BAB II. TINJAUAN UMUM TERHADAP MINAT LULUSAN
2.2 Sejarah Universitas Sumatera Utara
Sejarah Universitas Sumatera Utara (USU) dimulai dengan berdirinya Yayasan Universitet Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952. Pendirian yayasan ini dipelopori oleh Gubernur Sumatera Utara untuk memenuhi keinginan masyarakat Sumatera Utara khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya.
Yayasan ini diurus oleh suatu Dewan Pimpinan yang diketuai langsung oleh Gubernur Sumatera Utara Abdul Hakim, dengan susunan sebagai berikut:
Abdul Hakim (Ketua); Dr. T. Mansoer (Wakil Ketua); Dr. Soemarsono (Sekretaris/Bendahara); Ir. R. S. Danunagoro, Drh. Sahar, Drg. Oh Tjie Lien, Anwar Abubakar, Madong Lubis, Dr. Maas, J. Pohan, Drg. Barlan, dan Soetan Pane Paruhum(Anggota).
Sebenarnya hasrat untuk mendirikan perguruan tinggi di Medan telah mulai sejak sebelum Perang Dunia-II, tetapi tidak disetujui oleh pemerintah Belanda pada waktu itu. Pada zaman pendudukan Jepang, beberapa orang terkemuka di Medan termasuk Dr. Pirngadi dan Dr. T. Mansoer membuat rancangan perguruan tinggi Kedokteran.
Setelah kemerdekaan Indonesia, pemerintah mengangkat Dr. Mohd. Djamil di Bukit Tinggi sebagai ketua panitia. Setelah pemulihan kedaulatan akibat clash pada tahun 1947, Gubernur Abdul Hakim mengambil inisiatif menganjurkan kepada rakyat di seluruh Sumatera Utara mengumpulkan uang untuk pendirian sebuah universitas di daerah ini.
Pada tanggal 31 Desember 1951 dibentuk panitia persiapan pendirian perguruan tinggi yang diketuai oleh Dr. Soemarsono yang anggotanya terdiri dari Dr. Ahmad Sofian, Ir. Danunagoro, dan sekretaris Mr. Djaidin Purba. Selain Dewan Pimpinan Yayasan, Organisasi USU pada awal berdirinya terdiri dari: Dewan Kurator, Presiden Universitas, Majelis Presiden dan Asesor, Senat Universitas, dan Dewan Fakultet.
Sebagai hasil kerja sama dan bantuan moril dan material dari seluruh masyarakat Sumatera Utara yang pada waktu itu meliputi juga Daerah Istimewa Aceh, pada tanggal 20 Agustus 1952 berhasil didirikan Fakultas Kedokteran di Jalan Seram dengan dua puluh tujuh orang mahasiswa diantaranya dua orang
wanita. Tanggal 20 Agustus 1952 telah ditetapkan sebagai hari jadi atau Dies Natalis USU yang diperingati setiap tahun.
Kemudian disusul dengan berdirinya Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (1954), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (1956), dan Fakultas Pertanian (1956). Selanjutnya, pada tanggal 20 November 1957, USU diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Dr. Ir. Soekarno menjadi universitas negeri yang ketujuh di Indonesia.
Pada tahun 1959, dibuka Fakultas Teknik di Medan dan Fakultas Ekonomi di Kutaradja (Banda Aceh) yang diresmikan secara meriah oleh Presiden R.I. Kemudian disusul berdirinya Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (1960) di Banda Aceh. Sehingga pada waktu itu, USU terdiri dari lima fakultas di Medan dan dua fakultas di Banda Aceh.
Selanjutnya menyusul berdirinya Fakultas Kedokteran Gigi (1961), Fakultas Sastra (1965), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (1965), Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik (1982), Sekolah Pascasarjana (1992), Fakultas Kesehatan Masyarakat (1993), Fakultas Farmasi (2007), Fakultas Psikologi (2008), dan Fakultas Keperawatan (2009).
Pada tahun 2003, USU berubah status dari suatu perguruan tinggi negeri (PTN) menjadi suatu perguruan tinggi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Perubahan status USU dari PTN menjadi BMHN merupakan yang kelima di Indonesia. Sebelumnya telah berubah status UI, UGM, ITB dan IPB pada tahun 2000. Setelah USU disusul perubahan status UPI (2004) dan UNAIR (2006).
Dalam perkembangannya, beberapa fakultas di lingkungan USU telah menjadi embrio berdirinya tiga perguruan tinggi negeri baru, yaitu Universitas
Syiah Kuala di Banda Aceh, yang embrionya adalah Fakultas Ekonomi dan Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan USU di Banda Aceh. Kemudian disusul berdirinya Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Medan (1964), yang sekarang berubah menjadi Universitas Negeri Medan (UNIMED) yang embrionya adalah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan USU. Setelah itu, berdiri Politeknik Negeri Medan (1999), yang semula adalah Politeknik USU.
2.3 Sejarah berdirinya Program Studi D-III Bahasa Jepang dan Program Ekstensi Sastra Jepang USU
Program Studi D-III Bahasa Jepang USU dibuka pada tahun 1980. Sesuai dengan kenyataan lapangan kerja yang memungkinkan untuk alumni seperti sektor pendidikan, perindustrian, perhubungan. perbankan, kepariwisataan. dan instansi pemerintah dan swasta.
Didirikannya Program Studi D-III Bahasa Jepang USU diawali dengan visi untuk menciptakan lulusan yang rnampu berkomunikasi dalam bahasa Jepang secara praktis baik lisan maupun tulisan. Dan misi untuk menghasilkan lulusan yang mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang berkaitan dengan bahasa Jepang dan mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya khususnya bahasa Jepang sesuai kebutuhan serta tuntutan masyarakat
(http://www.usu.ac.id/diploma/138-sastra-jepang-d-iii.html).
Sedangkan Program Ekstensi Sastra Jepang USU dibuka pada tahun 2001. Sesuai dengan kenyataan lapangan kerja yang memungkinkan untuk alumni Sastra Jepang seperti sektor pendidikan, perindustrian, perhubungan. perbankan, kepariwisataan. dan instansi pemerintah dan swasta.
Didirikannya Program Ekstensi Sastra Jepang USU adalah sebagai jembatan untuk memberikan kesempatan bagi para Ahli Madya Bahasa Jepang melanjutkan studinya agar memperoleh gelar Sarjana Sastra.
(http://www.usu.ac.id)
2.4 Perbandingan Persentase Minat Lulusan Program DIII Bahasa Jepang Tahun 2006-2010 untuk melanjutkan ke Program Ekstensi Sastra Jepang USU
Untuk membandingkan persentase Minat lulusan Program DIII Bahasa Jepang yang telah melanjutkan ke Program Ekstensi Sastra Jepang sejak Tahun 2006 -2010 maka diperlukan data-data berdasarkan fakta di lapangan.
Data Lulusan Program DIII Bahasa Jepang USU Tahun 2006-2010: Tahun lulusan Jumlah lulusan
2006 84 orang
2007 80 orang
2008 72 orang
2009 67 orang
2010 32 orang
Data Mahasiswa Program Ekstensi Sastra Jepang Tahun 2006-2010: Tahun
Akademik
Jumlah Mahasiswa Ekstensi
Lulusan USU yang melanjut ke Ekstensi 2006 7 orang 4 orang 2007 10 orang 7 orang 2008 13 orang 10 orang 2009 16 orang 11 orang 2010 6 orang 2 orang
Perbandingan Persentase Minat Lulusan Program DIII Bahasa Jepang USU Tahun 2006- 2010 melanjutkan ke Program Ekstensi Sastra Jepang
Tahun Akademik Jumlah Lulusan Lulusan USU yang melanjut ke Ekstensi Perbandingan Persentase 2006 84 orang 4 orang 4.76% 2007 80 orang 7 orang 8.75% 2008 72 orang 10 orang 13.89% 2009 67 orang 11 orang 16.42% 2010 32 orang 2 orang 6.25%
BAB III
ANALISIS MINAT LULUSAN PROGRAM DIII BAHASA JEPANG UNTUK MELANJUTKAN KE PROGRAM EKSTENSI SASTRA JEPANG
USU
3.1 Penjabaran Angket
Angket yang digunakan dalam penelitian ini, adalah berupa pertanyaan-pertanyaan yang menjabarkan tentang minat lulusan DIII Program Bahasa Jepang untuk melanjutkan ke Program Ekstensi Sastra Jepang. Angket ini, terangkum dalam 10 item yang dirasakan peneliti, telah cukup jelas untuk menggambarkan hal yang akan diteliti. Kesepuluh item ini akan disebarkan pada mahasiswa semester akhir USU Program DIII Bahasa Jepang yang berjumlah 35 orang.
Berikut pertanyaan yang akan diberikan guna memperoleh data dari lapangan:
1. Apa alasan Anda memilih jurusan DIII Program Bahasa Jepang.
a. Karena sebelumnya sudah pernah belajar Bahasa Jepang.
b. Karena Bahasa Jepang adalah Bahasa Internasional ketiga.
c. Karena Bahasa Jepang sedang populer di Indonesia.
d. Karena saran dari orang lain, Jurusan Bahasa Jepang mempunyai prospek cemerlang ke depannya.
2. Setelah Anda di wisuda nanti, apa rencana Anda? a. Saya akan segera menikah.
b. Saya akan mencari pekerjaan yang berkaitan dengan bahasa Jepang. c. Saya akan melanjutkan ke Program Ekstensi.
d. Belum ada rencana.
e. Lain-lain: ………... 3. Apa alasan Anda ingin melanjutkan ke Program Ekstensi?
a. Untuk mendapatkan gelar Sarjana.
b. Untuk mengisi waktu kosong di sore hari.
c. Untuk memperdalam pengetahuan saya.
d. Karena saran dari orang lain supaya mudah mendapatkan pekerjaan.
e. Lain-lain: ………
4. Apa alasan Anda tidak ingin melanjutkan ke Program Ekstensi? a. Lebih penting mencari pekerjaan.
b. Karena alasan ekonomi. c. Karena tidak ingin kuliah lagi.
d. Tahun ini tidak rencana lanjut, mungkin tahun depan saja.
e. Lain-lain: ……… 5. Jika setelah wisuda, Orang tua memberikan Anda modal. Apa yang Anda
lakukan?
b. Untuk melanjutkan kuliah ke Program Ekstensi.
c. Untuk ditabung dan segera mencari pekerjaan.
d. Untuk persiapan pernikahan.
e. Lain-lain: ...
6. Jika Anda berniat melanjutkan kuliah ke Program Ekstensi, jurusan apa yang Anda inginkan?
a. Saya memilih Program Ekstensi Sastra Jepang.
b. Saya berniat pindah ke Ekstensi FISIP.
c. Saya berniat pindah ke Ekstensi Sastra Inggr is.
d. Saya berniat pindah ke Ekstensi Komputer
e. Lain-lain: ………
7. Alasan tidak memilih kembali Jurusan Sastra Jepang? a. Kekhawatiran tidak adanya lowongan kerja. b. Biayanya berat sekali.
c. Pelajaran bahasa Jepang terlalu sulit.
d. Berencana menikah, jadi tidak mungkin melanjutkan kuliah.
e. Lain-lain: ……….. 8. Alasan tetap memilih kembali ke Program Ekstensi Jurusan Sastra Jepang?
a. Supaya bisa mengikuti kegiatan-kegiatan Kejepangan.
c. Supaya dapat memperdalam kemampuan berbahasa Jepang.
d. Supaya mudah mendapatkan pekerjaan.
e. Lain-lain: ………
9. Pandangan Anda terhadap Bahasa Jepang.
a. Bahasa Jepang susah, tetapi banyak pengetahuan yang berharga.
b. Bahasa Jepang susah, tetapi mengasikkan karena ada level-level tertentunya.
c. Bahasa Jepang sangat susah sekali.
d. Bahasa Jepang membingungkan sekali.
e. Lain-lain: ………
10. Jika Anda telah lulus, pekerjaan yang Anda inginkan? a. Menjadi pengajar bahasa Jepang.
b. Mencari pekerjaan yang berkaitan dengan Bahasa Jepang (misalnya: di restoran, pariwisata, perhotelan dll).
c. Menjadi penterjemah bahasa Jepang (lisan maupun tulisan).
d. Bekerja di perusahaan tetapi, tidak harus berkaitan dengan Jepang.
3.2 Penjabaran Grafik
Berikut ini penjabaran Grafik sesuai poin-poin dalam angket penelitian. Pertanyaan 1:
Dari Grafik Persentase Alasan kuliah dengan jurusan DIII Bahasa Jepang, terdapat 22.86% mahasiswa yang mengungkapkan karena saran dari orang lain bahwa Bahasa Jepang mempunyai prospek yang cemerlang di masa depan, 17.14% karena sudah pernah belajar Bahasa Jepang sebelumnya, dan dengan
6 orang 17.14% 4 orang 11.43% 5 orang 14.29% 8 orang 22.86% 1 orang, 2.86% 1 orang, 2.86% 6 orang 17.14% 2 orang 5.71% 1 orang, 2.86% 1 orang, 2.86% 12 orang 34.29%
Persentase Alasan Kuliah dengan Jurusan DIII Bahasa Jepang
Sudah pernah belajar bahasa Jepang
Bahasa Jepang adalah bahasa internasional ketiga Bahasa Jepang sedang populer di Indonesia
Saran dari orang lain, Jurusan Bahasa Jepang mempunyai prospek cemerlang ke depannya Sudah suka Jepang sejak kecil
Karena bisa jadi lompatan untuk masuk ke Ekstensi jurusan lain Karena lulusnya di D3 Bahasa Jepang
Karena tidak ada pilihan lain Karena suka komik
jumlah yang sama 17.14% mahasiswa yang menjawab karena lulusnya di D-III Bahasa Jepang, 14.29% karena saat ini Bahasa Jepang sedang populer di Indonesia, 11.43% mahasiswa yang menjawab karena Bahasa Jepang merupakan Bahasa Internasional ketiga, 5.71% menjawab karena tidak ada pilihan lain, 2.86% karena lulus pilihan kedua Bahasa Jepang, dengan jumlah yang sama 2.86% mahasiswa yang menjawab sebagai lompatan untuk masuk Ekstensi Jurusan lain, dan 2.86% mahasiswa yang memilih jurusan Bahasa Jepang karena sudah menyukai Jepang sejak kecil, dan alasan terakhir 2.86% mahasiswa menjawab karena menyukai komik.
Pertanyaan 2:
Dari Grafik Rencana Setelah Wisuda, diperoleh bahwa sebanyak 57.14% mahasiswa tertarik untuk melanjutkan kuliah ke jenjang Ekstensi, 17.14% mahasiswa belum mempunyai rencana masa depan, 11.43% mahasiswa berencana
1 orang, 2.86% 4 orang 11.43% 20 orang 57.14% 6 orang 17.14% 3 orang 8.57% 1 orang 2.86% 4 orang 11.43%
Rencana setelah wisuda
Segera menikah
Mencari pekerjaan yang berkaitan dengan Bahasa Jepang Melanjutkan ke Jenjang Ekstensi
Belum ada rencana
Kerja sambil lanjut Ekstensi
Kalau tidak dapat lanjut, cari kerja dulu
mencari pekerjaan yang berkaitan dengan Bahasa Jepang, 8.57% mahasiswa berencana bekerja sambil melanjutkan ke Program Ekstensi 2.86% mahasiswa yang berminat lanjut jika bisa dan 2.86% yang berencana menikah.
Pertanyaan 3:
Dari Grafik Alasan ingin melanjutkan ke Program Ekstensi terdapat sebanyak 15% mahasiswa yang tidak menjawab pertanyaan ini, hal ini menurut hipotesa peneliti dikarenakan mahasiswa tersebut berencana tidak melanjutkan kuliah atau kemungkinan belum mempunyai rencana masa depan namun tampak jelas bahwa minat untuk melanjutkan ke Program Ekstensi tergolong sedang bahkan rendah. Di sisi lain terdapat 34% mahasiswa yang berminat melanjutkan ke Program Ekstensi untuk memperdalam pengetahuan, dengan jumlah yang sama pula, 34% mahasiswa menjawab untuk mendapatkan gelar Sarjana, dan 17% mahasiswa yang berminat melanjutkan ke Program Ekstensi agar mudah mendapatkan pekerjaan. 5 orang 15% 12orang 34% 0% 12 orang 34% 6 orang 17% 0% 30 orang 85%
Alasan ingin melanjutkan ke Program Ekstensi
Tidak jawab
Untuk mendapatkan gelar Sarjana
Untuk mengisi waktu kosong di sore hari
Untuk memperdalam pengetahuan saya
Saran dari orang lain supaya mudah mendapatkan pekerjaan Lain-lain
Pertanyaan 4:
Dari Grafik Persentase Alasan tidak ingin melanjutkan ke Ekstensi terdapat 57.14% mahasiswa yang tidak menjawab. Menurut hipotesa peneliti, hal ini disebabkan karena mahasiswa tersebut jelas mempunyai minat untuk
melanjutkan ke Ekstensi atau kemungkinan masih ragu dan belum mempunyai rencana masa depan. Sementara itu, 20% mahasiswa lebih memilih untuk mencari pekerjaan dahulu, 17.14% mahasiswa yang tidak berencana melanjutkan kuliah pada tahun ini, 2.86% mahasiswa tidak berminat melanjutkan kuliah karena belum mampu membiayai sendiri dan dengan jumlah yang sama 2.86% mahasiswa yang menjawab tidak berminat lanjut karena tidak mengerti kanji Bahasa Jepang.
Pertanyaan 5: 20 orang 57.14% 7orang 20% 0% 0% 6orang 17.14% 1 orang, 2.86% 1orang, 2.86% 15 orang 42.86%
Persentase Alasan tidak ingin melanjutkan ke Program
Ekstensi
Tidak jawab
Lebih penting mencari pekerjaan
Karena alasan ekonomi
Karena tidak ingin kuliah lagi
Tahun ini tidak rencana lanjut
Cari kerja untuk biaya sendiri kuliah Ekstensi
Karena tidak begitu mengerti kanji
Dari Grafik Persentase hal yang dilakukan dengan modal yang diterima dari orang tua setelah wisuda, terdapat 40% mahasiswa yang menjawab akan digunakan untuk membuka usaha, 34% mahasiswa berminat untuk melanjutkan ke Program Ekstensi, 20% untuk ditabung dan segera mencari pekerjaan, 6% mahasiswa berencana untuk persiapan pernikahan.
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% Digunakan untuk membuka usaha Untuk melanjutkan kuliah ke Jenjang Ekstensi Untuk ditabung dan segera mencari pekerjaan Untuk persiapan pernikahan Lain-lain
Persentase hal yang dilakukan dengan modal yang
diterima dari orang tua setelah wisuda
Pertanyaan 6:
Dari Grafik Persentase Jurusan yang diinginkan untuk melanjutkan ke Program Ekstensi, terdapat 17.14% mahasiswa yang berminat tetap melanjutkan ke Program Ekstensi Sastra Jepang, 45.71% memilih pindah ke Ekstensi FISIP, 11.43% memilih pindah ke Ekstensi Ekonomi Manajemen, 8.57% memilih pindah ke Ekstensi Komputer, 5.71% memilih pindah ke Ekstensi Ekonomi, 2.86% memilih pindah ke Ekstensi Sastra Inggris, dan dengan jumlah yang sama 2.86% memilih pindah ke Ekstensi Ekonomi, 2.86% memilih pindah ke Ekstensi Hukum, 2.86% memilih pindah ke Jurusan Kehutanan.
Saya memilih Ekstensi Sastra Jepang
6 orang 17.14% Saya berniat pindah ke
Jurusan FISIP 16 orang
45.71%
Saya berniat pindah ke Ekstensi Sastra Inggris
1 orang 2.86%
Saya berniat pindah ke Jurusan Komputer 3 orang 8.57% Ekonomi Manajemen 4orang 11.43% Hukum 1 orang, 2.86% Ekonomi Akuntansi 1 orang, 2.86% Kehutanan 1 orang, 2.86% Ekonomi 2 orang 5.71% Lain-lain 9 orang 25.71%
Persentase Jurusan yang diinginkan untuk melanjutkan ke
Program Ekstensi
Pertanyaan 7:
Dari Grafik Alasan tidak memilih Sastra Jepang, terdapat 20% mahasiswa yang tidak menjawab. Menurut hipotesa peneliti hal ini disebabkan karena mahasiswa tersebut yakin dan mempunyai minat yang tinggi untuk melanjutkan ke Program Ekstensi Sastra Jepang. Sementara itu, 45.71% mahasiswa menjawab pelajaran Bahasa Jepang terlalu sulit, 28.57% menjawab karena adanya kekhawatiran tidak adanya lowongan kerja, 2.86% karena lebih memilih ke Jurusan FISIP, 2.86% karena memilih untuk lebih menambah pengetahuan di bidang Bahasa Inggris.
7 orang 20% 10 orang 28.57% 0% 16 orang 45.71% 0% 1 orang, 2.86% 1 orang, 2.86% 28 orang 80%
Alasan tidak memilih Sastra Jepang
Tidak jawab
Kekhawatiran tidak adanya lowongan kerja
Biayanya berat sekali
Pelajaran bahasa Jepang terlalu sulit
Berencana menikah, jadi tidak mungkin melanjutkan kuliah Pilih jurusan FISIP
Menambah pengetahuan di bidang B.Inggris
Pertanyaan 8:
Dari Grafik Alasan tetap memilih Sastra Jepang, terdapat 51% mahasiswa yang tidak menjawab. Hal ini menurut hipotesa peneliti bahwa karena mahasiswa tersebut yakin dan tidak memilih melanjutkan kuliah ke Program Ekstensi Sastra Jepang. Sementara itu, 40% mahasiswa menjawab tetap melanjutkan ke Program Ekstensi Sastra Jepang untuk memperdalam kemampuan berbahasa Jepang, 3% menjawab supaya bisa mengikuti kegiatan-kegiatan Kejepangan, dan dengan jumlah yang sama 3 % menjawab supaya mudah mendapatkan pekerjaan dan sisanya 3% menjawab supaya mendapat gelar Sarjana Sastra.
18 orang 51% 1 orang, 3% 1 orang, 3% 14 orang 40% 1 orang, 3% 0% 17 orang 49%
Alasan tetap memilih Sastra Jepang
Tidak jawab
Supaya bisa mengikuti kegiatan-kegiatan Kejepangan
Supaya dapat gelar Sarjana Sastra
Supaya dapat memperdalam kemampuan berbahasa Jepang Supaya mudah mendapatkan pekerjaan
Pertanyaan 9:
Dari Grafik Pandangan terhadap Bahasa Jepang, terdapat 57% mahasiswa yang mengatakan Bahasa Jepang susah, tetapi banyak pengetahuan yang berharga, 20% mahasiswa mengatakan Bahasa Jepang susah , tetapi mengasikkan karena ada level-level tertentunya, 6% mahasiswa menjawab Bahasa Jepang sangat susah sekali, dan 14% mahasiswa menjawab Bahasa Jepang membingungkan sekali, kemudian sisanya 3% mahasiswa tidak menjawab.
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% Bahasa Jepang susah, tetapi banyak pengetahuan yang berharga Bahasa Jepang susah, tetapi mengasikkan karena ada level-level tertentunya Bahasa Jepang sangat susah sekali Bahasa Jepang membingungkan sekali Tidak menjawab 57% 20% 6% 14% 3%
Pertanyaan 10:
Dari Grafik Pekerjaan yang diinginkan setelah wisuda, terdapat 71.43% mahasiswa yang ingin bekerja di perusahaan tetapi tidak harus berkaitan dengan Jepang, 8.57% mahasiswa yang ingin menjadi pengajar Bahasa Jepang, 8.57% mahasiswa yang ingin bekerja berkaitan dengan Jepang, sisanya 2.86% mahasiswa ingin menjadi wirausaha, 2.86% ingin menjadi manajer perusahaan, dan 2.86% ingin menjadi pengusaha coklat dan 2.86% mahasiswa tidak menjawab. 1orang, 2.86% 3 orang, 8.57% 0% 3 orang, 8.57% 25 orang 71.43% 1 orang, 2.86% 1 orang, 2.86% 1 orang, 2.86% 34 orang 97.14%
Pekerjaan yang diinginkan setelah lulus
Tidak jawab
Menjadi pengajar bahasa Jepang
Menjadi penterjemah bahasa Jepang (lisan maupun tulisan)
Mencari pekerjaan yang
berkaitan dengan Bahasa Jepang (misalnya:restoran, pariwisata) Bekerja di perusahaan tetapi tidak harus berkaitan dengan Jepang
Wirausaha
Menjadi manajer perusahaan
3.3 Analisis Hasil Grafik
Dari Grafik yang telah dijabarkan sebelumnya, sesuai dengan pertanyaan nomor 6 tentang jurusan yang diinginkan untuk melanjutkan kuliah, bahwa Persentase Mahasiswa USU Semester Akhir Program DIII Bahasa Jepang yang berminat untuk tetap melanjutkan ke Program Ekstensi Sastra Jepang terdapat 17%. Dan sisanya 83% tidak memilih Jurusan Program Ekstensi Sastra Jepang, karena sudah memiliki pilihan masing-masing.
Jika dibandingkan Persentase Minat mahasiswa 5 tahun yang lalu dengan mahasiswa Tahun 2011 ini maka mahasiswa Tahun 2011 ini, jelas lebih berminat
6 orang 17%
29 orang 83%
Persentase Mahasiswa Program DIII Bahasa Jepang
Semester Akhir yang berminat melanjutkan ke Program
Ekstensi Sastra Jepang
Mahasiswa yang berminat melanjutkan ke Ekstensi Sastra Jepang
Mahasiswa yang tidak berminat melanjutkan ke Ekstensi Sastra Jepang
untuk melanjutkan ke Program Ekstensi Sastra Jepang. Namun sebaliknya jika ditinjau dari keseluruhan jumlah mahasiswa, maka 17 % tergolong sedikit.
Sebanyak 83% mahasiswa tidak berminat melanjutkan ke Program Ekstensi Sastra Jepang dikarenakan sejak awal sebagian besar mahasiswa tersebut sama sekali tidak berminat dengan Bahasa Jepang karena sulit terutama pelajaran Kanji dan kurangnya motivasi. Selain itu, Sebagian mahasiswa lebih memilih pindah ke Program Ekstensi jurusan lain karena adanya kekhawatiran tidak ada lowongan kerja di bidang Bahasa Jepang.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Minat merupakan sebuah motivasi yang menjadi daya penggerak seseorang dalam melakukan aktivitas dengan penuh ketekunan dan cenderung menetap. Dan aktivitas tersebut merupakan proses pengalaman belajar yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan mendatangkan perasaan senang, suka dan gembira.
2. Sejarah Universitas Sumatera Utara (USU) dimulai dengan berdirinya Yayasan Universitet Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952. Pendirian yayasan ini dipelopori oleh Gubernur Sumatera Utara untuk memenuhi keinginan masyarakat Sumatera Utara khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya. Kemundian pada tanggal 20 November 1957, USU diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Dr. Ir. Soekarno menjadi Universitas negeri yang ketujuh di Indonesia.
3. Program DIII Bahasa Jepang USU dibuka pada tahun 1980.
Didirikannya Program DIII Bahasa Jepang USU diawali dengan visi untuk menciptakan lulusan yang rnampu berkomunikasi dalam bahasa Jepang secara praktis baik lisan maupun tulisan. Dan misi untuk menghasilkan lulusan yang mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang berkaitan dengan bahasa Jepang dan mampu mengembangkan
pengetahuan dan keterampilannya khususnya bahasa Jepang sesuai kebutuhan serta tuntutan masyarakat.
4. Program Ekstensi Bahasa Jepang USU adalah sebagai jembatan untuk memberikan kesempatan bagi para Ahli Madya Bahasa Jepang melanjutkan studinya agar memperoleh gelar Sarjana Sastra.
5. Perbandingan Persentase Minat lulusan Program DIII Bahasa Jepang untuk melanjutkan ke Program Ekstensi Sastra Jepang USU mulai periode 2006 sampai dengan periode 2009 terus meningkat dari 4.76% meningkat pada tahun 2007 menjadi 8.75%, dilanjutkan tahun 2008 juga semakin meningkat menjadi 13.89% dan terus meningkat hingga 2009 menjadi 16.42%. Namun pada tahun terakhir 2010 mengalami penurunan sebanyak 10.17% dibandingkan tahun 2009 yaitu hanya 6.25% dari jumlah mahasiswa tahun tersebut yang melanjutkan ke Ekstensi Sastra Jepang.
6. Mahasiswa USU Program DIII Bahasa Jepang Tahun 2011 ini sebesar 17% berminat untuk melanjutkan ke Program Ekstensi Sastra Jepang. Sedangkan sisanya 83% tidak memilih Jurusan Program Ekstensi Sastra Jepang. Jadi, jika dibandingkan Persentase Minat mahasiswa 5 tahun yang lalu dengan mahasiswa tahun ini maka mahasiswa tahun ini, jelas lebih berminat untuk melanjutkan ke Program Ekstensi Sastra Jepang.
7. Sebanyak 83% mahasiswa tidak berminat melanjutkan ke Program Ekstensi Sastra Jepang dikarenakan sejak awal sebagian besar
mahasiswa tersebut, sama sekali tidak berminat dengan Bahasa Jepang karena sulit terutama pelajaran Kanji dan kurangnya motivasi. Selain itu, sebagian mahasiswa lebih memilih pindah ke Program Ekstensi jurusan lain karena adanya kekhawatiran tidak ada lowongan kerja di bidang Bahasa Jepang.
4.2 Saran
1. Untuk meningkatkan minat lulusan Program DIII Bahasa Jepang melanjutkan ke Program Ekstensi Sastra Jepang, diharapkan adanya informasi dini bagi para calon wisudawan dengan cara memberikan seminar terbuka mengenai kemungkinan-kemungkinan lapangan kerja yang tersedia bagi Sarjana Sastra khususnya Jurusan Bahasa Jepang. 2. Diharapkan mahasiswa Program DIII Bahasa Jepang tetap semangat
dan dapat memanfaatkan fasilitas yang ada untuk memajukan kemampuan berbahasa Jepang sehingga mahasiswa yakin dengan kemampuannya untuk melanjutkan ke Program Ekstensi Sastra Jepang.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Hamid.2007 “Teori Belajar dana Pembelajaran” Jakarta:Rineka Cipta. Azwar, Saifuddin.1999 “Penyusunan Skala Psikologi” Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Bahri, Syaiful dkk.2006 “Strategi Belajar Mengajar” Jakarta:Rineka Cipta.
Chaer,Abdul dkk.2004 “Sosiolinguistik Perkenalan Awal” Jakarta:PT.Rineka Cipta.
Chaplin J.P.2006 “Kamus Lengkap Psikologi” Jakarta:Raja Grafindo Persada.