• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

C. Saran

3. Sekolah

Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi pihak sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan yang berkaitan dengan peningkatan keaktifan dan kemampuan pemahaman siswa dalam memahami unsur intrinsik cerpen dengan penggunaan metode pembelajaran kooperatif dengan teknik bertukar pasangan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad S. Hardjasudjono. 1998. Membaca. Jakarta: Universitas Terbuka.

Arifin, Zainal. 1991. Evaluasi Instruksional Prinsip-Teknik-Prosedural. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Badudu, J.S. 1986. Sari Kesusastraan 2. Bandung: Pustaka Jaya.

Depdikbud. 1991. Proyek Penataran Guru SD Setara D-II. Jakarta: Depdikbud. Depdiknas. 2003. Kurikulum Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA (KBK). Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2002. Kurikulum Bidang Studi Bahasa Indonesia untuk SMA.Jakarta: Depdiknas.

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik Panduan Bagi Orangtua dan Guru Dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Esten, Mursal. 1978. Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung: Angkasa.

Firdaus, Zulfahnus Z. 1986. Analisis Rangkuman Bacaan Sastra (Modul UT). Jakarta: Karunika.

Harjasudjana. 1998. Membaca. Jakarta: Universitas Terbuka.

Hollingsworth, Pat, Lewis, Gina.2008.Pembelajaran Aktif Meningkatkan Keasyikan Kegiatan di Kelas. Jakarta: Macanan Jaya Cemerlang.

Ibrahim. 1986. Kesusastraan (Modul UT ). Jakarta: Karinika.

Idris. 1989. Paket Pelajaran Bahasa Indonesia 2 untuk SMA. Jakarta: Balai Pustaka.

Khairurrazi.2010. Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X2 SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh. Yusbarna.blogspot.com/2008/08/artikel.

Maftuh.2006. Peningkatan Pembelajaran Siswa Kelas X SMA Negri 1

Kedungpring Dalam Memahami Unsur Intrinsik Cerpen Dengan Pendekatan Analisis Tahun Pelajaran 2005/2006. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muchlisoh. 1991. Modul Pendidikan Bahasa Indonesia D2. Jakarta: Depdikbud. Purwanto, Ngalim. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Silberman Mel. 1996. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Soedarso.2004. Speed Reading. Sistem Membaca Cepat. Jakarta: Gramedia. Sudjiman, Panuti.1992. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya. Sukmadinata, Nana Syaodih.2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sumardjo, Jakub. 1984. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia. Suparno,dkk. 2001. Menuju Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: USD. Sutawijaya, Alam. 1986. Sanggar Sastra (Modul UT). Jakarta: Karunika.

Syah, Mubidin. 2002. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tampubolon. 1987. Kemampuan Membaca. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1991. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. Uno, B. Hamzah. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif & efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SEKOLAH : SMA KRISTEN WONOSOBO

MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA

KELAS/SEMESTER : X/I

TAHUN PELAJARAN : 2011/2012

Standar Kompetensi : Membaca

7. Memahami wacanasastra melalui kegiatan membaca puisi dan cerpen.

Kompetensi Dasar :

7.2 Menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen dengan kehidupan sehari-hari.

Indikator :

1. Siswa dapat membedakan unsur-unsur intrinsik cerpen melalui tanya jawab dengan tepat.

2. Siswa dapat memberi contoh unsur-unsur intrinsik yang lain yang terdapat di dalam cerpen melalui diskusi dengan baik.

3. Siswa dapat menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen dengan kehidupan sehari-hari.

Alokasi waktu : 2 x 45 menit.

Tujuan Pembelajaran:

Setelah siswa dapat membedakan unsur-unsur intrinsik cerpen melalui tanya jawab dan memberi contoh unsur-unsur intrinsik yang lain yang terdapat di dalam cerpen melalui diskusi dengan baik, maka diharapkan siswa dapat menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen dengan kehidupan sehari-hari

1. Materi pembelajaran:

Menurut Badudu ( 1986 : 52) cerpen atau cerita pendek ialah sejenis cerita rekaan yang sering kita baca dalam majalah-majalah dan dalam cerpen tersebut tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Cerpen dapat disimpulkan pula yaitu salah satu karya sastra yang menceritakan tentang sebagian kecil kehidupan manusia yang sangat berkesan.

Menurut Sumarjo (1984: 54) unsur-unsur fiksi adalah plot, karakter, tema, setting, suasana cerita, gaya cerita, dan sudut pandang cerita. Esten (1987: 20) unsur instrinsik sastra meliputi alur, latar, pusat pengisahan, penokohan, dan tema cerita. Menurut Depdikbud (1994: 8) yang termasuk unsur intrinsik cerita yang perlu diajarkan siswa SMA adalah tema, alur, latar, titik pengisahan dan penokohan.

Tema merupakan suatu pokok atau inti pembicaraan dalam sebuah cerita. Menurut Sudjiman (1992:50) tema adalah gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra itu. Tema biasanya didukung oleh pelukisan latar, lakuan tokoh, bahkan tema menjadi faktor mengikuti peristiwa-peristiwa di dalam suatu cerita.

Sudjiman menjelaskan bahwa struktur alur terdiri dari tiga bagian yaitu:

1. Awal cerita, yang dibagi menjadi paparan (exposition), rangsangan (inciting moment), dan gawatan (rising action).

2. Tengah cerita yang terdiri atas leraian tikaian (conflict), rumitan (complication), dan klimaks.

3. Akhir cerita yang terdiri atas leraian (falling action), dan selesaian (denonement).

Menurut Sudjiman (1992: 44) latar ada dua macam, yaitu latar sosial dan latar material. Latar sosial mencakup penggambaran kepada masyarakat, kelompok-kelompok sosial, adat kebiasaan, cara hidup, dan bahasa. Adapun latar fisik adalah tempat di dalam wujud fisiknya, yaitu bangunan dan tempat.

Menurut Ibrahim (1985: 525) menjelaskan bahwa setting atau latar merupakan salah satu unsur yang terpenting dari struktur cerpen karena memperlihatkan hubungan dengan unsur-unsur lainnya.

Titik pengisahan sering disebut dengan sudut pandang pencerita. Sudut pandang tersebut meliputi sudut pandang orang pertama, orang kedua, dan orang ketiga. Menurut Sutawijaya (1986: 255) bahwa dalam menempatkan dirinya pengarang bisa sebagai orang pertama, orang ketiga, dan sebagai pengamat.

Adapun menurut Tarigan dalam Ibrahim (1986: 527) menjelaskan bahwa titik pengisahan (point of view) dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :

1. Cerita yang diceritakan oleh tokoh utama. Tukang cerita ini tidak dapat meresapi perasaan pelaku lain.

2. Seorang pencerita luaran dapat berkuasa meresapi pikiran dan perasaan tokoh utama. Cara ini seorang pencerita sebagai orang ketiga.

3. Seorang pencerita yang berada di luar cerita itu.

Menurut Esten (1978: 27) penokohan adalah cara dalam menggambarkan dan mengembangkan tokoh-tokoh dalam sebuah cerita rekaan. Penggambarannya tergantung oleh pengarang. Sudjiman (1992: 26) menjelaskan bahwa watak tokoh dapat digambarkan secara langsung (analitik) dan secara tidak langsung (dramatik). Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur intrinsik cerpen yang dipelajari siswa SMA, khususnya adalah tema, alur, latar, titik pengisahan dan penokohan.

Karya sastra yang berbentuk cerpen, dapat dipahami dengan cara analisis. Analisis tersebut dilakukan dengan menganalisis unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam suatu cerpen tersebut. Menurut I.G.A.K Wardani dalam Firdaus (1986: 54) menjelaskan bahwa langkah-langkah menganalisis karya sastra ada tiga bagian besar, yaitu :

1. Membaca keseluruhan cerita terlebih dahulu sehingga memperoleh gambaran umum tentang isi bacaan. Bahan bacaan / karya sastra dibaca kemudian isi yang terkandung di dalam bacaan secara garis besar / secara umum akan diperoleh. Isi yang telah diperoleh tersebut akan dijadikan sebagai informasi pembaca.

2. Menganalisis isi bacaan sesuai dengan unsur-unsur intrinsik yang akan diungkapkan. Bacaan yang telah dibaca kemudian dianalisis dengan menjabarkan unsur-unsur intrinsik yang terdapat di dalam bacaan. Unsur-unsur intrinsik tersebut menurut Depdikbud (1994: 8) meliputi tema, alur, latar, titik pengisahan dan penokohan.

3. Memberi pesan terhadap analisis. Setelah bacaan dianalisis berdasarkan unsur-unsur intrinsik kemudian mencari pesan yang terkandung di dalam isi bacaan.

2. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran kooperatif diskusi dengan teknik bertukar pasangan dan penugasan.

3. Langkah-langkah pembelajaran

No Kegiatan Alokasi

waktu

1 Kegiatan Pendahuluan

unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen Jathil Suminten.

2 Kegiatan Inti Eksplorasi

a. Guru memberi cerpen Jathil Suminten kemudian guru bersama dengan siswa bertanya jawab mengenai unsur-unsur intrinsik.

Elaborasi

b. Siswa diberi lembar kerja 1 yang berisi teks cerpen “ Bulan Sepotong” dan soal esai.

c. Siswa dibagi dalam 2 kelompok untuk berdiskusi.

d. Kelompok 1 terdiri dari kelompok anggrek dan lavender

e. Kelompok 2 terdiri dari kelompok melati dan mawar

f. Kelompok 1 dan 2 bertukar pasangan untuk menganalisis cerpen

g. Kelompok anggrek bertukar pasangan dengan kelompok melati.

h. Kelompok lavender bertukar pasangan dengan kelompok mawar

i. Siswa saling berdiskusi mengenai unsur-unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen “Bulan Sepotong” dari hasil diskusi tersebut diharapkan siswa dapat saling mengukuhkan jawaban dan antara siswa satu dengan siswa yang lain dapat saling memperkaya.

j. Siswa mengerjakan beberapa soal latihan sebagai tugas individu.

65 menit

Konfirmasi

k. Bertukar pasangan.

Kelompok anggrek bertukar pasangan dengan kelompok melati, kelompok lavender bertukar pasangan dengan kelompok mawar.

l. Menanggapi diskusi.

Siswa yang telah bertukar pasangan saling berdiskusi mengenai unsur-unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen”Bulan Sepotong” dan saling mengukuhkan jawaban.

Evaluasi

m. Siswa menganalisis cerpen “Moral” dengan mengerjakan soal esai.

3 Kegiatan Penutup

Guru mengajak siswa untuk merefleksikan materi yang telah diterima.

Guru memberi salam.

10 menit

4. Sumber Pembelajaran

Badudu, J.S. 1986. Sari Kesusastraan 2. Bandung : Pustaka Jaya.

Esten, Mursal. 1978. Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung : Angkasa.

Idris. 1989. Paket Pelajaran Bahasa Indonesia 2 untuk SMA. Jakarta : Balai Pustaka.

Sudjiman, Panuti.1992. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya. Sumardjo, Jakub. 1984. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta : Gramedia.

Tarigan, Henry Guntur. 1991. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

5. Penilaian

Jenis penilaian teknis tes tertulis.

Bentuk tes tertulis

a. Analisislah cerpen dibawah ini berdasarkan unsur-unsurnya! b. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!

1. Apa tema yang terdapat di dalam cerpen “Moral” berikan penjelasan! 2. Jelaskan alur yang terdapat di dalam cerpen “Moral”!

3. Jelaskan latar yang terdapat di dalam cerpen “Moral”! 4. Bagaimana watak tokoh dalam cerpen “Moral”? Jelaskan! 5. Jelaskan titik pengisahan yang terdapat dalam cerpen “Moral”!

6. Adakah keterkaitan kelima unsur intrinsik dalam cerpen “Moral” dalam kehidupan sehari-hari? Beri penjelasan!

6. Pedoman Penilaian :

a. Penilaian Keaktifan siswa (terlampir) b. Penilaian Kemampuan siswa

Esai

Kriteria Penilaian Tes Esai 1

a. Siswa mendapat skor 5 apabila mampu menyebutkan tema yang terdapat dalam cerpen “Bulan Sepotong” beserta penjelasannya dengan baik sekali. b. Siswa mendapat skor 4 apabila mampu menyebutkan tema yang terdapat

dalam cerpen” Bulan Sepotong” beserta penjelasannya dengan baik.

c. Siswa mendapat skor 3 apabila mampu menyebutkan tema yang terdapat dalam cerpen” Bulan Sepotong” beserta penjelasannya dengan cukup baik. d. Siswa mendapat skor 2 apabila kurang mampu menyebutkan tema yang

terdapat dalam cerpen” Bulan Sepotong” beserta penjelasannya.

e. Siswa mendapat skor 1 apabila gagal menyebutkan tema yang terdapat dalam cerpen “ Bulan Sepotong” beserta penjelasannya.

Tes Esai 2

a. Siswa mendapat skor 5 apabila mampu menyebutkan dan menjelaskan alur yang terdapat dalam cerpen “ Bulan Sepotong” dengan baik sekali.

b. Siswa mendapat skor 4 apabila mampu menyebutkan dan menjelaskan alur yang terdapat dalam cerpen “Bulan Sepotong” dengan baik.

c. Siswa mendapat skor 3 apabila mampu menyebutkan dan menjelaskan alur yang terdapat dalam cerpen “ Bulan Sepotong” dengan cukup baik.

d. Siswa mendapat skor 2 apabila kurang mampu menyebutkan dan menjelaskan alur yang terdapat dalam cerpen “Bulan Sepotong”.

e. Siswa mendapat skor 1 apabila gagal menyebutkan dan menjelaskan alur yang terdapat dalam cerpen “Bulan Sepotong”.

Tes tertulis 3

a. Siswa mendapat skor 5 apabila mampu menyebutkan latar dan suasana yang terdapat dalam cerpen “Bulan Sepotong” dengan baik sekali.

b. Siswa mendapat skor 4 apabila mampu menyebutkan latar dan suasana yang terdapat dalam cerpen “Bulan Sepotong” dengan baik.

c. Siswa mendapat skor 3 apabila mampu menyebutkan latar dan suasana yang terdapat dalam cerpen “ Bulan Sepotong” dengan cukup baik.

d. Siswa mendapat skor 2 apabila kurang mampu menyebutkan latar dan suasana yang terdapat dalam cerpen “ Bulan Sepotong”.

e. Siswa mendapat skor 1 apabila gagal menyebutkan latar dan suasana yang terdapat dalam cerpen “ Bulan Sepotong”.

Tes tertulis 4

a. Siswa mendapat skor 5 apabila mampu menyebutkan watak masing-masing tokoh cerpen “Bulan Sepotong” dengan baik sekali.

b. Siswa mendapat skor 4 apabila mampu menyebutkan watak masing-masing tokoh cerpen “ Bulan Sepotong” dengan baik.

c. Siswa mendapat skor 3 apabila mampu menyebutkan watak masing-masing tokoh cerpen “Bulan Sepotong” dengan cukup baik.

d. Siswa mendapat skor 2 apabila kurang mampu menyebutkan watak masing-masing tokoh cerpen “Bulan Sepotong”.

e. Siswa mendapat skor 1 apabila gagal menyebutkan watak masing-masing tokoh cerpen “Bulan Sepotong”.

Tes tertulis 5

a. Siswa mendapat skor 5 apabila mampu menjelaskan titik pengisahan yang terdapat dalam cerpen “Bulan Sepotong” dengan baik sekali.

b. Siswa mendapat skor 4 apabila mampu menjelaskan titik pengisahan yang terdapat dalam cerpen “ Bulan Sepotong” dengan baik.

c. Siswa mendapat skor 3 apabila mampu menjelaskan titik pengisahan yang terdapat dalam cerpen “ Bulan Sepotong” dengan cukup baik.

d. Siswa mendapat skor 2 apabila kurang mampu menjelaskan titik pengisahan yang terdapat dalam cerpen “ Bulan Sepotong” .

e. Siswa mendapat skor 0 apabila gagal menjelaskan titik pengisahan yang terdapat dalam cerpen “Bulan Sepotong”.

Keterangan : Siswa mendapat skor tambahan ( ½ ) jika mempunyai jawaban yang hampir sesuai dengan kunci jawaban.

Nilai = jumlah perolehan skor skor maksimum =

30 x 100% =⋯ Tes tertulis 6

a. Siswa mendapat skor 5 apabila mampu menjelaskan keterkaitan unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen “Bulan Sepotong” dengan kehidupan sehari-hari dengan baik sekali.

b. Siswa mendapat skor 4 apabila mampu menjelaskan keterkaitan unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen “Bulan Sepotong” dengan kehidupan sehari-hari dengan baik.

c. Siswa mendapat skor 3 apabila mampu menjelaskan keterkaitan unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen “Bulan Sepotong” dengan kehidupan sehari-hari dengan cukup baik.

d. Siswa mendapat skor 2 apabila kurang mampu menjelaskan keterkaitan unsur intrinsik yang terdapat di dalan cerpen “ Bulan Sepotong” dengan kehidupan sehari-hari.

e. Siswa mendapat skor 1 apabila gagal menjelaskan keterkaitan unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen “Bulan Sepotong” dengan kehidupan sehari-hari.

Nama Sekolah : SMA Kristen Wonosobo Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : X /1

Standar Kompetensi : Membaca

Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan cerpen.

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber/ Bahan/ Alat 7.2 Menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen dengan kehidupan sehari-hari Unsur-unsur intrinsik cerpen, langkah-langkah menganalisis cerpen, keterkaitan cerpen dengan kehidupan sehari-hari. 1. Pendahuluan Siswa bersama dengan guru memahami unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen Jathil Suminten. 2. Kegiatan Inti Eksplorasi a. Guru memberi cerpen Jathil 1. Siswa dapat membedakan unsur-unsur intrinsik cerpen melalui tanya jawab dengan tepat. A. Jenis Tagihan: 1. Tugas kelompok 2. Tugas individu B. Bentuk Instrumen: 1. Tes esai 2 JP (2x45 menit) Referensi Badudu, J.S. 1986.Sari Kesusastraan 2.Bandung: Pustaka Jaya. Esten, Mursal. 1987.Kesusastraan Pengantar Teori dan

kemudian guru bersama dengan siswa memahami unsur-unsur intrinsik dengan tanya jawab. Elaborasi b. Siswa diberi lembar kerja 1 yang berisi teks cerpen “Bulan Sepotong” dan soal esai. c. Siswa dibagi dalam 2 kelompok untuk berdiskusi. d. Kelompok 1 terdiri dari kelompok 2. Siswa dapat memberi contoh unsur-unsur intrinsik yang lain yang terdapat di dalam cerpen melalui diskusi dengan baik. Idris.1989. Paket Pelajaran Bahasa Indonesia 2 Untuk SMA.Jakarta: Balai Pustaka. Sudjiman, Panuti.1992. Memahami Cerita Rekaan.Jakarta: Pustaka Jaya. Sumardjo, Jakub.1984.Apresiasi Kesusastraan.Jakarta: Gramedia. Tarigan, Henry Guntur.1991. Prinsip-prinsip

lavender.

e. Kelompok 2 terdiri dari kelompok melati dan mawar. f. Kelompok 1 dan 2 bertukar pasangan untuk menganalisis cerpen. g. Kelompok anggrek bertukar pasangan dengan kelompok melati. h. Kelompok lavender bertukar pasangan dengan kelompok mawar. i. Siswa saling Sastra.Bandung: Angkasa.

mengenai unsur-unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen “Bulan Sepotong” dari hasil diskusi tersebut diharapkan siswa dapat saling mengukuhkan jawaban dan antara siswa 1 dengan siswa yang lain dapat saling memperkaya. j. Siswa mengerjakan beberapa soal 3. Siswa dapat menganalisis keterkaitan

tugas individu Konfirmasi k. Bertukar pasangan l. Menanggapi diskusi Evaluasi m. Siswa menganalisis cerpen”Moral” dengan mengerjakan soal esai. 3. Kegiatan Penutup Guru mengajak siswa untuk merefleksikan materi yang telah diterima.

Guru memberi salam.

suatu cerpen dengan kehidupan sehari-hari.

No. Nama Aspek Partisipasi siswa dalam menyampaikan pendapat Kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat Keantusiasan siswa dalam menyampaikan pendapat Peranan siswa selama diskusi berlangsung Reaksi siswa selama diskusi berlangsung Skor Hasil 1. Abdiel Adi Kurniawan 2. Aji Setyawan 3. Atika Rizki Handayani 4. Awangga Tria Wulanigara 5. Bangkit Kristiono 6. Christofer Yuda Ariesta 7. Dany Dwi Riyadi 8. Davit Tri Wijaya 9. Edward Mahardika 10. Eko Sujarwo 11. Fran Margareta 12. Gilang Firmanto 13. Gloria 14. Julius Cesar 15. Lilin Ernalia

16. Nathan 17. Prilia 18. Rae Carolina 19. Renny 20. Rolania 21. Sindy Olifiana 22. Teguh Endra 23. Thyan 24. Tirza 25. Widia 26. Yanuarti 27. Yohana 28. Yohanes Adi 29. Yona Charis 30. Yuniarti

Penilaian Kemampuan Siswa

Dalam Memahami Unsur Intrinsik Cerpen

No. Nama Siswa

Nomor soal Jumlah Nilai

1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. Abdiel K. 2. Aji S. 3. Atika 4. Awangga 5. Bangkit 6. Christofer 7. Dany Dwi 8. David 9. Edward 10. Eko S. 11. Fran M. 12. Gilang F. 13. Gloria A. 14. Julius C. 15. Lilin E. 16. Nathan A. 17. Prilia D. 18. Roe C. 19. Renny D. 20. Rolania

21. Sindy 22. Teguh 23. Thyan J. 24. Tirza Y. 25. Widia 26. Yanuarti 27. Yohana 28. Yohanes 29. Yona C. 30. Yuniarti

Angket Manfaat

Terhadap Pemerolehan Pembelajaran

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/ Semester : X/ 1

Hari/ tanggal :

Petunjuk

1. Pada angket ini terdapat 15 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran yang baru selesai kamu pelajari, dan tentukan kebenarannya. Berilah jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihanmu.

2. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan kebenarannya. Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban terhadap pernyataan lain.

3. Catat responmu pada lembar jawaban yang tersedia, dan ikuti petunjuk-petunjuk lain yang mungkin diberikan berkaitan dengan lembar jawaban. Terimakasih.

Keterangan Pilihan Jawaban :

1 = sangat tidak setuju 2 = tidak setuju

3 = ragu-ragu 4 = setuju 5 = sangat setuju

No Pernyataan Pilihan Jawaban

1. Pembelajaran ini kurang menarik bagi saya. 1 2 3 4 5 2. Materi pembelajaran ini sulit untuk dipahami. 1 2 3 4 5 3. Pembelajaran ini tidak relevan dengan kebutuhan saya 1 2 3 4 5

sebab isinya tidak saya ketahui.

4. Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini menambah

pengetahuan bagi saya. 1 2 3 4 5

5. Tugas-tugas latihan dalam pembelajaran ini terlalu sulit. 1 2 3 4 5 6. Sedikitpun saya tidak memahami materi pembelajaran ini. 1 2 3 4 5 7. Saya menjadi lebih tau bagaimana cara dalam memberikan

pendapat ketika diskusi. 1 2 3 4 5

8. Saya benar-benar senang mempelajari pembelajaran ini. 1 2 3 4 5 9. Dalam pembelajaran ini saya lebih menjadi seorang yang

memiliki antusias tinggi. 1 2 3 4 5

10. Dalam pembelajaran ini, saya dapat belajar diskusi dengan

baik. 1 2 3 4 5

11. Metode yang digunakan guru membuat suasana menjadi

menyenangkan. 1 2 3 4 5

12. Guru benar-benar mengetahui bagaimana membuat kami

menjadi antusias terhadap materi pembelajaran. 1 2 3 4 5 13. Saya yakin bahwa saya akan berhasil dalam pembelajaran ini.

1 2 3 4 5 14. Saya merasa bahwa dalam pembelajaran ini sangat

memberikan manfaat. 1 2 3 4 5

15. Materi pembelajaran nantinya dapat saya terapkan dalam

Rekap Angket Siswa Siklus 1 :

No. Skor Kriteria

1. 4,3 Baik 2. 3,13 Cukup baik 3. 3,46 Baik 4. 3,13 Cukup baik 5. 3,6 Baik 6. 3,26 Cukup baik 7. 3,13 Cukup baik 8. 3,46 Cukup baik 9. 3,13 Cukup baik 10. 2,73 Cukup baik 11. 3,46 Baik 12. 3,53 Baik 13. 2,8 Cukup baik 14. 3,06 Cukup baik 15. 3,26 Cukup baik 16. 3,13 Cukup baik 17. 3,6 baik 18. 3,13 Cukup baik 19. 3,33 Cukup baik 20. 2,8 Cukup baik 21. 3,2 Cukup baik 22. 3,2 Cukup baik 23. 3,46 Cukup baik 24. 3,2 Cukup baik 25. 3,73 Baik 26. 3,53 Baik 27. 3,26 Cukup baik 28. 3,4 Cukup baik 29. 2,6 Cukup baik 30. 3,53 Cukup baik

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SEKOLAH : SMA KRISTEN WONOSOBO

MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA

KELAS/SEMESTER : X/I

TAHUN PELAJARAN : 2011/2012

Standar Kompetensi : Membaca

7. Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan cerpen.

Kompetensi Dasar :

7.2 Menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen dengan kehidupan sehari-hari.

Indikator :

1. Siswa dapat membedakan unsur-unsur intrinsik cerpen melalui tanya jawab dengan tepat.

2. Siswa dapat memberi contoh unsur-unsur intrinsik yang lain yang terdapat di dalam cerpen melalui diskusi dengan baik.

3. Siswa dapat menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen dengan kehidupan sehari-hari.

Alokasi waktu : 2 x 45 menit.

Tujuan Pembelajaran:

Setelah siswa dapat membedakan unsur-unsur intrinsik cerpen melalui tanya jawab dan memberi contoh unsur-unsur intrinsik yang lain yang terdapat di dalam cerpen melalui diskusi dengan baik, maka diharapkan siswa dapat menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen dengan kehidupan sehari-hari.

1. Materi pembelajaran:

Menurut Badudu ( 1986 : 52) cerpen atau cerita pendek ialah sejenis cerita rekaan yang sering kita baca dalam majalah-majalah dan dalam cerpen tersebut tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Cerpen dapat disimpulkan pula yaitu salah satu karya sastra yang menceritakan tentang sebagian kecil kehidupan manusia yang sangat berkesan.

Menurut Sumarjo (1984: 54) unsur-unsur fiksi adalah plot, karakter, tema, setting, suasana cerita, gaya cerita, dan sudut pandang cerita. Esten (1987: 20) unsur instrinsik sastra meliputi alur, latar, pusat pengisahan, penokohan, dan tema cerita. Menurut Depdikbud (1994: 8) yang termasuk unsur intrinsik cerita yang perlu diajarkan siswa SMA adalah tema, alur, latar, titik pengisahan dan penokohan.

Tema merupakan suatu pokok atau inti pembicaraan dalam sebuah cerita. Menurut Sudjiman (1992:50) tema adalah gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra itu. Tema biasanya didukung oleh pelukisan latar, lakuan tokoh, bahkan tema menjadi faktor mengikuti peristiwa-peristiwa di dalam suatu cerita.

Sudjiman menjelaskan bahwa struktur alur terdiri dari tiga bagian yaitu:

1. Awal cerita, yang dibagi menjadi paparan (exposition), rangsangan (inciting moment), dan gawatan (rising action).

2. Tengah cerita yang terdiri atas leraian tikaian (conflict), rumitan (complication), dan klimaks.

3. Akhir cerita yang terdiri atas leraian (falling action), dan selesaian (denonement).

Menurut Sudjiman (1992: 44) latar ada dua macam, yaitu latar sosial dan latar material. Latar sosial mencakup penggambaran kepada masyarakat, kelompok-kelompok sosial, adat kebiasaan, cara hidup, dan bahasa. Adapun latar fisik adalah tempat di dalam wujud fisiknya, yaitu bangunan dan tempat.

Menurut Ibrahim (1985: 525) menjelaskan bahwa setting atau latar merupakan salah satu unsur yang terpenting dari struktur cerpen karena memperlihatkan hubungan dengan unsur-unsur lainnya.

Dokumen terkait