• Tidak ada hasil yang ditemukan

SERVIS MEDIS

SERVIS NON MEDIS RESIDENSIL

KANTOR PENGELOLA KOMERSIL

RAWAT JALAN

RAWAT INAP OLAH LIMBAH &

SAMPAH THERAPEUTIC ENVIRONMENT

Memberikan zona untuk area kuratif/ penyembuhan.

HUBUNGAN MESO

HUBUNGAN MAKRO

BLOKPLAN

GawatDarurat UGD

RawatInap

R. Rawat Inap Kelas 1

ICU R. Rawat Inap Kelas 2

Resepsionis R. Rawat Inap Kelas 3

R. Triase R. Rawat Inap VIP

R. Periksa & Tindakan High Care Unit (HCU)

Olah Limbah T.

Pembuanga n Sampah

R. Radiologi R. Isolasi

Labolatorium CSSD IPAL

CSSD R. Gas Medis Pengolahan Limbah

B3

Resindensial Lobby

Komersial Retail

RawatJalan R. Rekam Medis

Resepsionis Dapur R. Periksa & Tindakan

Unit Penginapan Kasir Labolatorium

R. Pengelola R. Makan CSSD

Rehabilitasi&WisataMedis

R. Fisioterapi R. Radioterapi Kolam Hidroterapi R. Senam/yoga R. Kardiorespirasi R. Geriatri (lanjut usia) R. Psikososial/relaksasi R. Terapi latihan R. Edukasi R. Nutrisi Walking track

ZONA 3 - KURATIF & PROMOTIF ZONA 1- REHABILITATIF

ZONA 2- KURATIF

GRID 10 X 10

Kawasan perancangan berada di Jl. Simpang Dukuh No.46, Embong Kaliasin, Kec. Genteng, Kota Surabaya, Jawa Timur 60271.

LOKASI TAPAK TERHADAP KOTA

KEBENCANAAN

AKSESIBILITAS

Tapak terdiri dari lahan kosong dan bangunan tua yang sudah terbengkalai. Pemilihan lokasi ini didasari dengan akses lokasi yang strategis, yang berada pada Jl. Simpang Dukuh dan Jl. Kenari. Sehingga mudah di akses untuk ba-ngunan rumah sakit.

Tapak tidak berada di kawasan rawan banjir, kawasan lindung geologi, dan kawasan resiko gunung berapi.

Tetapi tapak berjarak 6,7 Km dari Pantai Kenjeran.

• Tapak berada 13 Km dari Bandara Juanda.

• Tapak dikelilingi beberapa rumah sakit yang ada di Surabaya dengan jarak 8 - 20 Km.

STRATEGI DESAIN

Therapeutic environment

KRITERIA DESAIN

1. Mampu mematuhi peraturan demi keamanan dan keteraturan berdasarkan Peta RDTR Kota Surabaya, persyaratan mendirikan bangunan yaitu tertera pada keterangan di samping.

2. Mampu memanfaatkan kondisi kontur yang datar dengan pengolahan yang efisien.

• KDB 50% : 14.200 m2 x 50% = 7.100

• KDH 50% : 14.200 m2 x 50% = 7.100

• KLB : 6 lantai

• Tinggi maksimum bangunan 35 meter

• Jumlah lantai basement maksimum 3 lantai

• Jarak bebas bangunan untuk 6 lantai = 6,5 meter

Kondisi lahan memiliki garis kontur yang datar.

Memanfaatkan Jalan Kenari (jalan lingkungan sekunder) sebagai jalan private healthcare berupa area entrance dan exit serta jembatan penghubung.

Memanfaatkan area sempadan Jalan Tunjungan sebagai massive greenery barrier untuk mendukung air quality.

Massive greenery barrier berupa:

1. Pohon angsana (Pterocarpus indicus)

2. Ketapang (Terminalia catappa) 3. Mahoni (Swietenia mahagoni) 4. Bambu

REGULASI DAN TOPOGRAFI

STRATEGI DESAIN

Efficiency Circulation KRITERIA DESAIN

1. Mampu memberikan akses yang mudah, terutama pada unit gawat darurat.

2. Mampu mengolah sirkulasi yang dapat memberikan user experience berbeda, terutama pada sirkulasi menuju area rehabilitasi.

Sirkulasi antara pengguna pasien rawat inap/

jalan, pasien rehab, keluarga pasien, penikmat komersil, tenaga medis, dan servis dipisahkan sesuai dengan strategi efficiency circulation.

Memanfaatkan Jalan Kenari sebagai jalan privat zona rehabilitasi berupa area entrance dan exit melalui sky bridge.

Memanfaatkan Jalan Kenari sebagai jalan darurat dan servis

Memanfatkan area yang menghadap jalan tunjungan sebagai area entrance darurat / lobby / drop off area / halte suroboyo bus.

Memanfaatkan keramaian pedestrian jalan tunjungan dengan menyediakan trotoar, plaza, dan therapeutic garden untuk menarik pengunjung.

Keterangan Sirkulasi:

Mobil servis medis & mobil pribadi pasien gawat darurat Mobil penjenguk, pasien rehab, pengunjung komersial, agen travel wisata medis Sirkulasi pasien rawat jalan/

inap, pasien rehab, keluarga pasien

Sirkulasi darurat dan tenaga medis

Sirkulasi pedestrian dan penikmat komersil

AKSESIBILITAS & SIRKULASI

Menggunakan pola akses linier untuk sistem aksesibilitas pada tapak dengan kelebihan diantaranya:

1.Jalur masuk sesuai dengan arah jalan raya.

2.Memudahkan pengunjung menemukan jalur masuk.

STRATEGI DESAIN

Efficiency Circulation

3. Memudahkan penjagaan keamanan atas kendaraan yang keluar-masuk.

Memberikan sudut belok pada entrance dan exit untuk melancarkan jalannya kendaraaan pengunjung dan mencegah terjadinya stuck traffic temporarily.

KRITERIA DESAIN

1. Mampu memberikan akses yang mudah, terutama pada unit gawat darurat.

2. Mampu mengolah sirkulasi yang dapat memberikan user experience berbeda, terutama pada sirkulasi menuju area rehabilitasi.

Menciptakan therapeutic garden di depan lobi yang dapat diakses secara bebas oleh wisatawan dari Jl. Tunjungan.

Memisahkan lajur kendaaraan bermotor dengan pedestrian dengan memberikan tangga dan ramp diantara therapeutic garden untuk memberikan keamanan dan user experience pengguna yang berbeda.

Menciptakan mini fly over dengan teknik lajur silang untuk memisahkan lajur kendaraan exit dan kendaraan yang masuk (lobi dan tempat parkir).

AKSESIBILITAS & SIRKULASI

STRATEGI DESAIN

Therapeutic Environment

Climate Responses

Data Angin Kota Surabaya (sumber: windrose, wunderground.com) Memanfaatkan sinar matahari di wilayah tropis dengan menggunakan surya panel sebagai pengganti sumber energi listrik darurat.

Pemilihan pohon tinggi untuk memecah angin pada area timur tapak.

KRITERIA DESAIN

1. Mampu memaksimalkan pendapatan sinar matahari ke dalam tapak dan memanfaatkan energi yang dihasilkan.

2. Mampu mengontrol angin yang masuk ke dalam bangunan untuk mencegah penularan penyakit akibat sirkulasi udara yang tidak lancar.

3. Mampu memanfaatkan potensi curah hujan tinggi untuk menggantikan penggunaan air tanah.

Setiap zona mengalami penambahan massa ke atas menyesuaikan kebutuhan ruang.

Pada zona 1 mengalami perubahan bentuk dalam merespon arah angin.

Pada zona 2 mengalami divide pada massa dalam merespon arah angin.

Mengarahkan saluran pembuangan air hujan ke Jl. Kenari, Jl. Simpang Dukuh, dan ke kolam pusat.

IKLIM

Instalasi rawat inap (ruang 24 jam) diorientasikan ke utara dan selatan untuk menghindari penyinaran matahari yang berlebihan.

STRATEGI DESAIN

Therapeutic Environment

Climate Responses

Memberikan central courtyard pada bangunan zona 1 untuk mengikat cahaya dan ventilasi silang secara menyeluruh..

Central Courtyard

Bangunan Rehabilitasi

KRITERIA DESAIN

1. Mampu memaksimalkan penangkapan air hujan untuk rain water harvesting.

2. Mampu memanfaatkan angin untuk sirkulasi udara yang baik bagi kesehatan pasien.

3. Mampu memproduksi oksigen untuk merespon panas matahari di siang hari udara panas akibat aktivitas manusia.

Menanam pepohonan yang memproduksi oksigen maksimal,diantaranya:

Menggunakan pohon penangkap air hujan untuk maksimalkan rain water harvesting dan memberikan inner view dengan nuansa hutan hujan tropis.

Sansevieria Trifasciata Zeylanica

Spathiphyllum Wallisii

Epipremnun Aureumin

Epipremnun Aureumin

IKLIM

KRITERIA DESAIN

1. Mampu memanfaatkan inner-view yang memberikan efek therapeutic dengan elemen air dan tanaman.

2. Mampu menetralkan udara dan hembusan angin ke dalam tapak.

3. Mampu menetralkan kebisingan, sehingga pasien dapat merasakan kenyamanan dalam melaksanakan penyembuhan.

Memberikan greenery barrier untuk meredam kebisingan dari kendaraan bermotor dan menyaring polusi.

Menjadikan roof-top sebagai therapeutic garden untuk penyedia visual di lantai atas massa lain.

Menciptakan innercourt sebagai inner view berupa kolam pada zona residensial, komersial, instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan.

STRATEGI DESAIN

Therapeutic Environment

Climate Responses

Blissful

Merespon kebisingan dan polusi di jalan tunjungan dengan pepohonan yang dapat meredam suara dan menyaring polusi.

Menciptakan innercourt sebagai inner view berupa therapeutic garden pada zona rehabilitasi.

SENSORI

STRUKTUR SKYBRIDGE

STRATEGI DESAIN

Therapeutic environment

Climate responses

AIR BERSIH

AIR KOTOR

ELEKTRIKAL

SISTEM PEMADAMAN KEBAKARAN

LIMBAH INFEKSIUS

LIMBAH INFEKSIUS

(Q.S Al-Baqarah ayat 22) (Q.S Al-Fushilat ayat 53)

“Look deep into nature, and then you will understand everything better.”

- Albert Einstein

Dokumen terkait