Qui audet adipiscitur. “Siapa berani, menang.” Tampaknya, sebagai seorang yang ahli bahasa Latin, Mark Zuckerberg hidup dengan motto ini setiap hari. Visi Mark Zuckenberg yang berani telah mengubah langkah-langkah kecilnya menjadi suatu kebutuhan bagi milyaran orang dan menjadi sebuah platform, yang menciptakan keseluruhan ekosistem baru disekitarnya.
Sulit untuk membayangkan bahwa apa yang 8 tahun lalu belum ada, saat ini kita terima sebagai sesuatu yang benar. Saat ini, tidak bisa masuk ke dalam Facebook dan membagikan kehidupan anda dengan teman-teman anda itu akan terasa ganjil.
Pada September 2012, Facebook melaporkan bahwa saat ini mereka telah menampung 140,3 milyar pertemanan, bahwa 44 persen dari semua user Internet saat ini adalah anggota dari situs sosial networking ini, dan bahwa 600 juta dari satu milyar user itu mengakses situs ini melalui peralatan mobile.
Facebook mentargetkan untuk menirukan hubungan offline secara online, dan itu sudah tercapai. Entah membawa hubungan offline mereka ke online atau sebaliknya, tampaknya orang-orang jadi lebih sering berhubungan dibanding sebelumnya.
Penelitian The Active Network pada musim gugur 2012 menunjukkan bahwa setelah sebuah interaksi sosial di Facebook, 70 persen peserta survei mengatakan bahwa mereka menghubungi seseorang secara offline, dan 40 persen menyatakan bahwa mereka bertemu secara langsung.
Facebook saat ini telah merasuk ke dalam setiap aspek dari kehidupan kita. Orang-orang menggunakan sosial network untuk berhubungan dengan jaringan teman-teman dekat mereka, merekomendasikan produk, terlibat dengan merek-merek favorit, mencari berita, bahkan mencari pekerjaan.
Perusahaan perekrutan Jobvite menemukan bahwa para pencari lowongan pekerjaan menggunakan Facebook untuk membantu menemukan pekerjaan, dan satu dari lima telah diarahkan ke suatu pekerjaan baru melalui Facebook. (Yang
menarik, jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibanding jumlah serupa untuk network profesional, LinkedIn.)
Hasrat Mark Zuckenberg untuk menciptakan sesuatu yang luar biasa, untuk “put a ding in the universe” seperti yang biasa Steve Jobs katakan, itu begitu kuat sehingga pada usia 19 tahun, dia mampu bukan untuk cuma menciptakan, tapi juga menumbuhkan salah satu dari perusahaan paling ampuh yang pernah ada.
Tapi orang-orang masih sulit untuk menerimanya karena usianya yang masih muda dan belum berpengalamanan. Kita semua mungkin pada suatu tingkatan telah, meremehkan dia.
Betapa mudahnya bagi kita untuk melupakan bahwa “kerajaan-kerajaan” lain itu juga dijalankan oleh mereka yang “tidak berpengalaman.”
Bill Gates tidak tahu apa-apa tentang menjalankan sebuah perusahaan saat mendirikan Microsoft, dan Jeff Bezos dari Amazon adalah seorang investor bank saat memulai perusahaannya di garasi. Larry Page dan Sergey Brin masih kuliah saat mereka menciptakan Google.
Untuk beberapa alasan, adalah sulit bagi kita untuk menerima hal-hal yang tidak konvensional. Kita menyebut Zuckerberg “Boy CEO.”
Tapi dia masuk ke dalam sejarah sebagai seorang remaja yang menolak $1 milyar dan menjadi pelopor bagi gerakan kearah konektivitas universal.
Mark Zuckenberg menginspirasikan sebuah perubahan global. Dia memimpikan sebuah dunia yang terkoneksi, dan dia menciptakannya. Dia seorang pioneer, dan Facebook adalah jalan bagi orang-orang di dalam revolusi sosial online. Saat menjadi seorang pelopor, anda cenrung untuk lebih menjadi sorotan dibanding orang lain, dan anda cenderung untuk lebih dicermati.
Namun, kita tidak boleh lupa, bahwa meski melakukan kesalahan, Zuckenber itu menunjukkan pada orang lain tentang pentingnya grafik sosial dan jalan yang tepat untuk transparansi online.
Sebagian dari kita mungkin tidak berhasrat atau menganggapnya tidak tepat untuk saat ini, tapi orang selalu berubah, begitu juga dengan norma-norma
Orang-orang tidak menyukai caller ID saat pertama kali diperkenalkan (untuk alasan privacy); sekarang itu menjadi sebuah fitur yang tidak bisa kita tinggalkan.
Orang-orang juga tidak menyukai News Feed dari Facebook saat pertama (untuk alasan yang sama); sekarang itu adalah hal pertama yang ingin kita lihat dipagi hari.
Kita sudah melihat suatu perubahan global yang sangat besar dalam dekade terakhir dengan meningkatnya sharing dan demokratisasi web. Kata CEO Facebook:
Facebook membentuk sebuah web yang lebih luas. Jika anda melihat kembali ke 5 atau 10 tahun yang lalu, kisah mengenai sosial networking itu benar-benar tentang menghubungkan orang-orang...
Tapi jika anda melihat ke 5 tahun yang akan datang, menurut saya bahwa kisah orang-orang yang akan di ingat orang 5 tahun lagi itu bukanlah tentang bagaimana situs ini dibangun, melainkan bagaimana setiap layanan yang anda gunakan saat ini akan menjadi lebih baik dengan teman-teman anda...
Orang-orang benar-benar akan melihat kembali dan mengatakan “Waw, selama 5 tahun terakhir semua produk ini telah menjadi semakin baik karena aku tidak melakukan semua hal ini sendirian, aku melakukannya bersama teman-teman ku.” Hal itulah yang membuat ku paling bergairah.
Majalah Vanity Fair menempatkan Mark Zuckenber pada posisi pertama dalam daftar Top 100 Most Influential People of the Information Age mereka untuk tahun 2010.
Di tahun yang sama, majalah Time menamakan dia sebagai the Person of the Year, dengan menyatakan: “Dalam kurang dari 7 tahun, Zuckenberg menyatukan umat manusia ke dalam satu jaringan sehingga menciptakan sebuah entitas sosial yang sama besarnya dengan Amerika Serikat.”
Di tahun 2011, Charlie Rose membuka wawancaranya dengan Zuck dengan pernyataan: “Kita telah memasuki sebuah era Facebook dan Mark Zuckenberg adalah orang yang mengantarkannnya kepada kita.”
Fakta bahwa CEO Facebook telah mengubah cara kita berkomunikasi online itu tidak bisa dibantah. Tapi sebagian orang masih skeptis mengenai niat-niat Zuck. Sebagian mengira bahwa Zuck itu adalah seorang pengeruk keuntungan yang menjual data pribadi kita ke para pengiklan agar menjadi kaya.
Tapi saya cenderung untuk setuju dengan Lev Grossman, seorang jurnalis dan penulis senior untuk majalan Time, yang mengatakan: “Sinisme dan keserakahan itu bukanlah sifat-sifat yang tampak pada serangkain fitur dari Zuckenberg. Facebook tidak menjual data anda kepada para pengiklan. (Facebook menggunakan sekumpulan data statistik dari jutaan user agar bisa mentargetkan iklan-iklan secara lebih spesifik). Dan dia tidak memaksa siapapun untuk membagikan apapun. Ide seperti itu akan sungguh sangat mengerikan bagi dia.”
Tapi ada suatu pertanyaan mengenai keberlanjutan pertumbuhan dan monetisasi perusahaan. User Facebook saat ini menyimpan informasi tentang kehidupan mereka dalam jumlah yang luar biasa banyaknya pada network; karena disanalah teman-teman mereka berada.
Jadi, kecuali Facebook melakukan sesuatu yang benar-benar tidak beralasan, saya pikir user tidak akan meninggalkan layanan tersebut.
Facebook telah memiliki lebih dari 600 juta user yang mengakses layanan melalui peralatan mobile; jumlahnya terus meningkat, dan mobile itu belum di monetisasi.
Meski Facebook itu terlambat untuk permainan mobile (dan itu diakui), tapi peluangnya masih tetap ada. Saya yakin bahwa perusahaan akan menemukan cara yang tepat untuk memanfaatkannya.
Merek-merek juga berkumpul di Facebook dengan harapan agar bisa membina hubungan jangka panjang dengan para konsumen mereka yang paling aktif. Sejumlah merek global itu menemukan nilai yang substansial dalam ekosistem Facebook dan meningkatkan waktu yang mereka habiskan di situs tersebut. Mereka membangun komunitas fans yang besar dimana mereka bisa terlibat setiap hari, sehingga menyediakan suatu platform yang efektif untuk percakapan di sekitar merek.
Intel adalah salah satu dari merek tersebut, dengan lebih dari 14 juta fans pada halaman global mereka di Facebook, dimana sebagian besar dari mereka sangat terlibat dengan komunitas.
Itu adalah komunitas terbesar yang pernah mampu dibangun Intel, dan Intel menganggap itu sangat efektif untuk berinteraksi langsung dengan konsumen dan untuk word of mouth.
Fakta bahwa Facebook mendominasi secara internasional itu juga adalah sebuah kisah. Facebook telah mengambil tempat pertama di kalangan sosial network di sebagian besar negara di seluruh dunia (bahkan mengalahkan Orkut di Brazil) dan juga bekerja keras untuk mengembangkan ke negara-negara lain misalnya Rusia, dimana network lokal VKontakte masih menjadi pemain dominan.
Dan siapa tahu apa yang apa yang tertulis di dalam buku kecil “Book of Change” Zuck dalam hal visi-visinya untuk masa depan?
Adam L. Penenberg, profesor jurnalis di NYU dan penulis yang berkontribusi untuk Fast Company, menyiratkan:
Bayangkan, di suatu Jum'at malam di masa depan—5, atau mungkin 10 tahun yang akan datang. Anda menuju ke sebuah bar dengan mengenakan Google augmented reality glasses (dengan Prada frames) yang dilengkapi dengan speech recognition software.
Anda sudah login ke Facebook karena itu adalah setting defaultnya, dan siapa yang mau repot-repot mengubahnya?
Anda melhat ke seluruh sudut ruangan, dan karena database pengenalan wajah dari Facebook—dan fakta bahwa hampir semua orang di planet memiliki sebuah account Facebook—anda mampu mengenali setiap orang yang ada di dalam ruangan, dan hubungan mereka dengan anda serta grafik sosial anda.
Karena sekarang Facebook telah mengumumkan diri secara publik sebagai perusahaan perdagangan, mereka menghadapi tantangan dalam hal menyeimbangkan fokus perusahaan antara nilai user versus kebahagiaan para investor.
Tapi Zuckerberg, meski dia sedikit kecewa dengan harga saham perushaaannya, tampaknya tidak terlalu peduli dengan prediksi-prediksi para investor jangka pendek; dia terlalu fokus pada strategi jangka panjang untuk perusahaan.
Dia mencari para investor yang tepat yang berbagi visi yang sama dengannya dan akan tetap dengannya dalam jangka panjang.
Dia berada satu kemah dengan para pemberontak dan visioner lain misalnya Jeff Bezos dari Amazon, Steve Jobs dari Apple, dan Darwin Smith dari Kimberly-Clark, yang menantang para penentang dan merevolusi bisnis. Dalam setiap kasus, mereka diharapkan untuk gagal.
Saat Amazon go public tahun 1997, ada banyak skeptisme tentang kemampuan perusahan untuk menghasilkan keuntungan.
Jeff Bezos mengabaikan berbagai kritikan dan mendorong ke depan. Sejak itu, dia dikritik karena banyak hal, termasuk menyalurkan sumberdaya ke Kindle dan mengijinkan review negatif mengenai buku-buku di websitenya.
Saat Kindle diluncurkan, orang-orang bertanya padanya apakah dia memahami bisnisnya. Tapi visinya itu simpel: jika Amazon membantu orang untuk melakukan pengambilan keputusan membeli, mereka akan lebih sering datang kembali.
Pandangan Benzos itu selalu jangka panjang. “Andai saja saya punya sebuah coin untuk setiap calon investor yang mengatakan pada ku bahwa ini tidak akan berhasil,” dia mengingat. “Banyak orang—termasuk saya—percaya bahwa anda harus hidup dimasa kini. Saya rasa apa yang anda lakukan adalah memikirkan tentang masa yang sangat jauh ke depan dan mencoba memastikan bahwa anda merencanakan untuk itu dalam suatu cara yang membuat anda benar-benar sangat puas. Ini adalah cara kerja saya.”
Bezos tahu bahwa disebagian besar waktu, keputusan untuk berinvestasi ke dalam Amazon itu telah dianggap sebagai sesuatu yang beresiko.
Tapi, sama seperti Zuckenberg, dia sangat terbuka tentang strateginya dan menyambut setiap investor yang memiliki kepercayaan sebanyak dirinya: “Jika anda jelas bagi dunia luar bahwa anda mengambil pendekatan jangka panjang, maka orang-orang bisa merenungkannya sendiri,” katanya. “Seperti yang dikatakan Warren Buffett, anda mendapatkan pemegang saham yang layak anda
Sampai saat ini, visi dari pemimpin ini telah terbayar. Tingkat pertumbuhan tahunan Amazon mencapai 31 persen selama 10 tahun terakhir dan harga saham yang mengalahkan eBay dalam jangka waktu yang sama.
Steve Jobs membeli Pixar dari George Lucas di tahun 1986 dengan harga $10 juta. Dia mengalami kerugian pada Pixar selama 9 tahun berturut-turut, memompakan $50 juta dari uang perusahaannya sendiri ke dalam perusahaan tersebut.
Tapi dia percaya dengan team dan memiliki sebuah visi bahwa film animasi akan memperkaya kehidupan pada pencinta film. Suatu hari, John Lasseter, salah seorang dari 4 ahli animasi di Pixar, menunjukkan sebuah film singkat yang dia kerjakan kepada Jobs.
Film tersebut berjudul Tin Toy. Respon Jobs adalah: “Buat saja itu menjadi hebat.” Tin Toy menjadi film animasi Pixar pertama yang memenangkan sebuah Oscar Academy Award tahun 1988 untuk Best Animated Short Film.
Pixar di ambil laih oleh Disney di tahun 2006 dengan harga $7,4 milyar.
Setelah Jobs meninggal, Lasseter mengatakan: “Steve Jobs adalah seorang visioner yang luar biasa. Dia memandang potensi dari apa yang bisa Pixar lakukan sebelum semua orang lain bisa melihatnya, dan diluar dari apa yang bisa pernah dibayangkan siapapun. Steve mengambil sebuah peluang pada kami dan percaya pada kegilaan mimpi-mimpi kami untuk membuat film-film animasi komputer; satu hal yang selalu dia katakan hanyalah ‘buat itu jadi hebat.’ Dialah yang menjadi alasan kenapa Pixar sukses, dan kekuatan, integritas, dan kecintaanya terhadap kehidupan telah membuat kami menjadi orang-orang yang lebih baik.”
Di tahun 1971, Darwin Smith menjadi CEO dari Kimberly-Clark, sebuah perusahaan kertas yang sahamnya jatuh secara radikal dibawah harga pasar, keberlangsungannya terancam.
Dalam 20 tahun menjalankan perusahaan, dia mengubahnya menjadi perusahaan produk sehari-hari berbasis kertas paling terkemuka di dunia, dimana sahammnya mengalahkan para pesaing misalnya Scott Paper dan Procter & Gamble.
Dalam sebuah gebrakan yang berani, Smith menjual pabrik penggilingan dan menempatkan hasilnya ke dalam bisnis produk konsumer, berinvestasi ke dalam merek-merek misalnya Huggies dan Kleenex.
Wall Street menyebut gebrakan tersebut bodoh dan menurunkan harga saham. Tapi sama seperti Zuck dan Bezos, Smith tidak pernah mengubah arahnya, dan strategi jangka panjangnya terbayar dengan sangat mahal.
Bukan cuma ini yang menjadi contoh dari bisnis-bisnis yang para pemimpinnya memiliki hasrat, tujuan, dan visi jangka panjang. Mereka juga bukan menjadi yang terakhir. Anda juga mungkin masih ingat dengan prediksi-prediksi berikut ini:
• “Telephone ini punya terlalu banyak kelemahan untuk dipertimbangkan secara serius sebagai suatu sarana komunikasi. Peralatan ini tidak ada manfaatnya untuk kita.” —memo internal Western Union, 1876.
• “Meski secara teoritis dan teknis televisi itu memungkinkan, tapi secara komersial dan finansial itu adalah sesuatu yang tidak mungkin...” —Lee DeForest, penemu.
• “Radio tidak punya masa depan. Lebih berat dibanding pesawat terbang itu tidak mungkin. X-rays akan terbukti hanyalah menjadi sebuah kebohongan.” —Seorang profesor manajemen di Yale University dalam merespon penelitian Fred Smith yang mengusulkan suatu layanan pengiriman satu malam; Smith keluar untuk mendirikan Federal Express.
Intinya adalah bahwa tidak ada orang yang bisa memprediksi masa depan. Tentu, kita bisa menebaknya. Tapi meski begitu, hasrat dan suatu tujuan yang di definsikan dengan jelas bisa mengalahkan tebakan kita yang paling akurat sekalipun, dan itu akan sangat mengejutkan kita.
Perusahaan-perusahaan yang disebutkan diatas itu adalah contoh-contohnya. Terkadang, strategi yang terbaik itu adalah keyakinan. Dan tampaknya bahwa para visioner seperti Zuckenberg, Bezos, dan Jobs jauh lebih memahami hal itu. Mereka memimpin dengan hasrat dan visi. Mereka mempercayai nyali mereka. Mereka tetap cekatan dan tidak pernah mengorbankan kualitas. Mereka mempekerjakan orang-orang yang tepat untuk membantu mereka mengeksekusinya.
Dan mereka menemukan partner-partner terbaik untuk berbagi dalam perjalanan mereka. Mereka memahami bahwa kesuksesan semalam itu bisa butuh waktu bertahun-tahun.
Mareka adalah para pioneer yang punya keberanian untuk merealisasikan visi jangka panjang mereka dan, dengan itu, mengubah dunia.
Alam memberikan kita semua kemampuan untuk menjadi hebat, tapi untuk tiba di sana itu adalah tanggung jawab kita. Kejayaan membutuhkan hasrat, kesabaran, keberanian, dan kebulatan tekad. Dan itu membutuhkan aksi.
Setiap pencapaian kecil adalah sebuah langkah ke arah sesuatu yang lebih besar, dan setiap kegagalan itu hanyalah sebuah perubahan jalan ke arah mimpi anda. Harapan saya bahwa ebook ini akan memberikan anda dorongan untuk menjangkau bintang-bintang dan mengejar impian anda, dan bahwa prinsip-prinsip yang di diskusikan di sini akan membantu anda untuk sampai di sana. Dan diatas segalanya, yakinkan pada diri sendiri dan pada tujuan anda.
Waktu anda terbatas, jadi jangan menyia-nyiakannya untuk menjalani kehidupan orang lain. Jangan terjebak oleh dogma—yaitu hidup dengan hasil-hasil dari pemikiran orang
lain. Jangan biarkan kegaduhan dari opini orang lain menghilangkan suara hati anda sendiri. Dan yang terpenting, beranilah untuk mengikuti kata hati dan intuisi anda. Entah bagaimana keduanya tahu apa yang benar-benar anda cita-citakan. Semua hal lain
itu sekunder.
—Steve Jobs Jika anda mengira anda bisa atau anda mengira anda tidak bisa, berarti anda benar.