• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Singkat BPPTK Yogyakarta

Foto gedung kantor BPPTK lama.

Foto gedung kantor BPPTK sekarang.

Foto Pos Pengamatan Kaliurang, salah satu pos pengamatan Gunung Merapi.

gapian (BPPTK). Kantor yang berala-mat di Jalan Cendana 15 Yogyakarta ini sekarang dikepalai oleh Dr. A. Rat-domopurbo.

WARTA GEOLOGI, MEI 2006

33

gunung api. Sebagaimana tertuang dalam visi BPPTK, pengembangan metoda menghadapi dua aspek yaitu mencoba menemukan metoda baru atau mengkaji metoda lama yang te-lah diaplikasikan dengan obyek sasa-ran berupa pemantauan atau penye-lidikan.

Penelitian dan kajian aplikasi me-merlukan analisis yang akurat dan dapat diuji untuk memperoleh param-eter tambahan yang berguna untuk pemantauan. Parameter tambahan yang telah teruji ini kemudian akan dipakai sebagai alat prediksi. Pengem-bangan teknologi berkaitan dengan penyediaan hardware maupun soft-ware untuk menunjang kegiatan pengembangan metoda. Saat ini di BPPTK terdapat 37 tenaga teknis dari berbagai jenjang pendidikan.

Di lingkungan PVMBG sendiri, ter-masuk BPPTK, peneliti di bidang gu-nung api hasil lulusan dan kerjasama luar negeri saja terdapat tidak kurang dari 14 orang doktor dan 15 master. Para doktor ahli bidang gunung api itu terbanyak lulusan perguruang tinggi di negara Perancis.

- Peneliti dan Hasil Penelitian

lainnya

Para peneliti di luar instansi BPPTK dan PVMBG sangat penting peranan-nya dalam perkembangan penge-tahuan dan teknologi pemantauan G. Merapi. Banyak diantara mereka meru-pakan mitra kedua instansi tersebut. Mereka adalah para peneliti dan ilmu-wan yang berdedikasi tinggi terhadap vulkanologi, khususnya G. Merapi. Mereka berasal baik dari dalam mau-pun luar negeri; baik dari instansi Pe-merintah, Perguruan Tinggi, maupun dari peneliti perorangan; sejak jaman Belanda hingga saat ini. Sebuah direk-tori yang menghimpun para peneliti G. Merapi sejak tercatat dalam sejarah hingga sekarang, saat ini mungkin be-lum tersedia. Namun, dapat dipasti-kan, peneliti, ilmuwan, mahasiswa dari berbagai strata yang mengambil tugas akhir tentang G. Merapi sudah sangat melimpah.

Dalambuku “Data Dasar Gunung Api Indonesia” (Catalog of References on Indonesian Volcanoes with Eruptions in Historical Time), Direktorat Vul-kanologi, 1979, terdapat list artikel hasil penelitian dan penelitinya tentang G. Merapi yang tercatat sejak abad ke-16 M. Buku tersebut memuat tidak Gambar 12. Merapi, beberapa hari menjelang letusannya, 2006. Foto: Subandriyo, BPPTK

Gambar 13. Peta Lokasi Pos Pengamatan ( ); Inzet: pos pengamatan Babadan, salah satu pos pengamatan G. Merapi yang tertua.

WARTA GEOLOGI, MEI 2006

34

kurang dari 250 sumber rujukan ten-tang G. Merapi yang tercatat hingga tahun 1979. Hasil penelitian lainnya tersebar di berbagai instansi/institusi Pemerintah dan non Pemerintah, me-liputi: laporan-laporan, buletin, jurnal, buku, dan karya tulis (skripsi, tesis, disertasi).

Dalam kurun 20 tahunan (1983-2004) saja terdapat 40 penelitian ber-bentuk disertasi, tesis, skripsi dan lap-oran tentang G. Merapi. Topik-topik penelitian tersebut beragam, meliputi: identifikasi sifat letusan sejak ribuan tahun lalu, evolusi magmatisme, me-kanisme aktivitas besar, rekonstruksi kejadian lava, evolusi struktural dan kemagmaan letusan-letusan besar, karakter lahar, prekursor letusan, stratigrafi gunung api, ekologi, pen-garuh letusan pada situs-situs budaya, peta resiko bencana, sejarah letusan sejak tahun 1768, dan pengelompokan batuan penyusun G. Merapi. Jumlah peneliti dan beragam variasi penelitian sebanyak 40 jenis dalam kurun waktu 20 tahunan tersebut menunjukkan satu lagi bukti tentang betapa besar ka-risma G. Merapi bagi para peneliti dan ilmuwan.

- Disertasi Dr. Sri Mulyaningsih Penelitian terakhir tentang G. Mer-api dilakukan oleh Dr. Sri Mulyaning-sih yang dilakukan untuk disertasi pro-gram studi doktoralnya pada ITB. Judul disertasi itu adalah “Geologi Lingkungan di Daerah Lereng Selatan Gunung Api Merapi, Yogyakarta, pada waktu Sejarah (Historical Time), diper-tahankan dalam sidang doktoralnya di ITB, Desember 2005. Penelitian Sri Mu-lyaningsih yang dituangkan dalam di-sertasi tersebut mengemukakan fakta, data, dan informasi tentang salah satu daya tarik dan loyalitas masyarakat sekitar G. Merapi terhadap gunung api tersebut sepanjang sejarah sejak seki-tar abad 15 M.

Disertasi tersebut berusaha men-jawab permasalahan berkaitan dengan aktivitas G. Merapi yang berlangsung sepanjang waktu sejarah tertentu, se-hingga berdampak bencana terhadap kawasan bagian selatan gunung api tersebut. Sri Mulyaningsih dalam dis-ertasinya mempermasalahkan 3 hal, yaitu: 1) kaitan antara sifat dan seba-ran material gunung api Merapi de-ngan bencana yang ditimbulkannya, 2) jumlah dan intensitas masing-masing bencana yang telah terjadi, dan 3) pe-ngaruh bencana gunung api Merapi

terhadap kondisi geologi lingkungannya.

Berdasarkan asumsi-asumsi yang telah terbukti kebenarannya, Sri Mulyan-ingsih dalam disertasinya mengajukan tiga hipotesis penelitian, yaitu: 1) bahwa pengendapan material G. Mer-api di daerah penelitiannya se-lama waktu sejarah berlang-sung dalam beberapa periode dengan volume endapan be-sar dan sebarannya luas, 2) bahwa proses pengendapan tersebut mengikuti pola cekungan banjir alur-alur ter-anyam, dan 3) bahwa proses pengendapan tersebut berke-cepatan dan bertekanan ting-gi, berdampak bencana dan

memungkinkan dapat meruntuhkan candi-candi, serta berpengaruh pada perkembangan geologi lingkungan, yang peristiwanya oleh beberapa penel-iti terdahulu dikenal sebagai pralaya pada tahun 1006.

Inventarisasi, Dokumentasi dan Penyajian Hasil Penelitian dan Pengamatan

Hasil-hasil pengamatan dan pene-litian dari PVMBG dan BPPTK dituang-kan dalam bentuk: laporan rutin (dua mingguan, satu mingguan sampai har-ian), jurnal atau buletin, laporan tahunan, proceeding, dan buku; di-samping film dokumenter dan brosur-brosur. Laporan rutin secara khusus menyampaikan perkembangan aktivi-tas vulkanisme G. Merapi, terutama guna keperluan mitigasi bencana gu-nung api. Jurnal dan buletin memuat hasil-hasil survei, penyelidikan, pene-litian dan riset lainnya berkaitan de-ngan G. Merapi, baik sebagai potensi bencana maupun sebagai sumber daya. Laporan tahunan memuat se-mua hasil kegiatan tahunan berkenaan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi instansi.

Pada saat ini laporan-laporan ten-tang G. Merapi sudah sangat banyak, apalagi dalam masa status aktivitas G. Merapi meningkat. Untuk periode April–Mei 2006 saja, saat aktivitas G. Merapi memasuki tingkat waspada sampai awas, dihasilkan tidak kurang dari 30 laporan perkembangan aktivi-tas G. Merapi. Demikian pula laporan tahunan, sedikitnya sejak tahun 1980-sekarang, terdapat 25 laporan tahunan yang memuat perkembangan aktivitas

dan hasil-hasil penelitian tentang G. Merapi. Untuk jurnal atau buletin, saat ini terdapat dua jenis, yaitu: 1) Buletin “Vulkanologi dan Bencana Geologi”, diterbitkan oleh PVMBG, setiap 4 bu-lan; dan 2) Buletin berkala “Merapi”, diterbitkan oleh BPPTK. Beberapa Pro-ceeding Merapi kita dihasilkan dari per-temuan-pertemuan ilmiah tentang G. Merapi tingkat nasional dan interna-sional sejak 1990-an sampai sekarang. Adapun buku tentang G. Merapi atau memuat deskripsi G. Merapi yang dihasilkan sejak tahun 1970-an, an-tara lain: 1) “Data Dasar Gunung api Indonesia” (Catalog of References on Indonesian Volcanoes with Eruptions in Historical Time), Direktorat Vulkanolo-gi, 1979; 2) “Prekursor Erupsi G. Me-rapi”, Direktorat Vulkanologi, Maret, 2000; 3) “Karakteristik Gunung Mera-pi”, BPPTK, Direktorat Vulkanologi, 2000. Sebuah tulisan yang sangat penting sebagai rangsangan untuk penelitian lebih lanjut upaya deteksi dini letusan G. Merapi terdapat dalam artikel “Misteri Gunung Merapi”, bagi-an dari buku “Dari Gunung Api hing-ga Otonomi Daerah” kumpulan tulisan Wimpy S. Tjetjep.

Dokumentasi lain tentang G. Me-rapi tersedia dalam bentuk foto-foto, slide, CD, film dokumenter, dan bro-sur. Foto-foto dan slide dihasilkan dari setiap kunjungan dan pengamatan lapangan, baik dalam pada waktu khusus, seperti pada masa-masa letus-Gambar 14. Peta Endapan Awan Panas Tahun 1973. Sumber: “Data Dasar Gunung Api Indonesia”, Direktorat Vulkanologi, 1979

WARTA GEOLOGI, MEI 2006

35

an, maupun dalam rangka penelitin

rutin. CD, film dokumenter, dan bro-sur-brosur dibuat untuk media sosial-isasi gunung api dan mitigasi benca-na geologi. Jumlah foto dan slide ten-tang G. Merapi tak terhitung lagi dan ba-nyak diantaranya menjadi sumber bagi media massa. CD tentang Merapi terdapat sekitar 5 buah. Film doku-menter baru tersedia satu buah, judul-nya: “Nafas Bumi Merapi”. Adapun bro-sur khusus tentang G. Merapi, poten-si dan kebencanaannya yang diter-bitkan oleh BPPTK terdapat sekitar 5 buah.

Seluruh media informasi tersebut di atas disimpan di bagian perpusta-kaan PVMBG dan BPPTK. Pada wak-tu-waktu tertentu informasi tersebut disajikan kepada umum, antara lain dalam bentuk: laporan tahunan, buku khusus, buletin, dan sosialisasi (bro-sur, CD, dan film) yang diselenggara-kan baik secara khusus oleh instansi tersebut, maupun atas undangan. Penayangan permanen informasi terse-but dalam bentuk website juga dilaku-kan dengan dilaku-kandungan informasi se-bagaimana telah dipaparkan di atas.

Hasil-hasil penelitian tentang G. Merapi dari pihak lain, tersimpan pada perpustakaan masing-masing, seperti di UGM, ITB, dan perguruan tinggi lain yang pernah melakukan penelitian tentang G. Merapi. Sebagian di ant-aranya kiranya dapat diperoleh di per-pustakaan atau pusat dokumentasi Pemda terkait (Yogyakarta, Sleman, Klaten, dll), dan perpustakaan individu dan sering disajikan pada momen-momen ilmiah G. Merapi.

Pusat Perhatian dan Loyalitas Menjelang dan Saat Letusan 2006 G. Merapi sudah menjadi perhatian orang dan para pengamat sejak jaman Belanda, bahkan jauh sebelum masa itu. Loyalitas para peneliti untuk ter-us melakukan penelitian terhadap gu-nung api tersebut seiring dengan lo-yalitas penduduk disekitar G. Merapi untuk mendiami dan bermukim di se-kitarnya. Perhatian dan loyalitas ter-hadap G. Merapi akan terus mewar-nai sejarah, sebagaimana tampak pada peristiwa letusannya di tahun 2006.

- Pusat perhatian menerus di tingkat lokal maupun global

Pada saat ini G. Merapi telah ma-suk program pemantauan dan penga-matan intensif di tingkat lokal-nasional

dan global-internasional. Di tingkat lokal, Pemerintah melalui PVG dan BPTK telah menjadikan G. Merapi se-bagi laboratorium alam. Kehadiran BPPTK di antaranya karena aktivitas G. Merapi yang demikian menarik per-hatian serta penting. Perper-hatian dan pengenalan baik untuk kepentingan ilmu kegunungapian maupun mitiga-si bencana letusan gunung api. Kedua tujuan tersebut memang harus seiring dan sejalan.

BPPTK, PVMBG, sudah menjadikan G. Merapi sebagai laboratorium alam gunung api. Fungsi instansi tersebut, berupa program dan kegiatan pelak-sanaan dari laboratorium alam G. Me-rapi dilakukan setiap tahun, termasuk

pengelolaan sarana dan prasarana lab-oratorium alam G. Merapi. Demikian pula, karena G. Merapi adalah gunung api paling aktif di Indonesia, bahkan di dunia, maka kegiatan dalam rang-ka pemberian rekomendasi status ak-tivitas G. Merapi pun merupakan ke-giatan rutin. Seiring dengan hal itu, program dan kegiatan yang merupa-kan implementasi dari pengembangan metoda dan teknologi untuk penyelidi-kan kegunungapian, penyuluhan tingkat bahaya gunung api, serta pen-gamatan dan pemantauan aktivitas gu-nung api banyak dilaksanakan di G. Merapi dan termasuk kegiatan rutin.

Hasil-hasil pengamatan, penyeli-dikan dan penelitian tentang G. Mera-pi kemudian diekspos didalam laporan-laporan, workshop, seminar, dan per-temuan-pertemuan ilmiah lainnya, baik skala lokal maupun internasion-al. Event-event ilmiah nasional dan in-ternasional berkenaan dengan Merapi sebagaimana diberitakan situs-situs, diantaranya Decade Volcano G. Mera-pi, benar-benar telah dilaksanakan dan masih akan terus diselenggarakan den-gan melibatkan BPPTK, PVMBG, Badan Geologi sebagai host, nara

sum-ber atau pengkonfirmasi informasi per-tama tentang G. Merapi. Sebagai con-toh, pada bulan September 2006 di Yogyakarta akan diselenggarakan

workshop tingkat internasional tentang Merapi dengan judul “Merapi and Me-rapi Type Volcanoes in The World with Their Phenomena”, lebih lanjut lihat: http://www.vsi.esdm.go.id/merapi-workshop/.

Perhatian dunia internasional ter-hadap G. Merapi pun setua perhatian di tingkat nasional. Berbagai individu maupun organisasi ilmiah di tingkat internasional banyak melakukan pene-litian tentang G. Merapi. Saat ini per-hatian itu terwujud dalam berbagai bentuk kerjasama penelitian dengan Indonesia untuk memantau aktivitas salah satu gunung api paling aktif di dunia ini. Banyaknya dan besarnya minat para peneliti, baik di tingkat lokal maupun internasional menunjukkan G. Merapi sebagai pusat perhatian du-nia.

Selain itu, saat ini di Internet telah hadir sebuah layanan untuk me-nampilkan foto rupa bumi dengan tingkat resolusi mencapai 1 meter (khusus untuk wilayah Indonesia, peta yang tersedia baru mencapai resolusi 30 meter) dengan foto dasar merupa-kan citra satelit. Berkaitan dengan G. Merapi, citra yang dihasilkan cukup dapat menunjukkan wilayah-wilayah yang terkena awan panas dan alur-alur sungai mati yang berpotensi untuk menjadi jalan bagi lava maupun lahar (Gambar 16 ). Updating gambar bergan-tung tingkat aktualitas kejadian pen-ting yang berlangsung di lokasi ber-sangkutan.

Semua informasi ini dapat diperoleh secara gratis dengan catatan kita harus memiliki koneksi Internet dan PC berkapasitas cukup. Situs yang menye-diakan layanan ini adalah http:// earth.google.com. Di situs tersebut kita Gambar 15. Gunung Merapi menjelang letusan (kiri) dan beberapa saat setelah terjadi letusan, 15 Mei 2006 (kanan). Sumber: foto Subandriyo dan Suratno, BPPTK

WARTA GEOLOGI, MEI 2006

36

dapat mengunduh (download) sebuah program dengan kapasitas sekitar 11,5 MB yang membutuhkan waktu seki-tar 40 menit jika kita menggunakan koneksi Internet dial-up berkecepatan 56 kpbs. Program tersebut adalah se-buah interface yang akan menampil-kan peta citra satelit. Untuk seluruh dunia, kita dapat mencari lokasi mana saja di dunia ini dengan memasukkan nama tempat/kota/negara di kotak yang telah disediakan, maka program ini secara otomatis akan menghubung-i server yang menyediakan data/infor-masi dimaksud. Kelebihan program ini adalah dapat menampilkan kondisi tiga dimensi (3D) dari wilayah yang kita pi-lih, selain infomasi standar seperti koordinat dan elevasi.

- Mengamati G. Merapi ‘Real Time’ di Internet dan Dua Ahli dari USGS

Minggu-minggu pertama menjelang letusannya, aktivitas pemantauan G. Merapi dan hasilnya dapat dinikmati pengamat melalui Internet. Tampilan proses dan hasil kerja seismograf di kantor utama BPPTK, Yogyakarta, dan sesekali sosok puncak Merapi, dapat dinikmati oleh mereka yang online dan berhasil akses ke komputer online di BPPTK yang menayangkannya mela-lui window Yahoo Messenger (YM). Hal

itu terselenggara setelah BPPTK me-masang webcam yang diarahkan ke seismograf atau puncak G. Merapi melalui kamera. IdYM yang digunakan oleh BPPTK untuk keperluan penayan-gan real time pemantauan aktivitas G. Merapi tersebut adalah: bpptk mera-pi.

Chatting dengan bpptk merapi tak lain adalah sebuah kegiatan di dunia nyata yang ditrasformasikan ke dunia luas, menjadikan perhatian terhadap G. Merapi semakin tinggi saat kejadi-an letuskejadi-annya, tahun 2006. Kualitas penayangan live lakon nyata G. Mera-pi tersebut semakin baik setelah ke-hadiran dua orang peneliti dari USGS di saat mendekati hari”H” letusan. Kisah mereka dan BPPTK yang cukup menyentuh sekaligus menambah bukti esksistensi G. Merapi sebagai pusat perhatian dan loyalitas para peneliti terhadapnya.

Jeffry Marso dan Andy Lockhart

adalah dua orang staf USGS yang da-tang ke Indonesia saat status G. Mera-pi telah dinyatakan “siaga”. Kedatan-gan mereka yang awalnya bertujuan untuk penelitian di P. Sulawesi dalam rangka pelaksanaan program USGS kerjasama dengan Indonesia, mendadak diubah menjadi ke Merapi atas perintah segera dari kantor pu-satnya di USA. Tujuannya tiada lain

guna penelitian dan liputan aktivitas gunung api yang menjadi pusat per-hatian dunia itu. Kedua ahli USGS itu pun dalam waktu yang singkat melatih beberapa staf BPPTK untuk pemasan-gan dan operasional peralatan peman-tau aktivitas G. Merapi lengkap den-gan alat telemetri yang terhubung ke komputer online di BPPTK. Hasilnya adalah visualisasi hasil pengamatan dan kerja peralatan pemantau gunung api tersebut yang ditayangkan secara

online menjadi lebih baik (Gambar 17, 18).

- Sumber berita untuk Berbagai

Media

Bahwa G. Merapi telah menjadi pusat perhatian masyarakat Indonesia di awal kuartal pertama tahun 2006 ini siapa pun akan mengakuinya se-bagaimana tampak dalam pemberitaan berbagai media massa, baik media ce-tak maupun elektronik. Dengan kekua-tan wartawan dan teknik penyajiannya masing-masing, media-media itu telah menjadikan G. Merapi sebagai berita utama, terutama antara 13-18 Mei 2006, bahkan sampai beberapa hari sesudahnya. Teknologi dan sarana media komunikasi yang semakin cang-gih, telah menghantarkan perkemban-gan aktivitas G. Merapi secara lebih hidup ke ruang-ruang pribadi setiap warga masyarakat yang memiliki ak-ses, baik secara live maupun reportase. Penyajian berita dan informasi ten-tang G. Merapi pada media surat ka-bar dijumpai mulai harian tiras rendah, koran daerah sampai harian-harian dengan tiras besar. Berita-berita yang disajikannya pun sangat beragam, mulai dari informasi yang bersifat tek-nis seperti karakter, gejala letusan, peramalan waktu letusan, sejarah le-tusan dan korban yang diakibatkan-nya, sampai sisi lain peristiwa di sepu-tar letusan gunung api tersebut seper-ti pengungsi, kunjungan pejabat sam-pai kasus Mbah Maridjan dan misti-sisme G. Merapi. Sebuah surat kabar di Bandung misalnya, menyajikan satu bahasan tentang sejarah letusan G. Merapi dan korbannya bersumber dari

website resmi PVMBG.

Harian lain di ibu kota yang berti-ras terbesar se-Indonesia, menyajikan ulasan tentang G. Merapi dengan kan-dungan informasi utama sejelas skrip-si atau teskrip-sis, namun dengan penyajian yang mudah bagi pembaca awam, lengkap dengan sketsa dan gambar-gambar teknis full colour, dari gambar Gambar 16. Foto satelit pengamat G. Merapi. Gambar diambil dari foto live pengamatan G.

Merapi oleh satelit dari http://www.globalguide.org/. Gambar bulatan dengan paku menunjukkan posisi satelit di atas G. Merapi. Tanda panah di sebelah kiri adalah tombol (button) untuk menggerakkan gambar (akses foto ke lokasi lain) di Internet. Kotak abu-abu dalam inzet di sebelah kanan bawah adalah indeks peta yang diamati yang akan bergerak seiring dengan gerak arah panah yang dipilih. Menu “Map”, Satellite”, dan “Hybrid” di pojok kanan atas adalah menu pilihan pada situs tersebut. Foto yang ditampilkan adalah menu “Satellite”.

WARTA GEOLOGI, MEI 2006

37

dua dimensi sampai diagram blok,

ten-tang kronologis dan analisis letusan G. Merapi. Para wartawan media cetak dan media elektronik dengan setia menunggui sang gunung api disertai perlengkapan bidikan kamera yang

steady setiap saat. Keuletan mereka bak ketekunan pengintai dan pembu-ru berita kemunculan artis tenar yang akan melahirkan putranya dengan se-gala perilaku yang akan diperlihatkan-nya. G. Merapi dengan pesona dan potensi bencananya itu telah benar-benar menjadi pusat perhatian dalam minggu-minggu menjelang, saat, dan sesudah letusannya.

- Loyalitas Itu

Harian Kompas, 16 Mei 2006, se-hari setelah letusan awal letusan be-sar G. Merapi, di halaman muka me-muat berita dengan judul “Bencana Alam, Merapi Sudah Menyatu dengan Jiwa Kami...”. Berita tersebut menceri-takan penduduk beberapa kawasan di sekitar G. Merapi, seperti Desa Krin-jing, Dukun, Magelang; Desa Ngem-plak, Kemalang, Klaten; Desa Stabelan, Desa Tlogogede, Selo, Boyolali, yang berjarak antara 5 sampai 6 kilometer dari puncak Merapi, sebagian besar lebih memilih tinggal di desanya dari-pada mengungsi, saat awal peristiwa letusan dengan awan panas G. Mera-pi, Senin, 15 Mei 2006. Sebuah berita yang sering muncul di saat-saat letus-an G. Merapi yletus-ang tiada lain bercerita tentang kesetiaan atau loyalitas masyarakat daerah-daerah sekitar gu-nung api tersebut walau pun bahaya letusan sang gunung api membayangi hampir setiap 4 atau 5 tahun.

Gunung api memang selalu punya dua sisi. Sisi pertama adalah pemba-wa berkah dan rahmat kemurahan alam, dipentaskan pada saat gunung

api tersebut tenang atau dalam istilah teknisnya aktif normal. Sisi yanglain-nya adalah sisi murka dan bencana yang muncul manakala aktivitas gu-nung api tersebut meningkat sampai ke letusannya yang hebat. Demikian halnya G. Merapi. Kesetiaan atau lo-yalitas sejumlah 22.000 orang (jumlah yang harus dievakuasi menjelang le-tusan Merapi, 2006) anggota masyarakat untuk mendiami daerah-daerah yang termasuk Kawasan Raw-an BencRaw-ana (KRB) G. Merapi adalah loyalitas karena terkait berkah dan kemurahan alam Merapi. Kesetiaan kepada alam yang telah memberi rah-mat kepada mereka, menyebabkan keterikatan mereka pada alam itu, apa pun perilaku yang ditunjukkan oleh alam tersebut.

Loyalitas itu pula yang menjadi per-hatian dan daya tarik bagi para ahli, peneliti dan siapa pun yang menyim-pan perhatian pada mitigasi bencana letusan gunung api: bagaimana agar bila terjadi letusan, seluruh penduduk yang mendiami KRB G. Merapi itu se-lamat, atau bahkan, dalam kondisi le-tusannya yang jauh dari perkiraan, seluruh manusia di sekitar Merapi itu dapat diselamatkan. Perhatian dan daya tarik itu pada gilirannya melahir-kan pula loyalitas di bidang pengama-tan dan penelitian G. Merapi. Para pen-gamat G. Merapi, misalnya, bukan

Dokumen terkait