• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. PLN adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sejarah perusahaan ini bermula pada saat pengambilalihan perusahaan listrik bekas swasta Belanda dari tangan Jepang. Aksi ambil alih itu diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengenang peristiwa pengambilalihan itu, maka dengan Penetapan Pemerintah No. 1 SD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai hari listrik.

Perjanjian KMB 27 Desember 1949 antara lain mengharuskan semua Perusahaan Listrik Swasta Belanda dikembalikan kepada pemiliknya. Sejarah membuktikan kemudian bahwa dalam suasana yang makin buruk dalam hubungan Indonesia – Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar surat Keputusan Presiden No. 163 yang memuat ketentuan nasionalisasi perusahaan listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat 2 UUD 1945. Maka secara serentak terjadilah nasionalisasi dan ambil alih perusahaan listrik swasta Belanda di seluruh tanah air sampai 1958.

Setelah itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri perusahaan Listrik Negara Distribusi Cabang Sumatera Utara (Sumatera Timur dan Tapanuli) yang dikepalai oleh R. Sukarno (merangkap kepala di Aceh), tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Perusahaan ini membawahi semua bekas Perusahaan Listrik Swasta Belanda kecuali OGEM di Medan yang dikepalai oleh Ir. Amir Husni Abdillah. Setelah BPU PlN berdiri dengan SK Menteri PUT No. 16/1/20 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan dirubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumbar dan Riau menjadi PLN Eksploitasi I dipimpin oleh Ir. Dudung Jachyasumitra.

Tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan Peraturan menteri PUT No. 9/PRT/64 dan dengan Peraturan menteri No. 1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN menjadi 15 Daerah kesatuan Eksploitasi. Sumatera Utara tetap Eksploitasi I dipimpin oleh Ir. Dudung Jachyasumitra, Aceh menjadi Eksploitasi XIII dan Sumbar dan Riau menjadi Eksploitasi XIV.

PP No. 18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan, dan mendistribusikan tenaga listrik di seluruh Indonesia. Kemudian disusul dengan keputusan Menteri PUTL No. 01/PRT/73 untuk menetapkan perubahan PLN dari perusahaan Listrik Negara menjadi PERUM sebagai satu-satunya perusahaan Negara yang dibentuk oleh pemerintah untuk membangkitkan, menyalurkan, dan mendistribusikan tenaga listrik diseluruh wilayah Negara Republik Indonesia. Dalam SK Menteri tersebut ditetapkan pula pembagian daerah kerja PLN menjadi 11 Eksploitasi, 4 daerah Distribusi dan 3 daerah Pembangkit. PLN Eksploitasi I Sumatera Utara berubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara.

Kemudian pada tahun 1975 keluar Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah, dan PLN Pembangunan jadi PLN Proyek Induk. PLN dibagi menjadi 13 Wilayah, 1 Pembangkit, 2 Distribusi dan 10 Proyek Induk. PLN Eksploitasi II Sumatera Utara menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara.

Pada tahun 1984, dikeluarkan Undang-Undang Nomor 15 yang memungkinkan swasta turut dalam pengusahaan tenaga listrik bagi kepentingan umum. Kemudian diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1990 sebagai pengganti peraturan pemerintah Nomor 17 tahun 1990 sebagai pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1982 yang mengatur PLN, pada Tahun 1994 status PLN diubah menjadi Persero

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1994. Perubahan status PLN dari perusahaan umum menjadi persero dilakukan oleh pemerintah sejalan denga kemajuan yang telah dicapai perusahaan sekaligus upaya dalam mengantisipasi perkembangan kebutuhan tenaga listrik yang terus meningkat. Hal yang dijadikan pertimbangan oleh pemerintah adalah APBN yang cukup berat sehingga penyertaan modal pemerintah menjadi lebih sulit didapatkan. Di lain pihak dana lunak (soft loan) pinjaman dari luar negeri beberapa tahun terakhir juga semakin langka dan sulit untuk diharapkan. Sehingga perubahan status menjadi Persero, memungkinkan Perusahaan Listrik Negara untuk memobilitasi dana swasta/masyarakat melalui pasar modal dengan penjualan obligasi dan saham atau melakukan usaha patungan dengan swasta untuk pembangunan sarana kelistrikan yang dibutuhakan. Pada saat Perusahaan Listrik Negara sebagai Perusahaan Umum, perusahaan lebih ditekankan pada fungsi sosialnya dengan misi agen pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan setelah Perusahaan Listrik Negara sebagai Persero, ditekankan pada fungsi sosialnya melalui kebijaksanaan penarifan yang tetap mengacu kepada profit center dan cost center.

Perubahan organisasi dan tata kerja PT. PLN (Persero), berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT. PLN (Persero)

1. Nomor : 078.K/023/DIR/1996 Tanggal : 09 Agustus 1996

Tentang : Organisasi dan tata kerja PT. PLN (Persero) Kitlursu. 2. Nomor : 111.K/023/DIR/1996

Tanggal : 18 November 1966

Tentang : Unit pelaksanaan PT. PLN (Persero) Kitlursu 3. Nomor : 095.T.K/DIR/1998

Tentang : Organisasi Pusat Listrik, Tragi pada sektor-sektor di Lingkungan PT. PLN (Persero) Kitlursu.

4. Nomor : 060.T.K/023/DIR/1998 Tanggal : 29 April 1998

Tentang : Perubahan pola kegiatan unsur pelaksanaan pengusahaan Sektor Glugur Dan Belawan

Sejalan dengan maksud dan tujuan pemerintah tersebut, maka PT. PLN (Persero) Wilayah II Sumatera Utara dibagi dua bidang usaha, yaitu:

1. Bidang Pemasaran dan Distribusi yang dilaksanakan oleh PT. PLN (Persero) Wilayah II Sumatera yang wilayah II Sumatera yang wilayah kerjanya meliputi seluruh Wilayah Sumatera Utara. PT. PLN (Persero) Wilayah II Sumatera Utara membawahi beberapa cabang, antara lain:

a. Cabang Medan b. Cabang Binjai

c. Cabang Pematang Siantar d. Cabang Sibolga

e. Cabang Padang Sidempuan f. Cabang Rantau Prapat.

Masing-masing Cabang membawahi Rayon, Ranting, dan kantor jaga PT. PLN (Persero). PT. PLN (Persero) wilayah II Sumatera Utara Dipimpin oleh seorang General Manager (Pimpinan Wilayah) yang berkedudukan di jalan K.L. Yos Sudarso No. 284 Medan.

2. Bidang pembangkit dan penyaluran yang dilaksanakan oleh PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Pembangkitan dan penyaluran Sumatera bagian utara yang wilayah kerjanya meliputi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Sumatera Utara dan wilayah

Riau. PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Pembangkit dan Penyaluran Sumatera bagian utara membawahi beberapa Sektor dan Unit Pengaturan Beban (UPB), antara lain: a. Sektor Belawan (Sumut) Sebagai Pembangkit Utama.

b. Sektor Glugur (Sumut) Medan.

Perusahaan Listrik Negara (PLN) Penyaluran dan Pengatur Beban Sumatera Unit Pelayanan Transmisi Medan merupakan perusahaan jasa listrik yang melayani kebutuhan masyarakat dalam penyediaan kebutuhan energi listrik. Sejak peresmian unit kerja baru Pembangkit dan Penyaluran (Kitlur) pada tanggal 7 Januari 1997, kepemimpinan PT. PLN (Persero) Kitlur SUMBAGUT dipercayakan kepada Ir. Demdem R. Sukada. Secara garis besar wilayah kerja PT. PLN (Persero) Kitlur SUMBAGUT meliputi:

1. Provinsi Aceh memiliki satu sektor yakni Sektor Leungbata

2. Provinsi Sumatera Utara terdiri dari Sektor Belawan, Sektor Glugur, dan Unit Pengaturan Beban (UPB) Sistem Sumatera Utara.

3. Provinsi Riau terdiri dari Sektor Pekan Baru.

Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Direksi nomor : 026.K/DIR/2005 tanggal 27 Januari 2005; maka dengan ini Organisasi Sektor Penyaluran Glugur pada PT. PLN (Persero) Pembangkit dan Penyaluran Sumatera bagian utara menjadi PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (P3B) Sumatera Unit Pelayanan Transmisi (UPT) Medan.

Dokumen terkait