nya (Bug!) . * * * 4S9.000,-
Sf. 2.822,678,
Pari basil analisa Ini selisih effisiensi rugl —
menyebabkan laba bruto turun dengtn
25 %
dari kalkulasianal dxraana selisih effisienai rugi dari penggunaan jam
orang langsung mengambil peranan sebesar 19
%
sedangteansisa 6
$>
untuk penggunaan bahan dan jam mesin*Dalam analiaa ini tidak dihitung selisih harga/tarip -
untuk upah 1 angBung, biaya mesin dan biaya overhead pa
brik karena data realisasinya sangat lambat sehingga — kalau harua menunggu tarip riil administrasi pembukuan-
dapat menjadl lebih terlambat lagi*
Dengan demikian hasil analisa belum fflenggambar - kan secara n u m i sebab musabab terjadinya penumnan ter hadap laba bruto, nanun penulis berpendapat kalau onali aa semacam ini dapat diterapkan secara tertib setidak •* tidaknya dapat membantu pirapinan cabang untuk memperoleh gartbaran mengenai hasil-hasil dari setiap order yang se lesai dikerjakan, sehingga untuk memproduksi order-order berikutnya yang oaroa dapat disusun kalkulasi awal yang- lebih mantap#
Perlu klranya disampaikan disini bahsva analisa penyim — pangan (variance analysis) yang dibuat oleh penulis ada lah berkaitan dengan masi»g-*&asing dan tidak untuk per- usahaan secara keseluruhan, hal nana sesuai dengan scope p'enelitian dari ckripsi ini*
KESIMPULAN DAI? SARAN-SAHAI?
BAB V
Bab ini merupakan kesimpolan daripada bab-bab ter
dahulu dan selaiti Itu juga akan dikemukakan sararfc-aaran*
Bab ini dibagi menjadi 2 (dtta) bagian f
i 1* Kesimpulan
2* Saran-saran
1* Kesimpulan
Setelah diadakan pembaftasan dari baobab yang ter
dahtLLu maka dapatlab diaabil kesimpulan sebagai berikat:
A* P.T. Barata Metalworks <5: Engineering cabang Meoin ft *
Cor Surabaja audah memiliki Baata sistim akuntansi bi
ays teratasa metode pengumpulan biaya produksi berda-
m rkan metode harga pokok peaanan*
Hal ini aesuai dengan sifat produksi di Cabang yang -
bersangkutan#
B# Peranan akuntansi biaya sebagai Tool of Management —
balk sebagai alat perencanaan rnauptm eebagai alat p*-
ngendalian di P.T* Barata Metalworks & Engineering Ca
bang Mesin & Cor Surabaya belum dapat terlaksana seca
ra cempuma.
Hal ini dapat dijelaskan sebagal berikat s
157
a. Sebagai alat pereneanaan*
PeiMtsmgan harga pokok yang mcnjadi dasar untuk
penetapan harga jual di Cabang Mesin A Cor Surabaya ma-
cih kurang cexmat atau raasih mengandung kelemahan-kel e-
msthan yang dapat diuraikan sebagai berikut s a*1* Tarip upah Xongoung#
Semua kelas tukang balk tukang kelas 1§ tukang - kelas Ilf tukang kelas III maupun pembantu tukang dari masing^nasing bengkel yang semestinya raespunyai tarip *»
sendiri-sendiri dinilai sama berdasarkan tarip A.2P.B* - dalam perhitungan kalkulasi *awal.
Hal ini disebabkan karena sistim perhitungan tarip upah langsung dalam JUP.B* tidak raembedakan adanya kelach-ke- las tukang yang menurut penulis adalah mutlak perlo*
a* 2* Tarip jam mesin#
Sekalipun perusahaan tolah melakukan differensia si tarip jam mesin soperti yang tercantum dalam A*P*B« namun dalam memperhitun^an jumlah jam mesin nonnal s©- tahun tidak didasaxkan pads junlah mesin-mesin yang ter eedia/dapat dipakai dikalikan dengan jam mesin normal » per unit sesuai hasil penelitian melainkan berdasaikan- jumlah mesin-ciesin yang direncsnakan akan dipakai dik&* likan jam mesin noxml setahun per unit.
Sebagai akibat dari cars yang ditempuh oleh perusahaan- tarip jam mesin menjadi lebih mahal.
Hal ini disadari karena perusahaan seolah~olah hendak - membebankan kerugian karena kurangnya kesibukan {onder- beeetting verlies) kepada pemesan yang secara teoritio- eeharusnya inenjadi beban perusahaan*
a.3* Tarip biaya overhead pabrik*
Perhitungan tarip biaya oveifcead pabrik dalam - A.P*B* masih belum cermat, karena alokasi biaya over « head pabrik dari bagian peabantu ke ben^tel-bengkel yang oeharusnya meaakai dasar perbandingan jumlah tenaga — langsung dan tenaga tak langsung temyata perusahaan • menggunakan perbandingan jumlah tenaga langsung yang «* ada di bengkel-bangkel sebagal dasar alokasi*
Kelemahan dari sistim yang dipakai perusahaan adalah - bahwa tarip biaya overhead pabrik cenderang akan menja- di lebih rendah dibengkel dimana ratio/perbandingan peng gunaan tenaga langsung teriiadap tenaga tak langsung ada lah semakin kecil dan sebaliknya menjadi lebih tinggi - bilamana ratio/perbandingan penggunaan tenaga langsung
terhadap tenaga tak langsung adalah semakin besar*
Oleh karena yang menikmati Jasa-jasa dari bagiaa^bagian pembantu adalah semua tenaga baik langsung maupun tak - langsung yang ada diben$cel-bengkel maka dasar alokasi yang seharuenya dipakai adalah jumlah tenaga langsung dan tenaga tak langsung di masing^asing ben^el*
Berdasarkan dasar alokasi yang penulis kefflukakan tarip
159
biaya oveifcead pabrik akan menjadi lebih ofcyefctip* Sebagai eontoh penulis mengambil angka-angka yang tei^
tera pada tabel
5
dan tabel 6 halaman 124 dan 125 se*bagai berikut ; Bengkel Ratio tenaga Tenaga tak laogsuag Jarip menu rut versi penulis (jam orang langstmg) Xarip menu fat A.P.B« {jam orang langsung) Proeentasa penurunan
!
* Perkakaa 4,2 327 568 74 (♦) Model 2*2 893 716 20 (-) Cetak/Cem 2,2 575 467 19 (-) Bramen 1,9 471 307 35 (-) Bubut Besar 8,5 257 410 60 (♦) Bubut Kecil 4,4 271 334 23 <♦)&*4« Dasar estimasi dalam perencanaan pemakaian ba -
han, pemakaian jam orang langsung maupun pemakaian jam mesin untuk perhitungan kalkulasi awal yang dilakukan- oleh perusahaan dengan menggunakan angka rata-rata wak tu yang Xalu untuk order-order berulang tidak obyektip karena mengandung unsup-unsur peroborosam
Berdasarkan kondisl administrasi perusahaan penggunaan angka-angka pemakaian bahan, pemakaian jam orang lang sung maupun pemakaian jam mesin berdasarkan pelaksana- an terbaik yang pemah dicapai (attainable hi#i perfor
raance) akan menghasllkan estimasi biaya yang lebih *.
m
obyektip#
a* 5* Formulir kalkulasi awal (gambar 8} yang merupakan alat utama bagi management untuk menetapkan kebijaksana an harga (price policy) belum dapat dimanfaatkan sebagal
aana aestinya, karena tidak dicantumkan jumlah, bieya t o-
*
riabel dan biaya tetap*
b* Sebagal alat pengendalian*
Kerugian perusahaan karena ineffisiensi diproduk- si sullt diatasi disebabkan adanya kelemahan-kelemahan -
b.1* Sistim pengendalian biaya produksi yang belum zne-
madal* Kelemahan dara sistim yang ada meliputi beberapa hal t
b* 1*1* Kartu W*I«P« yang dipakai sebagal alat pengendali an biaya produksi lebih banyak berfungsi untuk pengenda- lian biaya secara total balk daid biaya bahan# biaya upah langsung, biaya mesin, biaya langsung lainnya dan biaya- overtiead pabrik secara periodik/bulanan dan tak dapat di gunakan untuk menditek secara tepat adanya ineffisiensi-
diproduksi *
*
btl*2* Dari daftar pemakaian bahan (gambar 9)« daftar pe aakalaa jam orang (gambar 14)» daftar pemakaian jam me - sin (gambar 17) sulit dipakai untuk menditek adanya in-
effisiensi dalam pemakaian, kecuali kalau daf taivdaf taj>-
tersebut diadakan sedikit perobahan dengan jalan menan*-
bahkan pada masing-^iafiing feelott daftar-daftar itu kwanti taa dan harga atau tarip menurut kalkulasi aval dan pens olahannya dilafcukan secara harian*
b.1*3* Bahwa perusahaan mengftdakan pengendalian phisik- tezfcadap order-order beaar (Hp* 25 Juta ke&tas) melalui master sheet hanya bersifat temporer dan kurang oiatim*- tie karena tidak mencakup seluruh unsur yang h a r m diken dalikan*
b#1«4* Bahra tidak diadakannya analisa penyimpangan (va riance analysis) untuk masingnaasing order menunjukkan - adanya kurang pengertian akan manfaat dari analisa ter sebut untuk keperluan management*
b.2. Order-order yang dikerjakan terlalu banyak juolah
nya menc&pai rata-rata diatas 100 order dieamping besai^ nya yang merapunyai range yang terlalu besar dari ^3*000,-
sampai dengan %l 200.000.000,-*
b*3/ Adanya penyaopaian data laporan yang terlambat *
sarapai mencapai 2 (dua) bulan, hal ffiana disebabkan
%
b.3*1. Sistim laporan pemakaian jam orang langsung dan ~
jam mesin yang kurang tepat/terlalu pan Jang, karena la
poran dari juru waktu (pertksa gambar 2 3) harus diproses
dahulu di bagian P.P.C. sebelum ke Uruaan Akuntansi Bia
ya untuk menger jakaa Daftar Pemakaian Jam Orang Langsung
dan Daftar Pemakaian Jam Hesln*
m 6.3 .2 , K a t a r t a t a w m aOmm J a sO a h ttamgn y a a g a e e p s c s M la p o r a n t a l k 4 i t a c i t m P .P .c , a a u p u n Uramm A k o a t a n a l * S l a y * a a r t a p a o g g B o a a a a l a t - a l a V * u * 1 b p w b s & n a a y * n * - mitah U d t ic o p t o d a t a j o e s a * « c > a k a n f a k t o r h a « T m ta a » N o . R a w i n g * p a n g e r t i a a O a r lp a d a p ia g n lim y te a n M a r -
61 f netful Aktmtaesi Blagra m t I a ptrtcttnnym m
t a g a i S to o l o f S a a a c « H B t i k u t ■ a w a u 'f j k g la M ta m -iU tt.a M fe « & d a la a b t fia a g ik u n t a n a i a* a a a r a s ■ e n y a a a r i o a p e n u h n y a kn&i&utkaa ? * f # B a r a t a M o t a l w o rtta A S n g i a M r l n * ■ a t a g a i p e r u s a h a a n I n a r a t r i . y a n g mm a l l i k l p o t a n a i y a n g b e a a r d a la w p aia b a n g u n jm n a a io n a l - « a n fla t i. w o g t i m t i A a r a ji la a g t a ih p a x fc M b a n g a n i n f i u a t r i 4 1 n a g a r a k i t * a a k a a a fia h a a la y a k n y * h a r u a m a a h a n th l d i j 4 j f w p f t » ~ i j i n r T i i l I l f n 1 til uw aliin* tr ilm a iT m i jm g f i i m f t ta rn p a x lu a a g a x m A it& n g g t& a n g i k h n a u a a y a ft lb id a n * A ta a > -
t a c a i B le y a «
Icai^a ini pffw^ia g a n n - M ^
r a n a a b a g a i b s r t k n t t Am TJntnk p e M t a p s h a r g a p o k o k y a n g l a b i h c a r a a fr * a e b a c & i f c is a r p e n a ta p a n h a r g a j u a l p e r i u k ir a n y a & la d » > k a n p a r o b a h a jy -p e r o b a h a n a a p a r t l d ib a ir a h I n i 1 a * t a r i p u $ a h la a g tr a n g a a n n r a t A .P .B * h a r e a d l p i c a h k a n r ta la a k a l& a -lt a la a tu k a n g (t s fe a a g m i l — I , -
t a & * a s k e l s o 11, t t i t a a a k e l t * XXX text p * a t * n * a « t i f t a n g } *