• Tidak ada hasil yang ditemukan

Selain honorarium, kepada Badan Pengawas setiap tahun diberikan jasa produksi

Pasal 35

Selain honorarium, kepada Badan Pengawas setiap tahun diberikan jasa produksi.

Bagian Keempat Pemberhentian

Pasal 36

Badan Pengawas dapat diberhentikan dengan alasan :

a. atas permintaan sendiri;

b. meninggal dunia;

c. karena kesehatan sehingga tidak dapat melaksanakan tugasnya;

Bagian Keempat Pemberhentian

Pasal 36

Badan Pengawas dapat diberhentikan dengan alasan :

a. atas permintaan sendiri;

b. meninggal dunia;

c. karena kesehatan sehingga tidak dapat melaksanakan tugasnya;

d. tidak melaksanakan tugas dan wewenangnya;

e. terlibat dalam tindakan yang merugikan Perusahaan;

f. dihukum pidana berdasarkan Keputusan Pengadilan Negeri yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

d. tidak melaksanakan tugas dan wewenangnya;

e. terlibat dalam tindakan yang merugikan Perusahaan;

f. dihukum pidana berdasarkan Keputusan Pengadilan Negeri yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

Pasal 37

(1) Apabila Badan Pengawas diduga melakukan salah satu perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf c, d dan e, Bupati segera melakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan.

(2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terbukti melakukan perbuatan yang dituduhkan, Bupati paling lama 12 (dua belas) hari kerja segera mengeluarkan :

a. Keputusan Bupati tentang pemberhentian sebagai Badan Pengawas bagi Badan Pengawas yang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf c, d, dan f;

b. Keputusan Bupati tentang pemberhentian sementara sebagai Badan Pengawas bagi Badan Pengawas yang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf e.

Pasal 37

(1) Apabila Badan Pengawas diduga melakukan salah satu perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf c, d dan e, Bupati segera melakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan.

(2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terbukti melakukan perbuatan yang dituduhkan, Bupati paling lama 12 (dua belas) hari kerja segera mengeluarkan :

a. Keputusan Bupati tentang pemberhentian sebagai Badan Pengawas bagi Badan Pengawas yang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf c, d, dan f;

b. Keputusan Bupati tentang pemberhentian sementara sebagai Badan Pengawas bagi Badan Pengawas yang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf e.

Bagian Kelima

Sekretariat Badan Pengawas Pasal 38

(1) Untuk membantu tugas-tugas Badan Pengawas dibentuk sekretariat yang terdiri

Bagian Kelima

Sekretariat Badan Pengawas Pasal 38

(1) Untuk membantu tugas-tugas Badan Pengawas dibentuk sekretariat yang terdiri dari 2 (dua)

dari 2 (dua) orang.

(2) Honorarium Sekretariat ditetapkan oleh Badan Pengawas dan dibebankan kepada Perusahaan.

orang.

(2) Honorarium Sekretariat ditetapkan oleh Badan Pengawas dan dibebankan kepada Perusahaan.

BAB X

TAHUN BUKU, LAPORAN KEUANGAN DAN TAHUNAN Pasal 39

Tahun buku Perusahaan adalah tahun takwim.

BAB X

TAHUN BUKU, LAPORAN KEUANGAN DAN TAHUNAN Pasal 39

Tahun buku Perusahaan adalah tahun takwim.

Pasal 40

(1) Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya Tahun Buku, Direksi menyampaikan Laporan Keuangan kepada Bupati melalui Ketua Badan Pengawas untuk mendapatkan pengesahan, yang terdiri dari Neraca dan Perhitungan laba / rugi tahunan, setelah diaudit oleh Akuntan Publik atau Instansi yang berwenang.

(2) Neraca dan Perhitungan Laba / Rugi tahunan yang telah mendapat pengesahan dari Bupati memberikan pembebasan tanggungjawab kepada Direksi dan Badan Pengawas terhadap neraca dan perhitungan laba / rugi tahunan tersebut.

(3) Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya Tahun Buku, Direksi telah mengajukan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan, kepada Badan Pengawas untuk disahkan.

(4) Apabila pada tanggal 31 Desember tahun berjalan, Badan Pengawas belum mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan yang diajukan, dianggap telah disahkan.

Pasal 40

(1) Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya Tahun Buku, Direksi menyampaikan Laporan Keuangan kepada Bupati melalui Ketua Badan Pengawas untuk mendapatkan pengesahan, yang terdiri dari Neraca dan Perhitungan laba / rugi tahunan, setelah diaudit oleh Akuntan Publik atau Instansi yang berwenang.

(2) Neraca dan Perhitungan Laba / Rugi tahunan yang telah mendapat pengesahan dari Bupati memberikan pembebasan tanggungjawab kepada Direksi dan Badan Pengawas terhadap neraca dan perhitungan laba / rugi tahunan tersebut.

(3) Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya Tahun Buku, Direksi telah mengajukan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan, kepada Badan Pengawas untuk disahkan.

(4) Apabila pada tanggal 31 Desember tahun berjalan, Badan Pengawas belum mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan yang diajukan, dianggap telah disahkan.

BAB XI

LAPORAN KEGIATAN USAHA Pasal 41

Laporan dan kegiatan usaha Perusahaan

disampaikan secara berkala oleh Direksi kepada Bupati dengan memberikan tembusan kepada DPRD.

BAB XI

LAPORAN KEGIATAN USAHA Pasal 41

Laporan dan kegiatan usaha Perusahaan

disampaikan secara berkala oleh Direksi kepada Bupati dengan memberikan tembusan kepada DPRD.

Pasal 42

(1) Direksi menyampaikan laporan kegiatan usaha Perusahaan kepada Bupati selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sesudah tahun buku berakhir.

(2) Jika dalam jangka waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah laporan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima, dan Bupati tidak mengemukakan tanggapan atau keberatan tertulis, maka laporan kegiatan usaha tersebut dianggap telah disahkan.

(3) Laporan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disahkan oleh Bupati dan pengesahan dimaksud memberi kebebasan tanggung jawab kepada Direksi terhadap segala sesuatu yang termuat dalam laporan kegiatan usaha tersebut.

Pasal 42

(1) Direksi menyampaikan laporan kegiatan usaha Perusahaan kepada Bupati selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sesudah tahun buku berakhir.

(2) Jika dalam jangka waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah laporan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima, dan Bupati tidak mengemukakan tanggapan atau keberatan tertulis, maka laporan kegiatan usaha tersebut dianggap telah disahkan.

(3) Laporan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disahkan oleh Bupati dan pengesahan dimaksud memberi kebebasan tanggung jawab kepada Direksi terhadap segala sesuatu yang termuat dalam laporan kegiatan usaha tersebut.

BAB XII

PENETAPAN DAN PENGGUNAAN LABA Pasal 43

Penggunaan Laba Bersih Perusahaan setelah diaudit, dan dikurangi penyusutan serta pengurangan lainnya yang wajar ditetapkan sebagai berikut :

a. 55% untuk anggaran Daerah;

b. 5% untuk cadangan umum, sampai cadangan

BAB XII

PENETAPAN DAN PENGGUNAAN LABA Pasal 43

Penggunaan Laba Bersih Perusahaan setelah diaudit dan dikurangi penyusutan serta pengurangan lainnya yang wajar ditetapkan sebagai berikut :

a. 55% ( lima puluh lima persen) untuk anggaran Daerah;

umum tersebut mencapai jumlah yang sama dengan modal dasar Perusahaan;

c. 20% untuk dana pensiun dan tunjangan hari tua Pegawai Perusahaan;

d. 15% untuk jasa produksi pegawai, Direksi dan Badan Pengawas dengan batas sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali gaji setiap bulan.

e. 5 % untuk Dana Sosial.

b. 5% (lima persen) untuk cadangan umum, sampai cadangan umum tersebut mencapai jumlah yang sama dengan modal dasar Perusahaan;

c. 20% ( dua puluh persen)untuk dana pensiun dan tunjangan hari tua Pegawai Perusahaan;

d. 15% (lima belas persen) untuk jasa produksi pegawai, Direksi dan Badan Pengawas dengan batas sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali gaji setiap bulan; dan

e. 5 % ( lima persen) untuk Dana Sosial.

BAB XIII KEPEGAWAIAN

Pasal 44

(1) Direksi mengangkat dan memberhentikan pegawai Perusahaan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Kedudukan hukum, gaji, pensiun dan pendapatan lain Direksi dan Pegawai Perusahaan diatur dengan Peraturan Bupati dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XIII KEPEGAWAIAN

Pasal 44

(1) Direksi mengangkat dan memberhentikan pegawai Perusahaan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Kedudukan hukum, gaji, pensiun dan pendapatan lain Direksi dan Pegawai Perusahaan diatur dengan Peraturan Bupati dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XIV BAB XIV

TUNTUTAN DAN GANTI RUGI Pasal 45

Peraturan Perundang-undangan yang berlaku tentang tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi terhadap pegawai bukan Bendaharawan berlaku juga terhadap Pegawai Perusahaan.

TUNTUTAN DAN GANTI RUGI Pasal 45

Peraturan Perundang-undangan yang berlaku tentang tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi terhadap pegawai bukan Bendaharawan berlaku juga terhadap Pegawai Perusahaan.

BAB XV PEMBUBARAN

Pasal 46

(1) Pembubaran Perusahaan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

(2) Bupati menunjuk panitia pembubaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Jika Perusahaan dibubarkan, semua hutang dan kewajiban keuangan lainnya dibayarkan oleh Pemerintah Daerah dari harta kekayaan yang masih ada, sedangkan apabila terdapat sisa lebih menjadi milik Pemerintah Daerah.

(4) Pertanggungjawaban pembubaran dilakukan oleh panitia pembubaran kepada Bupati yang memberikan pembebasan tanggung jawab tentang pekerjaan yang telah diselesaikan oleh panitia pembubaran.

BAB XV PEMBUBARAN

Pasal 46

(1) Pembubaran Perusahaan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

(2) Bupati menunjuk panitia pembubaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Jika Perusahaan dibubarkan, semua hutang dan kewajiban keuangan lainnya dibayarkan oleh Pemerintah Daerah dari harta kekayaan yang masih ada, sedangkan apabila terdapat sisa lebih menjadi milik Pemerintah Daerah.

(4) Pertanggungjawaban pembubaran dilakukan oleh panitia pembubaran kepada Bupati yang memberikan pembebasan tanggung jawab tentang pekerjaan yang telah diselesaikan oleh panitia pembubaran.

Pasal 47

Dalam hal terjadi pembubaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, maka penyelesaian kekayaan Direksi dan Pegawai Perusahaan ditetapkan oleh Bupati.

Pasal 47

Dalam hal terjadi pembubaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, maka penyelesaian

kekayaan Direksi dan Pegawai Perusahaan ditetapkan oleh Bupati.

BAB XVI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 48

(1) Hal - hal yang merupakan pelaksanaan Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

(2) Dalam hal – hal tertentu terkait dengan pengelolaan Perusahaan harus dengan persetujuan DPRD.

BAB XVI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 48

(1) Hal - hal yang merupakan pelaksanaan Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

(2) Dalam hal – hal tertentu terkait dengan pengelolaan Perusahaan harus dengan persetujuan DPRD

Pasal 49

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Nomor 2 Tahun 1981 Tentang Perusahaan Daerah Pasar Kabupaten Daerah Tingkat II Badung sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Nomor 10 Tahun 1989 sepanjang yang tidak mengatur mengenai Pendirian Perusahaan Daerah Pasar Kabupaten Badung dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 49

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini

Dokumen terkait