TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pendahuluan
II.10. Plaxis Sebagai Metode Elemen Hingga
II.11.1. Settlement Plate
Settlement plate berfungsi untuk memantau deformasi vertikal lapisan tanah lunak akibat beban timbunan di atasnya dan untuk mengamati nilai perbedaan penurunan pada permukaan tanah. Settlement plate ini dipasang pada lapisan tanah yang distabilisasi sebelum konstruksi timbunan dilaksanakan. Untuk memantau perbedaan penurunan, maka settlement plate ditempatkan pada bagian tengah dan kedua ujung timbunan. Penurunan tanah ini yang nantinya akan menjadi dasar apakah kondisi tanah tersebut masih mengalami penurunan atau
sudah mengalami final settlement artinya sudah tidak terjadi penurunan lagi.
Namun data dari settlement plate ini belum begitu valid karena bisa dikarenakan proses pemasangannya yang salah atau kondisi material yang tidak bagus sehingga mudah rusak atau bisa juga dikarenakan settlement plate tidak berfungsi dengan baik akibat penempatannya yang tidak mewakili lokasi yang akan dianalisa. Settlement plate dipasang di sisi kiri dan kanan timbunan, dimana cara pembacaan dilakukan setiap 2 hari dan di hari tersebut dilakukan sebanyak 2 kali pada waktu pagi dan sore hari
Spesifikasi peralatan settlement plate adalah seperti berikut:
1. Square plate yang terbuat dari baja dengan ukuran minimum 600 mm dan tebal minimum 10 mm.
2. Pipa PVC dengan diameter minimum 75 mm.
3. Riser pipe yang terbuat dari baja dengan diameter minimum 25 mm.
4. Peralatan survei untuk mengukur ujung atas dari riser pipe.
Pemasangan settlement plate adalah seperti berikut:
1. Las Riser pipe ke square plate.
2. Lakukan penggalian sampai kedalaman square plate yang ditentukan.
3. Letakan square plate dengan riser pipe yang sudah dilas kepada square plate tesebut pada dasar galian yang telah dilakukan.
4. Timbun kembali lubang galian tersebut.
5. Buat tanda referensi awal pada riser pipe dan tentukan elevasinya.
6. Dengan bertambah tingginya timbunan, lakukan penyambungan riser pipe sesuai dengan kebutuhan.
Gambar 2.17. Detail pemasangan settlement plate II.11.2. Pneumatic Piezometer
Pneumatic Piezometer adalah bentuk yang paling sederhana dari sebuah manometer yang terdiri dari tabung/selang vertikal dengan ujung terbuka yang dihubungkan dengan pipa yang akan diukur tekanannya. Karena adanya perbedaan tekanan antara pipa dan udara di luar, maka zat cair di dalam tabung/selang akan terus naik hingga mencapai keadaan seimbang.
Piezometer berfungsi untuk memantau kenaikan tekanan ekses air pori selama pelaksanaan pekerjaan perbaikan tanah dengan menggunakan kombinasi preloading dan vertical drains. Di samping itu juga berfungsi sebagai pengukur disipasi tekanan air pori terhadap waktu. Pemasangan piezometer umumnya di
tengah-tengah timbunan dan ditempatkan pada lapisan tanah lempung lunak dengan kedalaman yang bervariasi.
Spesifikasi peralatan pneumatic piezometer adalah seperti berikut:
1. Pipa pelindung (casing) yang digunakan mempunyai diameter dalam minimum 100 mm.
2. Tip pneumatic piezometer harus terbuat dari bahan keramik dan mampumenerima tekanan sekurang-kurangnya hingga 200 meter tekanan air.
3. Selang ganda yang digunakan harus menjamin agar saluran selang pertama dapat menerima suplai tekanan udara dari alat baca serta meneruskannya kembali ke alat baca melalui saluran selang kedua.
4. Unit alat baca pneumatic piezometer harus dapat mensuplai tekanan minimal 40 m air dan mempunyai ketelitian 1 mm tekanan air.
5. Menggunakan alat bor sesuai kedalaman dan kondisi lapangan berdasarkan ketentuan yang berlaku. Lubang bor untuk penempatan tip pneumatic piezometer mempunyai diameter (75-100) mm yang tergantung dari besarnya tip pneumatic piezometer. Lubang bor untuk penempatan pneumatic piezometer harus lurus dan bagian dasar lubang harus lebih dalam minimal 500 mm dari lapisan yang akan diukur tekanan air porinya, dan harus bersih dari kotoran sisa pemboran.
Pemasangan pneumatic piezometer yaitu seperti berikut:
1. Pemasangan satu piezometer dalam satu lubang bor
1.a. Angkat casing setinggi lebih kurang 15 cm kemudian tuangkan pasir untuk mengisi lubang bor di bawah casing. Cek kedalaman lubang bor.
Terus lakukan langkah tersebut sampai didapatkan lapisan pasir minimal setebal 50 cm di bawah ujung bawah piezometer.
1.b. Masukan tip pneumatic piezometer bersama selang ganda.
1.c. Angkat casing setinggi lebih kurang 15 cm kemudian tuangkan pasir untuk mengisi lubang bor di bawah casing. Terus lakukan langkah tersebut sampai elevasi pasir telah berada minimal 50 cm di atas tip pneumatic piezometer bagian atas.
1.d. Angkat casing setinggi kurang lebih 15 cm kemudian tuangkan bentonite pellets untuk mengisi lubang bor di bawah casing. Terus lakukan langkah tersebut sampai lapisan bentonite mencapai ketebalan minimum 100 cm di atas lapisan pasir.
1.e. Isi lubang bor (casing) dengan grouting cement/bentonite.
1.f. Cabut casing keseluruhan dengan hati-hati dan tanpa melakukan putaran dan kemudian isi lubang bor yang tersisa dengan grouting cement/bentonite.
1.g. Lakukan pembacaan awal tekanan air pori dengan alat baca pneumatic sampai pembacaan tetap, maksimum 3 hari.
2. Pemasangan dua pneumatic piezometer dalam satu lubang bor
2.a. Pasang piezometer yang pertama (terdalam) dengan mengikuti langkah a hingga langkah d pada bagian sebelumnya (pemasangan satu pizometer dalam lobang bor).
2.b. Isi lubang bor (casing) dengan grouting cement/bentonite sampai dengan elevasi minimum 50 cm di bawah pneumatic piezometer yang kedua.
2.c. Langkah selanjutnya sama dengan cara pemasangan tip pneumatic piezometer yang pertama.
Pneumatic piezometer dipasang pada lubang bor yang ditempatkan di bagian tengah timbunan pada kedalaman yang bervariasi dalam lapisan tanah kompresibel. Waktu pembacaan yang dipergunakan adalah seperti berikut
1. Pada kondisi awal, pembacaan dilakukan sesuai kebutuhan, tergantung kondisi lapangan.
2. Pada saat pekerjaan penimbunan, pembacaan yang dilakukan tergantung dari tahapan pekerjaan penimbunan sehingga diperoleh data yang cukup untuk setiap beban timbunan yang sesuai dengan waktu konsolidasi yang digunakan.
3. Pada saat beban sudah tetap (mencapai maksimum preloading), pembacaan dilakukan sampai nilai tekanan air pori mendekati pembacaan pada kondisi awal, atau sekurang-kurangnya sampai keadaan air pori menunjukan pembacaan yang tetap.