1. PENGERTIAN PENGINDERAAN JAUH
Sabins (1996) dalam Kerle, et al. (2004)
Penginderaan jauh
adalah ilmu untuk
memperoleh, mengolah dan
menginterpretasi citra yang telah direkam
yang berasal dari interaksi antara
Richards
and
Jia (2006),
Data penginderaan jauh
diperoleh dari
suatu satelit, pesawat udara balon udara
atau wahana lainnya.
Data-data tersebut berasal dari rekaman
sensor yang memiliki karakteristik
berbeda-beda pada masing-masing tingkat
ketinggian yang akhirnya menentukan
Lillesand and Kiefer (1993),
Penginderaan jauh
adalah ilmu dan
seni untuk memperoleh informasi
tentang suatu objek, daerah atau
fenomena melalui analisis data yang
diperoleh dengan suatu alat tanpa
2.
MENGAPA PENGINDERAAN JAUH
SEKARANG BANYAK DIGUNAKAN
macam-macam alasan, antara lain :
1. Citra menggambarkan obyek, daerah, atau gejala fenomena
alam di permukaan dengan :
2. meliput daerah luas,
3. Citra dapat menggambaran gambaran tiga dimensional,
sangat menguntungkan, antara lain :
4. Karakteristik obyek yang tak nampak dapat diujudkan
dalam bentuk citra.
5. Citra dapat dibuat secara cepat.
6. Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan dearah
bencana.
obyek yang tergambar pada citra sesuai dengan ujud dan letak di permukaan bumi. Karena sesuai dengan aslinya, maka citra merupakan alat yang baik untuk pembuatan peta, baik sebagai sumber data maupun sebagai kerangka letak.
Citra akan menyajikan gambar secara lengkap,
hal ini memungkinkan untuk penggunaan berbagai bidang, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama.
Citra dapat digunakan secara bersama-sama
untuk berbagai bidang keahlian (seperti geologi, hidrologi, geografi, biologi, kehutanan, dan
foto udara berskala 1:50.000
ukuran standar 23cm x 23cm, meliputi
daerah seluas 132 km
2
foto udara berskala 1:100.000 meliputi
daerah seluas 529 km
2
Satu lembar citra satelit Landsat IV yang
dibuat dari ketinggian 700 km diatas
menyajikan model medan dengan jelas,
relief lebih jelas karena adanya
pembesaran vertikal,
memungkinkan pengukuran beda tinggi
memungkinkan pengukuran volume seperti
pengukuran volume tanah yang harus
digali atau diurug pada perencanaan jalan,
memungkinkan pengukuran lereng untuk
Obyek dapat dikendali antara lain :
berdasarkan beda suhunya, dapat direkam
pada citra inframerah termal. Seperti pada :
Kota yang tampak pada malam hari, dengan
spektrum inframerah termal dapat
diujudkan dalam bentuk citra yang cukup
jelas.
Kebocoran pipa gas bawah tanah atau
kebakaran tambang batu-bara bawah tanah
mudah dikendali pada citra inframerah
Meskipun terlihat langsung oleh mata,
seperti :
A
ir panas yang keluar dari indrustri
tidak dapat dibedakan terhadap air
lainnya.
A
ir panas dapat dikenali dengan baik
pada citra inframerah termal,
termasuk jaraknya dari indruti
asalnya.
Mata manusia tidak dapat melihat
tanaman yang diserang penyakit.
Dengan menggunakan saluran sempit
tertentu pada spektrum tampak,
tanaman yang mulai diserang penyakit
dapat diujudkan dalam citra sehingga
ia dapat dikenali sebelum mata
mengenalinya.
Dengan menggunakan spektrum
inframerah dekat, dapat diujudkan
Untuk pemetaan atau penelitian pada daerah rawa, hutan, dan pegunungan, akan
membutuhkan waktu yang lama, serta biaya tinggi.
Dalam keadaan cuaca yang memungkinkan, daerah-daerah tersebut dapat dipotret dengan cepat.
sedang perekaman catr Landsat yang
meliputi daerah seluas 34.000 km2
dilakukan dalam waktu 25 detik.
Interpretasi citra dapat dilaksanakan
Tidak ada cara lain yang mampu memetakan daerah bencana secara cepat pada saat terjadi bencana,
Misalnya pemetaan pada daerah yang terkena bencana :
banjir,
gempa bumi,
angin ribut,
serangan gelombang sunami,
letusan gunung berapi, seperti letusan gunung Galunggung pada tahun 1982 yang terekam pada citra satelit cuaca GMS dan NOAA.
untuk mematau (monitoring) perubahan seperti
pada pembukaan daerah hutan, pemekaran kota, perubahan kualitas lingkungan, perluasan lahan garapan dll, citra sering dibuat dengan peride
ulang yang pendek,
misalnya :
16 hari bagi Landsat,
(Purwadhi, 2001).
Pengumpulan data penginderaan jauh
dapat dilakukan dalam berbagai bentuk
sesuai dengan tenaga yang digunakan.
Tenaga yang digunakan dapat berupa
variasi distribusi daya,
distribusi gelombang bunyi atau
Analisa data penginderaan jauh memerlukan data rujukan seperti :
peta tematik,
data statistik
data lapangan.
Hasil analisa dapat berupa informasi mengenai : bentang lahan,
jenis penutup lahan,
kondisi lokasi
kondisi sumberdaya lokasi.
Informasi tersebut bagi para pengguna dimanfaatkan untuk membantu dalam proses pengambilan
keputusan dalam mengembangkan daerah tersebut.
Keseluruhan proses mulai dari pengambilan data, analisis data hingga penggunaan data tersebut
Kerle, et al., 2004
Penginderaan jauh sangat tergantung dari energi gelombang elektromagnetik.
Gelombang elektromagnetik dapat berasal dari banyak hal, yang terpenting pada penginderaan jauh adalah sinar matahari.
Banyak sensor menggunakan energi pantulan
sinar matahari sebagai sumber gelombang elektromagnetik,
Beberapa sensor penginderaan jauh yang
menggunakan energi yang dipancarkan oleh bumi
Sensor yang memanfaatkan :
energi dari pantulan cahaya matahari atau energi bumi dinamakan sensor pasif,
energi dari sensor itu sendiri dinamakan
Fotogrametri /Pemotretan Udara
adalah suatu seni, ilmu dan teknik untuk memperoleh data-data tentang objek fisik dan keadaan di
permukaan bumi melalui proses perekaman, pengukuran, dan penafsiran citra fotografik.
Citra fotografik
adalah foto udara yang diperoleh dari pemotretan dari udara yang menggunakan pesawat terbang atau
wahana terbang lainnya.
Hasil dari proses fotogrametri berupa :
Peta ini umumnya dipergunakan untuk berbagai kegiatan perencanaan dan desain seperti :
jalan raya,
jalan kereta api,
jembatan,
jalur pipa,
tanggul,
jaringan listrik,
jaringan telepon,
bendungan,
pelabuhan,
pembangunan perkotaan,
4. Sistim Penginderaan Jauh
Sistem penginderaan jauh ialah :
serangkaian komponen-komponen yang
digunakan untuk penginderaan jauh,
yang saling berkaitan satu dengan
lainnya dan bekerja sama secara
Konponen-komponen Sistim Penginderaan Jauh :
1. Sumber tenaga
2. Interaksi antara tenaga dan obyek 3. Sensor
4. Data
1. Sumber tenaga
Dalam penginderaan jauh harus ada komponen
sumber tenaga, baik berupa sumber tenaga alamiah maupun buatan.
Sumber tenaga yang mencapai obyek di permukaan
bumi akan dipantulkan ke sensor atau tenaga dari obyek yang akan dipancarkan ke sensor.
Jumlah tenaga yang mencapai bumi dipengaruhi
oleh waktu, lokasi, cuaca
Misal, jumlah tenaga yang diterima pada siang hari
2. Interaksi antara tenaga dan obyek
Tenaga yang sampai di obyek sama dengan jumlah
tenaga yang di pantulkan dan di serap oleh obyek.
Tiap obyek mempunyai karakteristik tertentu dalam
memantulkan dan memancarkan tenaga ke sensor.
Obyek yang banyak memantulkan / memancarkan sinar
akan terlihat lebih cerah pada citra, sedangkan obyek yang pantulannya / pancarannya sedikit akan terlihat gelap pada citra.
Misal :
air di laut dalam, menyerap tenaga banyak dan
menantulkan sedikit tenaga sehingga akan tampak gelap pada citra,
Batuan kapur, banyak memantulkan tenaga dan sedikit
3. Sensor
Tenaga yang datang dari obyek di permukaan bumi akan diterima dan direkam oleh sensor.
Tiap sensor mempunyai kepekaan berbeda dalam merekam obyek.
Berdasarkan proses perekaman, sensor dibedakan :
sensor fotografik,
Sensor fotografik,
Proses perekamannya dengan cara kimia.
Tenaga elektromagnetik diterima dan direkam pada film yang bila dipeoses dengan cara
kimiawi akan menghasilkan foto.
Sensor elektronik
Kelebihan sistem sensor elektronik yaitu :
dalam hal penggunaan spektrum elektromagnetik lebih lebih luas,
kemampuannya lebih besar dan lebih pasti dalam membedakan karakteristik spektral obyek, dan proses analisisnya lebih cepat karena
Kemampuan dalam mengenalani obyek dengan membedakan karakteristik spektral obyek
bersangkutan,
interpretasi elektronik lebih besar dan pasti
dibanding dengan interpretasi secara visual,
karena keterbatasan dan kekurangmampuan
manusia dalam membedakan karakteristik
spektral obyek dalam mengevaluasi pola spasial.
kedua cara ini sebaiknya digunakan dengan saling
mengisi dan sebaiknya cara mana yang dipilih,
kesemuanya harus disesuaikan terhadap tujuan
4. Data
Di dalam penginderaan jauh sensor merekam
tenaga yang dipantulkan atau dipancarkan oleh obyek di permukaan bumi.
Rekaman diproses menjadi data penginderaan jauh, kemudian dianalisia
Data penginderaan jauh dapat berupa : digital,
numerik atau
Data visual dibedakan menjadi :
data citra berupa gambaran yang mirip
dengan gambar aslinya atau lebih dikenal dengan citra foto (photographic imaage) atau foto udara.
Data non-citra (non-photographic image).
Perbedaan pokok antara keduanya, sebagai
Sensor Kamera Non kamera, Kamera dengan detekteornya bukan fim.
CITRA FOTO
Citra foto dibedakan berdasarkan atas :
a). Spektrum elektromagnetik , b). Sumbu kamera.
c). Sudut liputan kamera, d). Jenis kamera,
e). Warna yang digunakan,
Berdasarkan Spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra dapat dibedakan menjadi :
Foto ultraviolet, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan
spektrum ultraviolet
Foto ortokromatik, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan
spektrum tampak dari saluran biru sampai sebagian hijau
Foto pankromatik, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan
seluruh spektrum tampak atau sinar.Foto inframerah asli, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum inframerah dekat.
Foto inframerah modifikasi, yaitu foto yang dibuat dengan
spektrum inframerah dekat dan sebagian spektrum tampak pada saluran merah dan sebagian saluran hijau.
Dari jenis-jenis foto tersebut diatas, yang paling banyak digunakan untuk penginderaan jauh saat ini adalah foto
Berdasarkan Sumbu kamera, Citra dapat
dibedakan berdasarkan arah sumbu kamera ke permukaan bumi :
Foto vertikal, yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus permukaan bumi,
Foto condong dan foto sangat condong, yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera menyudut permukaan bumi. Sudutnya lebih besar dari 100
Berdasarkan Sudut liputan kamera, Paine (1981)
304.8 < 60o Sudut kecii
Berdasarkan Jenis kamera yang digunakan,
citra dapat dibedakan menjadi :
Foto tunggal, yaitu foto yang dibuat dengan
kamera tunggal. Tiap daerah liputan foto hanya tergambar oleh satu lembar foto.
Foto jamak, yaitu beberapa foto dibuat pada
Berdasarkan Warna yang digunakan, citra dapat dibedakan menjadi:
Foto berwarna semu atau foto ultramerah warna obyek tidak sama dengan warna foto. Misalnya obyek vegetasi yang berwarna hijau dan banyak memantulkan spektrum inframerah, tampak
merah pada foto.
Berdasarkan Sistem wahana dan
penginderaannya yang digunakan, citra dapat dibedakan menjadi :
Foto udara : yaitu foto hasil penginderaan dari pesawat udara, balon udara.
5. Analisis data
Interpretasi citra adalah mengenali obyek yang tergambar pada citra.
Tanpa mengenali identitas dan jenis obyek pada citra tidak mungkin melakukan analisis.
Untuk mengenali obyek pada citra diperlukan
UNSUR - UNSUR INTERPRETASI CITRA
rona atau warna,
bentuk,
ukuran,
tekstur,
pola,
Tingkat Kerumitam
Pola Tinggi Bayangan
Situs Asosiasi
RONA / WARNA
Rona /wana ialah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan obyek pada citra. Rona pada foto
pancromatik merupakan obyek yang berinteraksi dengan seluruh spektur tampak yang sering
disebut sinar putih.
Jadi rona merupakan tingkat dari hitam ke putih atau sebaliknya.
Rona pada foto hitam putih : warna menunjukan tingkat kegelapan yang lebih beranaka ragam.
Ada tingkat kegelapan didalam warna biru, hijau dan sebagainya.Oleh karena itu, membedaan
obyek pada foto berwarna lebih mudah dibanding pada foto hitam putih.
Obyek pertama kali tampak pada citra berdasarkan pada unsur rona dan warnanya.
Setelah rona dan warna yang sama dikelompokan dan diberitanda, kemudian barulah tampak
BENTUK
Bentuk merupakan atribut yang jelas untuk mengenali
suatu obyek pada citra, sehingga banyak obyek yang yang dikenali berdasarkan pada unsur bentuknya saja
Bentuk, ukuran dan tekstur dikelompakkan sebagai
susunan ruang sekunder dalam hal tingkat kerumitan menginterpretasikan citra.
contoh :
Gedung sekolah pada umumnya berbentuk huruf U, L, I
atau berbentuk empat persegi panjang.
Tajuk pohon palma berbentuk bintang, tajuk pohon
pinus berbentuk kerucut, tajuk pohon bambu berbentuk bulu-bul, dan lain sebagainya.
UKURAN
Unsur ukuran merupakan atribut obyek yang antara
lain berupa jarak, luas, tinggi, lereng, dan volume. Karena ukuran obyek pada cirta merupakan fungsi skala, maka di dalam memenfaatkan ukuran sebagai unsur interpretasi citra harus selalu dingat skalanya.
Contoh :
Ukuran rumah sering mencirikan apakah rumah itu
rumah mukim, kantor atau industri. Rumah mukim pada umumnya lebih kecil bila dibandingkan dengan kantor atau industri.
Lapangan olah raga, disamping dicirikan oleh bentuk
TEKSTUR
Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra atau pengulangan rona kelompok obyek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara
individual. Tektsur sering dinyatakan dengan kasar, sedang dan halus atau belang-belang.
Contoh :
Hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang, semak bertektur halus
Tanaman padi bertekstur halus, tanaman tebu bertekstur halus
POLA
Pola, tinggi, dan banyangan dikelompokan pada tingkat kerumitan tersier. Tingkat kerumitan nya setingkat lebih tinggi dari tingkat kerumitan bentuk, ukuran, dan tekstur sebagai unsur interpretasi citra.
Pola atau susunan merupakan ciri yang menandai bagi banyak obyek bentukan manusia dan beberapa obyek alamiah.
Contoh :
Pemukiman trasmigrasi dikenali dengan pola yang
teratur, yaitu rumah yang ukuran dan jaraknya seragam dan masing-masing menghadap jalan.
Kebun karet, kebun kelapa, kebut kopi dan lain
BAYANGAN
Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau obyek
yang berada di daerah gelap. Obyek atau gejala yang terletak di daerah banyangan pada umumnya tidak tampak sama sekali atau kadang-kadang tampak
samar-samar. Meskipun demikian, banyangan sering menjadi kunci pengenal yang penting bagi beberapa obyek yang justru lebih tampak dari bayangannya.
Contoh :
Cerobong asap, menara, tangki minyak dan bak air
yang dipasang tinggi lebih tampak dari banyangannya.
Lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya
SITUS
Bersama-sama dengan asosiasi, situs
dikelompokan kedalam kerumitan yang lebih
tinggi. Situs bukan merupakan ciri obyek secara langsung, melainkan berkaitan dengan
lingkungan sekitarnya.
Contoh :
ASOSIASI
Asosiasi dapat diartikan sebagai keterkaitan antara
obyek yang satu dengan obyek yang lainnya. Karena ada keterkaitannya ini maka terlihatnya suatu obyek pada citra sering menjadi petunjuk bagi adanya obyek lain.
Contoh :
Stasiun kereta api, yang berasosiasi dengan jalan
kereta api lebih dari satu jalur atau bercabang-cabang.
Contoh :
pada foto udara terlihat tetumbuhan yang bertajuk berbentuk bintang.
Pohon tersebut jelas berupa pohon palma, akan tetapi kemungkinannya masih cukup luas, mungkin palma
tersebut berupa pohon kelapa, kelapa sawit, nipah, enau, atau sagu.
Bila ditambah satu unsur interpretasi citra lagi misalnya unsur pola, maka kemungkinannya akan menciut .
misalnya tetumbuhan tersebut mempunyai pola yang tidak teratur, maka tumbuhan tersebut kemungkinanya berupa pohon sagu atau enau, dan nipah.
Bila ditambah satu unsur interpretasi lagi misalnya unsur ukuran, misalnya pohon tersebut tumbuh dengan tinggi > 10 m, maka kemungkinanya pohon enau atau sagu.
BENTU
Tinggi >10 m
NIPAH POHON ENAU
POHON NIPAH
POHON
ALAT PENGAMAT
Memungkinkan menafsir/mengkaji citra secara visual, dengan pembesaran ( skala ) tertentu.
1. alat pengamat nonstereoskopik
dapat digunakan untuk pengamatan dua dimensional alat ini paling sederhana
seperti : lensa pembesar dan Meja sinar
2. stereoskopik
dapat digunakan untuk pengamatan tiga dimensional dari citra yang bertampalan.
Macam – macam alat stereoskopik : Stereoskop lensa,
Stereoskop cermin dan
Alat pengukur obyek pada Citra
1. alat Pengukur arah 2. alat pengukur jarak 3. alat pengukur luas 4. alat pengukur tinggi 5. alat pengukur lereng
1. Alat Pengukur Arah
Alat pengukur arah berupa
busur derajat
Pengukuran bearing maupun asimut, pada foto
dilakukan dari salah satu arah sebagai
pangkalnya ( arah 0
0-nya ).
Arah pangkal ini ditentukan di medan dengan
cara :
1. arah kompas
2.
arah utara peta
3.
arah suatu perwujutan yang telah diketahui,
misalnya masjid mengarah ke Barat, maka
Alat pengukur Jarak
Alat pengukur jarak tanpa pembesaran adalah penggaris dengan skala milimeter dan metal microruler
alat pengukur jarak dengan pembesara adalah berupa lensa pembesar yang diberi skala