• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sekilas Tentang Ekspor

Dalam dokumen Rr. Cattleya Zairina F3109063 (Halaman 29-38)

BAB II. LANDASAN TEORI

C. Sekilas Tentang Ekspor

1. Pengertian Ekspor

Perdagangan luar negri atau yang lebih sering disebut ekspor impor merupakan sektor ekonomi yang sangat berperan dalam menunjang pembangunan ekonomi Indonesia. Perdagangan antar negara dapat terjadi karena :

commit to user

a. Kebutuhan suatu barang tidak dapat terpenuhi di dalam negri yang mungkin disebabkan karena keterbatasan sumber daya/bahan produksi di negara tersebut.

b. Total biaya produksi dalam negri di banding harga beli dari negara lain jauh lebih tinggi.

Kegiatan ekspor dapat membantu pemasukan devisa negara yang merupakan salah satu sumber dana untuk untuk pembangunan, sementara dari kegitan impor dapat diperoleh bahan baku dan barang modal yang diperlukan dalam pembangunan. Perdagangan antar negara bermanfaat mendorong produksi dalam negri agar dapt bersaing dipasaran Internasional dan untuk memicu transaksi ekspor keluar negri sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional negara. Kegiatan ekspor juga dapat memicu suatu negara untuk lebih cepat tanggap dalam menanggapi kemajuan perdagangan di pasar Internasional.

Secara umum ekspor mempunyai arti suatu kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Daerah pabean itu sendiri merupakan wilayah suatu negara yang meliputi wilayah darat, laut dan udara, serta tempat-tempat tertentu dalam Zona Ekonomi Exclusive.

Dibawah ini merupakan devinisi ekspor :

a. Ekspor adalah mengeluarkan barang-barang dari peredaran dalam masyarakat dan mengirimkan ke luar negri sesuai

commit to user

ketentuan pemerintah dan mengharapkan pembayaran dalam valuta asing. (Amir M.S,2000:100)

b. Ekspor adalah kegiatan untuk mengeluarkan barang dari daerah pabean Indonesia ke daerah pabean negara lain. (PPEI,2011:2)

Pemerintah mengawasi setiap jual beli antar negara dan memberikan peraturan serta kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam kegiatan tersebut. Kegiatan ekspor tentunya lain dengan jual beli di dalam negri karena pemerintah mengatur semua kegiatan ekspor impornya yaitu dengan adanya pajak bea dan cukai yang dikenakan terhadap barang ekspor, standar mutu produk, peraturan kepabeanan, prosedur ekspor, adanya larangan dan batasaan-batasan terhadap barang ekspor dan impor.

2. Proses Perdagangan Internasional (Internatioal Trade Proces) terbagi menjadi empat kelompok, yaitu :

a. Sales Contract Process

1) Eksportir melakukan promosi melalui media promosi seperti pameran dagang pameran maya, dam lainya atau menghubungi badan khusus urusan promosi seperti BPEN, ITPC, KOTRA atau TPO lainnya.

2) Importir yang berminat mengirimkan Surat Permintaan Harga (Letter of Inquiry) kepada Eksportir.

3) Eksportir memenuhi permintaan importir dengan mengirimkan Surat Penawaran Harga (Offer Sheet).

commit to user

4) Importir setelah mempelajari dengan seksama offer sheet dari eksportir lalu mengirimkan Surat Pesanan (Order sheet) kepada eksportir.

5) Eksportir menyiapkan kontrak jual beli (Sale’s Contract) sesuai dengan data-data dari Offer sheet dan order sheet dan mengirimkan kepada importir.

6) Importir mempelajari Sale’s Contract tersebut dan apabila setuju maka importir akan menandatangani sale’s contract tersebut (Sale’s Confirmation) dan mengirimkannya kepada eksportir.

b. L/C Opening Process

1) Importir membuka sebuah Letter of Credit kepada Opening Bank sebagai dana yang disiapkan untuk dibayarkan kepada eksportir.

2) Opening Bank setelah menyelesaikan jaminan dana L/C dari

importir, melakukan pembukaan L/C melalui bank

korespondesinya (Advising Bank) di negara Eksportir.

3) Advising Bank setelah meneliti keabsahan amanat pembukaan L/C dari Opening Bank, meneruskan L/C tersebut kepada eksportir yang berhak menerima dengan Surat Pengantar dari Advising Bank (L/C Advice).

c. Cargo Shipment Process

1) Eksportir setelah menerima L/C advice lalu menyiapkan barang (ready for export), memesan ruangan (tempat) kepada

commit to user

shipping company dan menguruskan fiat muat dari Bea Cukai (PEB) dan dokumen lainnya.

2) Shipping Company setelah selesai melakukan pemuatan ke atas kapal, menyerahkan bukti penerimaan barang, bukti kontrak angkutan dan bukti pemilikan barang dalam bentuk Bill of Lading.

3) Shipping company mengangkut barang tersebut ke pelabuhan tujuan dan menyerahkannya kepada Shipping agent.

4) Importir setelah menerima dokumen pengapalan dari Opening bank lalu mengurus izin impor kepada pihak Bea Cukai di pelabuhan tujuan.

5) Shipping agent mengerahkan muatan (barang) kepada importir.

d. Shiping Documents Negotiation Process

1) Eksportir setelah menerima Bill of Lading dari perusahaan pelayaran, menyiapkan semua dokumen pengapalan yang disyaratkan dalam Letter of Credit seperti Invoice, Packing List, SKA, dan lainnya dan menyerahkan kepada Negotiating bank.

2) Negotiating bank meneliti semua dokumen yang

dipersyaratkan dalam L/C dan bila semua cocok, maka Negotiating bank akan membayar sejumlah uang yang ditagih oleh eksportir.

commit to user

3) Negotiating bank meneruskan dokumen tersebut kepada Opening bank sebagai penagihan kembali uang yang dibayarkan kepada eksportir (reimbursment).

4) Opening bank selanjutnya memberitahukan dokumen pengapalan tersebut kepada importir dan importir akan menyelesaikan pelunasan kepada Opening bank.

3. Dokumen-dokumen yang Diperlukan Dalam Ekspor

Menurut Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) dokumen-dokumen yang diperlukan dalam melakukan kegiatan ekspor adalah sebagai berikut :

a. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)

Dokumen pemberitahuan transaksi ekspor barang, yang ditandatangani oleh eksportir untuk disahkan okeh bea cukai. b. Commercial Invoice/faktur

Yaitu Pernyataan dari penjual kepada pembeli untuk pembayaran, antara lain berisi : Spesifikasi barang, harga barang dan total harga, Nama dan alamat eksportir, nama dan alamat importir, nomer pos tarif.

c. Bill of Lading (B/L)

B/L merupakan dokumen pengapalan surat yang

membuktikan bahwa barang yang tercantum dalam dokumen sudah di muat dalam kapal.

commit to user

Airway Bill adalah tanda terima barang dikirim melalui udara untuk orangdan alamat tertentu.

e. Packing list

Dokumen yang diterbitkan oleh eksportir mengenai perincian barang yang tercantum dalam invoice tujuannya untuk memuahkan pemeriksaan oleh Bea Cukai atau pada waktu pembongkaran dinegara tujuan.

f. Surat Keterangan Asal (SKA)

Surat keterangan yang menyatakan asal barang yang diekspor atau surat yang menyatakan bahwa barang yang diekspor tersebut benar-benar dibuat di Negara Indonesia.

g. Inspection Certificate

Sertifikat ini memberikan jaminan : mutu dan jumlah barang, ukuran dan berat barang, keadaan barang, pembungkusan dan pengepakan banyaknya satuan isi masing-masing pengepakan harga barang.

h. Certificate of Quality

Sertifikat ini merupakan surat keterangan yang menyatakan tentang mutu barang yang diekspor. Sertifikat ini dikeluarkan oleh Badan Peneliti yang disahkan oleh pemerintah suatu negara dan wajib dimiliki oleh setiap eksportir untuk keperluan perdagangan.

commit to user

Sertifikat mutu ini memberikan penjelasan tentang baru tidaknya barang dan apakah sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan. Sertifikat ini dibuat oleh pabrik pembuat atau suatu lembaga resmi baik swasta maupun pemerintah. j. Wesel

Merupakan alat pembayaran, perintah yang tidak bersyarat dalam bentuk tertulis oleh seseorang kepada orang lain ditandatangani oleh orang yang menarik (drawer) dan mengharuskan pihak si tertarik (drawee) untuk membayar pada saat diminta atau pada waktu tertentu.

3. Proses Prosedur Ekspor

EKSPOR PROSEDUR 12 13 5 15 3 11a 9 10 8 11b 7 10 11a EMKL Eksperier Part of Destination SHIPPING COMPANY MOU Bank of Importir Bank of eksportir GOODS IMPORTIR EKSPORTIR CUSTOM 9 9 16 14 4 1 2 6

commit to user Keterangan :

1. Eksportir mengadakan korespondensi dengan importir di Luar Negri untuk mendapatkan kecocokan harga, pemesanan barang, jenis barang, dll

2. Eksportir dan Importir mengadakan kontrak jual beli,

3. Importir membuka Letter of Credit melalui Bank korespondennya,

4. Bank koresponden meneruskan L/C kepada Bank devisa di Indonesia

yang ditunjuk oleh eksportir,

5. Bank devisa meneruskan L/C kepada eksportir,

6. Eksportir mempersiapkan barang dagangannya yang dipesan oleh eksportir.

7. Eksportir ke Bea & Cukai mendaftarkan PEB yang dilengkapi dengan LKPE, SM atau SPM dan dokumen lainnya bila dipersyaratkan, 8. Eksportir memesan ruang kapal kepada maskapai pelayaran atau

penerbangan.

9. Eksportir sendiri atau EMKL/EMKU memfiatmuatkan barangnya di Bea & Cukai,

10. Eksportir sendiri atau melalui badan EMKL/EMKU mengirim atau memuat barangnya ke kapal,

11. a. EMKL memberitahukan kepada eksportir bahwa barang telah dikirim ke kapal,

commit to user

12.Eksportir mengajukan permohonan ke kantor wilayah Departemen Perindag/kantor Departemen Perindag untuk mendapatkan SKA (bila diperlukan),

13. Eksportir melakukan negosiasi, wesel di Bank Devisa,

14.Bank devisa mengirimkan dokumen eksportir kepada importir melalui Bank koresponden.

15.Importir menerima dokumen,

16. Importir mengambil barang di Pelabuhan.

D. Strategi Pemasaran Ekspor

Dalam dokumen Rr. Cattleya Zairina F3109063 (Halaman 29-38)

Dokumen terkait