• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Senam Kaki Diabetes

Pada subbab ini akan membahas hal-hal mengenai konsep senam kaki diabetes yang meliputi pengertian, pengaruh senam kaki diabetes terhadap fisiologis tubuh, kontraindikasi, serta prosedur pelaksanan senam kaki diabetes.

34

2.2.1 Pengertian Senam Kaki Diabetes

Senam merupakan serangkaian latihan fisik yang tersusun dengan sistematis, melibatkan gerakan-gerakan terpilih, dan terencana untuk mempertahankan dan meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelenturan, dan koordinasi gerak tubuh (Muhajir, 2007). Berdasarkan pengertian tersebut, senam termasuk olahraga isotonik aerobik yang menyebabkan kontraksi isotonik. Dalam kontraksi isotonik, otot berkontraksi dan panjang otot berubah (Potter & Perry, 2009).

Latihan fisik merupakan salah satu penatalaksanaan NPS yang dapat dilakukan diabetesi. Latihan fisik merupakan salah satu bentuk pencegahan primer dan sekunder bagi diabetesi dengan NPS. Pencegahan primer merupakan tindakan untuk menurunkan timbulnya penyakit dengan cara menghilangkan penyebab penyakit atau mencegah kerusakan yang dapat ditimbulkannya. Pencegahan sekunder merupakan tindakan deteksi dan koreksi awal terhadap efek penyakit sebelum bermanifestasi menjadi gejala dan tanda klinis (Jeyaratnam & Koh, 2009:351). Diabetesi dianjurkan untuk melakukan latihan fisik intensitas sedang dengan total waktu 150 menit dalam seminggu (IDF, 2005; Colberg et al., 2010).

Senam kaki diabetes merupakan serangkaian gerakan kaki yang dilakukan oleh diabetesi dan bertujuan untuk mempersiapkan dan memelihara kondisi kaki, mempertahankan dan meningkatkan kebugaran dan kesehatan, serta dapat berfungsi sebagai kegiatan terapeutik.

35

2.2.2 Pengaruh Senam Kaki Diabetes Terhadap NPS

Senam kaki diabetes memberikan pengaruh positif terhadap neuropati diabetik. Secara fisiologis, senam kaki diabetes menyebabkan peningkatan penggunaan glukosa, mempertahankan fungsi dan struktur endotel, serta meningkatkan aliran darah dari dan ke kaki. Hal ini membantu mempertahankan homeostasis jaringan saraf sehingga mencegah terjadinya neuropati dan menurunkan progresivitas neuropati pada diabetesi.

Gerakan-gerakan kaki pada senam kaki diabetes membantu meningkatkan metabolisme otot kaki. Peningkatan metabolisme ini menyebabkan peningkatan penggunaan glukosa yang membantu kontrol glikemia pada kaki dan menyebabkan penurunan kadar bahan-bahan aterogenik, laju alur poliol, dan kadar AGE. Selain itu, peningkatan penggunaan glukosa juga menurunkan kadar pemaparan endotel oleh hiperglikemia sehingga membantu mempertahankan aktivitas vasodilator dan vasokonstriksi endotel dan mencegah nekrosis sel-sel endotel.

Kontraksi otot selama senam kaki diabetes juga menyebabkan peningkatan aliran darah ke dan dari kaki. Kondisi ini dipicu oleh peningkatan metabolisme saat otot berkontraksi (Guyton & Hall, 2007). Peningkatan metabolisme otot menyebabkan peningkatan kebutuhan metabolisme. Kontraksi otot dan peningkatan kebutuhan metabolisme memicu produksi nitrit oksida (NO) oleh sel endotel dan miosit otot rangka. NO dalam jangka pendek memediasi vasodilatasi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme. Dalam jangka panjang, NO memicu

36

perubahan struktur endotel melalui kaskade sinyal sebagai bentuk adaptasi terhadap kontraksi dan metabolisme otot (Levine & Levine, 2013).

Kontraksi otot juga menyebabkan peningkatan tekanan darah. Kontraksi otot memaksa lebih banyak darah melalui pembuluh darah. Gaya ini menyebabkan vasokonstriksi sementara. Hal ini menyebabkan vasodilatasi arteriol, penurunan tekanan vaskular, dan membantu aliran balik vena (Guyton & Hall, 2007). Aliran balik vena mentransportasi metabolit-metabolit sisa dari jaringan pada kaki. Hal ini mempertahankan fungsi dan struktur jaringan pada kaki.

Kelebihan senam kaki diabetes adalah salah satu jenis latihan fisik yang dapat dilakukan oleh diabetesi dengan ulkus kaki. Diabetesi dengan ulkus kaki atau sedang dalam periode penyembuhan ulkus kaki tidak diperkenankan melakukan latihan fisik yang menumpukan berat badan pada kaki (Kauffman, Barr, & Moran, 2007:312; Bowker & Pfeifer, 2008:570). Senam kaki diabetes merupakan jenis latihan fisik tanpa penumpuan berat badan pada kaki. Senam ini dilakukan pada posisi duduk tegak dengan kaki menyentuh lantai.

2.2.3 Kontraindikasi Senam Kaki Diabetes

Kontraindikasi senam kaki diabetes bagi diabetesi menurut Kushariyadi & Setyoadi (2011, hal. 119) berhubungan dengan kenyamanan dan keselamatan pasien, yaitu sebagai berikut:

a. Pasien dengan masalah fisiologis yang menghambat dan mengganggu pergerakan pasien seperti nyeri dan dispneu.

b. Pasien dengan masalah kejiwaan yang menghambat dan/atau mengganggu fungsi kognitif pasien seperti cemas, gangguan panik, depresi, dan khawatir.

37

2.2.4 Prosedur Pelaksanaan Senam Kaki Diabetes

Latihan fisik memiliki lima komponen utama yaitu frekuensi, durasi, intensitas, jenis latihan fisik dan progresivitas (Skinner, 2005). Frekuensi latihan fisik isotonik bagi diabetesi yang direkomendasikan adalah minimal tiga kali seminggu dengan tidak ada dua hari berturut-turut tanpa latihan fisik. Durasi yang direkomendasikan adalah total 150 menit selama seminggu dengan anjuran dibagi dengan rata setiap harinya. Melakukan latihan fisik dapat dimulai selama 10 menit dengan frekuensi tiga kali dan jeda waktu diantara pengulangan dalam satu hari dan ditingkatkan sesuai toleransi pasien. Intensitas latihan fisik yang dianjurkan adalah intensitas sedang (Skinner, 2005; NHS, 2011; CDA, 2014). Latihan fisik intensitas sedang didefinisikan sebagai latihan fisik dengan intensitas dalam kapasitas yang dapat dipertahankan seseorang dengan nyaman dalam waktu lama dengan total waktu latihan dalam satu hari adalah minimal selama 45 menit (Henriques, 2015).

Senam kaki diabetes merupakan salah satu jenis latihan fisik isotonik yang dianjurkan sebagai latihan fisik bagi diabetesi. Senam kaki diabetes mudah dilakukan serta tidak membutuhkan ruangan dan peralatan khusus sehingga dapat dilakukan pada berbagai ruang dan waktu. Prosedur pelaksanaan senam kaki diabetes disajikan pada Lampiran 8. Namun, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum dan selama melaksanakan senam kaki diabetes, yaitu (Lumenta, dkk, 2006; Sutedjo, 2014; Grimm, 2012):

1. Periksa kaki sebelum dan setelah melakukan senam kaki diabetes. 2. Hindari berlatih pada saat atau setelah mengalami hipoglikemia.

38

3. Sediakan asupan air dan karbohidrat dalam jumlah cukup, dan latihan sebaiknya dilakukan 1-3 jam setelah makan.

4. Latihan senam dapat dilakukan setiap hari secara teratur dalam kondisi santai dan ketika kaki terasa dingin.

5. Latihan tidak dilakukan jika mengalami hiperglikemia dengan kadar glukosa darah sewaktu > 250 mg/dl

6. Berikan interval 2-3 jam setelah makan terakhir/injeksi insulin untuk menghindari risiko hipoglikemia. Periode ini merupakan periode puncak kerja insulin short-acting sehingga berisiko tinggi terjadi hipoglikemi.

Dokumen terkait