun 2005
Hasil berkadar tinggi dari Grasberg menyebabkan jumlah produksi yang
hampir mencapai rekor sebesar 1,6 miliar pon tembaga dan 3,4 juta ons emas.
DOZ tetap beroperasi pada tingkat 42.000 ton/hari, melebihi kapasitas rancang.
Pengembangan cadangan Big Gossan disetujui. Audit lingkungan hidup eksternal
tiga tahunan yang dilakukan Montgomery-Watson-Harza menyimpulkan bahwa
praktek pengelolaan lingkungan hidup perusahaan masih berdasarkan (dan dalam
berbagai hal mewakili) praktek pengelolaan terbaik untuk industri pertambangan
tembaga dan emas secara internasional.
27. Tahun 2006
PT Freeport Indonesia mencatat rekor hasil keuangan akibat harga
tembaga dan emas mencapai tingkat tertinggi setelah beberapa tahun. DOZ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
beroperasi pada tingkat 45.000 tpd, di atas kapasitas desain awal. PT Freeport
Indonesia juga mencatat rekor triwulan dengan tingkat mill mencapai 246.500 tpd.
28. Tahun 2007
Dengan pasar komoditas dunia yang menguat, PT Freeport Indonesia
kembali membukukan rekor hasil keuangan. PT Freeport Indonesia juga mencatat
beberapa pencapaian lain, termasuk tingkat operasi pertambangan DOZ kali ini
mencapai 53.500 tpd, dan tingkat recovery di mill mencapai 90,5%. Ekspansi
DOZ menuju 50.000 tpd dicapai pada pertengahan 2007. Audit resertifikasi
ISO14001 selesai.
29. Tahun 2008
Setelah triwulan pertama dengan harga-harga komoditas yang kuat, hasil
keuangan PT Freeport Indonesia mengalami penurunan yang mendadak akibat
harga komoditas dan kondisi ekonomi yang terjadi mulai pertengahan September.
Volume menunjukkan akses yang terbatas kepada bagian high-grade dari
Grasberg pit sebagai akibat dari slip skala kecil pada awal September. DOZ
beroperasi pada level 63.200 tpd.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Dalam dokumen
ROGRAM FAKUL NIVERSITA YO KINERJA K PORT IND AN KEUAN SKRIPSI
(Halaman 56-66)