• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user

4. Semangat Kerja

Semangat kerja atau moril kerja adalah kemampuan sekelompok orang untuk bekerjasama dengan giat dan konsekuen dalam mengejar tujuan. Bekerjasama menekankan dengan tegas hakekat saling hubungan dari suatu kelompok dengan suatu keinginan nyata untuk bekerjasama dengan giat dan konsekuen menunjukkan caranya untuk sampai pada tujuan melalui disiplin bersama (Moekijat, 1979).

Menurut Alex Nitisemito (1982) semangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara giat, sehingga dengan demikian dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik. Semangat kerja tidak mesti disebabkan oleh kegairahan kerja, tetapi kegairahan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap semangat kerja.

Semangat kerja yang baik menurut Edwin (1982) yaitu semangat kerja yang ditandai dengan perintah dan peraturan. Selain itu semangat kerja yang baik juga diikuti kemauan bekerjasama dengan karyawan yang lain dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Semangat kerja merupakan derajat kepuasan individu terhadap kondisi organisasi dan lingkungannya. Jadi semangat kerja individu dikatakan tinggi ketika kondisi lingkungan kerja organisasi menyenangkan dan menjadi rendah ketika kondisi lingkungan kerjanya tidak

commit to user

menyenangkan. Semangat kerja dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu semangat kerja individu dan semangat kerja kelompok (Jeff, 1984).

Semangat kerja yang baik dapat diketahui dari hal-hal berikut: a. Disiplin

Disiplin yaitu sikap atau tingkah laku dan perbuatan karyawan dalam hal mentaati, mematuhi dan melaksanakan peraturan yang ditentukan perusahaan baik tertulis ataupun tidak tertulis. Dalam menegakkan disiplin kadang kala perlu adanya ancmn atau hukuman. Meskipun ancaman diberikan bukan untuk menghukum, tetapi semata-mata hanya untuk mendidik agar karyawan bertingkah laku sesuai dengan peraturan (Nitisemito, 1982).

Setiap organisasi perlu memiliki berbagai ketentuan yang harus ditaati oleh para anggota serta memiliki standar yang harus dipenuhi. Disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan organisasi. Dengan perkataan lain, pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikaap, dan perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara kooperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi kerjanya (Siagian, 1997).

Disiplin merupakan salah satu cara untuk mengadakan perubahan tingkah laku di pihak perorangan atau kelompok. Hal itu dijalankan atas otoritas atau wewenang. Situasi disipliner timbul pada saat seseorang atau kelompok telah melanggar norma-norma tingkah laku yang berlaku dalam organisasi. Disiplin yang positif mencakup usaha menciptakan sikap dan suatu suasana organisasi dimana pegawai dan pekerja lainnya berkompromi menyusun peraturan dan undang-undang organisasi (Tambunan, 2005).

Disiplin adalah suatu bentuk hukuman. Disiplin berbeda dengan hukuman, tetapi pelaksana disiplin tidak selalu memandang disiplin sebagai sesuatu yang tidak disukai. Disiplin adalah

commit to user

24

penggunaan beberapa bentuk hukuman atau sanksi jika karyawan menyimpang dari peraturan (Gibson, 2005).

Pendisiplinan tidak untuk memperkuat perilaku yang jelek. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk melakukan pendisiplinan secara efektif yaitu jangan terlalu emosi, jangan menyerang pribadi, spesifik, tepat waktu, konsisten, jangan mengancam dan bersikap adil (Hersey dan Kenneth, 1990).

b. Loyalitas

Karyawan yang bersemangat kerja tinggi mempunyai semangat rela berkorban dan loyalitas demi tercapainya tujuan organisasi atau perusahaan. Loyalitas memiliki arti penting bagi kelangsungan hidup dan tercapainya tujuan (Nitisemito, 1982).

Nilai-nilai serta tujuan-tujuan yang menjadi pedoman keputusan-keputusan individu di dalam organisasi pada umumnya merupakan tujuan organisasi itu sendiri. Pada mulanya nilai-nilai serta tujuan-tujuan ini biasanya dikenakan kepada individu dengan dijalankannya wewenang, tetapi secara berangsur-angsur sebagian besar dari nilai-nilai ini tertanam dan tergabung di dalam jiwa serta sikap-sikap individu. Akhirnya seseorang mendapatkan suatu kecintaan dan kesetiaan atau loyalitas kepada organisasi secara otomatis yaitu tanpa memerlukan suatu rangsangan luar yang menjamin bahwa keputusan-keputusannya akan sejalan dengan tujuan-tujuan organisasi (Simon, 1976).

Kesetiaan atau loyalitas para karyawan terhadap perusahaan akan dapat menimbulkan rasa tanggung jawab. Tanggung jawab tersebut dapat menciptakan semangat dan gairah kerja. Agar dapat menimbulkan loyalitas para karyawan terhadap perusahaan maka pihak perusahaan harus mengusahakan agar para karyawan merasa senasib dengan perusahaan. Perasaan senasib seperti ini akan membuat para karyawan merasakan juga kemajuan dan kemunduran perusahaan (Nitisemito, 1978).

commit to user

Anggota sebuah tim yang efektif menampilkan dedikasi dan loyalitas yang hebat terhadap timnya. Mereka rela melakukan apa saja yang harus dilakukan untuk menolong berhasilnya tim mereka. Hal semacam itu disebut dengan loyalitas dan dedikasinya terhadap tim disebut dengan komitmen yang disatukan. Komitmen yang disatukan dicirikan oleh dedikasi pada sasaran dan kerelaan untuk meluangkan sejumlah besar energi guna mencapai tujuan (Robbins, 1999).

c. Kerjasama

Kerjasama yaitu kesediaan untuk bekerja sama diantara karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Kerjasama yang baik sesama karyawan adalah yang diharapakan perusahaan, sehingga apabila terjadi kerja sama yang baik diharapkan dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan (Moekijat, 1979).

Konsep kerjasama diperlukan untuk membagi tugas sesuai kegiatan masing-masing. Kerjasama yang baik diantara karyawan dan pimpinan mereka akan melancarkan usaha-usaha ynag dibuat untuk mencapai tujuan. Koordinasi merupakan cara yang baik untuk memupuk kemauan kerjasama dan melibatkan diri dalam tim kerja (Tambunan, 2005).

Kerjasama merupakan pemecahan dengan kedua belah pihak menang dalam suatu konflik. Semua pihak yang terlibat konflik berusaha untuk memenuhi kepentingan mereka. Kerjasama umumya dicirikan oleh pembahasan yang terbuka dan jujur diantara semua pihak, upaya untuk mendengarkan dengan sungguh-sungguh guna memahami perbedaan, pertimbangan yang seksama mengenai serangkaian lengkap alternatif untuk mencari pemecahan yang menguntungkan semua pihak. Kerjasama merupakan pilihan konflik terbaik manakala tekanan waktunya sangat kecil, manakala semua pihak dengan serius menginginkan pemecahan yang sama-sama menguntungkan dan manakala masalah terlalu penting untuk dikompromikan (Robbins, 1999).

commit to user

26

Kerjasama (teamwork) dalam organisasi memiliki beberapa bentuk, mulai dari bentuk yang informal sampai formal. Kerjasama adalah setiap bentuk tindakan bersama oleh sekelompok orang untuk mencapai sasaran bersama. Menurut definisi ini setiap organisasi adalah tim. Akan tetapi kerjasama mempunyai makna yang lebih dari sekedar koordinasi dan efisiensi. Kerjasama mengandung arti kesatuan

tujuan, aktivitas yang saling tergantung dan rasa ikut memiliki (Kast dan James, 1995).

Terdapat dua fungsi yang ada dalam kegiatan kerjasama yaitu fungsi untuk menjamin pencapaian tujuan dan fungsi untuk menjamin adanya pengabdian sepenuh hati dari individu-individu dalam pencapaian tujuan dari kerjasama ini. Jadi kerjasama merupakan kegiatan sekelompok orang untuk mencapai hasil tujuan yang sama dan dilakukan dengan sepenuh hati. Agar suatu kerjasama dapat tercapai diperlukan kemauan untuk bekerja dalam satu tim (Roethlisberger, 1990).

d. Antusias kerja

Enthusiasm (kegairahan) memiliki beberapa pengertian. Kata tersebut berasal dari kata Yunani yang artinya “being prossesed by a

god”. Kamus umum Oxford (The Oxford Universal Dictionary)

merumuskannya sebagai “kegiatan perasaan untuk keperluan seseorang atau untuk keperluan sesuatu sebab”. Kegairahan dapat juga diartikan sebagai kegembiraan yang dimiliki dalam setiap usaha. Jelaslah bahwa kegembiraan pertama-tama berhubungan dengan perasaan, meskipun hal ini hanya terjadi apabila ada keyakinan bahwa

‘orang” atau “alasan” itu merupakan sesuatu yang baik (Moekijat, 1989).

Kegairahan kerja adalah kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan yang dilakukan. Antusias atau kegairahan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap semangat kerja, meskipun semangat kerja tidak selalu disebabkan oleh antusias kerja. Oleh

commit to user

karena itu antara semangat kerja dan antusias atau kegairahan kerja sulit untuk dipisah-pisahkan (Nitisemito, 1982).

Salah satu bentuk positif attitude adalah antusiasme. Menurut kamus Webster, salah satu makna antusiasme adalah perasaan senang luar biasa untuk menggapai sesuatu. Seseorang yang memiliki antusiasme adalah orang yang sudah benar-benar yakin pada dirinya sendiri, baik pada pengetahuan, kemampuan serta keahliannya. Keyakinan yang sangat itulah yang membuat ia dapat menyakinkan

orang lain untuk benar-benar percaya pada dirinya

(Darmawangsa dan Imam, 2008).

Manusia membutuhkan semangat dan perasaan antusias bukan hanya supaya mereka dapat terus menerus bekerja, tetapi juga akan membuat mereka melakukan pekerjaan mereka dengan sukacita. Orang yang memiliki antusiasme tidak pernah dikontrol oleh lingkungan bahkan dilah yang mengontrol lingkungannya. Jika lingkungan dalam kondisi baik, ia akan baik. Jika lingkungannya dalam keadaan buruk, ia akan tetap baik. Antusiasme adalah energy kehidupan yang tertanam di dalam diri setiap manusia, energi yang membuat seseorang maju (Antakirana, 2008).

Dokumen terkait