• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sensor elektronik

Kelebihan sistem sensor elektronik yaitu :

 dalam hal penggunaan spektrum elektromagnetik lebih lebih luas,

 kemampuannya lebih besar dan lebih pasti dalam membedakan karakteristik spektral obyek, dan  proses analisisnya lebih cepat karena

Kemampuan dalam mengenalani obyek dengan membedakan karakteristik spektral obyek

bersangkutan,

 interpretasi elektronik lebih besar dan pasti

dibanding dengan interpretasi secara visual,

 karena keterbatasan dan kekurangmampuan

manusia dalam membedakan karakteristik

spektral obyek dalam mengevaluasi pola spasial.

 kedua cara ini sebaiknya digunakan dengan saling

mengisi dan sebaiknya cara mana yang dipilih,

 kesemuanya harus disesuaikan terhadap tujuan

4. Data

Di dalam penginderaan jauh sensor merekam

tenaga yang dipantulkan atau dipancarkan oleh obyek di permukaan bumi.

Rekaman diproses menjadi data penginderaan jauh, kemudian dianalisia

Data penginderaan jauh dapat berupa :  digital,

 numerik atau  visual.

Data visual dibedakan menjadi :

 data citra berupa gambaran yang mirip

dengan gambar aslinya atau lebih dikenal dengan citra foto (photographic imaage) atau foto udara.

 Data non-citra (non-photographic image).

berupa garis atau grafik contoh : grafik yang menggambarkan beda suhu

Perbedaan pokok antara keduanya, sebagai berikut Jenis citra Variabel perbeda an Citra foto Citra non-foto

Sensor Kamera Non kamera, Kamera dengan detekteornya bukan fim.

Detektor Fiim Pita magnetik, foto konduktif, dsb. Proses perekaman Fotogra f Eiektronik Mekanisme perekaman Serenta k Parsiai

CITRA FOTO

Citra foto dibedakan berdasarkan atas : a). Spektrum elektromagnetik ,

b). Sumbu kamera.

c). Sudut liputan kamera, d). Jenis kamera,

e). Warna yang digunakan,

Berdasarkan Spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra dapat dibedakan menjadi :

 Foto ultraviolet, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan

spektrum ultraviolet

 Foto ortokromatik, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan

spektrum tampak dari saluran biru sampai sebagian hijau

 Foto pankromatik, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan

seluruh spektrum tampak atau sinar.Foto inframerah asli, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum inframerah dekat.

 Foto inframerah modifikasi, yaitu foto yang dibuat dengan

spektrum inframerah dekat dan sebagian spektrum tampak pada saluran merah dan sebagian saluran hijau.

Dari jenis-jenis foto tersebut diatas, yang paling banyak digunakan untuk penginderaan jauh saat ini adalah foto

pankromatik ( karena harganya murah, dikembangkan paling lama sehingga orang terbiasa dengan jenis foto tersebut).

Berdasarkan Sumbu kamera, Citra dapat

dibedakan berdasarkan arah sumbu kamera ke permukaan bumi :

 Foto vertikal, yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus permukaan bumi,

 Foto condong dan foto sangat condong, yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera menyudut permukaan bumi. Sudutnya lebih besar dari 100

Foto agak condong Foto condong Foto vertikal

Berdasarkan Sudut liputan kamera, Paine (1981) sebagai : Jenis kamera Panjang fokus (mm) Sudut iiputan Jenis foto Sudut kecii 304.8 < 60o Sudut kecii Sudut normai 209.5 60o – 75o Sudut normai/ Sudut standar Sudut iebar 152.4 75o – 100o Sudut iebar

Berdasarkan Jenis kamera yang digunakan, citra dapat dibedakan menjadi :

 Foto tunggal, yaitu foto yang dibuat dengan

kamera tunggal. Tiap daerah liputan foto hanya tergambar oleh satu lembar foto.

 Foto jamak, yaitu beberapa foto dibuat pada

saat yang sama dengan penggambaran daerah liputan yang sama.

Berdasarkan Warna yang digunakan, citra dapat dibedakan menjadi:

 Foto berwarna semu atau foto ultramerah warna obyek tidak sama dengan warna foto. Misalnya obyek vegetasi yang berwarna hijau dan banyak memantulkan spektrum inframerah, tampak

merah pada foto.

 Foto berwarna asli, yaitu foto pankromatik berwarna.

Berdasarkan Sistem wahana dan

penginderaannya yang digunakan, citra dapat dibedakan menjadi :

 Foto udara : yaitu foto hasil penginderaan dari pesawat udara, balon udara.

 Foto satelit, yaitu foto hasil penginderaan dari satelit

5. Analisis data

Interpretasi citra adalah mengenali obyek yang tergambar pada citra.

Tanpa mengenali identitas dan jenis obyek pada citra tidak mungkin melakukan analisis.

Untuk mengenali obyek pada citra diperlukan

unsur-unsur interpretasi citra yang terdiri dari sembilan unsur, yaitu :

UNSUR - UNSUR INTERPRETASI CITRA

rona atau warna,

bentuk,

ukuran,

tekstur,

pola,

banyangan,

situs dan

Asosiasi

Tingkat Kerumitam Sekunder Primer Unsur Dasar Susunan Keruangan rona Rona Tekstur Bentuk Ukuran

Pola Tinggi Bayangan

Situs Asosiasi

RONA / WARNA

 Rona /wana ialah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan obyek pada citra. Rona pada foto

pancromatik merupakan obyek yang berinteraksi dengan seluruh spektur tampak yang sering

disebut sinar putih.

 Jadi rona merupakan tingkat dari hitam ke putih atau sebaliknya.

 misalkan obyek menyerap sinar biru maka ia akan memantulkan warna hijau dan merah, sehingga obyak akan tampak dengan warna kuning.

Rona pada foto hitam putih : warna menunjukan tingkat kegelapan yang lebih beranaka ragam.

Ada tingkat kegelapan didalam warna biru, hijau dan sebagainya.Oleh karena itu, membedaan

obyek pada foto berwarna lebih mudah dibanding pada foto hitam putih.

Obyek pertama kali tampak pada citra berdasarkan pada unsur rona dan warnanya.

Setelah rona dan warna yang sama dikelompokan dan diberitanda, kemudian barulah tampak

BENTUK

 Bentuk merupakan atribut yang jelas untuk mengenali

suatu obyek pada citra, sehingga banyak obyek yang yang dikenali berdasarkan pada unsur bentuknya saja

 Bentuk, ukuran dan tekstur dikelompakkan sebagai

susunan ruang sekunder dalam hal tingkat kerumitan menginterpretasikan citra.

contoh :

 Gedung sekolah pada umumnya berbentuk huruf U, L, I

atau berbentuk empat persegi panjang.

 Tajuk pohon palma berbentuk bintang, tajuk pohon

pinus berbentuk kerucut, tajuk pohon bambu berbentuk bulu-bul, dan lain sebagainya.

UKURAN

 Unsur ukuran merupakan atribut obyek yang antara

lain berupa jarak, luas, tinggi, lereng, dan volume. Karena ukuran obyek pada cirta merupakan fungsi skala, maka di dalam memenfaatkan ukuran sebagai unsur interpretasi citra harus selalu dingat skalanya.

Contoh :

 Ukuran rumah sering mencirikan apakah rumah itu

rumah mukim, kantor atau industri. Rumah mukim pada umumnya lebih kecil bila dibandingkan dengan kantor atau industri.

 Lapangan olah raga, disamping dicirikan oleh bentuk

segi empat, lebih dicirikan oleh ukuran sekitar 80m x 100m bagi lapangan sepak bola dan 8m x 15m bagi lapangan tenis,

TEKSTUR

 Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra atau pengulangan rona kelompok obyek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara

individual. Tektsur sering dinyatakan dengan kasar, sedang dan halus atau belang-belang. Contoh :

 Hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang, semak bertektur halus

 Tanaman padi bertekstur halus, tanaman tebu bertekstur halus

POLA

 Pola, tinggi, dan banyangan dikelompokan pada tingkat kerumitan tersier. Tingkat kerumitan nya setingkat lebih tinggi dari tingkat kerumitan bentuk, ukuran, dan tekstur sebagai unsur interpretasi citra.

 Pola atau susunan merupakan ciri yang menandai bagi banyak obyek bentukan manusia dan beberapa obyek alamiah.

Contoh :

 Pemukiman trasmigrasi dikenali dengan pola yang

teratur, yaitu rumah yang ukuran dan jaraknya seragam dan masing-masing menghadap jalan.

 Kebun karet, kebun kelapa, kebut kopi dan lain

sebagainya mudah dibedakan dari hutan atau vegetasi lainnya dengan pola yang teratur, yaitu dari pola serta jarak tanamnya.

BAYANGAN

 Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau obyek

yang berada di daerah gelap. Obyek atau gejala yang terletak di daerah banyangan pada umumnya tidak tampak sama sekali atau kadang-kadang tampak

samar-samar. Meskipun demikian, banyangan sering menjadi kunci pengenal yang penting bagi beberapa obyek yang justru lebih tampak dari bayangannya.

Contoh :

 Cerobong asap, menara, tangki minyak dan bak air

yang dipasang tinggi lebih tampak dari banyangannya.

 Lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya

SITUS

 Bersama-sama dengan asosiasi, situs

dikelompokan kedalam kerumitan yang lebih

tinggi. Situs bukan merupakan ciri obyek secara langsung, melainkan berkaitan dengan

lingkungan sekitarnya. Contoh :

 Situs pohon kopi terletak di tanah yang miring, hal ini disebabkan tanaman kopi memerlukan pengaturan air yang baik.

ASOSIASI

 Asosiasi dapat diartikan sebagai keterkaitan antara

obyek yang satu dengan obyek yang lainnya. Karena ada keterkaitannya ini maka terlihatnya suatu obyek pada citra sering menjadi petunjuk bagi adanya obyek lain.

Contoh :

 Stasiun kereta api, yang berasosiasi dengan jalan

kereta api lebih dari satu jalur atau bercabang- cabang.

Didalam mengenali obyek pada foto udara atau pada citra yang lainnya, dianjurkan untuk tidak hanya menggunakan satu unsur interpretasi citra, semakin banyak unsur interpretasi yang digunakan semakin menciut lingkupnya kearah titik simpul.

Contoh :

 pada foto udara terlihat tetumbuhan yang bertajuk berbentuk bintang.

 Pohon tersebut jelas berupa pohon palma, akan tetapi kemungkinannya masih cukup luas, mungkin palma

tersebut berupa pohon kelapa, kelapa sawit, nipah, enau, atau sagu.

 Bila ditambah satu unsur interpretasi citra lagi misalnya unsur pola, maka kemungkinannya akan menciut .

misalnya tetumbuhan tersebut mempunyai pola yang tidak teratur, maka tumbuhan tersebut kemungkinanya berupa pohon sagu atau enau, dan nipah.

 Bila ditambah satu unsur interpretasi lagi misalnya unsur ukuran, misalnya pohon tersebut tumbuh dengan tinggi > 10 m, maka kemungkinanya pohon enau atau sagu.

 Bila ditambah satu unsur lagi, yaitu unsur situs, misalnya pohon tersebut tumbuh didaerah yang becek dan berair, maka kemungkinan besar pohon tersebut adalah pohon sagu.

BENTU K Tajuk berben tuk bintang POLA Tidak teratur UKURAN Tinggi >10 m SITUS Air payau POHON KELAPA POHON KELAPA SAWIT POHON NIPAH POHON ENAU POHON NIPAH POHON ENAU POHON SAGU POHON SAGU POHON ENAU POHON SAGU SAGU

ALAT PENGAMAT

Memungkinkan menafsir/mengkaji citra secara visual, dengan pembesaran ( skala ) tertentu. 1. alat pengamat nonstereoskopik

 dapat digunakan untuk pengamatan dua dimensional  alat ini paling sederhana

 seperti : lensa pembesar dan Meja sinar

2. stereoskopik

 dapat digunakan untuk pengamatan tiga dimensional  dari citra yang bertampalan.

Macam – macam alat stereoskopik :  Stereoskop lensa,

 Stereoskop cermin dan  Stereoskop mikroskopik

Dokumen terkait