• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seven Tools dalam Pengedalian Kualitas

DEPARTEMEN PRODUKSI PT. TEMBAKAU DJAJASAKTI SARI (TDS)

4.6 Tinjauan Pustaka

4.6.3 Seven Tools dalam Pengedalian Kualitas

data atribut. Dan juga acceptance sampling digolongkan menjadi perencanaan atribut dan perencanaan variable. Berikut adalah beberapa kelebihan menggunakan acceptance sampling:

1. Biasanya lebih urah karena pemeriksaan dan personil yang terlibat lebih sedikit.

2. Lebih sedikit penangan terhadap produk, jadi kerusakan berkurang. 3. Memotivasi supplier apabila ada penolakan.

Kelemahan menggunakan acceptance sampling:

1. Adanya resiko menerima produk cacat dan menolak produk baik. 2. Lebih sedikit informasi mengenai produk.

3. Memerlukan perencanaan dan dokumentasi tentang prosedur samping pemeriksaan.

4. Tidak ada jaminan mengenai sejumlah produk tertentu akan memenuhi spesifikasi.

4.6.3 Seven Tools dalam Pengedalian Kualitas

Seven Tools ini ditemukan di Jepang, terinspirasi oleh tujuh senjata terkenal yaitu Benkei. Hal ini diperkenalkan oleh Kaoru Ishikawa yang pada gilirannya dipengaruhi

oleh serangkaian kuliah W. Edwards Deming telah diberikan kepada insinyur dan ilmuwan Jepang pada tahun 1950.

Alat pengendalian kualitas merupakan metode pemecahan masalah dalam pengambilan keputusan. Keputusan diambil berdasarkan besar dan kecilnya dampak yang akan ditimbulkan dari keputusan tersebut. Tujuh alat yang digunakan dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1. Check sheet

Check sheet atau formulir pemeriksaan merupakan lembar pengumpulan data dalam

bentuk tabel yang dibuat untuk mempermudah pengumpulan data. Check

sheet merupakan metode yang terorganisir.

Manfaat menggunakan check sheet:

a. Membantu dan mempermudah proses pengumpulan data b. Menstandarisasi cara pengumpulan data

45 d. Mengetahui adanya permasalahan

Gambar 4. 1 Contoh check sheet

Sumber : Tim Penyusun. 2010. http://www.tutorialspoint.com

2. Diagram pareto

Diagram pareto pertama kali diperkenalkan oleh Alfredo Pareto dan digunakan

pertama kali oleh Joseph Juran pada tahun 1941. Diagram pareto merupakan metode untuk mencari sumber kesalahan, masalah-masalah dan kerusakan produk, untuk membantu memfokuskan diri pada usaha-usaha pemecahannya. Masalah yang paling banyak terjadi ditunjukkan oleh grafik batang pertama yang tertinggi serta ditempatkan pada sisi paling kiri dan seterusnya sampai masalah yang paling sedikit terjadi ditunjukkan oleh gafik batang terakhir yang terendah pada sisi paling kanan. Diagram ini juga digunakan untuk mengklasifikasikan masalah menurut sebab, dan gejalanya. Prinsip yang mendasari diagram ini adalah aturan “80–20” yang menyatakan bahwa “80%” of

the trouble comes from 20% of the problems’’ (Purnomo, 2004). Pada dasarnya diagram pareto dapat digunakan sebagai alat interpretasi untuk:

a. Analisa komplain (jumlah kejadian) di perusahaan. b. Analisa jenis defect (pcs) yang terjadi dari hasil QC. c. Analisa losses (unit) sparepart di gudang

d. Analisa pemborosan (Rp) atas hilangnya peralatan produksi e. Analisa produk rework (pcs) berdasar tipe produk

f. Analisa breakdown mesin (frekuensi atau jam) berdasar jenis mesin Manfaat dari diagram pareto:

46

a. Merupakan pedoman memilih peluang perbaikan berdasar prinsip “vital few” dari “trivial

many”

b. Memfokuskan sumber daya pada area / defect / penyebab yang menghasilkan keuntungan yang terbesar

c. Membandingkan frekuensi dan/atau dampak dari berbagai penyebab masalah

Gambar 4. 2 Contoh diagram pareto

Sumber : Tim Penyusun. 2010. http://www.tutorialspoint.com

3. Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagram).

Fishbone diagram (diagram tulang ikan) sering disebut juga diagram Ishikawa karena

diagram ini diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa pada tahun 1943 atau cause–and–effect

diagram (diagram sebab-akibat). Fishbone diagram adalah alat untuk mengidentifikasi

berbagai sebab potensial dari satu efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming. Diagram ini terdiri dari sebuah panah horizontal yang panjang dengan deskripsi masalah. Penyebab-penyebab masalah digambarkan dengan garis radial dari garis panah yang menunjukan masalah. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan, dan sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming. Kegunaan dari diagram sebab akibat adalah:

a. Menganalisis sebab dan akibat suatu masalah.

b. Menentukan penyebab permasalahan.

47

Gambar 4. 3 Contoh fish bone diagram

Sumber : Tim Penyusun. 2010. http://www.tutorialspoint.com

4. Control chart

Grafik pengendali adalah suatu alat yang secara grafis digunakan untuk memonitor apakah suatu aktivitas dapat diterima sebagai proses yang terkendali. Grafik pengendali terkadang disebut dengan Shewhart control charts karena grafik ini pertama kali dibuat oleh Walter A. Shewhart. Nilai dari karekterisik kualitas yang dimonitor, digambarkan sepanjang sumbu y, sedangkan sumbu x menggambarkan sampel atau subgroup dari karakteristik kualitas tersebut. Sebagai contoh karakteristik kualitas adalah panjang rata-rata, diameter rata-rata-rata, dan waktu pelayanan rata-rata. Semua karakteristik tersebut dinamakan variabel dimana nilai numeriknya dapat diketahui. Sedangkan atribut adalah karakteristik kualitas yang ditunjukkan dengan jumlah produk cacat, jumlah ketidaksesuaian dalam satu unit, serta jumlah cacat per unit. Terdapat tiga garis pada grafik pengendali. Control chart selalu terdiri dari tiga garis horisontal, yaitu:

Garis pusat (center line), garis yang menunjukkan nilai tengah (mean) atau nilai rata-rata dari karakteristik kualitas yang di-plot-kan pada peta kendali.

Upper control limit (UCL), garis di atas garis pusat yang menunjukkan batas kendali atas.

Lower control limit (LCL), garis di bawah garis pusat yang menunjukkan batas kendali

48

Garis-garis tersebut ditentukan dari data historis, terkadang besarnya UCL dan LCL ditentukan oleh confidence interval dari kurva normal. Dengan control chart, kita dapat menarik kesimpulan tentang apakah variasi proses konsisten (dalam batas kendali) atau tidak dapat diprediksi (di luar batas kendali karena dipengaruhi oleh special cause of

variation, yaitu variasi yang terjadi karena faktor dari luar sistem). Jika terdapat data

yang berada di luar batas pengendali atas dan batas pengendali bawah serta pada pola data tidak acak atau random maka dapat diambil kesimpulan bahwa data berada di luar kendali statistik.

Gambar 4. 4 Contoh control chart

Sumber : Tim Penyusun. 2010. http://www.tutorialspoint.com

a) Control chart Proporsi Kesalahan (p-Chart)

Pengendali proporsi kesalahan (p-Chart) digunakan untuk mengetahui apakah cacat produk yang dihasilkan masih dalam batas yang diisyaratkan. Untuk peta pengendali proporsi, banyak digunakan bila kita memakai ukuran cacat berupa proporsi produk cacat dalam setiap sampel yang diambil. Bila sampel yang diambil untuk setiap kali melakukan obsevasi jumlahnya sama, maka kita dapat menggunakan peta pengendali proporsi kesalahan (p-chart). Namun bila sampel yang diambil bervariasi untuk setiap kali melakukan observasi, berubah-ubah jumlahnya, maka kita harus menggunakan peta pengendali proporsi kesalahan (p-chart) saja. Penggunaan sampel yang besarnya bervariasi tersebut, selain karena perusahaan menggunakan 100% inspeksi atau inspeksi total, juga dapat disebabkan karena kurangnya karyawan dan biaya. Perubahan dalam banyaknya sampel yang diambil atau ukuran sub-kelompok tersebut menyebabkan perubahan dalam batas-batas pengendali, meskipun garis pusatnya tetap. Apabila ukuran sampel atau sub kelompok yang digunakan pada setiap kali observasi naik atau lebih banyak, maka batas-batas pengendali menjadi lebih rendah. Namun apabila banyaknya

Dokumen terkait