• Tidak ada hasil yang ditemukan

44 Sektor pertanian sebagai pendukung utama

sektor primer mengalami pertumbuhan sebesar 5,12 persen yang berarti lebih tinggi dari pertumbuhan pada tahun 2004 yang sebesar 4,68 persen. Pendukung utama pertumbuhan ini berasal dari Subsektor Tanaman Bahan Makanan dan Subsektor Peternakan. Untuk Subsektor Tanaman Bahan Makanan, peningkatann terjadi pada produksi jagung pipilan, ketela rambat, beberapa jenis sayuran. Di samping itu berkembangnya budidaya tanaman hias turut mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi sektor ini. Sementara itu, meningkatnya produksi daging sejalan kegiatan perhotelan pada tahun berjalan berperan meningkatkan laju pertumbuhan subsektor peternakan menjadi 6,02 persen. Kendati demikian, subsektor ini mengalami perlambatan pertumbuhan dibanding tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 10,10 persen. Agaknya adanya isu flu burung berpengaruh terhadap melambatnya pertumbuhan subsektor ini.

Dengan perkembangan di atas, walau pangsa Sektor Pertanian dalam PDRB Kota Batu mengalami penurunan, namun peranannya sebagai sektor dengan pangsa terbesar kedua setelah perdagangan, hotel dan restauran belum digantikan oleh sektor Sektor Jasa-Jasa.

Nilai tambah Sektor Pertambangan dan

Penggalian pada 2005 memperlihatkan peningkatan

pertumbuhan dari 6,36 persen menjadi 6,58 persen. Peningkatan pertumbuhan sektor ini antara lain diakibatkan oleh meningkatnya kegiatan subsektor penggalian seperti pasir, kerikil, batu dan tanah urug.

Secara keseluruhan, tingkat pertumbuhan Sektor Listrik dan Air Bersih di Kota Batu tumbuh meningkat dibanding tahun 2004 yaitu dari 5,91 persen menjadi 8,39

PEMERINTAH KOTA BATU B A P P E D A

Bab II - 45 persen. Peningkatan pertumbuhan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya energi listrik yang terpakai, baik yang terjual maupun yang hilang dalam transmisi. Pada tahun 2005, energi listrik yang terjual dan hilang dalam transmisi masing-masing mencapai 64,704 juta Kwh dan 8,03 juta Kwh. Dengan demikian selama tahun 2005 subsektor ini mampu tumbuh sebesar 8,14 persen. Dipihak lain, subsektor air bersih justru mengalami pertumbuhan yang melambat yaitu dari 38,11 persen menjadi 11,02 persen.

Salah satu sektor yang menikmati kenaikan pertumbuhan dan perbaikan pendapatan masyarakat adalah Sektor Bangunan. Sektor ini dalam dua tahun terakhir meningkat cukup tajam yaitu masing-masing sebesar 10,83 persen dan 11,99 persen. Pertumbuhan yang relatif tinggi ini berasal dari pembangunan infrastruktur dan prasarana wilayah seperti pembangunan perkantoran, pembangunan jalan, perbaikan terminal, pembangunan sarana hiburan, serta pembangunan properti baik residential maupun komersial. Untuk segmen properti komersial perkembangan pesat terjadi pada pembangunan untuk vila. Salah satu indikator yang menggambarkan pertumbuhan sektor bangunan adalah

konsumsi semen yang menunjukkan kecenderungan

meningkat. Peningkatan pembangunan residential terindikasi dari peningkatan KPR yang disalurkan.

Dengan pola pertumbuhan seperti telah diuraikan di atas, meskipun angka pertumbuhan yang dihasilkan pada 2005 lebih tinggi dari tahun sebelumnya, struktur perekonomian masih kurang memberi pondasi yang kuat bagi pertumbuhan yang berkesinambungan. Gejala ini bisa dideteksi dari menurunnya jumlah kunjungan wisatawan pada tahun laporan sehingga peertumbuhan masih bertumpu pada konsumsi

PEMERINTAH KOTA BATU B A P P E D A

Bab II - 46 masyarakat dan pemerintah. Penurunan jumlah kunjungan wisatawan ini, apabila tidak dapat direspon sepenuhnya akan mengakibatkan penurunan efek penggandaan yang dihasilkan. Pada gilirannya, sektor-sektor lain yang terkait dengan usaha pariwisata akan terkena dampaknya. Kondisi ini menyiratkan perlu adanya promosi dengan skala yang cukup besar dan kontinu. Dalam menghadapi perkembangan yang demikian, Pemerintah Kota Batu perlu menyusun strategi pemasaran yang lebih efektif. Karena biar bagaimanapun juga, perebutan pasar pariwisata di antara daerah-daerah wisata, khususnya di wilayah Jawa Timur sendiri, akan menjadi semakin kompetitif.

Dipihak lain, sejalan dengan mulai bergesernya aktivitas ekonomi dari ekonomi tradisional yang diwakili kaum petani menuju masyarakat modern ikut membantu proses peningkatan pertumbuhan selama beberapa tahun ini. Hal ini bisa diamati dari banyaknya petani yang mulai menggunakan sepeda motor ke sawah atau meningkatnya masyarakat yang menggunakan hand phone. Secara perlahan-lahan tapi pasti lapisan bawah mulai terseret untuk mencoba “mencicipi” peralatan modern yang berpengaruh pada peningkatan konsumsi yang pada akhirnya berperan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pergeseran nilai-nilai ekonomi pada suatu fenomena adalah sesuatu yang wajar, namun satu hal yang perlu diwaspada “mabuk tehnologi” yang kini dialami masyarakat kita. Apabila tidak ada pengendalian diri, pertumbuhan ekonomi yang terjadi selama ini bukan untuk meningkatkan kesejahteraan, namun semata-mata hanya untuk budaya “pamer” dan “mabuk tehnologi” dalam masyarakat.

Tingkat pertumbuhan ekonomi Kota Batu

PEMERINTAH KOTA BATU B A P P E D A

Bab II - 47 sebesar 4,23 %; tahun 2005 sebesar 5,49%; tahun 2006 sebesar 5,84%;. Angka ini menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun pertumbuhan ekonomi Kota Batu mengalami peningkatan. Adapun rincian pertumbuhan ekonomi Kota Batu tersebut, dapat dilihat sebagaimana tertera pada grafik 2.10 berikut ini .

Grafik 2.10

Pertumbuhan Ekonomi Kota Batu Berdasarkan Harga Konstan

Tahun 2004-2007 4.23 5.49 5.84 6.09 0 1 2 3 4 5 6 7 2004 2005 2006 2007 P e rt u m b u h a n E k o n o m i (% ) Tahun

Sumber Data : BPS Kota Batu Tahun 2007

Pertumbuhan sektor pertanian cenderung

meningkat meskipun kontribusinya terhadap PDRB menurun, karena tingkat pertumbuhan sektor pertanian tidak secepat sektor-sektor lainnya. Sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi adalah sektor bangunan, sektor jasa-jasa, sektor pengangkutan dan komunikasi serta beberapa sektor lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Batu sejak berdiri sebagai daerah otonomi hingga tahun 2006 sektor ekonomi mulai tumbuh dan berkembang.

PEMERINTAH KOTA BATU B A P P E D A

Bab II - 48 Tabel 2.22

Ratio Pertumbuhan Sektoral PDRB Kota Batu Tahun 2004-2007 SEKTOR 2004 (%) 2005 (%) 2006 (%) 2007 (%) Pertanian 3,64 4,68 4,86 5,83

Pertambangan dan Penggalian 0,1 6,36 6,58 7,02 Industri dan Pengolahan 5,85 1,25 4,82 6,35 Listrik dan Air Bersih 9,41 5,91 8,39 8,65

Bangunan 15,24 10,83 11,99 12,81

Perdagangan, Hotel dan Restoran 4,48 4,94 4,87 4,38 Pengangkutan dan Komunikasi 7,77 9,63 5,69 7,62 Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan

7,73 6,99 9,09 8,64

Jasa-Jasa 8,50 9,76 9,77 10,15

PDRB 4,23 5,49 5,84 6,09

Sumber Data : BPS Kota Batu Tahun 2006

Sebaran kontribusi masing-masing usaha terhadap Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) pada tahun 2007, sektor pertanian sebesar 5,83 %; pertambangan dan penggalian 7,02 %; industri pengolahan 6,35 %; listrik dan air bersih 8,65 %; bangunan sebesar 12,81 %; perdagangan, hotel dan restoran 4,38 %; pengangkutan dan komunikasi 7,62 %; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 8,64 %, jasa-jasa 10,15 %.

Kontribusi masing-masing komponen terhadap PDRB Kota Batu tahun 2007 dapat dilihat pada grafik 2.11 berikut .

PEMERINTAH KOTA BATU B A P P E D A

Bab II - 49 Grafik 2.11

Kontribusi Lapangan Usaha Terhadap PDRB Tahun 2007

Sumber Data : BPS Kota Batu Dalam Angka 2007

Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi tersebut juga diikuti dengan kenaikan pendapatan perkapita. Selama 4 (empat) tahun terakhir, mulai tahun 2004-2007 rata-rata kenaikannya per tahun sebesar 7,91 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.23 berikut ini.

Tabel 2.23

Perkembangan Pendapatan per Kapita Kota Batu berdasarkan ADHK Tahun 2004 – 2007

No. Tahun Pendapatan per Kapita

( Rp ) Ratio Pertumbuhan per Tahun (%) 1. 2004 4.670.811,51 - 2. 2005 5.311.740,20 14,15 3. 2006 5.551.036,28 4,50 4. 2007 5.833.119,69 5,08

Sumber Data : BPS Kota Batu Dalam Angka 2008

Bahwa lapangan usaha yang memiliki kontribusi terbesar terhadap PDRB Tahun 2007 atas dasar harga berlaku adalah sektor Bangunan sebesar 12,81%, sektor Jasa – Jasa sebesar 10,15%, sektor

5 ,8 3 ; 8 % 7 ,0 2 ; 1 0 % 6 ,3 5 ; 9 % 8 ,6 5 ; 1 2 % 1 2 ,8 1 ; 1 8 % 4 ,3 8 ; 6 % 7 ,6 2 ; 1 1 % 8 ,6 4 ; 1 2 % 1 0 ,1 6 ; 1 4 % Pe r ta n ia n Pe r ta mb a n g a n d a n Pe n g g a lia n In d u s tr i Pe n g o la h a n L is tr ik d a n Air Be r s ih Ba n g u n a n Pe r d a g a n g a n , H o te l d a n R e s to r a n Pe n g a n g k u ta n d a n Ko m u n ik a s i Ke u a n g a n ,Pe r s e w a a n d a n J a s a Pe r u s a h a a n J a s a - J a s a

PEMERINTAH KOTA BATU B A P P E D A

Bab II - 50 Listrik dan Air Bersih sebesar 8,65%, Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar 8,64%, Pengangkutan dan Komunikasi 7,62%, Pertambangan dan Penggalian 7,02%, Industri Pengolahan sebesar 6,35%, sektor Pertanian sebesar 5,38% dan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 4,38%. Sedangkan PDRB Tahun 2006 atas dasar harga konstan, Perdagangan, Hotel dan Restoran 45,77%, Pertanian 21,51%, Jasa-jasa 13,47%, Industri Pengolahan 7,91%, Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 4,69%, Pengangkutan dan Komunikasi 3,43%, Listrik dan Air Bersih 1,52%, Bangunan 1,45%, Pertambangan dan Penggalian 0,25%.

Perubahan indeks implisit PDRB Kota Batu merupakan gambaran terhadap peningkatan harga seluruh barang dan jasa selama 1 (satu) tahun, dengan pengertian bahwa, perubahan harga tersebut terjadi ditingkat produsen, sehingga faktor margin perdagangan dan transportasi telah dihilangkan. Tingkat inflasi di Kota Batu selama tahun 2006 yang diukur dengan indeks implisit PDRB kembali ke level 1 (satu) digit setelah tahun sebelumnya sebesar 2 (dua) digit yaitu dari 13,14 % menjadi 6,42%.

Tabel 2.24

Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tahun 2003 – 2006

No. Sektor/ Sub-sektor 2004*) 2005*) 2006*) 2007**)

(dalam jutaan)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

I Pertanian 120.51 126.48 139.30 148.76

1.1. Tanaman Bahan Makanan 120.11 125.77 138.32 147.95 1.2. Tanaman Perkebunan 116.44 124.88 134.65 143.03

1.3. Peternakan 124.33 132.29 147.55 155.70

1.4. Kehutanan 117.21 123.79 133.52 140.08

1.5. Perikanan 120.12 126.77 138.75 148.48

II Pertambangan Dan Penggalian 130.67 137.59 160.30 172.70

2.1. Pertambangan Migas - - - -

2.2. Pertambangan Non Migas - - - -

2.3. Penggalian 130.67 137.59 160.30 172.70

PEMERINTAH KOTA BATU B A P P E D A

Bab II - 51

3.1. Makanan, Minuman & Tembakau 127.59 135.93 152.98 162.57 3.2. Tekstil, Kulit & Alas Kaki 128.07 136.77 152.42 160.59 3.3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan

Lain 121.69 131.55 159.41 169.38

3.4. Kertas & Barang Cetakan 133.60 143.76 162.23 170.68 3.5. Pupuk Kimia & Barang dari Karet 120.33 131.04 152.93 161.90 3.6. Semen & Barang Galian Non

Logam 128.05 136.73 159.32 170.90

3.7. Logam Dasar Besi & Baja - - - -

3.8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatan 121.69 131.52 152.18 162.45 3.9. Barang-barang Lainnya 122.13 131.13 144.80 151.11

IV Listrik Dan Air Bersih 139.35 151.63 171.15 181.37

4.1. Listrik 139.98 152.47 172.50 182.65

4.2. Air Bersih 130.65 142.92 157.57 168.92

V B a n g u n a n 131.17 142.24 165.10 173.39

VI Perdagangan, Hotel Dan Restoran 126.90 138.28 156.73 164.56

6.1. Perdagangan 127.60 139.71 158.49 167.28

6.2. Hotel 125.68 135.99 153.64 159.44

6.3. Restoran 123.61 130.78 150.19 157.86

VII Pengangkutan Dan Komunikasi 130.73 139.48 162.37 173.79

a. Angkutan 130.11 138.82 164.71 178.22

1. Angkutan Rel - - - -

2. Angkutan Jalan Raya 130.08 138.73 164.95 178.49

3. Angkutan Laut - - - -

4. Angkutan Penyebrangan - - - -

5. Angkutan Udara - - - -

6. Jasa Penunjang Angkutan 130.97 141.27 158.71 171.35

b. Komunikasi 131.31 140.05 160.42 170.24

1. Pos dan Telekomunikasi 131.83 140.60 160.92 170.90 2. Jasa Penunjang Komunikasi 123.43 131.64 152.68 160.16 VIII Keuangan, Persewaan Dan

Jasa Perusahaan 121.50 130.78 147.87 156.81

8.1. Bank 131.95 149.65 178.99 192.83

8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 127.91 135.24 151.99 161.27

8.3. Jasa Penunjang Keuangan - - - -

8.4. Sewa Bangunan 118.15 127.16 142.22 149.64 8.5. Jasa Perusahaan 128.25 136.30 152.63 163.56 IX Jasa - Jasa 132.80 147.03 168.10 185.49 a. Pemerintahan Umum 141.71 164.02 189.62 218.71 b. Swasta 128.30 137.69 154.98 163.48 1. Sosial Kemasyarakatan 130.71 141.36 158.94 167.09 2. Hiburan dan Kebudayaan 137.68 151.62 170.86 179.13 3. Perorangan & Rumahtangga 124.78 132.18 148.57 157.18

Produk Domestik Regional Bruto 126.28 136.50 154.43 164.34

Sumber Data : BPS Kota Batu Tahun 2007

Kemampuan daya beli yang merupakan komponen dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menunjukkan seberapa besar jumlah barang dan jasa yang mampu dibeli oleh masyarakat

PEMERINTAH KOTA BATU B A P P E D A

Bab II - 52

Dokumen terkait