BAB II HIMPUNAN BILANGAN REAL
2.3. Sifat Kelengkapan dari R
Pada subbab ini kita akan membahas sifat ketiga dari R, yaitu sifat kelengkapan. Seperti yang telah dikatakan pada pendahuluan bab ini, sifat kelengkapan berkaitan dengan konsep supremum atau batas atas terkecil. Untuk itu, kita akan bahas terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan batas atas dari suatu himpunan bilangan real, dan kebalikannya, yaitu batas bawahnya.
Definisi 2.19. Misalkan X adalah himpunan bagian tak kosong dari R.
a. Himpunan X dikatakan terbatas atas jika terdapat aR sedemikian sehingga a x, untuk setiap xX . Bilangan real
a
yang demikian disebut sebagai batas atas dari X .b. Himpunan X dikatakan terbatas bawah jika terdapat bR sedemikian sehingga bx, untuk setiap xX . Bilangan real b yang demikian disebut sebagai batas bawah dari X .
c. Himpunan X dikatakan terbatas jika X terbatas atas dan terbatas bawah. Himpunan X dikatakan tidak terbatas jika X tidak terbatas atas atau tidak terbatas bawah.
Sebagai contoh, perhatikan himpunan
xR:x0
. Setiap elemen pada himpunanbR:b0
merupakan batas bawah darixR:x0
. Setiap kita mengambil elemenxxR:x0
maka selalu kita dapatkan bahwa1
x x , sedangkan
x1xR:x0
. Yang demikian mengandung arti bahwa tidak ada aR sedemikian sehingga ax , untuk setiap
:
0
x
x
x
R
. Jadi himpunanxR:x0
terbatas bawah tetapi tidak terbatas atas, atau juga dapat dikatakan bahwa himpunan tersebut tidak terbatas.Contoh lain, pandang himpunan
xR:x1
. HimpunanaR:a1
merupakan koleksi semua batas atas darixR:x1
. Tidak ada bRsedemikian sehingga b x, untuk semua
xxR:x1
, karena setiap kita mengambilxxR:x1
maka selalu dapat kita peroleh bahwa x 1 x, sedangkanx1xR:x1
. Akibatnya, himpunanxR:x1
tidak mempunyai batas bawah. Jadi himpunanxR:x1
terbatas atas tetapi tidak terbatas bawah, atau juga dapat dikatakan bahwa himpunan tersebut tidak terbatas.himpunan terbatas. Dari batas-batas bawahnya, kita dapat memilih batas bawah yang terbesar, yaitu elemen 0. Sedangkan dari batas-batas atasnya, kita dapat memilih batas atas yang terkecil, yaitu elemen 1. Berikut ini adalah definisi secara formal dari batas atas terkecil, disebut supremum, dan batas bawah terbesar, disebut infimum, dari suatu himpunan bilangan real.
Definisi 2.20. Misalkan X adalah himpunan bagian tak kosong dari R.
a. Misalkan X terbatas atas. Elemen aR dikatakan supremum dari X jika memenuhi syarat-syarat :
(1)
a
adalah batas atas dari X(2) av, untuk setiap
v
, batas atas dari X .b. Misalkan X terbatas bawah. Elemen bR dikatakan infimum dari X jika memenuhi syarat-syarat :
(1) b adalah batas bawah dari X
(2) bw, untuk setiap
w
, batas bawah dari X .Selanjutnya, mungkin timbul pertanyaan, apakah perbedaan antara supremum (infimum) dengan maksimum (minimum)? Contoh sebelumnya tentang himpunan
xR:0
x1
, bisa menjadi ilustrasi untuk menjelaskan hal ini. HimpunanxR:0
x1
tidaklah mempunyai minimum dan maksimum, karena tidak adam,MxR:0
x1
sedemikian sehingga mx dan M x , untuk setiapxxR:0x1
. Sedangkan untuk supremum dan infimum, himpunanxR:0
x1
memilikinya, yaitu 1 dan 0, masing-masing secara berurutan. Elemen minimum dan maksimum haruslah elemen dari himpunan yang bersangkutan, tetapi elemen infimum dan supremum tidaklah harus demikian. Jadi elemen infimum dan supremum bisa termasuk atau tidak termasuk ke dalam himpunan yang bersangkutan. HimpunanxR:0x1
memiliki infimum dan supremum, yaitu elemen 1 dan 0, yang termasuk ke dalam himpunan
xR:0
x1
.adalah batas atas dari X ekuivalen dengan a x , untuk setiap xX . Pernyataan av, untuk setiap
v
, batas atas dari X , mengandung arti bahwa jikaza
makaz
adalah bukan batas atas dari X . Jikaz
adalah bukan batas atas dari X maka terdapatx
zX
sedemikian sehinggax
zz
. Jadi kita mempunyai fakta bahwa jikaza
maka terdapatx
zX
sedemikian sehinggax
zz
. Selanjutnya, jika diberikan
0 makaa
a
. Dengan menggunakan fakta sebelumnya, maka terdapatx
X
sedemikian sehinggax
a
. Jadi kita memperoleh fakta baru, yang ekuivalen dengan fakta sebelumnya, yaitu untuk setiap
0 terdapatx
X
sedemikian sehinggax
a
. Dengan demikian kita memperoleh fakta-fakta yang ekuivalen dengan definisi 2.20.Teorema 2.21. Elemen aR, batas atas dari X , himpunan bagian tak kosong dari R , adalah supremum dari X jika dan hanya jika apabila
za
maka terdapatx
zX
sedemikian sehinggax
zz
.Teorema 2.22. Elemen aR, batas atas dari X , himpunan bagian tak kosong dari R , adalah supremum dari X jika dan hanya jika untuk setiap
0terdapat
x
X
sedemikian sehinggax
a
.Fakta-fakta serupa yang berkaitan dengan elemen infimum adalah sebagai berikut.
Teorema 2.23. Elemen bR , batas bawah dari X , himpunan bagian tak kosong dari R, adalah infimum dari X jika dan hanya jika apabila zb maka terdapat
x
zX
sedemikian sehinggax
zz
.Bukti Teorema 2.23 dan Teorema 2.24 ditinggalkan sebagai latihan bagi para pembaca.
Selanjutnya, mungkin kita mempertanyakan apakah elemen supremum atau infimum tunggal atau tidak. Mari kita kaji masalah ini. Misalkan
u,vR
adalah supremum dari himpunan yang terbatas atas U . Untuk menunjukkan bahwa supremum dari U adalah tunggal, berarti kita harus menunjukkan bahwauv
. Untuk menunjukkannya, perhatikan bahwa uw dan vw, untuk setiapw
, batas atas dari U . Karenau
danv
juga batas atas dari U , kita memiliki uvdan vu. Yang demikian berarti
uv
atau supremum dari U adalah tunggal. Dengan mudah, dapat pula kita tunjukkan bahwa infimum dari suatu himpunan yang terbatas bawah juga tunggal.Berdasarkan semua penjelasan pada subbab ini, kita mempunyai suatu aksioma yang sangat esensial. Aksioma inilah yang dimaksud dengan sifat Kelengkapan dari R, atau biasa juga disebut sifat supremum dari .
Aksioma 2.25 (Sifat Kelengkapan dari R). Setiap himpunan bagian dari R
yang terbatas atas memiliki supremum di R.
Aksioma tersebut mengatakan bahwa R, digambarkan sebagai himpunan titik- titik pada suatu garis, tidaklah “berlubang”. Sedangkan himpunan bilangan- bilangan rasional
Q
, sebagai himpunan bagian dari R yang juga memenuhi sifat aljabar (lapangan) dan terurut, memiliki “lubang”. Inilah yang membedakanR dengan
Q
. Karena tidak “berlubang” inilah, R, selain merupakan lapangan terurut, juga mempunyai sifat lengkap. Oleh karena itu, R disebut sebagai lapangan terurut yang lengkap. Penentuan supremum dari himpunan
:
0,
2
:
t
t
t
2
T
Q
bisa dijadikan ilustrasi untuk menjelaskan terminologi “lubang” pada himpunanQ
. Supremum dariTQ
yaitu2
, yang merupakan akar dari persamaanx
22
, bukanlah bilangan rasional. Bilangan2
ini merupakan salah satu “lubang” padaQ
. Maksudnya, supremum dariTQ
bahwa aksioma kelengkapan tidak berlaku pada
Q
. Tetapi jika kita bekerja padaR, yang demikian tidak akan terjadi.
Sekarang, misalkan V adalah himpunan yang terbatas bawah, artinya terdapat
R
l sedemikian sehingga lx, untuk setiap x V . Darinya, kita memperoleh bahwa l x, untuk setiap x V . Dengan demikian, himpunan
x x V:
terbatas atas. Menurut Aksioma 2.25., himpunan
x x V:
memiliki supremum. Misalkans
adalah supremum dari
x x V:
. Yang demikian berarti s x, untuk setiap x V , dan sr, untuk setiapr
, batas atas dari
x x V:
. Darinya, kita memiliki s x, untuk setiap x V , dan s r, untuk setiapr
, batas atas dari
x x V:
. Dapat ditunjukkan bahwar
batas atas dari
x x V:
jika dan hanya jikar
adalah batas bawah dari V . Jadi kita memiliki s x, untuk setiap x V , dan s t, untuk setiapt
, batas bawah dari V , atau dengan kata lain,s
adalah infimum dari himpunan V . Berdasarkan penjelasan tersebut, kita memiliki hal yang serupa dengan Aksioma 2.25, yaitu bahwa setiap himpunan bagian dari R yang terbatas bawah memiliki infimum di R.Contoh 2.26. Tentukan supremum dari himpunan
S
xR:x1
.Penyelesaian. Kita klaim terlebih dahulu bahwa supS , supremum dari S , adalah 1. Klaim kita benar jika dapat ditunjukkan bahwa :
1. Batas atas dari S adalah 1, atau x1, untuk setiap xS. 2. v1, untuk setiap
v
, batas atas dari S.Jelas bahwa 1 adalah batas atas dari S. Selanjutnya, misalkan v1. Perhatikan elemen 1/ 2v/ 2. Dapat ditunjukkan bahwa v1/ 2v/ 2 1 . Artinya, setiap elemen v1 bukanlah batas atas dari S. Jelas bahwa
v
batas atas dari S jika dan hanya jika v1. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa 1 merupakan batasSelanjutnya, kita akan menggunakan Teorema 2.21 untuk menunjukkan 1 adalah supremum dari S . Jika v1, berdasarkan pembahasan tadi, dengan memilih
1/ 2
/ 2
vs
v
, kita peroleh bahwas
vS
danvs
v . Jadi 1 merupakan supremum dari S.Kita akan coba cara lain untuk menunjukkan bahwa 1 merupakan supremum dari
S, seperti yang tertulis pada Teorema 2.22. Diberikan
0. Di sini kita akan memilih apakah adas
S
sedemikian sehingga1
s
(pemilihans
yang demikian tidaklah unik). Jika kita memilihs
1
/ 2
maka kita memperoleh apa yang kita harapkan, karena jelas bahwas
1
/ 2 1
, atau dengan kata lains
S
dan1
s
1
/ 2
. Yang demikian selalu mungkin untuk sembarang0
yang diberikan. Jadi memang 1 adalah supremum dariS. ■ Contoh 2.27. Tentukan infimum dariI
xR:x0
.Penyelesaian. Kita klaim terlebih dahulu bahwa infI , infimum dari I , adalah 0. Klaim kita benar jika dapat ditunjukkan bahwa :
1. Batas bawah dari I adalah 0, atau 0x, untuk setiap xI. 2. w0, untuk setiap
w
, batas bawah dari I .Jelas 0 merupakan batas bawah dari I . Berikutnya, misalkan w0. Perhatikan bahwa 0w/ 2w. Di sini w/ 2I . Artinya, jika w0 maka
w
bukan batas bawah dari I . Jelas bahwa w0 jika dan hanya jikaw
adalah batas bawah dari I . Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa 0 adalah batas bawah terbesar dariI .
Berikutnya, kita akan menggunakan Teorema 2.23 untuk menunjukkan 0 adalah infimum dari I . Misalkan w0. Berdasarkan pembahasan sebelumnya, dengan memilih
i
ww/ 2
, kita peroleh bahwai
wI
dani
ww
. Akibatnya, 0 adalah infimum dari I .Cara lain, adalah dengan menunjukkan seperti apa yang tercantum pada Teorema 2.24. Diberikan
0. Kita akan memilih apakah adai
I
sedemikian sehinggai
0
. Jikai
/ 2
makai
I
dani
. Hal ini selalu mungkin untuk sembarang
0 yang diberikan. Dengan demikian, 0 adalah infimum dari I . ■ Contoh 2.28. Tunjukkan bahwa jika himpunanS
R
terbatas atas dan a0maka supremum dari aS:
as s: S
, supaSasupS.Penyelesaian. Ada beberapa cara untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kita mulai dengan cara yang pertama, yaitu bahwa kita harus menunjukkan bahwa
a
supS adalah batas atas dari aS ataua
supSas, untuk setiap sS , dana
supSv, untuk setiapv
, batas atas dari aS . Karena S adalah himpunan yang terbatas atas, S mempunyai supremum, menurut sifat Kelengkapan dari R. Karenanya, supSs, untuk setiap sS . Karena a0,a
supSas, untuk setiap sS . Artinya,a
sup S adalah batas atas dari aS . Akibatnya, aSmemiliki supremum. Selanjutnya, misalkan
w
adalah sembarang batas atas dariaS atau was, untuk setiap sS. Karena a0, kita peroleh bahwa w a/ s, untuk setiap sS . Di sini w a/ adalah batas atas dari S . Akibatnya,
/
w asupS atau wasupS. Kita peroleh bahwa
a
supS w, untuk setiapw
, batas atas dari aS. Jadi supaSasupS.Cara kedua untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan menunjukkan bahwa
a
supS adalah batas atas dari aS dan untuk setiapva
supS terdapatv
s
aS
sedemikian sehinggavs
v. Telah ditunjukkan bahwaa
supS adalah batas atas dari aS. Sekarang, misalkanva
supS. Karena a0, v a/ supS. Akibatnya, terdapats
v a/S
sedemikian sehinggav a/
s
v a/ . Karenanya, kitamemperoleh
vas
v a/ . Di sini jelas bahwaas
v a/aS
. Dengan memilihs
vas
v a/ ,batas atas. Artinya tidak terdapat xR sedemikian sehingga nx , untuk setiap nN , atau dengan kata lain jika diberikan xR terdapat
n
xN
sedemikian sehingga
n
xx
.Teorema 2.29 (Sifat Archimedean). Jika xR maka terdapat
n
xN
sedemikian sehingga
n
xx
.Bukti. Andaikan N memiliki batas atas atau terdapat xR sedemikian sehingga nx, untuk setiap nN. Akibatnya,
x
adalah batas atas dari N. Menurut sifat kelengkapan dari R, N memiliki supremum. Misalkan supremum dari N itu adalaha
. Perhatikan bahwa a 1 a. Karena a1 jelas bukan batas atas dari N, maka terdapat mN sedemikian sehingga a 1 m. Darinya kita memiliki bahwa a m 1 . Perhatikan bahwa m1N . Yang demikian mengakibatkan bahwaa
bukan batas atas dari N. Hal ini kontradiksi dengan asumsi di awal bahwaa
adalah supremum dari N , yang tiada lain juga merupakan batas atasnya. Jadi himpunan N tidak memiliki batas atas atau JikaR
x maka terdapat
n
xN
sedemikian sehinggan
xx
. ■Sekarang, misalkan t0 . Kita peroleh bahwa 1/t0 . Menurut sifat Archimedean, terdapat nN, yang bergantung pada 1/ t (bisa juga dikatakan bergantung pada
t
), sedemikian sehingga n1/t, atau juga bisa ditulis sebagai1/ nt. Berdasarkan pembahasan ini, kita memiliki akibat berikut.
Akibat 2.30. Jika t0 maka terdapat
n
tN
sedemikian sehingga0 1/
n
tt
Selain Akibat 2.30, sifat Archimedean memilki konsekuensi lain, seperti yang dinyatakan pada akibat berikut ini.
Akibat 2.31. Jika
y0
maka terdapat nyN sedemikian sehingga1
y y
n y n .
dari N dan tidak kosong, maka menurut sifat well-ordering dari R , Ey
mempunyai elemen terkecil. Misalkan elemen terkecil itu adalah ny. Karena ny
adalah elemen terkecil dari Ey , maka ny 1 Ey atau ny 1 y . Dengan demikian ny 1 y ny. ■
Jika kita memiliki dua buah sembarang bilangan rasional yang berbeda, secara intuitif kita akan mengatakan bahwa di antara keduanya juga terdapat bilangan rasional yang lain dan jumlahnya bisa tak berhingga. Dengan kata lain, himpunan semua bilangan rasional
Q
adalah himpunan yang rapat. Secara formal, memang dapat dibuktikan bahwaQ
memiliki sifat yang demikian.Teorema 2.32. Jika
x,yQ
dan x y maka terdapat bilangan rasionalr
sedemikian sehingga x r y.
Bukti. Misalkan x0. Akibatnya,
y0
. Menurut Akibat 2.30, terdapatpN
sedemikian sehingga
1/ p
y
. Bilangan rasionalr: 1/
p
memenuhi x r y.Berikutnya, misalkan x0. Darinya, kita memiliki
y x
0
. Berdasarkan Akibat 2.30, terdapat mN sedemikian sehingga1/ m y
x
. Karenanya,1mymx
atau
1 mx
my
. Pandang mx0 . Menurut Akibat 2.31, terdapat nNsedemikan sehingga n 1 mxn. Dari n 1 mx kita memperoleh n 1 mx, sehingga
n 1
mxmy
. Darimxn
kita memperoleh mx n my. Akibatnya,/
xn my
. Bilangan rasional r:n m/ memenuhi x r y.Terakhir, misalkan x0 atau x 0. Akibatnya,
y x
0
. Dengan cara serupa seperti pada kasus x0, kita bisa mendapatkan bilangan rasionalr
sedemikian sehingga x r y. ■Akibat 2.33. Jika
x,yR
dan xy maka terdapat bilangan irasionalz
sedemikian sehingga x z y.
Bukti. Dari hipotesis kita dapatkan bahwa x/ 2,y/ 2R dan x/ 2 y/ 2. Menurut Teorema 2.32, terdapat bilangan rasional r0 sedemikian sehingga
/ 2 / 2
x r y atau xr 2 y . Bilangan