• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PERKIRAAN KERUSAKAN DAN KERUGIAN

3.2. Damage and Loss Assesment/DaLA

3.2.2. Sektor Infrastruktur

Erupsi Gunungapi Merapi (Oktober-November 2010) telah mengakibatkan kerusakan serta kerugian yang merupakan dampak langsung dan tidak langsung terhadap sistem jaringan infrastruktur terutama di wilayah sekitar Gunungapi Merapi. Penilaian kerusakan dan kerugian pada sektor infrastruktur meliputi jalan, jembatan/gorong-gorong, bandara/terminal/kendaraan, gedung pemerintah, air bersih, bending/irigasi/sungai/mata air, energi, serta komunikasi dan informatika. Nilai kerusakan sektor infrastruktur adalah sebesar Rp 219,461 milyar atau sekitar 24,54% dari nilai total kerusakan sedangkan nilai kerugian adalah sebesar Rp 4,965 milyar atau sekitar 0,11% dari nilai total kerugian. Adapun nilai total kerusakan dan kerugian adalah sebesar Rp 224,427 milyar atau sekitar 4,15% dari nilai total kerusakan dan kerugian.

Penilaian kerusakan dan kerugian pada sektor infrastruktur dapat diuraikan ke dalam sub-sub sektor sebagai berikut:

a. Jalan

Penilaian terhadap kerusakan jalan dilakukan terhadap jalan desa dan kabupaten serta perlengkapan di atasnya seperti lampu penerangan jalan umum dan rambu lalu lintas. Kerusakan jalan dapat berupa kerusakan berat seperti hancurnya jalan sampai kerusakan ringan seperti tertutupnya jalan oleh material vulkanik. Nilai kerusakan jalan desa adalah sebesar Rp 43,682 milyar, jalan kabupaten sebesar Rp 26,525 milyar, lampu penerangan jalan umum sebesar Rp 935 juta, serta rambu lalu lintas sebesar Rp 88,05 juta.

b. Jembatan/Gorong-gorong

Penilaian terhadap jembatan/gorong-gorong dilakukan terhadap jembatan/gorong-gorong yang mengalami kerusakan baik kerusakan berat , sedang, maupun ringan. Nilai kerusakan jembatan dan gorong-gorong yang rusak adalah sebesar Rp 2,3 milyar.

c. Bandara, Terminal, Kendaraan

Meskipun tidak mengalami kerusakan, erupsi Merapi menimbulkan sejumlah kerugian seperti yang dialami oleh Bandara Adisucipto yang tidak beroperasi selama 16 hari. Sama halnya dengan bandara, beberapa terminal angkutan

Rencana Aksi Rehabilitasi & Rekonstruksi Pasca Erupsi Merapi 2010 (Status Siaga)Kab.Sleman 29

umum juga terhenti kegiatannya. Nilai kerugian yang dialami oleh bandara, dan terminal adalah sebesar Rp 3,563 milyar.

d. Gedung Pemerintah

Kerusakan yang dialami oleh gedung pemerintah adalah berupa tertutupnya gedung oleh material vulkanik Merapi sehingga akhirnya tidak dapat dipergunakan untuk kegiatan pemerintahan. Nilai kerusakan yang dialami oleh gedung pemerintah adalah sebesar Rp 6,2 milyar.

e. Air Bersih

Guna memenuhi kebutuhan air bersih, masyarakat di sekitar Gunungapi Merapi memanfaatkan Sistem Instalasi Penyediaan Air Bersih Sederhana (SIPAS) yakni dengan cara mengalirkan air dari sumber mataair menggunakan pipa/selang ke rumah-rumah. Nilai kerusakan yang dialami oleh SIPAS adalah sebesar Rp 20,250 milyar. Selain merusak SIPAS, erupsi Merapi juga merusak jaringan air bersih PDAM senilai Rp 8,225 milyar serta menimbulkan kerugian senilai Rp 300 juta.

f. Bendung, Irigasi, Sungai, Mataair

Material vulkanik yang dikeluarkan Gunungapi Merapi juga telah merusak bendung, saluran irigasi, sungai, serta mataair yang terdapat di sekitar gunungapi. Nilai kerusakan terhadap bendung dan irigasi yang ditangani oleh Pemerintah Kabupaten adalah sebesar Rp 9,975 milyar, sedangkan bendung dan irigasi yang ditangani oleh Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) adalah sebesar Rp 40,575 milyar. Adapun kerusakan sungai diperkirakan senilai Rp 15,536 milyar dan embung/mataair diperkirakan rusak senilai Rp 22,848 milyar.

g. Energi

Kerusakan yang terjadi pada sub sektor energi meliputi bahan bakar bio solar yang dipergunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik yaitu sebesar Rp 24 juta. Selain itu, erupsi Merapi juga telah menimbulkan kerusakan prasarana listrik baik panel tenaga surya maupun instalasi listrik PLN yaitu sebesar Rp 20,430 milyar serta kerugian sebesar Rp 1,102 milyar.

Rencana Aksi Rehabilitasi & Rekonstruksi Pasca Erupsi Merapi 2010 (Status Siaga)Kab.Sleman 30

h. Komunikasi dan Informatika

Terjangan material vulkanik berupa awan panas serta pasir Merapi telah merusak sejumlah peralatan komunikasi dan informatika di sekitar Gunungapi Merapi seperti alat pemantau awan panas dan lahar dingin sampai kamera pemantau CCTV. Nilai kerusakan pada sub sektor komunikasi dan informatika diperkirakan mencapai Rp 1,555 milyar.

3.2.3. Sektor Sosial

Aktivitas masyarakat di sekitar Gunungapi Merapi praktis terganggu bahkan terhenti selama terjadinya erupsi Merapi. Masyarakat terfokus untuk menghindari ancaman bahaya erupsi Merapi yang mungkin terjadi dengan cara mengungsi ke tempat-tempat pengungsian yang tersebar di beberapa lokasi. Pada uraian Sektor Sosial digambarkan seberapa besar dampak dari erupsi Merapi terhadap aktivitas masyarakat di Bidang Sosial. Sektor Sosial tersebut meliputi Kesehatan, Lembaga Sosial, Agama, Budaya dan Pendidikan.

Erupsi Gunungapi Merapi telah menghancurkan serta melumpuhkan beberapa fasilitas sosial seperti Puskesmas, Tempat Ibadah, Sekolah, Gedung Pertemuan serta Lembaga Sosial Budaya lainnya. Hancurnya sarana dan prasarana sosial ini menyebabkan terhentinya pula aktivitas masyarakat. Penilaian kerusakan dilakukan terhadap fasilitas sosial yang mengalami kerusakan baik berat maupun ringan sampai fasilitas tersebut kembali dapat digunakan seperti semula. Adapun penilaian kerugian dilakukan terhadap fasilitas sosial yang mengalami kerusakan sehingga potensi pendapatan atau pemasukan retribusi dari fasilitas sosial tersebut terhenti.

Nilai kerusakan sektor sosial adalah sebesar Rp 29,371 milyar atau sekitar 3,28% dari total nilai kerusakan, sedangkan nilai kerugian dari sektor sosial adalah sebesar Rp 20,268 milyar atau sekitar 0,45% dari total nilai kerugian. Adapun total nilai kerusakan dan kerugian adalah sebesar Rp 49,639 milyar atau sebesar 0,92% dari total nilai kerusakan dan kerugian.

Penilaian kerusakan dan kerugian pada sektor sosial diuraikan ke dalam sub-sub sektor sosial sebagai berikut:

Rencana Aksi Rehabilitasi & Rekonstruksi Pasca Erupsi Merapi 2010 (Status Siaga)Kab.Sleman 31

a. Kesehatan

Penilaian kerusakan dan kerugian pada sub sekor kesehatan meliputi fasilitas sosial seperti rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, balai pengobatan/rumah bersalin, polindes, posyandu, poskesdes, tempat praktek dokter swasta, tempat praktek bidan swasta, biaya pemulasaran jenazah, biaya perawatan korban bencana, biaya penanganan psikologis dan gangguan jiwa, serta pencegahan penyakit menular hingga bantuan tenaga kesehatan. Adapun nilai kerusakan pada sub sektor kesehatan adalah sebesar Rp 2,258 milyar dan nilai kerugian adalah sebesar Rp 7,796 milyar sehingga nilai total kerusakan dan kerugian adalah sebesar Rp 10,054 milyar.

b. Lembaga Sosial

Penilaian kerusakan dan kerugaian pada sub sektor lembaga sosial meliputi fasilitas sosial seperti panti asuhan, panti cacat, dan panti rehabilitasi sosial, serta lembaga-lembaga sosial lainnya seperti komunitas lereng merapi yang melakukan aktivitas pemantauan perkembangan Gunungapi Merapi. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui besaran nilai kerusakan pada sub sektor lembaga sosial adalah sebesar Rp 1,190 milyar dan nilai kerugian adalah sebesar Rp 370 juta sehingga nilai total kerusakan dan kerugian adalah sebesar Rp 1,560 milyar.

c. Agama

Nilai kerusakan pada sub sektor agama adalah sebesar Rp 9,64 milyar dan nilai kerugian pada sub sektor agama adalah sebesar Rp 1,745 milyar sehingga nilai total kerusakan dan kerugian adalah sebesar Rp 11,385 milyar. Penilaian kerusakan dan kerugian pada sub sektor agama meliputi tempat-tempat ibadah seperti masjid, gereja Kristen, gereja Katolik, pura, dan vihara yang terdapat di sekitar Gunungapi Merapi.

d. Budaya

Nilai kerusakan pada sub sektor budaya adalah sebesar Rp 1,322 milyar dan nilai kerugian pada adalah sebesar Rp 1,932 milyar. Penilaian kerusakan dan kerugian pada sub sektor budaya meliputi kegiatan masyarakat di bidang kebudayaan beserta prasarana pendukungnya yang rutin dilaksansakan oleh penduduk di sekitar Gunungapi Merapi.

Rencana Aksi Rehabilitasi & Rekonstruksi Pasca Erupsi Merapi 2010 (Status Siaga)Kab.Sleman 32

e. Pendidikan

Penilaian kerusakan dan kerugian pada sub sektor pendidikan meliputi pendidikan TK, SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/SMK/sederajat serta biaya pemeliharaan fasilitas pendidikan sampai kembali dapat dipergunakan untuk kegiatan belajar dan mengajar. Besaran nilai kerusakan pada fasilitas TK adalah sebesar Rp 2,523 milyar dan nilai kerugian sebesar Rp 130,5 juta serta nilai kerusakan fasilitas SD adalah sebesar Rp 9,76 milyar dan nilai kerugian adalah sebesar Rp 526,8 juta. Sedangkan untuk fasilitas SMP tidak terdapat unit yang rusak namun memiliki nilai kerugian sebesar Rp 200 juta. Adapun untuk fasilitas SMA/SMK nilai kerusakan didapat sebesar Rp 2,676 milyar dan nilai kerugian sebesar Rp 50 juta. Mengingat pentingnya penyelenggaraan pendidikan terutama pada pendidikan dasar dan menengah, maka upaya merehabilitasi dan merekondisi fasilitas-fasilitas pendidikan yang ada sampai dapat dipergunakan kembali untuk kegiatan belajar dan mengajar dilakukan melalui pemeliharaan dan perawatan terhadap sekolah-sekolah tersebut. Adapun biaya pemeliharaan fasilitas-fasilitas pendidikan tersebut yang merupakan nilai kerugian adalah Rp 8,84 milyar.

3.2.4. Sektor Ekonomi

Bencana Erupsi Gunungapi Merapi di Kabupaten Sleman telah melumpuhkan kegiatan ekonomi masyarakat di sekitar kawasan gunungapi Merapi terutama saat mulai ditetapkannya status gunungapi menjadi awas akibat peningkatan aktivitas gunungapi yang semakin intensif. Letusan dahsyat beserta material-material vulkanik yang dikeluarkan oleh gunungapi Merapi telah menghancurkan sebagian besar lahan pertanian di Kabupaten Sleman Bagian Utara terutama wilayah di sekitar gunungapi. Selain menghancurkan lahan pertanian, letusan Gunungapi juga merusak sarana prasarana ekonomi lainnya sehingga masyarakat yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya.

Selain merusak (dampak langsung) sarana dan prasarana, terhentinya kegiatan perekonomian masyarakat terutama di sekitar kawasan gunungapi juga telah menimbulkan sejumlah kerugian (dampak tidak langsung) yang harus dihadapi oleh masyarakat. Munculnya kerugian pada sektor ekonomi terjadi akibat terhentinya proses produksi maupun potensi pendapatan yang seharusnya diperoleh masyarakat. Guna diketahui besaran kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan pada sektor ekonomi, maka dilakukan penilaian terhadap kerusakan

Rencana Aksi Rehabilitasi & Rekonstruksi Pasca Erupsi Merapi 2010 (Status Siaga)Kab.Sleman 33

dan kerugian yang terjadi dengan menilai kerusakan dan kerugian tersebut ke dalam satuan uang rupiah serta mengacu pada sistem harga yang berlaku saat ini.

Nilai kerusakan sektor ekonomi adalah sebesar Rp 193,437 milyar atau sekitar 21,63% dari total kerusakan. Sedangkan nilai kerugian sektor ekonomi adalah sebesar Rp 1,068 trilyun atau sekitar 23,67% dari total kerugian. Adapun nilai total kerusakan dan kerugian sektor ekonomi adalah Rp 1,261 milyar atau sekitar 23,33%. Penilaian terhadap kerusakan dan kerugian pada sektor ekonomi diuraikan ke dalam sub sektor tanaman pangan dan hortikultura, perikanan, peternakan, kehutanan (hutan rakyat), perkebunan, industri kecil rumah tangga dan koperasi, pasar, pariwisata, serta keuangan dan perbankan. Kerusakan dan kerugian fasilitas ekonomi berupa pasar, peternakan, pariwisata, keuangan dan perbankan termasuk akibat tidak berfungsinya sarana tersebut.

Penilaian kerusakan dan kerugian pada sektor ekonomi diuraikan ke dalam sub-sub sektor ekonomi sebagai berikut:

a. Tanaman Pangan dan Hortikultura

Penilaian kerusakan dan kerugian pada sub sektor tanaman pangan dan hortikultura dilakukan pada lima komoditas yaitu padi sawah, sayur, salak pondoh, tanaman hias, dan palawija. Penilaian kerusakan dihitung melalui biaya produksi mulai dari biaya pengolahan lahan, biaya bibit, biaya perawatan, dan lainnya. Nilai kerusakan tanaman pangan dan hortikultura adalah sebesar Rp 11,499 milyar dengan nilai rata-rata biaya produksi untuk tanaman pangan dan hortikultura adalah Rp 6 juta per Ha.

Adapun penilaian kerugian dihitung dari rata-rata nilai jual komoditas pada saat ini dikurangi dengan rata-rata biaya produksi. Nilai kerugian yang ditimbulkan pada sub sektor tanaman pangan adalah sebesar Rp 238,296 milyar terdiri dari kerugian padi sawah sebesar Rp 2,795 milyar, sayur sebesar Rp 32,927 milyar, salak pondoh sebesar Rp 201,486 milyar, tanaman hias sebesar Rp 1,011 milyar, dan palawija sebesar Rp 75,8 juta.

Rencana Aksi Rehabilitasi & Rekonstruksi Pasca Erupsi Merapi 2010 (Status Siaga)Kab.Sleman 34

Tabel 3.2-II

Nilai Kerugian Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kabupaten Sleman

NO KOMODITAS LUAS/RUMPUN/BATANG NILAI KERUGIAN

1 Padi Sawah 238 Ha 2,795,131,440 2 Sayur 765 Ha 32,927,925,000 3 Salak Pondoh 4,392,919 Rumpun 201,486,497,400 4 Tan Hias 209,365 Btg 1,011,200,000 5 Palawija 35 Ha 75,800,000

Total 238,296,553,840

Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan, Kehutanan dan Perikanan Kabupaten Sleman

b. Perikanan

Kerusakan dan kerugian pada sub sektor perikanan dinilai berdasarkan tiga jenis usaha yaitu Usaha Pembenihan Rakyat (UPR), pembudidayaan ikan konsumsi, dan pembudidaya ikan hias. Kerugian sub sektor perikanan akibat bencana erupsi gunungapi merapi adalah sebesar Rp 11,317 milyar yang terdiri dari kerugian dari usaha pembenihan rakyat sebesar Rp 6,384 milyar, pembudidaya ikan konsumsi sebesar Rp 4,698 milyar, pembudidaya ikan konsumsi sebesar Rp 206 juta, usaha pembenihan ikan rakyat di luar radius 20 km sebesar Rp 20 juta, serta pembudidaya ikan hias sebesar Rp 11,317 milyar rupiah.

Tabel 3.2-III

Nilai Kerugian Perikanan di Kabupaten Sleman

NO JENIS USAHA JUMLAH KELOMPOK LUAS KOLAM (Ha) KERUGIAN (Rp)

1 UPR (Usaha Pembenihan Rakyat) 82 24.714 6,384,660,000

2 Pembudidaya Ikan Konsumsi

(Ngemplak, Turi, Pakem, Cangkringan)

75 163.9 4,698,950,000

Pembudidaya Ikan Konsumsi 3

(di luar radius 20 km)

9 206,000,000

4 UPR di luar Radius 20 Km 1 20,000,000

5 Pembudidaya Ikan Hias 1 8,000,000

TOTAL 11,317,610,000

Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan, Kehutanan dan Perikanan Kabupaten Sleman

c. Peternakan

Letusan erupsi Gunungapi Merapi selain mengeluarkan awan panas yang dapat mematikan hewan ternak, juga mengeluarkan material vulkanik yang dapat mengganggu kesehatan serta menurunkan produktivitas hewan ternak. Jumlah hewan ternak yang mati akibat letusan gunungapi tercatat sapi perah

Rencana Aksi Rehabilitasi & Rekonstruksi Pasca Erupsi Merapi 2010 (Status Siaga)Kab.Sleman 35

sebanyak 2.233 ekor, sapi potong sebanyak 235 ekor, kambing sebanyak 110 ekor, Burung Puyuh sebanyak 37.000 ekor, ayam potong sebanyak 47.000 ekor, dan ayam petelur sebanyak 106.300 ekor dengan nilai total sebesar Rp 32,495 milyar. Selain mengakibatkan kematian hewan ternak, erupsi merapi juga merusak kandang hewan ternak sebesar Rp 10,172 milyar, tanaman Hijauan Makanan Ternak (HMT) sebesar Rp 1,394 milyar, serta instalasi air sebesar Rp 3,896 milyar. Nilai total kerusakan pada sub sektor peternakan karena itu tercatat sebesar Rp 48,048 milyar.

Adapun kerugian yang dihadapi peternak adalah menurunnya/berhentinya produksi hewan ternak dikarenakan terpapar material vulkanik sehingga produk menjadi tidak dapat dikonsumsi/dijual ke pasar. Jumlah susu seharusnya dapat diproduksi adalah sebesar 4.482 liter atau senilai Rp 12,549 milyar, jumlah telur burung puyuh yang seharusnya diproduksi adalah sebanyak 1.998 butir atau senilai Rp 299,7 juta, dan telur ayam yang seharusnya diproduksi adalah sebanyak 51.024 butir atau senilai Rp 32,598 milyar. Selain terhentinya produksi hewan ternak, kerugian lain yang dihadapi adalah biaya evakuasi hewan ternak sebesar Rp 180,5 juta, biaya penyediaan tanaman HMT sebesar Rp 953,400 juta serta pembuatan kandang shelter/sementara sebesar Rp 1,602 milyar. Nilai total kerugian pada sub sektor peternakan karena itu tercatat sebesar Rp 48,184 milyar.

Tabel 3.2-IV

Nilai Kerusakan Peternakan di Kabupaten Sleman

Ternak mati Kandang

Tanaman HMT

rusak Instalasi Air No Komoditas Jumlah Nilai (000 Rp) Luas/ekor Nilai (000 Rp) Jml (Ha) Nilai (000 Rp) unit Nilai (000 Rp) Jumlah (000 Rp) 1 Sapi Perah 2,233 22,330,000 10,049 m2 7,536,375 76.75 1,151,250 762 3,810,000 34,827,625 2 Sapi Potong 235 1,880,000 1,058 m2 793,125 11.25 168,750 45 135,000 2,976,875 3 Kambing 110 165,000 220 m2 55,000 27.60 74,100 276 41,400 335,500 4 Puyuh 37,000 925,000 40,000 ekor 100,000 27 1,025,000

5 Ayam Potong 47,000 1,880,000 50,000 ekor 625,000 2,505,000 6 Ayam Petelur 106,300 5,315,000 125,000 ekor 1,063,000 6,378,000

Jumlah Total 32,495,000 10,172,500 115.60 1,394,100 1,110 3,986,400 48,048,000

Rencana Aksi Rehabilitasi & Rekonstruksi Pasca Erupsi Merapi 2010 (Status Siaga)Kab.Sleman 36 Tabel 3.2-V

Nilai Kerugian Peternakan di Kabupaten Sleman

No Komoditas Produksi Susu/Telur Evakuasi HMT Kandang Shelter Liter/ Butir (000) Nilai (000 Rp) Jumlah Nilai (000 Rp) Jumlah (Kg) Nilai (000 Rp) Luas (m2) Nilai (000 Rp) Jumlah (Rp) 1 Sapi Perah 4,482 12,549,600 1,781 89,050 1,068,600 534,300 8,015 801,450 13,974,400,000 2 Sapi Potong 1,397 69,850 838,200 419,100 6,287 628,650 1,117,600,000 3 Kambing 864 21,600 1,728 172,800 194,400,000 4 Puyuh 1,998 299,700 299,700,000 5 Ayam Potong 6 Ayam Petelur 51,024 32,598,666 32,598,666,667 Jumlah Total 45,447,966 180,500 953,400 1,602,900 48,184,766,667

Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan, Kehutanan dan Perikanan Kabupaten Sleman

d. Kehutanan (Hutan Rakyat)

Sebagian wilayah di sekitar Gunungapi Merapi terutama kawasan hutan rakyat yang terkena aliran awan panas serta material vulkanik lainnya mengalami kehancuran. Hutan rakyat yang hasilnya dimanfaatkan oleh sebagian penduduk sebagai mata pencaharian setidaknya mengalami kerusakan seluas 840 Ha yang tersebar di Kecamatan Turi, Pakem dan Cangkringan. Jenis tanaman rusak yang biasa dimanfaatkan penduduk di kawasan hutan rakyat adalah sengon, mahoni, mindi, multi purpose trees species (MPTS), dan Bambu senilai Rp 103,740 milyar.

Tabel III.2-VI

Nilai Kerusakan Hutan Rakyat di Kabupaten Sleman

Kerusakan Hutan Rakyat Per Jenis Tanaman (000 Rp)

Sengon Mahoni Mindi MPTS Bambu No.

KECAMATAN/

DESA LUAS

(Ha) (300 btg/Ha) (85 btg/Ha) (35 btg/Ha) (50 btg/Ha) (5Rumpun /Ha) Jumlah (Rp) Turi 1. Girikerto 50 3,750,000 1,487,500 437,500 375,000 125,000 6,175,000 1 2. Wonokerto 30 2,250,000 892,500 262,500 225,000 75,000 3,705,000 Pakem 1. Purwobinangun 15 1,125,000 446,250 131,250 112,500 37,500 1,852,500 2 2. Hargobinangun 15 1,125,000 446,250 131,250 112,500 37,500 1,852,500 Cangkringan 1. Umbulharjo 100 7,500,000 2,975,000 875,000 750,000 250,000 12,350,000 2. Kepuharjo 245 18,375,000 7,288,750 2,143,750 1,837,500 612,500 30,257,500 3. Glagaharjo 240 18,000,000 7,140,000 2,100,000 1,800,000 600,000 29,640,000 4. Wukirsari 120 9,000,000 3,570,000 1,050,000 900,000 300,000 14,820,000 3 5. Argomulyo 25 1,875,000 743,750 218,750 187,500 62,500 3,087,500 JUMLAH 840 63,000,000 24,990,000 7,350,000 6,300,000 2,100,000 103,740,000 Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan, Kehutanan dan Perikanan Kabupaten Sleman

Keterangan :

1. Tanaman Sengon, ukuran garis tengah ≥ 20 Cm, harga Rp. 250.000,- / batang 2. Tanaman Mahoni, ukuran garis tengah ≥ 20 Cm, harga Rp. 350.000,- / batang 3. Tanaman Mindi, ukuran garis tengah ≥ 20 Cm, harga Rp. 250.000,- / batang

Rencana Aksi Rehabilitasi & Rekonstruksi Pasca Erupsi Merapi 2010 (Status Siaga)Kab.Sleman 37 4. Tanaman MPTS, harga Rp. 150.000,- / batang

5. Tanaman Bambu, 1 Ha = 5 rumpun, 1 rumpun terdapat 100 batang, harga Rp. 5.000,- / batang

e. Perkebunan

Wilayah di sekitar Gunungapi Merapi yang subur beserta iklim yang kondusif dimanfaatkan oleh penduduk sebagai lahan perkebunan dengan komoditas yang dikembangkan antala lain kelapa, kopi, cengkeh, kakao, lada, panili, teh, dan jarak pagar. Kerusakan yang terjadi akibat terkena dampak erupsi gunungapi pada sub sektor perkebunan setidaknya tercatat sebesar Rp 14,413 milyar. Sedangkan kerugian yang ditimbulkan adalah sebesar Rp 10,689 milyar.

Tabel 3.2-VII

Nilai Kerusakan Perkebunan di Kabupaten Sleman

Luas Jumlah Jumlah Nilai/pohon Kerusakan Kerugian

No Komoditas (Ha) Tan/Ha Tanaman (btg) (Rp) (Rp) (Rp)

1 Kelapa 372 125 46,500 150,000 6,975,000,000 2,929,500,000 2 Kopi 215 1,000 215,000 20,000 4,300,000,000 774,000,000 3 Cengkeh 89.5 150 13,425 125,000 1,678,125,000 1,611,000,000 4 Kakao 9.7 1,100 10,670 40,000 426,800,000 1,728,540,000 5 Lada 9.25 1,000 9,250 60,000 555,000,000 407,000,000 6 Panili 0.7 4,500 3,150 50,000 157,500,000 239,400,000 7 T e h 1 10,000 10,000 4,000 40,000,000 3,000,000,000 8 Jarak pagar 15 2,500 37,500 7,500 281,250,000 - Total 14,413,675,000 10,689,440,000

Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan, Kehutanan dan Perikanan Kabupaten Sleman

f. Industri Kecil Rumah Tangga dan Koperasi

Dampak terjadinya erupsi Gunungapi Merapi telah mengakibatkan terhentinya kegiatan ekonomi masyarakat terutama selama meletusnya gunungapi baik yang terkena dampak secara langsung maupun tidak langsung.Dampak secara langsung terhadap industri kecil dan rumah tangga dan koperasi berupa kerusakan yang dialami tercatat sebesar Rp 3,423 milyar, sedangkan dampak tidak langsung berupa kerugian akibat terhentinya kegiatan ekonomi tercatat sebesar Rp 8,008 milyar.

g. Pasar

Kegiatan ekonomi masyarakat berupa transaksi jual beli barang dan jasa yang biasa dilakukan di pasar selama terjadinya letusan gunungapi juga terhenti. Kerusakan yang dialami oleh pasar tradisional baik berupa rusak berat, sedang maupun ringan tercatat sebesar Rp 3,125 milyar sedangkan kerugian yang

Rencana Aksi Rehabilitasi & Rekonstruksi Pasca Erupsi Merapi 2010 (Status Siaga)Kab.Sleman 38

dialami akibat tidak beroperasinya pasar diperkirakan sebesar Rp 372,126 milyar.

h. Pariwisata

Selain dari pertanian, perekonomian Kabupaten Sleman juga diwarnai oleh kegiatan pariwisata yang memanfaatkan keanekaragaman sumber daya alam serta budaya yang berkembang di sekitar Gunungapi Merapi. Letusan Gunungapi Merapi yang merupakan salah satu focal point dari Objek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Sleman telah menimbulkan kerusakan baik sarana maupun prasarana pendukungnya. Kerusakan yang dialami oleh sub sektor pariwisata setidaknya tercatat Rp 7,488 milyar. Sedangkan kerugian yang dialami baik berupa hilangnya pendapatan serta potensi pendapatan yang seharusnya diterima adalah sebesar Rp 70,525 milyar.

i. Keuangan dan Perbankan

Guna mendukung kegiatan sehari-hari terutama untuk melaksanakan kegiatan perekonomiannya, masyarakat di sekitar Gunungapi Merapi banyak yang memanfaatkan jasa keuangan perbankan serta lembaga keuangan lainnya. Umumnya, masyarakat yang membutuhkan tambahan modal usaha mengagunkan aset-aset yang dimiliki baik berupa rumah maupun lahan pertaniannya kepada lembaga keuangan. Namun selama terjadinya letusan gunungapi sebagian masyarakat telah kehilangan aset-aset mereka baik rumah maupun lahan pertanian serta menjadi tidak mampu untuk melunasi utang yang telah mereka sanggupi. Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya kredit macet pada lembaga-lembaga keuangan serta terhentinya program-program penguatan modal yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah. Setidaknya, jumlah kerugian yang akan dihadapi oleh sub sektor keuangan dan perbankan adalah sebesar Rp 308,744 milyar.

Dokumen terkait