• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI DAN

1. Sejarah Singkat

3. Struktur Organisasi ... 44

BAB IV KERJASAMA PEMBIAYAAN MULTIJASA DANA

PENDIDIKAN ANTARA BSM DENGAN MADRASAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

A. Mekanisme pembiayaan Multijasa BSM dengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta ... 45 B. Analisa terhadap Pembiayaan Multijasa antara BSM dengan

Madrasah Pembangunan UIN Jakarta ... 51 1. Analisis Produk ... 51 2. Analisis Akad ... 53 3. Analisis Kerjasama BSM dengan Madrasah Pembangunan . 58

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 63 B. Saran ... 65 DAFTAR PUSTAKA ... 66 LAMPIRAN-LAMPIRAN

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Layanan perbankan kepada nasabah tidak pernah berhenti. Salah satu layanan yang dihadirkan yakni produk pembiayaan. Pembiayaan ijarah dengan akad sewa-menyewa di bank syari‟ah merupakan akad yang sangat fleksibel

dalam penerapannya sangat meringankan dan memberi kemudahan bagi para nasabahnya, nasabah yang memerlukan suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhannya baik kebutuhan konsumtif atau bisnis. Pertumbuhan pinjaman konsumtif tiap tahun mengalami peningkatan karena pinjaman konsumtif ini paling banyak dicari nasabah karena dari sisi kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan.1

Secara definisi, pembiayaan konsumtif syariah adalah kebutuhan individual meliputi kebutuhan baik barang maupun jasa yang tidak dipergunakan untuk tujuan usaha. Menurut jenis akadnya dalam produk pembiayaan syariah, pembiayaan konsumtif dapat dibagi menjadi 5 bagian yaitu:

a. Pembiayaan konsumen akad murabahah b. Pembiayaan konsumen akad IMBT c. Pembiayaan konsumen akad ijarah d. Pembiayaan konsumen akad istishna e. Pembiayaan konsumen akad Qard+ijarah

1

May. “Pinjaman Konsumtif Naik 35 Persen”. Bangka Pos. (Pangkalpinang). 10 Februari 2011.

Dalam menetapkan akad pembiayaan konsumtif, ada beberapa langkah yang harus dilakukan bank yaitu:

1. Apabila kegunaan pembelian yang dibutuhkan nasabah adalah untuk kebutuhan konsumtif semata, harus dilihat dari sisi apakah pembiayaan tersebut berbentuk pembelian barang atau jasa.

2. Jika untuk pembelian barang, faktor selanjutnya yang harus dilihat adalah apakah barang tersebut berbentuk ready stock, pembiayaan yang diberikan adalah pembiayaan murabahah. Namun, jika berbentuk goods in process, yang harus dilihat berikutnya adalah dari sisi apakah proses barang tersebut memerlukan waktu dibawah 6 bulan atau lebih. Jika dibawah 6 bulan, pembiayaan yang diberikan adalah pembiayaan salam. Jika proses barang tersebut memerlukan waktu lebih dari 6 bulan, pembiayaan yang diberikan adalah istishna.

3. Jika pembiayaan tersebut dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan nasabah di bidang jasa, pembiayaan yang diberikan adalah ijarah.2

Bank adalah suatu lembaga yang di mana kegiatan usahanya adalah menyimpan atau menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat. Sampai saat ini, mayoritas produk pembiayaan bank syariah masih terfokus pada murabahah, pembiayaan murabahah sebenarnya memiliki kesamaan dengan pembiayaan ijarah. Keduanya termasuk dalam kategori natural

2

Ahmad Ifham Solihin, Buku Pintar Ekonomi Syariah, (PT Gramedia pustaka utama, 2010) hal. 612-613.

certainty contracts,3 dan pada dasarnya adalah kontrak jual beli. Yang membedakan keduanya hanyalah objek transaksi yaitu barang, misalnya rumah, mobil dan sebagainya. Sedangkan dalam pembiayaan ijarah, objek transaksinya adalah jasa, baik manfaat atas barang maupun manfaat atas tenaga kerja. Dengan pembiayaan murabahah, bank syariah hanya dapat melayani kebutuhan nasabah untuk memiliki barang, sedangkan nasabah yang membutuhkan jasa tidak dapat dilayani. Dengan skim ijarah, bank syariah dapat pula melayani nasabah yang hanya membutuhkan jasa.4 Salah satu bentuk pelayanan jasa keuangan yang menjadi kebutuhan masyarakat adalah pembiayaan multijasa, yaitu pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah kepada nasabah dalam memperoleh manfaat atas suatu jasa. Melalui pembiayaan multijasa ini bank syariah mendapatkan kemudahan dalam mengelola likuiditasnya, karena dapat menyalurkan pembiayaan dengan memenuhi kebutuhan nasabah terhadap jasa-jasa yang

dibenarkan secara syariah.5 Produk Ijarah Multijasa muncul karena adanya

permintaan dari bank untuk mengembangkan produk pembiayaan pada tiga macam keperluan: pembiayaan untuk upacara perkawinan, pembiayaan untuk wisata ibadah (umrah) dan pembiayaan untuk studi tingkat lanjut. Dalam perkembangannya, ia bermutasi menjadi produk yang meliputi berbagai produk

3

Natural Certainty Contracts adalah kontrak atau akad dalam bisnis yang memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah maupun waktunya.

4

Adiwarman Karim, Bank Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006) edisi ke-3. hal. 137.

5

pembiayaan yang melayani semua jasa, seperti jasa atas manfaat layanan pendidikan.

Pembiayaan multijasa hukumnya boleh (jaiz) dengan menggunakan akad

ijarah atau kafalah. Kalau bank syariah menggunakan akad ijarah, maka harus

mengikuti semua ketentuan yang ada dalam fatwa ijarah. Kalau bank syariah menggunakan akad kafalah, maka harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam fatwa kafalah. Dalam kedua pembiayaan multijasa tersebut, bank syariah dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah).6 Produk-produk pembiayaan yang ditawarkan oleh perbankan syariah Indonesia cukup banyak dan bervariasi untuk memenuhi kebutuhan usaha maupun pribadi.7

Produk yang lahir dari Fatwa DSN-MUI No. 44/DSN-MUI/ VIII/2004 tentang Pembiayaan Multijasa itu kini berkembang biak menjadi produk pembiayaan multiguna untuk jenis jasa. Idealnya sebuah produk multijasa dilaksanakan seperti pembiayaan Ijarah, dimana bank membeli/menyewa aset dan menyewakannya kepada nasabah, lalu nasabah menyewanya secara cicilan. Itulah fungsi sebenarnya dari intermediary institution seperti bank. Produk bank syariah memang banyak, beragam, dan mudah dilaksanakan, karena seirama dan sejalan dengan transaksi di sektor riil. Tapi ia memiliki karakter, prosedur dan teknik yang harus diikuti dengan disiplin. Mungkin satu-satunya kiat

6

Ahmad Ifham Solihin, Ini lho, Bank Syariah, (Jakarta : PT Grafindo Media Pratama, 2006) hal .143.

7

Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,2008) hal. 243.

menjalankan Ijarah Multijasa dengan benar dan aman dari sisi syariah, maupun

risk management, adalah mendorong bank untuk menciptakan kerjasama

sebanyak-banyaknya dengan penyedia jasa, seperti sekolah, rumah sakit, agen perjalanan (untuk umroh) dan lain-lain. Jika program-program kerjasama ini dilaksanakan, tentu jaringan keuangan perbankan syariah dengan sekolah, rumah sakit, klinik, agen perjalanan dan sebagainya akan kuat. Dengan demikian stabilitas sistem keuangan dalam skala mikro akan terbangun.

Dalam konteks perbankan syariah, maka bank bertindak sebagai muajjir dan nasabah sebagai musta'jir. Jadi, keuntungan bagi bank terletak pada nilai sewa yang dibayarkan oleh nasabah. Penggunaan akad ijarah pada pembiayaan multijasa dana pendidikan BSM KCP Ciputat ini pada dasarnya adalah jenis pembiayaan dalam bentuk sewa-menyewa. Bank dapat memperoleh ujrah (fee) atas manfaat barang/jasa yang disewakannya. Besar ujrah atau fee harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam bentuk persentase. Apakah jenis pembiayaan multijasa yang dijalankan oleh bsm KCP Ciputat sudah sesuai dengan prinsip akad tersebut, kemudian kerjasama/perikatan yang terjalin antara BSM dengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta sudah sesuai dengan perjanjian menurut hukum Islam.

Dengan mengacu pada uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih tentang masalah tersebut dalam skripsi yang

berjudul : “ Kerjasama Pembiayaan Multijasa Dana Pendidikan Antara BSM

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dideskripsikan di atas maka penulis perlu melakukan pembahasan yang mempunyai maksud dan tujuan yang terarah dan jelas, supaya tidak terjadi perbedaan masalah dalam penulisan skripsi ini. Serta pokok permasalahan yang terkait didalamnya dengan tujuan agar dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas dalam menguraikan masalah tersebut dalam penulisan skripsi ini.

1. Bagaimana mekanisme Pembiayaan Multijasa dana pendidikan antara BSM dengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta ?

2. Bagaimana analisa kerjasama penyaluran pembiayaan Multijasa dana pendidikan BSM dengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta ?

C. Tujuan dan manfaat penelitian

Bertitik tolak pada permasalahan diatas, maka yang menjadi tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis mekanisme Pembiayaan Multijasa BSM ke Madrasah Pembangunan UIN Jakarta

2. Untuk menganalisis kerjasama penyaluran pembiayaan Multijasa antara BSM dengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta

Adapun hasil dari penelitian dan penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perbankan syariah, pembaca maupun pribadi, selain itu juga diharapkan dapat bermanfaat:

1. Bagi penulis sendiri

Penelitian ini sangat bermanfaat karena dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan di bidang kerjasama bank dalam pembiayaan Multijasa dana pendidikan.

2. Bagi objek penelitian (Madrasah Pembangunan UIN)

Dapat menjadi rujukan dan perbandingan dalam menerapkan kerja sama pembiayaan Multijasa dana pendidikan dengan bank syariah biar lebih efektif.

3. Bagi Pembaca

Dapat memberikan alternatif pilihan bagi masyarakat dalam menentukan lembaga keuangan bank yang sesuai dengan prinsip syariat islam.

4. Bagi Kalangan Akademisi

Dengan adanya skripsi ini diharapkan dapat lebih bermanfaat bagi kita semua dan bisa menjadi sumber referensi dan acuan yang jelas didalam memilih pembiayaan Multijasa.

5. Bagi Dunia Pustaka

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan yang berguna dalam memperkaya koleksi dan ruang lingkup karya-karya penelitian lapangan

D. Metode Penelitian

Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode. Dengan demikian, metode penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian.8 Penelitian ini menggunakan metode normatif, metode penelitian hukum yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi konsep dan asas-asas serta prinsip-prinsip syariah yang digunakan untuk mengatur perbankan syariah, khususnya sistem pembiayaan

ijarah. Metode berpikir yang digunakan adalah metode berpikir deduktif (cara

berpikir dalam penarikan kesimpulan yang ditarik dari sesuatu yang sifatnya umum yang sudah dibuktikan bahwa dia benar dan kesimpulan itu ditujukan untuk sesuatu yang sifatnya khusus). Ruang lingkup metode penelitian dari karya akhir ini akan membahas berbagai aspek yang berkaitan dengan kerjasama pembiayaan multijasa antara bank syariah dengan lembaga penyedia jasa. Selanjutnya dalam penulisan hasil karya ini akan digunakan metodologi penelitian yang terdiri dari beberapa unsur, yaitu sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian yang bersifat deskripktif analisis, yakni penelitian yang menggambarkan data dan

8

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 1998), Cat. II, hal. 42.

informasi yang diperoleh peneliti di lapangan mengenai kerjasama pembiayaan Multijasa antara BSM dengan Madrasah Pembangunan UIN. 2. Sumber Data

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan sumber data yaitu:

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dari salah satu pejabat Madrasah Pembangunan UIN.

b. Data sekunder, yaitu catatan-catatan laporan pembiayaan Multijasa dan dari literatur-literatur kepustakaan seperti buku-buku serta sumber lainnya yang berkaitan dengan materi penulisan ini.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini ditetapkan secara khusus pada Madrasah Pembangunan UIN dan diarahkan untuk mengumpulkan data yang mendukung untuk menjawab permasalahan yang telah diungkapkan diatas. Penelitian ini khususnya diarahkan pada bidang-bidang pembiayaan.

Untuk kepentingan penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan teknik:

a. Kepustakaan (library research), dilakukan untuk memperoleh dan memahami konsep-konsep dan teori serta ketentuan-ketentuan tentang pembiayaan Multijasa. Penelitian kepustakaan, yaitu mencari data-data yang diperoleh, literatur dan referensi yang berhubungan dengan judul skripsi di atas. Dari penelitian ini diharapkan dapat memperoleh kerangka teori yang relevan dengan pokok bahasan dalam operasi penelitian ini.

b. Lapangan (field research), yaitu melakukan pencarian data-data dan informasi mengenai permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini melalui wawancara, studi dokumentasi, observasi.

4. Metode Analisis

Dalam mengolah dan menganalisa data, digunakan metode yang bersifat normatif, yaitu dengan cara menggambarkan kondisi yang ada melalui data-data yang didapat dari lapangan kemudian diterjemahkan dalam keadaan sebenarnya.

5. Teknik Penulisan Skripsi

Teknik penulisan skripsi ini berdasarkan pada buku “Pedoman

Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah”,

Jakarta, Tahun 2010.

E. Review Studi Terdahulu

Adapun studi terdahulu untuk penelitian yang akan saya lakukan melihat kepada beberapa penelitian skripsi terdahulu, yaitu :

Penelitian lain 1 Penelitian lain 2 Skripsi Saya

Judul Konsep Ijarah Terhadap Jasa Pelayanan Pada Koperasi Maju Bersama kec. Bekasi Selatan kab Bekasi

Konsep Ijarah dan Aplikasinya dalam Pembiayaan Multijasa pada BPRS Wakalumi Kerjasama Pembiayaan Multijasa Dana Pendidikan antara BSM dengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta

Focus Menjadi focus kajian skripsi ini, yaitu membahas jasa-jasa koperasi maju bersama dengan melihat praktek yang ada di koperasi maju bersama lebih memfokuskan aplikasi yang dilakukan oleh nasabah pembiayaan multijasa tersebut dan kaitannya dengan penggunaan akad ijarah itu sendiri. Jadi lebih

memfokuskan pada aplikasi yang dilakukan oleh nasabah pembiayaan multijasa di BPRS Wakalumi.

Pada penelitian ini penulis lebih

memfokuskan pada kerja sama antara BSM dengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta yang berkaitan dengan aplikasi yang dilakukan oleh BSM dalam pembiayaan Multijasa Dana Pendidikan.

Metode Penelitian ini

menggunakan metode deskriptif kualitatif Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif menggabungkan penelitian kepustakaan dan observasi lapangan Penelitian saya menggunakan metode normatif menggabungkan penelitian kepustakaan, wawancara dan observasi lapangan

Obyek Koperasi Maju Bersama kec. Bekasi Selatan kab Bekasi

BPRS Wakalumi Bank Syariah Mandiri dan Madrasah

Pembangunan UIN Jakarta

Pendekatan Pendekatan deskriptif kualitatif

Pendekatan deskriptif kualitatif

Pendekatan normatif

Kesimpulan Dalam skripsi ini dapat di simpulkan bahwa masih kurangnya pemahaman para pelaku di koperasi maju bersama terhadap perekonomian syariah, yang juga mempunyai kontrak (akad) yang lebih transparan, seperti ijarah sehingga masih

menggunakan bunga dalam aktifitasnya dan kurang detailnya isi-isi dalam pelayanan, yang dikhawatirkan

menimbulkan masalah di masa yang akan datang.

Dalam skripsi ini dapat disimpulkan dalam prakteknya di BPRS Wakalumi, produk IB Multijasa menggunakan akad wakalah dan ijarah, dimana BPRS memberikan jasa dalam memenuhi kebutuhan nasabahnya dengan memberikan kuasa kepada nasabah untuk membayarkannya kepada pihak ketiga

Kesimpulan dari skripsi ini pembiayaan multijasa dana pendidikan ini mempunyai beberapa keunggulan yaitu mekanisme pencairan yang sangat mudah dan cepat dengan

menggunakan akad ijarah dan kontrak kerjasama antara BSM dengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta sesuai dengan pandangan hukum islam.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini diperlukan adanya suatu uraian mengenai susunan dari tulisan yang dibuat agar pembahasan menjadi teratur dan terarah pada permasalahan yang sedang dibahas. Untuk itu skripsi ini akan di bagi ke dalam lima bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan, yang mencakup latar belakang masalah, perumusan masalah, manfaat penelitian, tujuan penelitian, review studi terdahulu, metode penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II PEMBIAYAAN MULTIJASA

Pada bab ini penulis menjelaskan tentang produk pembiayaan multijasa, Skema Akad yang Digunakan dan Teknik Penghitungannya. BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI DAN

MADRASAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

Melanjutkan dari bab II selanjutnya penulis mencoba menjabarkan tentang objek penelitian yaitu pada Madrasah Pembangunan UIN Jakarta dari sejarah singkat, visi, misi, tujuan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta, struktur organisasinya serta BSM.

BAB IV KERJASAMA PEMBIAYAAN MULTIJASA DANA

PENDIDIKAN ANTARA BSM DENGAN MADRASAH

PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

Pada bab ini penulis menguraikan tentang analisis Mekanisme pembiayaan Multijasa BSM dengan Madrasah Pembangunan UIN

Jakarta, analisa terhadap Pembiayaan Multijasa antara BSM dengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta meliputi: Analisis Produk, Analisis Akad dan Analisis Kerjasama BSM dengan Madrasah Pembangunan

BAB V PENUTUP

Merupakan bagian penutup dikemukakan kesimpulan dari semua permasalahan yang dibahas dan memberikan saran-saran

15

PEMBIAYAAN MULTIJASA

A. Produk Pembiayaan Multijasa 1. Pengertian Ijarah Multijasa

Secara terminologi atau menurut bahasa multijasa terdiri dari dua kata, multi yaitu banyak, bermacam-macam dan kata jasa yang berarti perbuatan yang berguna atau bernilai bagi orang lain. Jadi multijasa adalah sebuah perbuatan atau manfaat yang bermacam-macam gunanya bagi orang lain. Menurut terminologi istilah pembiayaan ijarah multijasa adalah pembiayaan yang diberikan oleh lembaga keuangan syariah, baik perbankan atau non perbankan kepada nasabah dalam memperoleh manfaat dan jasa1. Pembiayaan ijarah multijasa merupakan fasilitas biaya konsumtif yang tidak bertentangan dengan syariah seperti biaya pendidikan, kesehatan, pernikahan, naik haji dan umroh2. Pada umumnya pembiayaan multijasa yang terjadi di lembaga keuangan syariah yaitu membeli jasa manfaat dari penyedia jasa, kemudian nasabah akan membayar ujrah (fee) sebagai kompensasi atas manfaat yang diperolehnya dengan cara mengangsur atau langsung melunasi sekaligus sesuai dengan kesepakatan dalam perjanjian di awal akad.

1Serambi Indonesia, “Hukum Transaksi Pembiayaan Ijarah Multijasa”,artikel di akses pada 7

Mei 2011 dari http:// www.serambinews.com/

2 ISM, “BNI Syariah Luncurkan Multijasa iB”, artikel di akses pada 12 Mei 2011 dari

2. Landasan Hukum Pembiayaan Ijarah Multijasa a. Al-qur‟an

Ada beberapa ayat yang menegaskan dibolehkannya pembiayaan multijasa. Contohnya terdapat pada surat yusuf ayat 72 yang berbunyi :



























Artinya : “penyeru-penyeru itu berkata : “kami kehilangan piala raja, dan barang siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku

menjamin terhadapnya”.

Ayat ini menjelaskan tentang ujrah dari jualah (sayembara), ketika seseorang dapat melakukan sesuatu yang bisa melakukan sesuatu yang diinginkan, maka ia dapat mendapatkan imbalan sebagai pengganti jasa tersebut.

Sedangkan pembiayaan ijarah multijasa tidak diperbolehkan dalam hal kemaksiatan atau yang diluar syariat islam, ini ditegaskan dalam surat al- maidah ayat 2:

































Artinya : “dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran dan bertakwalah kamu kepada

b. Hadis

Selain dalil-dalil dari al-qur‟an, ada juga beberapa hadis yang

membolehkan dan menjelaskan sebagai pendukung atau pegangan dalam bertransaksi menggunakan akad ijarah multijasa. Seperti hadis riwayat tirmidzi di bawah ini.

3

Artinya: “perjanjian boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perjanjian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram, dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau

menghalalkan yang haram.”

Sesuai dengan hadis di atas, bahwa rasulullah SAW membolehkan umatnya untuk menolong satu sama lain dengan melakukan perjanjian atau mengikat akad, asalkan tidak menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal.

c. Kaidah fiqh

Pada dasarnya semua bentuk muamalah adalah boleh dilakukan, kecuali ada dalil yang mengharamkannya. Jadi, pembiayaan ijarah multijasa juga boleh oleh agama islam, karena belum ada dalil yang mengharamkannya.

3

Abdul Qadir Syaibah Al-Hamd, Fiqh Islam: Syarah Bulughul Maram, (Jakarta: Darul Haq, 2005) h 310

Ketentuan berkaitan dengan ijarah multijasa didasarkan kepada fatwa DSN-MUI No: 44/DSN-MUI/VII/2004 tentang pembiayaan multijasa. Menurut pasal 17 PBI No.7/46/PBI/2005, yaitu PBI yang telah dicabut dengan PBI No. 10/16/PBI/2008, kegiatan penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan berdasarkan ijarah untuk transaksi multijasa berlaku persyaratan paling kurang sebagai berikut :

a. Bank dapat menggunakan akad ijarah untuk transaksi multijasa dalam jasa keuangan antara lain dalam bentuk pelayanan pendidikan,kesehatan, ketenagakerjaan, dan kepariwisataan

b. Dalam pembiayaan kepada nasabah yang menggunakan akad ijarah untuk transaksi multijasa, bank dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah) atau fee c. Besar ujrah atau fee harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk

nominal bukan dalam bentuk persentase4.

Menurut fatwa DSN-MUI No. 44/DSN-MUI/VII/2004 tersebut, ketentuan dari pembiayaan multijasa adalah sebagai berikut :

a. Pembiayaan multijasa hukumnya boleh (jaiz) dengan menggunakan akad

ijarah atau kafalah

b. Dalam hal LKS menggunakan akad ijarah, maka harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam fatwa ijarah

c. Dalam hal LKS menggunakan akad kafalah, maka harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam fatwa kafalah

4

Peraturan bank Indonesia No 7/46/PBI/2005 tentang akan penghimpunan dan penyalyur dana bagi yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah pasal 17 ayat 1, 2, dan 3

d. Dalam kedua pembiayaan multijasa tersebut, LKS dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah) atau fee

e. Besar ujrah atau fee harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam bentuk persentase

Berdasarkan fatwa DSN dan ketentuan PBI tersebut, pembiayaan

ijarah multijasa dijalankan oleh bank syariah dengan prosedur sebagai

berikut:

a. Pelaksanaan ijarah multijasa dituangkan dalam akad ijarah dengan objek manfaat atas suatu jasa

b. Bank diperkenankan memperoleh imbalan jasa atau fee atas jasa yang diberikan

c. Besarnya imbalan jasa atau fee disepakati diawal5.

Objek Ijarah Multijasa :

Bank dapat menggunakan akad ijarah untuk transaksi multi jasa dalam jasa keuangan antara lain dalam bentuk pelayanan :

1) Pendidikan 2) Kesehatan 3) Ketenagakerjaan 4) Kepariwisataan 5

Sutan Remy Syahdeini. Perbankan Syariah : Produk-Produk dan Aspek-Aspek Hukumnya, (Jakarta: PT Jayakarta Agung) cet 1, hal. 253.

d. Besarnya ujrah dan jangka waktu

Nasabah membayar uang upah/ujrah sesuai dengan kesepakatan. Jangka waktu maksimum Ijarah Multijasa adalah 3 tahun Besarnya upah/ujrah harus disepakati diawal dan dinyatakan dalam bentuk tabel yang sudah ditentukan pada SOP Multijasa.

B. Skema Akad Yang digunakan 1. Pengertian ijarah

Lafaz al-ijarah dalam bahasa arab berarti upah, sewa, jasa, atau

imbalan.

Secara terminologi, ada beberapa definisi ijârah yang dikemukakan para ulama fiqh :

Pertama, Ulama Hanâfiyahmendefinisikannya dengan: “ transaksi

Dokumen terkait