DAFTAR PERTANYAAN
3. Data Sekunder
a. Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Amandemen ;
1) Pasal 1 ayat (1) : “Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik”.
2) Pasal 18 ayat (1) : “Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah propinsi dan daerah propinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap propinsi, kabupaten, kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dalam undang-undang”.
3) Pasal 18 ayat (2) : “Pemerintahan daerah propinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus diri sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan”.
4) Pasal 18 ayat (3) : “Pemerintahan daerah propinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota- anggotanya dipilih melalui pemilihan umum”.
5) Pasal 18 ayat (4) : “Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah propinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis”.
6) Pasal 18 ayat (5) : “Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas- luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah”.
7) Pasal 22 C ayat (1) : “Anggota Dewan Perwakilan Daerah dipilih dari setiap provinsi melalui pemilihan Umum”.
8) Pasal 28 A : “Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya”.
9) Pasal 28 C ayat (1) : “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia”
10)Pasal 31 ayat (1) : “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”. 11)Pasal 31 ayat (3) : “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang”.
12)Pasal 31 ayat (4) : “Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional”.
b. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
1) Pasal 1 angka 2 : “Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”.
2) Pasal 1 angka 3 : “Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah”.
3) Pasal 1 angka 7 : “Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
4) Pasal 1 angka 8 : “Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu”. 5) Pasal 1 angka 9 : “Tugas pembantuan adalah penugasan dari
Pemerintah kepada daerah dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu”. 6) Pasal 2 ayat (1) : “Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas
kabupaten dan kota yang masing-masing mempunyai pemerintahan daerah”.
7) Pasal 2 ayat (2) : “Pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembatuan”.
8) Pasal 10 ayat (1) : “Pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh Undang-Undang ini ditentukan menjadi urusan Pemerintah”.
9) Pasal 20 ayat (1) : “Penyelenggaraan pemerintahan berpedoman pada Asas Umum Penyelenggaraan Negara yang terdiri atas:
a) asas kepastian hukum.
b) asas tertib penyelenggara negara. c) asas kepentingan umum.
d) asas keterbukaan. e) asas proporsionalitas. f)asas profesionalitas. g) asas akuntabilitas. h) asas efisiensi dan i)asas efektivitas.
C.
Analisa
1. Pelaksanaan Tugas Pembantuan di Perpustakaan Daerah Kota Salatiga
dalam Rangka Gerakan Nasional Gemar Membaca.
Sebagai suatu bangsa yang merdeka dan berdaulat, negara Indonesia memiliki konstitusi atau Undang-Undang Dasar yang menjamin setiap warganya untuk hidup sesuai dengan hak-haknya dan berupaya untuk mewujudkan tujuan-tujuannya, serta mengatur semua permasalahan yang menyangkut pemerintahan. Tujuan diproklamasikannya negara ini tercermin dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang menyebutkan :
“Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.
Ketentuan yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut menjelaskan bahwa negara Indonesia berupaya untuk menjunjung tinggi hak-hak rakyat dan mewujudkan aspirasi rakyat, dan untuk mewujudkan hal tersebut pelayanan terhadap rakyatnya tidak mungkin terpusat pada satu pemerintahan (pemerintah pusat), tetapi harus didistribusikan pada pemerintah daerah. Hal ini tercermin pula dalam UUD Dasar 1945 Pasal 31 ayat (3) menjelaskan bahwa33 : “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang”. Kemudian dalam
33
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab III Pasal 4 ayat 5, menjelaskan bahwa :34 ”Salah satu cara penyelenggaraan pendidikan adalah dengan mengembangkan budaya baca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat”.
Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 9 tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 11 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Salatiga pasal 12 menjelaskan bahwa 35:
1. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf a angka 8, mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang perpustakaan dan arsip daerah.
2. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kantor Perpustakaan dan Arsip daerah mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang perpustakaan dan arsip daerah.
b.Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang perpustakaan dan arsip daerah.
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang perpustakaan dan arsip daerah.
34
Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab III Pasal 4 Ayat (5).
35
Peraturan Daerah Kota Salatiga Pasal 12 Nomor 9 tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah.
d.Pelaksanaan pelayanan kesekretariatan Kantor.
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3. Susunan organisasi kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah terdiri dari :
a.Kepala Kantor.
b. Subbagian Tata Usaha. c.Seksi Perpustakaan. d. Seksi Arsip Daerah.
e.Seksi Bina Perpustakaan dan Kearsipan. f.Kelompok Jabatan Fungsional.
4. Bagan/struktur organisasi Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Dari data peraturan daerah yang di kemukakan penulis mengenai Tugas Pembantuan Perpustakaan Daerah Kota Salatiga tentunya mengarah pada dasar Hukum yang sekarang digunakan dalam Penyelenggaraan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah adalah Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 11 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Salatiga. Setelah penulis melakukan penelitian dengan mengambil data berupa wawancara dapat dikatakan bahwa perpustakaan mendapat tugas pembantuan dari pemerintah daerah yang di wakili oleh walikota dan dari hasil wawancara penulis dengan informan dapat disimpukan sementara bahwa Sesuai dengan pelaksanaan tugas pembantuan yang dimaksud diatas,
maka Pemerintah Daerah Kota salatiga dalam menjalankan tugas penyelenggaraan Program Gerakan Nasional Gemar Membaca berdasar pada Undang – Undang Nomor 12 tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah yang dimana daerah berhak mengatur rumah tangganya sendiri dengan tetap mengindahkan peraturan diatasnya. Pemerintah Daerah memiliki beberapa urusan yang menjadi urusan rumah tangga daerah salah satunya adalah pendidikan.
Melalui Peraturan Daerah Kota Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 11 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Salatiga. Dilihat dari Dasar Hukum Perpustakaan, Urusan Perpustakaan, Pustakawan :
a. UU No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan.
Undang-Undang ini memayungi pembentukan, keberadaan, dan penyelenggaraan perpustakaan yang ada di Indonesia.
b. PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Urusan Perpustakaan adalah salah satu urusan wajib yang harus diselenggarakan oleh pemerintah daerah.
c. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 132/KEP/M.PAN/12/2002 tentang Jabatan Funsional Pustakawan dan Angka Kreditnya.
Aturan ini memayungi keberadaan jabatan fungsional pustakawan, pengangkatan, penempatan, dan pemberhentiannya.
d. Keputusan Bersama Kepala Perpustakaan Nasional RI dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 23 Tahun 2003 dan Nomor 21 Tahun 2003.
Aturan ini berkenaan dengan petunjuk teknis berkaitan dengan jabatan fungsional Pustakawan.
e. Permendiknas No. 25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah.
Aturan ini berkenaan dengan kualifikasi tenaga perpustakaan sekolah/madrasah. Tentang latar belakang pendidikan dan kemampuan yang harus dimiliki kepala perpustakaan dan tenaga perpustakaan sekolah/madrasah.
f. Standar Nasional Perpustakaan (tahun 2009)
Berisi pedoman Standar Nasional Perpustakaan Sekolah, Perpustakaan Umum, perpustakaan Khusus, Perpustakaan Perguruan Tinggi.
Seperti yang penulis sudah jabarkan dalam PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Urusan Perpustakaan adalah salah satu urusan wajib yang harus diselenggarakan oleh pemerintah daerah. Dapat disimpulkan sementara bahwa Undang - Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan ke dua atas Undang - Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberikan wewenang kepada
daerah untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Dalam Undang-Undang No. 32 tahun 2004 pasal 14 menyebutkan bahwa: Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah kabupaten/kota yang meliputi urusan wajib yaitu :
a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan.
b. Perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang.
c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. d. Penyediaan sarana dan prasarana umum .
e. Penanganan bidang kesehatan. f. Penyelenggaraan pendidikan. g. Penanggulangan masalah sosial . h. Pelayanan bidang ketenagakerjaan.
i. Fasilitasi pengambangan koperasi, usaha kecil dan menengah. j. Pengendalian lingkungan hidup.
k. Pelayanan pertanahan.
l. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang- undangan.
Sedangkan urusan yang menjadi kewenangan daerah diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD berdasar asas otonomi dan tugas pembantuan. Tugas serta fungsi pemerintah daerah dalam pelaksanaanya dilakukan oleh perangkat daerah yang terdiri dari sekretariat daerah, sekretariat DPRD, Dinas daerah, Lembaga teknis daerah, kecamatan serta kelurahan dimana peran setiap perangkat daerah memiliki arti penting dalam tercapainya tujuan daerah.
Dalam analisa ini perpustakaan merupakan Lembaga Teknis Daerah yang ditugaskan oleh walikota sebagai Kepala Daerah Tingkat Kota untuk melaksanakan Tugas dalam mengembangkan minat baca masyarakat.
Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah, daerah dapat berarti Provinsi, Kabupaten, atau Kota. Dinas Daerah menyelenggarakan fungsi perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya, pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum, serta pembinaan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya.
2. Peran Perpustakaan dalam menerapkan Program Gerakan Nasional
Gemar Membaca.
Peran perpustakaan adalah sebagai tempat informasi dalam menyelesaikan tugas sekolah dan tempat refreshing (Mencari Hiburan). Perpustakaan Daerah sesuatu unit atau sarana yang ada di lingkungan umum. Dengan adanya perpustakaan daerah, para siswa, masyarakat akan lebih mudah dalam mencari informasi. Perpustakaan dan sekolah sangat berhubungan, sekolah tanpa perpustakaan akan membuat para guru sulit untuk mengetahui tingkat minat baca dalam meningkatkan prestasi para siswa. Walaupun kita tahu untuk menambah pengetahuan itu tidak hanya dengan perpustakaan. Adanya perpustakaan daerah itu dengan tujuan agar para siswa dan masyarakat lebih mudah dalam mencari informasi, menambah wawasan pengetahuan yang tadinya tidak tahu menjadi tahu dan dapat juga sebagai refreshing.
Peran dalam ilmu sosial berarti suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu posisi dalam struktur sosial tertentu. Teori Peran menggambarkan interaksi sosial dalam terminologi aktor-aktor yang bermain sesuai dengan apa-apa yang ditetapkan oleh budaya. Sesuai dengan teori ini harapan-harapan peran merupakan pemahaman bersama yang menuntun kita untuk berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.36 Teori peran adalah perspektif dalam sosiologi dan psikologi sosial yang menganggap sebagian besar kegiatan sehari-hari menjadi pemeran dalam kategori sosial (misalnya ibu, manajer, guru). Setiap peran sosial adalah seperangkat hak, kewajiban, harapan, norma dan perilaku seseorang untuk menghadapi dan memenuhi. Model ini didasarkan pada pengamatan bahwa orang berperilaku dengan cara yang dapat diprediksi, dan bahwa perilaku individu adalah konteks tertentu, berdasarkan posisi sosial dan faktor lainnya.37
Peranan menurut Soejono Soekamto adalah suatu sistem kaidah kaidah yang berisikan patokan patokan perikelakuan pada kedudukan tertentu dalam masyarakat. Kedudukan mana dapat dipunyai pribadi atau kelompok. Pribadi yang mempunyai peranan tersebut dinamakan pemegang peranan (role occupant) dan perilakunya adalah berperannya pemegang peranan tadi, dapat sesuai atau bertentangan dengan apa yang ditentukan dalam kaidah - kaidah.38 Peranan mencangkup tiga hal :
36
http://konsultasikehidupan.wordpress.com/2009/05/07/teori-peran-role-theory/ diakses 8 April 2014
37
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_peran. diakses 8 April 2014
38
a. Peranan meliputi norma – norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan – peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
b. Peranan dalam suatu konsep yaitu tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian kegiatan yang dianggap paling tepat atau paling ideal yang dilakukan seseorang dalam kehidupan di masyarakat dalam menjalani tugasnya.
c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Peranan dalam arti ini adalah peran konkrit yang dilakukan seseorang karena situasi dan kondisi yang ada disekitarnya sehingga wujud nyata dari peran tersebut adalah berupa kebijakan-kebijakan yang belum tentu sesuai dengan aturan yang berlaku dan terkadang bertentangan dengan keadaan yang seharusnya (keadaan ideal). Aktifitas yang lahir karena keadaan yang nyata yang mempengaruhinya.
Dengan dilihat dari data statistik pengunjung, statistik peminjam dan statistik sejak di bangunnya gedung baru perpustakaan terlihat adanya peningkatan pengunjung, peminjam, dan peminjam bahan pustaka. Hal tersebut dikarenakan untuk buku-buku yang ada di perpustakaan daerah mulai mencukupi dan memerlukan kerjasama dari beberapa komponen yang saling mempengaruhi. Salah satu komponen yang harus diperhatikan dan memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar di sekolah
adalah adanya sarana dan prasarana yang lengkap, termasuk di dalamnya adalah adanya perpustakaan sekolah. Peran yang dapat diberikan oleh perpustakaan diantaranya melalui peminjaman buku-buku yang diperlukan oleh siswa dan masyarakat umum. Buku-buku tersebut tentunya tidak sebatas pada buku-buku pelajaran, akan tetapi juga buku-buku lain yang dapat menunjang kegemaran membaca siswa dan masyarakat Peminjaman buku-buku yang diperlukan ini sangat membantu proses kegemaran membaca siswa sekolah dan masyarakat.
Hal lain yang tak kalah penting sehubungan dengan peran perpustakaan daerah adalah kualitas tingkat kunjungan siswa dan masyarakat, kualitas kunjungan ini dapat dilihat dari aktivitas yang dilakukan oleh para pengunjung ketika mereka mengunjungi perpustakaan; apakah mereka membaca, meminjam, melihat-lihat buku, ataukah hanya melihat-lihat saja. Kualitas kunjungan di Perpustakaan daerah sudah cukup bagus, karena rata-rata aktivitas yang dilakukan siswa tidak hanya mengobrol atau melihat-lihat buku, akan tetapi rata-rata dari mereka adalah membaca kemudian meminjam buku. Berdasarkan observasi penulis, sebagian besar bahan bacaan yang dibaca di perpustakaan adalah semester. Aktivitas yang dilakukan oleh para pengunjung dalam hal ini siswa-siswa sekolah dan masyarakat ketika di perpustakaan dengan membaca merupakan salah satu indikator bahwa perpustakaan memiliki peran yang sangat penting dalam menungjang kegemaran membaca. Karena dengan membaca dan memahami buku, pengetahuan siswa dan masyarakat terutama pengetahuan dan penguasaan bahan pelajaran akan bertambah.
Persoalan lain yang juga perlu diperhatikan adalah sejauh mana Perpustakaan Daerah di Kota Salatiga belum dimanfaatkan sebagai tempat Proses Belajar Mengajar (PBM). Sebagaimana yang kita ketahui bahwa perpustakaan juga merupakan sumber belajar, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai tempat belajar. Pemanfaatan perpustakaan untuk PBM di Kota Salatiga sudah mulai dijalankan meskipun belum secara maksimal. Berdasarkan penelitian, sejauh ini perpustakaan daerah sudah melakukan dengan melakukan program untuk menumbuhkan minat baca siswa dan msyarakat dengan promosi melalui website, facebook, spanduk serta bekerjasama dengan bagian humas untuk mensosialisasikan kepada masyarakat dengan adanya mobil perpustakaan keliling yang menunjang pelayanan masyarakat umum insidental. Dengan demikian akan terlihat jelas siswa yang sering mengunjungi perpustakaan siswa dan masyarakat untuk dapat menguasai materi tersebut tentunya harus dengan membaca, dan tempat membaca yang paling lengkap dan paling murah tidak lain adalah di perpustakan.
Dari pemaparan di atas jelas kiranya bahwa Perpustakaan Daerah di Kota Salatiga sangat berperan terhadap peningkatan prestasi belajar siswa dan minat baca masyarakat.