• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Teoretis

2.1.1 Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan tidak dilihat secara serampangan, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau standar yang berlaku. Hal ini perlu dilakukan agar laporan keuangan dapat dibaca dan dimengerti.

Dalam pengertian yang sederhana menurut Kasmir (2015:7) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misalnya tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan internal perusahaan. Sementara itu, untuk laporan lebih luas, dilakukan satu tahun sekali. Di samping itu, dengan adanya laporan keuangan, dapat diketahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisis laporan keuangan tersebut dianalisis.

Sedangkan menurut Jumingan (2011:4) menyatakan bahwa laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi

(2)

dalam setiap perusahaan. Transaksi dan peristiwa yang bersifat finansial dicatat, digolongkan, dan diringkaskan dengan cara setepat – tepatnya dalam satuan uang, dan kemudian diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan. Berbagai tindakan tersebut tidak lain adalah proses akuntansi yang pada hakikatnya merupakan seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan peristiwa, yang setidak – tidaknya sebagian bersifat finansial, dalam cara yang tepat dan dalam bentuk rupiah, dan penafsiran akan hasil – hasilnya.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2015:10) menunjukkan beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu:

a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.

d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

e. Memberikan informasi tentang perubahan – perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva dan modal perusahaan.

f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.

(3)

g. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.

3. Jenis – jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan menggambarkan pos – pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. Dalam praktiknya, secara umum ada lima macam jenis laporan keuangan yang biasa disusun, yaitu (Kasmir, 2015:28)

a. Neraca

Neraca merupakan salah satu laporan keuangan yang terpenting bagi perusahaan. Oleh karena itu, setiap perusahaan diharuskan untuk menyajikan laporan keuangan dalam bentuk neraca. Neraca biasanya disusun pada periode tertentu. Misalnya satu tahun.

Menurut Horne (dalam Kasmir, 2015:30) menyatakan bahwa neraca adalah ringkasan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu yang menunjukkan total aktiva dengan total kewajiban ditambah total ekuitas pemilik.

Komponen atau isi yang terkandung dalam suatu aktiva dibagi menjadi tiga yaitu: aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva lainnya. Kemudian, kewajiban dibagi kedalam dua jenis, yaitu kewajiban lancar (utang jangka pendek) dan utang jangka panjang. Sementara itu, komponen modal terdiri dari modal setor dan laba yang ditahan dan lainnya.

b. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dan biaya – biaya yang dikeluarkan dan laba rugi dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2015:45). Sedangkan menurut Horne

(4)

(dalam Kasmir, 2015:45) menyatakan laporan keuangan merupakan ringkasan pendapatan dan biaya perusahaan selama periode tertentu diakhiri dengan laba atau rugi pada periode tertentu. Komponen – komponen yang terdapat dalam suatu laporan laba rugi terdiri dari penjualan (pendapatan), harga pokok penjualan (HPP), laba kotor, biaya operasi, laba kotor operasional, penyusutan, pendapatan bersih operasi, pendapatan lainnya, laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest and Tax), biaya bunga, laba sebelum pajak atau EBT (Earning Before Tax), pajak, laba sesudah bunga dan pajak atau EAIT (Earning After Interest and Tax), laba per lembar saham (Earning per Share).

c. Laporan Perubahan Modal

Merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudian, laporan ini juga menjelaskan perubahan modal dan sebab - sebab terjadinya perubahan modal di perusahaan. Laporan perubahan modal jarang dibuat bila tidak terjadi perubahan modal.

d. Laporan Arus Kas

Merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan kas terdiri dari arus kas masuk (cash in) dan arus kas keluar (cash out) selama periode tertentu. Kas masuk terdiri dari uang yang masuk ke perusahaan seperti hasil penjualan atau penerimaan lainnya, sedangkan kas keluar merupakan sejumlah pengeluaran dan jenis – jenis pengeluarannya seperti pembayaran biaya operasional perusahaan.

(5)

e. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan

Merupakan laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu. Artinya terkadang ada komponen atau nilai dalam laporan keuangan yang perlu diberi penjelasan terlebih dulu sehingga jelas. Hal ini perlu dilakukan agar pihak – pihak yang berkepentingan tidak salah dalam menafsirkannya.

2.1.2 Rasio Profitabilitas

1. Pengertian

Menurut Kasmir (2015:196) menyatakan rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.

Rasio profitabilitas atau disebut dengan rentabilitas adalah menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya (Harahap, 2008:304).

Sedangkan menurut Irham Fahmi (2015:81) menyatakan bahwa rasio ini mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan.

(6)

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan memperoleh laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada pada tingkat penjualan, aset dan modal tertentu.

2. Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas juga memiliki tujuan dan manfaat, tidak hanya bagi pihak pemilik usaha atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak luar perusahaan, terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan. Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan (Kasmir, 2015:197) adalah:

a. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu.

b. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

c. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

d. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. e. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik

modal pinjaman maupun modal sendiri.

f. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri.

Sementara itu, menurut Kasmir (2015:198) selain memiliki tujuan, rasio profitabilitas juga memiliki beberapa manfaat yang diperoleh yaitu:

(7)

a. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode.

b. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. c. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.

d. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

e. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

3. Jenis – Jenis Rasio Profitabilitas

Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, terdapat beberapa jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan. Masing-masing jenis rasio profitabilitas digunakan untuk menilai serta mengukur posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu atau untuk beberapa periode. Menurut Kasmir (2015:199) dalam praktiknya, jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan adalah:

1) Profit Margin On Sales

Profit Margin on Sales atau Ratio Profit Margin atau margin laba atas penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Terdapat dua rumus untuk mencari profit margin, yaitu sebagai berikut: a. Untuk margin laba kotor dengan rumus:

Profit Margin = Penjualan Bersih - Harga Pokok Penjualan Sales

b. Untuk margin laba bersih dengan rumus:

NetProfit Margin= Earning After Interest and Tax (EAIT) Sales

(8)

Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama Return On Investment (ROI) atau Return On Total Assets merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Rumus untuk mencari ROI dapat digunakan sebagai berikut:

Return On Investment (ROI) = Earning After Interest and Tax Total Assets

3) Hasil Pengembalian Ekuitas (Return On Equity/ROE)

Hasil pengembalian ekuitas atau Return On Equity atau rentabilitas mdal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rumus untuk mencari ROE dapat digunakan sebagai berkut:

Return On Equity (ROE) = Earning After Interest and Tax Equity

4) Laba Per Lembar Saham Biasa (Earning per Share of Common Stock)

Rasio laba per lembar saham atau disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rumus untuk mencari laba per lembar saham biasa adalah sebagai berikut:

Laba Per Saham Biasa = Laba Saham Biasa Saham Biasa yang Beredar 4. Pengukuran Profitabilitas

Pengukuran profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan Return On Investment (ROI). ROI merupakan salah satu rasio profitabiilitas. ROI menunjukkan perbandingan antara laba bersih dengan total aset yang dimiliki

(9)

perusahaan. Menurut Kasmir (2015:201) mengatakan bahwa hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama Return On Investment (ROI) atau Return On Total Assets (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return)atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya.

Sedangkan menurut Irham Fahmi (2015:83) mengemukakan ROI mengukur sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Dan investasi tersebut sebenarnya sama dengan aset perusahaan yang ditanamkan atau ditempatkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Return On Investment (ROI) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dan untuk menghasilkan keuntungan.

2.1.3 Pengertian Modal Kerja

Setiap perusahaan yang akan melakukan aktivitas selalu membutuhkan modal kerja. Modal kerja digunakan untuk membiayai operasi dalam kegiatan sehari-hari, misalnya untuk pembelian bahan baku. Modal yang dikeluarkan maupun modal yang diperoleh dari hasil penjualan produknya dalam waktu yang pendek, akan digunakan lagi untuk membiayai operasi selanjutnya. Untuk itu modal kerja yang digunakan akan tetap berputar setiap periode selama perusahaan masih menjalankan aktivitasnya.

Modal kerja merupakan modal yang digunakan untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan. Kasmir (2015:250) modal kerja diartikan sebagai investasi yang

(10)

ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang, sediaan, dan aktiva lancar lainnya.Sedangkan menurut Munawir (2007:105), modal kerja adalah kelebihan nilai aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya. Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa modal kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek dalam bentuk kas, sekuritas, piutang dan persediaan yang digunakan untuk memenuhi kegiatan operasi perusahaan. Pengertian modal kerja di atas masih umum sehingga masih mengalami kesulitan untuk menetapkan elemen – elemen modal kerja, dikenal 3 konsep modal kerja, yaitu (Martono dan Harjito, 2014:72-73)

1. Modal Kerja Kuantitatif

Modal kerja menurut konsep kuantitatif adalah jumlah keseluruhan aktiva lancar yang disebut juga modal kerja bruto. Umumnya elemen – elemen dari modal kerja kuantitatif meliputi kas, surat – surat berharga (sekuritas), piutang dan persediaan.

2. Modal Kerja Kualitatif

Pada konsep ini, modal kerja dihubungkan dengan besarnya hutang lancar atau hutang yang segera harus dilunasi. Sebagian aktiva lancar dipergunakan untuk melunasi hutang lancar seperti hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, dan sebagian lagi benar – benar dipergunakan untuk membelanjai kegiatan operasi perusahaan. Dengan demikian modal kerja menurut konsep kualitatif merupakan kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancar yang juga disebut modal kerja neto (net working capital).

(11)

3. Modal Kerja Fungsional

Konsep fungsional mendasarkan pada fungsi dana yang digunakan untuk memperoleh pendapatan. Setiap dana yang dialokasikan pada berbagai aktiva dimaksudkan untuk memperoleh pendapatan(income), baik pendapatan saat ini(current income) maupun pendapatan masa yang akan datang(future income). Konsep modal kerja fungsional merupakan konsep mengenai modal yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan saat ini(current income).

2.1.4 Penggunaan Modal Kerja

Penggunaan modal kerja akan dapat mempengaruhi jumlah modal kerja itu sendiri. Seorang manajer dituntut untuk menggunakan modal kerja secara tepat, sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai perusahaan. Adapun penggunaan modal kerja yang biasa dilakukan perusahaan, yaitu: (Kasmir, 2015:259)

1. Pengeluaran untuk gaji, upah dan biaya operasi perusahaan lainnya. 2. Pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan. 3. Menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga.

4. Pembentukan dana.

5. Pembelian aktiva tetap (tanah, bangunan, kendaraan, mesin, dan lain-lain). 6. Pembayaran utang jangka panjang (obligasi, hipotek, utang bank jangka

panjang).

7. Pembelian atau penarikan kembali saham yang beredar.

8. Pengambilan uang atau barang untuk kepentingan pribadi dan penggunaan lainnya.

(12)

Sedangkan menurut Gitosudarmo dan Basri (2008:48), menyatakan bahwa penggunaan aktiva lancar yang mengakibatkan turunnya modal kerja adalah: a. Pembayaran kerugian dalam kegiatan operasional perusahaan dapat dikatakan

sebagai penggunaan modal kerja apabila perusahaan mengalami kerugian yaitu jumlah biaya dalam suatu periode lebih besar dibandingkan dengan jumlah penghasilannya.

b. Pembayaran kerugian – kerugian yang diderita oleh perusahaan karena akibat dari penjualan surat – surat berharga maupun kerugian insidentil lainnya. Kegiatan diluar operasi adalah selisih antara pendapatan dan biaya lain – lain dalam suatu periode sedangkan kerugian insidentil adalah kerugian pada saat tertentu keduanya mengakibatkan berkurangnya modal kerja.

c. Adanya pembayaran hutang hipotek, hutang obligasi maupun hutang – hutang jangka panjang lainnya.

d. Adanya pembelian aktiva tetap yang mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar atau tumbuhnya hutang lancar.

e. Adanya pengambilan uang kas yang dilakukan oleh pemilik perusahaan dan pengambilan keuntungan atas pengambilan dividen oleh pemilik dalam perseroan terbatas.

f. Adanya pembentukan dana dari aktiva lancar untuk tujuan tertentu dalam jangka panjang.

(13)

2.1.5 Pentingnya Modal Kerja yang Cukup

Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan. Manfaat lain dari tersedianya modal kerja yang cukup adalah sebagai berikut: (Jumingan, 2011:67-68)

1. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar, seperti adanya kerugian karena debitur tidak membayar, turunnya nilai persediaan karena harganya merosot.

2. Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya.

3. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga dapat mendapatkan keuntungan berupa potongan harga.

4. Menjamin perusahaan memiliki credit standing dan dapat mengatasi peristiwa yang tidak dapat diduga seperti kebakaran, pencurian, dan sebagainya.

5. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani permintaan konsumennya.

6. Memungkinkan perusahaan dapat memberikan syarat kredit yang menguntungkan kepada pelanggan.

7. Memungkinkan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku, jasa, dan suplai yang dibutuhkan.

8. Memungkinkan perusahaan mampu bertahan dalam periode resesi atau depresi.

(14)

2.1.6Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja

Modal kerja yang cukup memang sangat penting bagi perusahaan, namun untuk memenuhi kebutuhan modal kerja sangat tergantung kepada beberapa faktor yang mempengaruhi modal kerja, yaitu: (Kasmir, 2015:254-256)

1. Jenis Perusahaan

Jenis kegiatan perusahaan dalam praktiknya meliputi dua macam, yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan nonjasa (industry). Kebutuhan modal dalam perusahaan industri lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan jasa. Oleh karena itu, jenis kegiatan perusahaan sangat menentukan modal kerjanya.

2. Syarat Kredit

Syarat kredit atau penjualan yang pembayarannya dilakukan dengan cara angsuran juga sangat mempengaruhi modal kerja. Untuk meningkatkan penjualan bisa dilakukan dengan berbagai cara dan salah satunya adalah melalui penjualan secara kredit.

3. Waktu Produksi

Waktu produksi adalah jangka waktu atau lamanya memproduksi suatu barang. Makin lama waktu yang digunakan maka akan semakin besar modal kerja yang dibutuhkan, demikian sebaliknya.

4. Tingkat Perputaran Sediaan

Pengaruh tingkat perputaran sediaan terhadap modal kerja cukup penting bagi perusahaan. Semakin kecil atau rendah tingkat perputaran, kebutuhan modal kerja semakin tinggi, demikian pula sebaliknya. Dengan demikian, dibutuhkan perputaran sediaan yang cukup tinggi agar memperkecil resiko kerugian akibat

(15)

penurunan harga serta mampu menghemat biaya penyimpanan dan pemeliharaan sediaan.

2.1.7Sumber Modal Kerja

Kebutuhan akan modal kerja mutlak disediakan perusahaan dalam bentuk apapun. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan sumber - sumber yang tersedia. Menurut Kasmir (2015:257-258) beberapa sumber modal kerja yang dapat digunakan, yaitu:

1. Hasil Operasi Penjualan

Hasil operasi perusahaan adalah pendapatan atau laba yang diperoleh pada periode tertentu. Pendapatan atau laba yang diperoleh perusahaan ditambah dengan penyusutan.

2. Keuntungan Penjualan Surat-Surat Berharga

Keuntungan penjualan surat-surat berharga juga dapat digunakan untuk keperluan modal kerja. Besar keuntungan tersebut adalah selisih antara harga beli dengan harga jual surat berharga tersebut. Namun, sebaliknya jika terpaksa harus menjual surat-surat berharga dalam kondisi rugi, otomatis akan mengurangi modal kerja. 3. Penjualan Saham

Penjualan saham artinya perusahaan melepas sejumlajumlah saham yang masih diimiliki untuk dijual kepada berbagai pihak. Hasil penjualan saham ini dapat digunakan sebagai modal kerja.

4. Penjualan Aktiva Tetap

Pada penjualan aktiva tetap, maksudnya yang dijual disini adalah aktiva tetap yang kurang produktif atau masih menganggur.Hasil penjualan ini dapat dijadikan uang kas atau piutang sebesar harga jual.

(16)

Penjualan obligasi, artinya perusahaan mengeluarkan sejumlah obligasi untuk dijual kepada pihak lainnya. Hasil penjualan ini juga dapat dijadikan modal kerja, sekalipun hasil penjualan obligasi lebih diutamakan kepada investasi perusahaan jangka panjang.

6. Memperoleh Pinjaman

Dalam praktiknya pinjaman, terutama dari dunia perbankan ada yang dikhususkan untuk digunakan sebagai modal kerja, walaupun tidak menambah aktivalancar. 7. Dana Hibah

Mengenai perolehan dana hibah dari berbagai lembaga, ini juga dapat digunakan sebagai modal kerja. Dana hibah ini biasanya tidak dikenakan beban biaya sebagaimana pinjaman dan tidak ada kewajiban pengembalian.

2.1.8 Jenis-jenis Modal Kerja

Adapun beberapa jenis modal kerja Martono dan Harjito (2014:75) adalah sebagai berikut:

1. Modal Kerja Permanen (Permanen Working Capital).

Modal kerja permanen adalah modal kerja yang tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalani fungsinya atau dengan kata lain secara terus menerus dibutuhkan untuk kelancaran usaha. Adapun modal kerja ini dibagi menjadi :

a. Modal Kerja Primer (Primary Working Capital) adalah jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjaga kontinuitas usahanya.

b. Modal Kerja Normal (Normal Working Capital) adalah modal kerja yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan proses produksi yang normal. Produksi

(17)

yang normal adalah kemampuan perusahaan dalam melakukan produksi barangnya dalam kapasitas yang secukupnya atau normal.

2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)

Modal kerja variable adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja ini dibagi menjadi:

a. Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi musim, misalnya pedagang – pedagang kecil yang menjual oleh – oleh haji harus menyediakan modal yang lebih besar pada saat musim haji.

b. Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi konjungtur. Fluktuasi konjungtur adalah perubahan yang terjadi karena adanya kegiatan ekonomi. c. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital) yaitu modal kerja yang

jumlahnya berubah-ubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya. Misal adanya pemogokan buruh, terjadinya banjir, dan perubahan ekonomi yang tidak bisa diprediksi sebelumnya menyebabkan perusahaan harus menyediakan modal yang lebih agar produksinya tetap berjalan sesuai dengan apa yang telah perusahaan rencanakan sebelumnya.

2.1.9Kebijakan Modal Kerja

Setiap perusahaan memiliki kebijakan – kebijakan yang berbeda – beda dalam mencapai tujuan dari perusahaan. Menurut Prawironegoro (2007:121), menyatakan bahwa perusahaan pasa umumnya memiliki tiga jenis kebijakan modal kerja yaitu:

(18)

1. Kebijakan agresif

Yaitu terpenuhinya seluruh modal kerja dengan utang jangka pendek. 2. Kebijakan moderat

Yaitu modal kerja dipenuhi 50% dengan utang jangka pendek dan 50% dipenuhi oleh utang jangka panjang.

3. Kebijakan konservatif

Yaitu terpenuhinya seluruh modal kerja dengan utang jangka panjang.

2.1.10 Menentukan Kebutuhan Modal Kerja

Besarnya modal kerja baik yang bersifat permanen maupun variabel perlu ditentukan dengan baik agar efektif dan efisien. Penggunaan modal kerja yang tidak direncanakan dengan baik mengakibatkan modal kerja yang ada tidak digunakan sesuai dengan kebijakan yang ada. Untuk menentukan besarnya modal kerja bisa digunakan metode penentuan besarnya modal kerja yaitu:

a. Metode Perputaran Modal Kerja

Menurut Sutrisno (2009:47) metode perputaran modal kerja ditentukan dengan cara menghitung perputaran elemen-elemen pembentukan modal kerja seperti perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan.

Makin pendekperiode tersebut berarti makin cepat perputaran atau makin tinggi tingkat perputarannya. Berapa lama periode perputaran modal kerja adalah tergantung kepada berapa lama perputaran dari masing-masing komponen modal kerja tersebut. Perputaran modal kerja yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja yang mungkin disebabkan karena adanya perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan yang terlalu besar. Maka dengan

(19)

mengetahui perputaran komponen modal kerja akan dapat diketahui penyebab dari kenaikan atau penurunan tingkat perputaran modal kerja tersebut.

Berdasarkan metode ini maka besarnya kebutuhan modal kerja ditentukan oleh perputaran dari komponen-komponen modal kerja yaitu:

1. Manajemen Kas

Menurut Hanafi (2011:537) kas merupakan aset yang paling tidak produktif dibandingkan aset lainnya. Karena itu ditinjau dari sisi produktivitas, memegang asset seminimal mungkin merupakan pilihan yang baik untuk perusahaan. Martono dan Harjito (2014:121) kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang memiliki sifat paling lancar (paling likuid) dan paling mudah berpindah tangan dalam suatu transaksi. Transaksi tersebut misalnya untuk pembayaran gaji atau upah pekerja, membeli aktiva tetap, membayar hutang, membayar dividen dan transaksi lain yang diperlukan perusahaan.

a. Perputaran Kas

Yang dimaksud dengan perputaran kas (cash turnover) adalah berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu melalui penjualan. Menurut James O. Gill (dalam Kasmir, 2015:140) rasio perputaran kas (cash turnover) berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya – biaya yang berkaitan dengan penjualan. Sedangkan menurut Martono dan Harjito (2014:116) kas merupakan salah satu dari bagian aktiva yang memiliki sifat paling lancar (likuid) dan paling mudah berpindah tangan dalam satu

(20)

transaksi. Transaksi tersebut untuk membayar gaji atau upah pekerja, membeli aktiva tetap, membayar hutang, membayar dividen serta transaksi lainnya yang diperlukan.

Untuk mencari modal kerja, kurangi aktiva lancar terhadap utang lancar. Modal kerja dalam pengertian ini dikatakan sebagai modal kerja bersih yang dimiliki perusahaan. Sementara itu, modal kerja kotor atau modal kerja saja merupakan jumlah dari aktiva lancar. Semakin tinggi tingkat perputaran kas berarti semakin efisien tingkat penggunaan kasnya dan sebaliknya semakin rendah tingkat perputarannya semakin tidak efisien, karena semakin banyaknya uang yang berhenti atau tidak dipergunakan. Untuk menentukan berapa jumlah kas yang sebaiknya harus dipertahankan dalam perusahaan, belum ada standart rasio yang bersifat umum. Meskipun demikian ada beberapa standart tertentu yang dapat digunakan sebagai pedoman didalam menentukan jumlah kas yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan. Jumlah kas pada suatu saat dapat dipertahankan dengan besarnya jumlah aktiva lancar maupun utang lancar. Rumus yang digunakan untuk mencari perputaran kas adalah sebagai berikut:

Cash Turn Over = Penjualan Bersih Kas

Makin tinggi rasio perputaran kas ini makin baik. Ini berarti makin tinggi penggunaan kasnya. Tetapi perputaran kas yang berlebih – lebihan tingginya dapat berarti bahwa jumlah kas yang tersedia adalah terlalu kecil untuk volume penjualan tersebut.

(21)

2. Manajemen Piutang

Menurut Gitosudarmo dan Basri (2008:81) piutang adalah merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya kebijakan penjualan kredit. Sedangkan Martono dan Harjito (2014:98) piutang adalah tagihan perusahaan kepada pelanggan / pembeli atau pihak lain yang membeli produk perusahaan secara kredit. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas namun menimbulkan piutang dan barulah kemudian pada hari jatuh temponya terjadi aliran kas masuk (cash flow) yang berasal dari pengumpulan piutang tersebut. Kebijakan penjualan kredit yang timbul akibat adanya piutang ini tentunya akan menimbulkan biaya bagi perusahaan. Biaya tersebut antara lain adalah admnistrasi piutang, biaya modal atas dana yang tertanam dalam piutang, biaya penagihan dan biaya piutang yang mungkin tidak tertagih. Namun biaya piutang tersebut dapat terimbangi dengan peningkatnya penjualan perusahaan. Piutang dagang (account receivable), terjadi ketika perusahaan menjual barang atau jasa secara kredit, bukan tunai. Ketika uang tunai diterima, piutang akan berkurang dengan jumlah yang sama. Tingkat piutang yang tinggi akan mengurangi arus kas dan piutang tak tertagih (bad debt) akan mengurangi keuntungan dari penjualan (Atmaja, 2008:385).

Manajemen piutang pun merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan terutama menyangkut masalah pengendalian jumlah piutang, pengendalian pemberian, pengumpulan piutang, dan evaluasi terhadap kebijakan kredit yang dijalankan oleh perusahaan. Sehingga manajemen piutang merupakan pengolahan

(22)

piutang agar mencapai kebijakan kredit yang optimal dan tercapainya keseimbangan antar biaya yang diakibatkan oleh kebijakan kredit.

a. Perputaran Piutang

Menurut Prihadi (2010:122) mengatakan bahwa perputaran piutang merupakan kemampuan perusahaan dalam menangani penjualan kredit dan kebijakannya. Dengan penjualan kedit diharapkan total pendapatan meningkat, laba meningkat dengan risiko juga meningkat. Penjualan kredit menciptakan piutang usaha (account receivable). Risiko terjadi pada saat pembeli tidak mampu membayar atau menunda pembayaran.

Menurut Kasmir (2015:176) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah (bandingkan dengan rasio tahun sebelumnya) dan tentunya kondisi ini bagi perusahaan semakin baik. Sebaliknya jika rasio ini rendah ada over investment dalam piutang. Hal yang jelas adalah rasio perputaran piutang memberikan pemahaman tentang kualitas piutang dan kesuksesan penagihan piutang. Rumus yang digunakan untuk mencari perputaran piutang adalah sebagai berikut:

Receivable Turn Over = Penjualan Kredit Rata - Rata Piutang atau

Receivable Turn Over =Penjualan Kredit Piutang

(23)

3. Manajemen Persediaan

Menurut Gitosudarmo dan Basri (2008:93) persediaan merupakan bagian utama dari modal kerja merupakan aktiva yang pada setiap saat mengalami perubahan. Sedangkan Sutrisno (2009:84) persediaan merupakan bagian utama dari modal kerja, sebab dilihat dari jumlahnya biasanya persediaan inilah unsur modal kerja yang paling besar. Hal ini dapat dipahami karena persediaan merupakan faktor penting dalam menentukan kelancaran operasi perusahaan. Tanpa ada persediaan yang memadai kemungkinan besar perusahaan tidak bisa memperoleh keuntungan yang diinginkan disebabkan proses produksi akan terganggu.

Perusahaan harus memelihara persediaan barang dalam proses dalam jumlah tertentu selama proses produksi. Maka diperlukan manajemen persediaan yang baik dan semua manajer akan terlibat dalam pengolahan persediaan untuk menjaga besarnya persediaan guna mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Menurut Martono dan Harjito (2014:88) kebijakan persediaan perlu dilakukan oleh manajer agar dapat menjamin kelancaran proses produksi, dapat dijangkau oleh dana yang tersedia, dan dapat mencapai jumlah pembelian optimal.

a. Perputaran Persediaan

Menurut Kasmir (2015:180) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam sediaan (inventory) ini berputar dalam suatu periode. Dapat dikatakan pula bahwa perputaran persediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barang persediaan yang diganti dalam satu tahun. Apabila rasio yang diperoleh tinggi, ini menunjukkan

(24)

perusahaan bekerja secara efisien dan likuid persediaan semakin baik. Dan sebaliknya apabila perputaran persediaan rendah berarti perusahaan bekerja secara tidak efisien atau tidak produktif dan banyak barang persediaan yang menumpuk. Hal ini mengakibatkan investasi dalam tingkat pengembalian yang rendah.

Sedangkan menurut Prihadi (2010:120) mengatakan perputaran persediaan merupakan indikasi perusahaan untuk menyediakan persediaan dalam mendukung tercapainya penjualan. Tentu saja rasio ini cocok untuk perusahaan yang menjual barang. Dua jenis usaha yang biasa diukur perputaran persediaannya adalah perusahaan perdagangan dan manufaktur. Rumus untuk mencari perputaran sediaan adalah sebagai berikut:

 Menurut James C Van Horne (dalam Kasmir, 2015:180) menggunakan rumus:

Inventory Turn Over =Harga Pokok Barang yang Dijual (HPP) Persediaan

 Menurut J Fred Weston (dalam Kasmir, 2015:180) menggunakan rumus:

Inventory Turn Over =Penjualan Persediaan

2.1.11 Pengaruh Antar Variabel

1. Pengaruh Perputaran Kas dengan Profitabilitas

Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas, karena kas merupakan elemen dari modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya dan dapat dipergunakan untuk menguasai atau memiliki barang atau jasa yang

(25)

diinginkan. Perputaran kas merupakan perbandingan antara penjualan bersih dengan kas.

Perputaran kas menunjukkan kemampuan kas dalam menghasilkan pendapatan, sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu sampai menjadi kas kembali. Dengan perputaran kas perusahaan akan dapat mengetahui sebagaimana pengelolaan kas dalam mencapai tujuan perusahaan. Semakin tinggi perputaran kas ini akan semakin baik, ini berartisemakin tinggi efisiensi penggunaan kasnya dan keuntungan yang diperoleh akan semakin besar (Riyanto, 2008).Namun apabila dalam perputaran kas yang terlalu tinggi dan tidak diimbangi dengan ketersediaan dana kas yang cukup maka akan mengakibatkan kurangnya kas. Kurangnya kas tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan, dan akan cenderung menggunakan utang sebagai alternatifnya. Apabila menggunakan utang maka akan muncul bunga atas utang yang sudah digunakan. Bunga tersebut dapat mengurangi profitabilitas yang dihasilkan perusahaan. Perputaran kas yang rendah akan mengakibatkan kelebihan dana, yang menunjukkan bahwa penggunaan kas tidak produktif dan tidak efisien sehingga dapat mengurangi profitabilitas perusahaan.

Pernyataan ini didukung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Aulia Rahma (2011) bahwa perputaran kasmemiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.

2. Pengaruh Perputaran Piutang dengan Profitabilitas

Perputaran piutang menunjukkan berapa kali dalam setiap periode akuntansi, dana yang diedarkan oleh perusahaan dalam bentuk piutang kembali lagi menjadi uang tunai. Menurut Gitosudarmo dan Basri (2008:91) menyatakan periode

(26)

perputaran piutang tergantung dari panjang pendeknya ketentuan waktu yang dipersyaratkan dalam syarat pembayaran kredit, sehingga semakin lama syarat pembayaran kredit berarti semakin lama terikatnya modal kerja tersebut dalam piutang dan berarti semakin kecil tingkat perputaran piutang dalam satu periode dan sebaliknya semakin pendek syarat pembayaran kredit maka semakin pendek tingkat terikatnya modal kerja dalam piutang sehingga tingkat perputaran piutang dalam satu periode semakin besar. Hal ini menunjukkan bahwa perputaran piutang yang cepat akan kembali menjadi kas yang nantinya akan digunakan oleh perusahaan dalam memproduksi untuk memenuhi permintaan pasar sehingga dampaknya dapat berpengaruh pada profitabilitas.

Pernyataan ini didukung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Irman Deni (2014), Made Sri Utami dan Made Rusmala Dewi S (2016) bahwa perputaran piutang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. 3. Pengaruh Perputaran Persediaan dengan Profitabilitas

Perputaran persediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barang persediaan yang diganti dalam satu tahun. Semakin tinggi tingkat perputarannya atau semakin cepat perputarannya berarti semakin pendek tingkatnya dana dalam persediaan hingga dibutuhkan dana yang relatif kecil serta sebaliknya semakin rendah tingkat perputarannya atau semakin lambat perputarannya berarti semakin panjang terikatnya dana dalam persediaan. Dalam hal ini juga akan berpengaruh pemenuhan dana berasal dari luar perusahaan yang harus menanggung biaya bunga dan besarnya bunga akan ditentukan lama pendeknya pengembalian pinjamannya (Gitosudarmo dan Basri, 2008:93). Hal ini berarti jika perputaran persediaan cepat maka persediaan tersebut cepat pula

(27)

menjadi produk yang dapat dijual dan di sisi lain tidak menimbulkan biaya untuk menjaga kualitas persediaan tersebut yang dampaknya akan mengurangi perolehan laba. Pernyataan ini didukung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hoiriya (2015), Kadek Agustia Dewi dan I Wayan Suwendra dan Fridayana Yudiaatmaja (2016) bahwa perputaran persediaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.

2.1.12 Penelitian Terdahulu

1. Eka Ayu Rahayu dan Joni Susilowibowo (2014)

Penelitian Eka Ayu Rahayu dan Joni Susilowibowo (2014) yang berjudul “Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur”. Sampel yang digunakan sebanyak 10 perusahaan. Hasil dari penelitian tersebut adalah perputaran kas dan perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur sedangkan pada perputaran persediaan memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur.

2. Irman Deni (2014)

Penelitian Irman Deni (2014) yang berjudul “Pengaruh Tingkat Perputaran Kas, Perputaran Piutang Dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Sampel yang digunakan sebanyak 19 perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan perusahaan manufaktur periode tahun 2009 – 2011 yang diperoleh dari www.idx.com. Hasil penelitian tersebut adalah variabel perputaran kas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas, perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas

(28)

sedangkan perputaran persediaan juga memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap profitabilitas.

3. Hoiriya (2015)

Penelitian Hoiriya (2015) yang berjudul “Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur”. Sampel yang digunakan sebanyak 3 perusahaan manufakturdi BEI dari tahun 2009-2013. Hasil dari penelitian tersebut adalah secara bersama – sama menunjukkan bahwa variabel perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran persediaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan. Kemudian hasil uji t disimpulkan bahwa perputaran modal kerja mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan. Sedangkan perputaran piutang dan perputaran persediaanmempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan.

4. Made Sri Utami dan Made Rusmala Dewi S (2016)

Penelitian Made Sri Utami dan Made Rusmala Dewi S (2016) yang berjudul “Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Sampel yang digunakan sebanyak 81 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. Hasil dari penelitian tersebut adalah perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia.

5. Aulia Rahma (2011)

Penelitian Aulia Rahma (2011) yang berjudul “Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur PMA dan PMDN Yang Terdaftar di BEI periode 2004-2008)”.

(29)

Sampel yang digunakan sebanyak 39 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2008. Hasil dari penelitian tersebut adalah secara simultan atau bersama – sama menunjukkan perputaran modal kerja, perputaran kas, dan perputaran persediaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas (ROI). Kemudian hasil secara parsial, perputaran modal kerja mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap ROI, sedangkan perputaran kas mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap ROI dan perputaran persediaan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap ROI.

6. Kadek Agustia Dewi, I Wayan Suwendra dan Fridayana Yudiaatmaja (2016) Penelitian Kadek Agustia Dewi, I Wayan Suwendra dan Fridayana Yudiaatmaja (2016) yang berjudul “Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014”. Sampel yang digunakan sebanyak 102 perusahaan Hasil penelitian tersebut adalah baik secara simultan maupun secara parsial menunjukkan bahwa perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014.

Perbedaan dan persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 1dibawah ini.

(30)

Tabel 1

Mapping Persamaan dan Perbedaan Penelitian

NamaPenelit i Judul Teknik Analisis Data Hasil Peneliti Aulia Rahma (2011)

Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur PMA dan PMDN Yang Terdaftar di BEI periode 2004-2008)

Regresi Linier Berganda

Perputaran modal kerja mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap ROI, sedangkan perputaran kas mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap ROI dan perputaran persediaan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap ROI.

Hoiriya (2015) Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Regresi Linier Berganda

Perputaran modal kerja mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan, sedangkan perputaran piutang dan perputaran persediaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan. Eka Ayu Rahayu dan Joni Susilowibowo (2014)

Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Regresi Linier Berganda

Perputaran kas dan perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur sedangkan pada perputaran persediaan memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur.

Irman Deni (2014)

Pengaruh Tingkat Perputaran Kas, Perputaran Piutang Dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Analisis Regresi Berganda

Variabel perputaran kas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas, perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas sedangkan perputaran persediaan juga memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap profitabilitas.

Kadek Agustia Dewi, I Wayan Suwendra dan Fridayana Yudiaatmaja (2016)

Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014

Regresi Linier Berganda

Perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014

Made Sri Utami dan Made Rusmala Dewi S (2016)

Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Regresi Linier Berganda

Perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia

Sumber: Berbagai jurnal dan penelitian

Secara keseluruhan persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan sebagai berikut:

(31)

1. Persamaan

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama untuk mengetahui pengaruh tiap-tiap variabel terhadap profitabilitas dan perusahaan yang digunakan pada penelitian Eka Ayu Rahayu dan Joni Susilowibowo (2014), Irman Deni (2014), Hoiriya (2015), Made Sri Utami dan Made Rusmala Dewi S (2016), Aulia Rahma (2011) dan Kadek Agustia Dewi, I Wayan Suwendra dan Fridayana Yudiaatmaja (2016) memiliki kesamaan yaitu sama-sama menggunakan perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia dan sama – sama menggunakan analisis data regresi linier berganda.

2. Perbedaan

Perbedaan pada penelitian ini terletak pada periode waktu yang digunakan dan sampel yang digunakan dalam penelitian. Pada penelitian ini menggunakan periode waktu dari tahun 2013 sampai tahun 2015 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan pada penelitian terdahulu oleh Eka Ayu Rahayu dan Joni Susilowibowo (2014) menggunakan periode waktu dari tahun 2008-2012 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Irman Deni (2014) menggunakan periode waktu dari tahun 2009 – 2011 yang diperoleh dari www.idx.com. Hoiriya (2015) menggunakan periode waktu daridari tahun 2009-2013 di BEI, Made Sri Utami dan Made Rusmala Dewi S (2016) menggunakan periode waktu daritahun 2012-2014yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan penelitian oleh Aulia Rahma (2011) menggunakan periode waktu daritahun 2004-2008 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Kadek Agustia Dewi, I Wayan Suwendra dan Fridayana

(32)

Yudiaatmaja (2016) menggunakan periode waktu tahun 2014pada perusahaan manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.

2.2 Rerangka Konseptual

Berdasarkan dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup penelitian maka penulis dapat memperoleh gambaran dalam melakukan analisis berdasarkan tinjauan teoritis dan melihat penelitian terdahulu yang telah dibaca sebagai analisis untuk memecahkan masalah yang terdapat dalam rumusan masalah yang dikemukakan oleh peneliti. Dari sudut pandang studi teori yang merupakan kombinasi antara teori Hanafi (2011), Sutrisno (2009), dan Martono dan Harjito (2014), peneliti dapat memahami modal kerja yang berlebih menunjukkan perputaran modal kerja yang rendah berarti dana yang tidak produktif dan merupakan kerugian bagi perusahaan karena modal yang tersedia tidak digunakan secara efektif. Perputaran modal kerja ditentukan dengan cara menghitung perputaran elemen-elemen pembentukan modal kerja seperti perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan yang telah dikemukakan di dalam tinjauan teoritis. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan konsep yang digunakan untuk menguji pengaruh perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan sesuai dengan perumusan masalah dan hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti.

Sedangkan dari sudut pandang studi empiris, peneliti dapat memahami hasil penelitian terdahulu yang telah diteliti oleh Eka Ayu Rahayu dan Joni Susilowibowo (2014), Irman Deni (2014), Hoiriya (2015), Made Sri Utami dan

(33)

Made Rusmala Dewi S (2016), Aulia Rahma (2011) dan Kadek Agustia Dewi, I Wayan Suwendra dan Fridayana Yudiaatmaja (2016).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka rerangka konseptual yang diajukan dalam penelitianini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1 Rerangka Konseptual

2.3 Perumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoretis terhadap rumusan masalah penelitian.

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan tinjauan teoretis yang telah dikemukakan, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:

H1: Perputaran Kas berpengaruh signifikan terhadap ROI pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Perputaran Kas (Pk) Profitabilitas: ROI (P) Perputaran Piutang (Ppi) Perputaran Persediaan (Ppe) NB

(34)

H2: Perputaran Piutang berpengaruh signifikan terhadap ROI pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H3: Perputaran Persediaan berpengaruh signifikan terhadap ROI pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H4: Perputaran piutang yang memiliki pengaruh dominan terhadap ROI pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Gambar

Gambar 1  Rerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ IMPLEMENTASI AKUNTABILITAS

Bagan alir view laporan menggambarkan aliran data yang dapat diakses oleh kepala tata usaha untuk melihat data laporan kunjungan, pengajuan usulan pustaka,

Kegunaan praktis: 1.Kepala Sekolah dapat mengetahui sarana dan prasarana serta fasilitas yang mendukung pelaksanaan layanan dalam bimbingan dan konseling terutama

Mystery Game is one of ways to teach writing of descriptive which leads students to be active in their class.. Students not only can be active, but they can also be closer

Apabila kondisi keluarga sudah baik, akan tetapi lingkungan sekitar tidak mendukung atau tidak kondusif, maka anak tersebut juga dapat terjerumus ke dalam pergaulan

Tinjauan hukum Islam terhadap jual beli emas pada sistem Tabungan Emas Pegadaian Syariah Cabang Pinrang dalam hal ini terdapat dua pendapat mengenai jual beli

Saran yang dapat penulis ajukan berkenaan dengan penelitian ini adalah guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dan

 Sortir atau rework ialah status materi yang saat dilakukan proses inspeksi ditemukan ketidaksesuaian dan diputuskan untuk dilakukan pemeriksaan materi secara menyeluruh