• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sifat-sifat Penciri lain

VIII. HORISON PENCIRI DALAM TAKSONOMI TANAH 47

8.5. Sifat-sifat Penciri lain

Disamping horison penciri dan pan, beberapa sifat penciri lain digunakan pula dalam menggolongkan tanah ke dalam klas yang sesuai, terutama pada kategori tinggi. Adapun sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikut :

a. Resim Temperatur Tanah

Temperatur tanah merupakan salah satu sifat penting dari tanah karena berpengaruh terhadap pertumbuhan-pertumbuhan misalnya: proses biologis, kimia dan fisika serta berpengaruh terhadap adaptasi tanaman. Temperatur terlalu tinggi atau terlalu rendah dari temperatur optimum sering merupakan faktor pembatas utama untuk pertumbuhan tanaman dan proses pembentukan tanah. Apabila temperatur tanah antara 0 sampai 5o C perkembangan akar dan perkecambahan biji terhenti. Temperatur 5oC dianggap sebagai batas bawah dimulainya adanya pertumbuhan atau perkembangan tanaman. Tiap-tiap tanaman memerlukan temperatur tertentu untuk pertumbuhan yang optimum. Tanaman pegunungan memerlukan temperatur optimum lebih rendah jika dibanding dengan tanaman dataran rendah. Misalnya tanaman teh perlu temperatur lebih rendah jika dibanding dengan tanaman padi. Resim termperatur tanah diukur pada jeluk 50 cm dari permukaan tanah atau pada litik atau paralitik kontak.

Adapun temperatur yang perlu diukur dan dihitung adalah : a. Trt = temperatur tanah tahunan rata-rata.

= 1 = ? 1 = ? 1

b. Trmp = temperatur tanah rata-rata musim panas.

c. Trmd = temperatur tanah rata-rata musim dingin. d. Trmp-Trmd = perbendaan temperatur tanah rata-rata musim panas dan

temperatur rata-rata musim dingin.

Dalam Taksonomi Tanah pembagian resim temperatur adalah sebagai berikut :

1. Pergelic (Per = sepanjang waktu; gelare = beku permanent). Tanah dengan resim temperatur pergelic pempunyai temperatur rata-rata tahunan lebih rendah dari 0oC.

2. Cryic (cryos = sangat dingin).

Tanah dengan resim temperatur ini temperatur rata-rata tanah tahunan lebih tinggi dari 0oC tetapi lebih rendah dari 8oC (32oF).

3. Frigid

Tanah dengan resim temperatur Frigid tanah lebih panas pada musim summer daripada resim temperatur Cryic, tetapi temperatur rata-rata tahunan lebih rendah dari 8oC (47oF) dan perbedaan temperatur tahunan musim dingin dan panas lebih dari 5oC (9oF) pada jeluk 50 cm dari permukaan tanah atau pada litik-paralitik kontak.

b. Resim Kelengasan (soil moisture regime)

Resim kelengasan tanah : keadaan kadar air tanah. Kandungan air tersedia apabila mempunyai tegangan < 15 bar pada bagian profil pada kedalaman tertentu (control section) selama tahun. Ini dianggap air berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Tanah kering bila air mempunyai tegangan > 15 bar, sedang lembab apabila air mempunyai tegangan < 15 bar (pF = ). Ada tanah kering sepanjang tahun, tetapi ada juga yang lembab sepanjang tahun. Di samping itu banyak yang kering dan lembab berselang seling dalam satu tahun. Berdasarkan hal ini ada 4 macam resim kelengasan yaitu :

1.Aquic (Aquic moisture regime) : Aquic = Aqua, air.

Tanah yang selalu jenuh air, selalu tegangan < 15 bar pada sepanjang tahun, akibatnya suasana menjadi suasana reduksi disebabkan air tanah yang dangkal/air kapiler tanah atau fluktuasi air tanah dekat pada permukaan.

2.Udic (udic moisture regime), ustus = burnt, kering. 68

= 1 = ? 1 = ? 1

Ld Ld Vd Dbm

Resim kelengasan terletak di antara ―aridic dan ―udic . Sifat kelengasan‖ ‖ tanah kering (kelengasan > 15 bar) pada jeluk 50 cm dari permukaan lebih dari 90 hari dan lembab 180 hari kumulatif dalam setahun. Terdapat didaerah-daerah tropis dan sub tropis dengan satu atau dua kali musi kering.

3. Xeric (Xeric moisture regime) keros; dry, kering.

Resim kelengasan di daerah iklim kering (di Indonesia mungkin tidak ada), di Laut Tengah misalnya Mediteranean. Tanah kering pada kedalaman 50 cm permukaan selama > dari 45 hari terus menerus (consecletive) selama 4 tahun. Temperatur rata-rata < 22oC, perbedaan musim panas dan dingin > 50oC pada tanah jeluk 50 cm dari permukaan.

c.Sifat hidromorfik

Dipergunakan untuk tanah-tanah yang banyak dipengaruhi oleh air (dalam kategori tinggi) tetapi mempunyai sifat lebih menyerupai tanah-tanah lain yang berdrainase lebih baik. Misalnya Chernosem basah (Aquoll) lebih menyerupai Ustoll (Chernosem berdrainase baik) daripada Aquod (Pedzol basah).

Contoh-contoh lain :

- Aquent, Aquept, Aquod, Aqualf, Aquult, Aquox :

Jenuh air selama beberapa waktu bila permukaan air tanah 10-30 cm dari permukaan tanah terdapat karatan-karatan atau kongkresi besi dan mangan. - Hydraquent : Terus-menerus jenuh air.

- Nilai n pada horison antara 20-50 cm > 0,7. d.Nilai n (tingkat kematangan = ripenning, n value)

n value (Pond dan Zonneveld, 1965) merupakan nilai yang menunjukkan hubungan antara kadar pada keadaan lapang dengan kadar liat ditambah humus (bahan organik) tanah. Jadi nilai n dapat dipakai untuk menilai tingkat kematangan (ripening) tanah-tanah muda misalnya tanah yang tergenang air, tanah rawa, tanah pasang surut, tanah dekat pantai.

Nilai n dirumuskan sebagai berikut :

A – O-2R A = kadar air asli dari lapangan

= 1 = ? 1 = ? 1

Ld Ld Vd Dbm

Lm = panjang clod pada keadaan lembab (1/3 bar) Ld= panjang clod pada keadaan kering oven

Vm = volume clod dalam keadaan lembab

N = R = kadar debu dan pasir

L + 3 H L = kadar lempung (clay)

H = kadar bahan organik (1.724 x kadar C organik)

Jika nilai A (dalam %) naik maka nilai n juga naik dan sebagiannya nilai A turun maka nilai n juga turun.

Tetapi nilai tersebut berbanding terbalik dengan kadar lempung dan humus. Harkat nilai n sangat tinggi apabila lebih dari 2,8.

Tinggi = 2,1 - 2,8

Sedang = 1,4 - 2,1

Rendah = 1,1 – 1,4

Sangat rendah = 0,7 – 1,1

Luar biasa rendah = kurang dari 0,7

Pada umumnya nilai n kurang dari 0,7 tanah dianggap matang (ripe) dan bila lebih dari 0,7 tanah dianggap mentah sampai sangat mentah (belum matang) artinya belum berstruktur. Tanah yang mempunyai n value tinggi mempunyai sifat daya tumpunya sangat rendah. Sehingga apabila digunakan untuk jalan tanahnya ambles (turun). Tata guna tanah kurang sesuai untuk peternakan (sapi, kerbau, dll).

e. Sifat vertic

Sifat vertic adalah sifat tanah mengembang dan mengkerut yang khas terdapat pada tanah-tanah yang banyak mengandung mineral liat mudah mengembang seperti montmorillonit, yang merupakan sifat penciri untuk order dan subgroup. Sifat vertic ditunjukkan oleh beberapa bentuk misalnya gilgai, relief, slickenside, koeficient Cole dan Potensial linear extensibility.

Lm – Ld LM Vm Dbd

Vd = bulk density clod dalam keadaan kering oven Dbm = bulk density clod dalam keadaan lembab (1/3 bar) Dbd = bulk density clod dalam keadaan kering (1/3 bar)

Pada tanah bertekstur kasar atau tanah berliat yang banyak mengandung kaolinit atau mika tetapi tidak mengandung montmorillonit nilai COLE < 0,03. Pada tanah berliat dengan kandungan montmorillonit tinggi nilai COLE : 0,03 0,18 (Holmgren, 1968, Grosmman et al, 1968; Framzmeier and Ross, 1968).

Jumlah perkalian antara tebal tiap-tiap horison dalam keadaan kering dengan COLE masing-masing horison disebut Potensial Linear Extensibility.

tebal horison ke i dalam keadaan kering koefisien COLE pada horison ke i

Tanah yang mempunyai sifat vertic adalah yang termasuk dalam order Vertisol. Di samping itu ditemukan beberapa subgroup dengan sifat vertic : vertic Haplaquent, vertic Entochrept, vertic hapludult dan lain-lain.

f. Sifat Halomorfik

Dalam Taksonomi Tanah tidak terdapat kategori khusus untuk menggolongkan tanah alkali dan tanah beragam. Sifat halomorfik digunakan pada great group dan subgroup dari Inceptisol, Aridisol, Mollisol dan Alfisol. Sifat halomorfik yang dipergunakan sebagai penciri adalah : Na dapat ditukar dan diterdapatnya horison natric atau salic. Di bawah ini dikemukakan beberapa contoh :

Halaquept : Kadar Na > 15% di lapisan atau sampai sedalam 50 cm. Natrargid, Natrixerol, Natrustalf dan lain-lain tanah dengan horison natric. Termasuk tanah-tanah yang dulu disebut Solonetz dan Solodized Solonetz.

Natric Argiustoll, Natric Cryoboroll : Tanah-tanah alkali dengan horison argillic dengan % Na dapat tukar tinggi (> 15 % pada horison argillic).

Salorthid : Tanah beragam dengan horison salic pada kedalaman 75 cm. Termasuk tanah -tanah yang dulu disebut solonchak.

Sollorthidic Natrustalf : Tanah beragam (subgroup) dengan horison salic pada kedalaman 75 cm.

g. Sifat Andic (Thixotropic)

Sifat andic digunakan sebagai kriteria penentu pada order Andisol, da sub group dalam order lainnya.

Sifat andic adalah sifat khas dari tanah-tanah yang dibentuk dari bahan induk vulkanik yang mengandung bahan amorf tinggi, seperti pada Andisol. Sifat andic yang digunakan sebagai penciri ialah sebagai berikut :

1. Bulk density dari tanah halus (< 2 mm) pada kapasitas lapang (1/3 bar), rendah (< 0,85 g/cm3).

2. % dari bahan pyroklastika vitric (bahan vulkanik) tinggi (> 60 %).

3. % bahan armorf (alofan) tinggi dan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : a. amorf terhadap sinar x

b. bersatu dengan bahan organik, dan sedikit Al dapat ditukar. c. kapasitasnya pertukaran tinggi sekali pada pH 8,2 (150 g/100 g liat) tetapi

lebih rendah jika lebih asam.

Pertukaran pada pH 8,2 > jumlah basa + Al dapat diekstrak dengan KCl. d. Luas permukaan besar dan banyak menahan air.

Jika bahan amorf menguasai kompleks pertukaran, maka digunakan syarat-syarat sebagai berikut :

a. KPK (pH 8,2) > jumlah basa + Al dapat diekstrak dengan KCl.

b. pH dari 1 g tanah dalam 50 cc 1 N NaF > 9,4 setelah 2 menit. Syarat ini ditinggalkan jika kadar liat sedemikian rendah hingga air 15 bar kurang dari 20%. 15 bar water retention

c . r a t i o > 1,0

measured clay

d. bahan organik lebih besar 1 %.

e. Analisis DTA menunjukkan suatu suhu endotherm rendah.

Di bawah ini dikemukakan beberapa contoh : Andept, Andaquett :

- bulk density < 0,85 9/cc (pada epipedon atau horison cambic).

- Kompleks pertukaran didominasi oleh bahan amorf dan atau > 60% bahan vitric piroclastik pada fraksi debu, pasir atau kerikil.

Andic Haplaquent, Andic Dystrochrept : - bulk density < 0,95 gr/cc

measured clay

- ratio < 1,25

15 bar water retention KPK

- ratio < 1,50

15 barwater retention

h. Plinthite

Merupakan campuran liat dan kuarsa yang telah mengalami pelapukan lanjut, bnayak karatan merah dan mengeras secara irreversible karena keadaan basah dan kering dan kering yang berganti-ganti.

Sifat-sifatnya adalah sebagai berikut :

1. seskwioksida, kandungan humus rendah.

2. Biasanya terdapat dalam bentuk karatan-karatan berwarna merah. Bila karatan merah ini banyak, maka terbentuklah lapisan dengan karatan berwarna merah yang kontinu.

3. Teguh dalam keadaan kapasitas lapang, dan keras pada titik layu permanen. Dalam keadaan lembab dapat dipotong dengan cangkul.

4. Bila terjadi pembajakan dan pengeringan berulang-ulang akan mengeras irriversible dan membentuk lapisan padas batu besi ―ironstone hardpan .‖ Digunakan sebagai penciri great group dan subgroup dari order Alfisol dan Oxisol. Contohnya :

- Plintaqualf, Plinthustult, Plinthaquox. - Plinthic Palacustalf, Plinthic Haplustox. i. Kontak Lithic dan Paralitic

Batas antara tanah dengan batuan di bawahnya disebut kontak lithic bila batuan tersebut relatif keras dan kontak paralithic bila relatif lunak (USDA, 1967). Dalam hal ini tidak termasuk duripan, horison petrocalcic ataupun fragipan. Termasuk dalam kontak paralithic adalsh sandstone, siltstone atau shale dan batuan lain yang kekerasan mineralnya kurang dari 3 (skala Mohs) bila batuan tersebut hanya terdiri dari satu macam mineral. Bila terdiri lebih dari satu mineral, pecahan batunya (sebesar kerikilyang dikocok dijungkir balik dalam air atau larutan natrium heksametaphosphate, dalam waktu kurang dari 15 jam harus sudah hancur (dispers) seluruhnya. Pada kontak lithic bila batuan hanya terdiri dari satu macam mineral kekerasannya harus 3, sedang bila lebih dari satu macam mineral, pecahannya yang dikocok dalam air atau natrium heksametaphospate tidak dapat hancur dalam waktu 15 jam.

Kedalaman samapi ke kontak lithic yang kurang dari 50 cm digunakan sebagai penciri pan subgroup Lithic.

k. Beberapa Penciri untuk Tanah Organik

Tanah organik (Histosol) adalah tanah-tanah yang pada kedalaman sampai 80 cm dari permukaan, lebih setengah dari ketebalannya te3rdiri dari bahan organik atau tanpa memperhatikan ketebalannya bila terdapat diatas batuan yang keras (USDA, 1968). Bahan asal yang membentuk tanah organik ada 2 macam (USDA, 1968), yaitu :

1. Bahan yang tidak pernah jenuh air selama beberapa hari, dan 35% atau lebih terdiri dari bahan organik. Termasuk didalamnya adalah horison C atau serasah daun-daunan. (Suborder Folist; folium daun).

2. Bahan yang selalu jenuh air dalam waktu yang lama atau sudah diadakan perbaikan drainase, mengandung 30% atau lebih bahan organik bila tanah mengandung liat 50% atau lebih bahan organik bila tanah mengandung liat 50% atau lebih, atau bahan organik 20% atau lebih bila tanah tidak (sedikit sekali) mengandung liat.

Berdasarkan atas derajat dekomposisinya dibedakan 3 penciri untuk tanah organik yaitu :

a. Fibric : sangat sedikit dilapuk, sisa-sisa tanaman masih jelas bentuknya, bulk density rendah. Merupakan penciri untuk suborder Fibrist (fibra = fiber), yang dulu disebut peat atau raw peat.

b. Hemic : bahan organiknya setengah dilapuk mempunyai sifat peralihan antara fibric dan sapric. Digunakan sebagai penciri untuk suborder Hemist (hemi = half) yang dulu disebut peaty muck atau mucky peat.

c. Sapric : sudah sangat lapuk, bahan-bahan kasar sedikit sekali, bulk density tinggi. Biasanya terdapat pada bagian atas tanah-tanah organik yang telah diperbaiki drainasenya dan diusahakan. Digunakan sebagai penciri untuk suborder Saprist (sapros = busuk/hancur) yang dulu disebut muck.

Bahan diskusi :

1.Jelaskan batasan horison penciri (diagnostic horizone) 2.Berapa tebal masing-masing horison penciri tersebut

Latihan terstruktur :

Mahasiswa melakukan praktikum : Penetapan horison penciri : epipedon, endopedon dan horison penciri lain pada profil tanah.

Tugas mandiri :

Daftar Pustaka

Balai Penelitian Tanah. 2004. Petunjuk Teknis Pengamatan Tanah. Puslittanak Bogor. Buol, S.W; F.D. Hole, and R.J. Mc.Cracken. 1980. Soil Genesis and Classification. The IOWA State University Press, Ames.

Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. CV. Akademika Pressindo, Jakarta.

IX. ORDER TANAH

Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti kuliah mengenai order tanah dalamTaksonomi Tanah., 75 % mahasiswa mampu menjelaskan dan menetapkan order-order dari suatu profil tanah

Sasaran Belajar

1. Mahasiswa mampu menjelaskan sifat-sifat pembeda masing-masing order tanah 2. Mahasiswa mampu menetapkan order Tanah dari suatu profil Tanah berdasarkan Kunci

Taksonomi Tanah

Dalam mengklasifikasikan suatu tanah maka mula-mula tanah dianggap sebagai bagian dari populasi yang luas sehingga tanah diklasifikasikan terlebih dahulu ke dalam kategori tertinggi yaitu kedalam order tanah. Apabila telah diketahui order dari tanah tersebut maka selanjutnya diklasifikasikan ke dalam sub order, great group dan seterusnya.

Cara mengklasifikasikan tanah ke dalam masing-masing kategori tersebut dilakukan dengan membandingkan sifat-sifat tanah yang dimiliki dengan kriteria-kriteria untuk berbagai taksa yang dalam Taksonomi Tanah telah disusun dalam bentuk ―kunci‖ yaitu Keys to Soil Taxonomy. Dalam kunci tersebut telah disusun untuk kategori order, sub order, great group dan sub group sedemikian rupa sehingga dalam membandingkan sifat-sifat tanah dengan kriteria-kriteria untuk taksa yang ditulis harus berurutan dan harus dimulai dari kriteria untuk taksa yang ditulis paling dulu. Apabila tanah tidak dapat diklasifikasikan ke dalam taksa yang disebut paling awal, bari dicoba untuk taksa yang kedua, ketiga dan seterusnya.

Dalam mengklasifikasikan tanah ke dalam kategori order mula-mula sifat-sifat tanah dibandingkan dengan kunci pertama yaitu untuk order Gelisol. Bila ternyata tidak dapat diklasifikasikan sebagai Gelisol, maka selanjutnya dibandingkan dengan kunci kedua yaitu untuk order Histosol. Apabila tanah tidak dapat diklasifikasikan juga ke dalam order Histosol, maka dicoba lagi ke order yang ketiga yaitu order Andisol dan seterusnya sampai ditemukan order yang sesuai.

Kunci Order Tanah A. Tanah-tanah yang :

1. Mempunyai permafrost sampai pada kedalaman 100 cm dari permukaan tanah, atau

2. Mempunyai material gelik (gelic material) sampai pada kedalaman 100 cm dari permukaan tanah dan permafrost sampai pada kedalaman 200 cm dari permukaan tanah.

GELISOL B. Tanah-tanah yang :

1. Mempunyai bahan tanah organik dari permukaan sampai salah satu kedalaman berikut :

a.Sampai kedalaman kontak litik atau paralitik bila kontak litik atau paralitik ditemukan pada kedalaman 10 cm atau kurang, asalkan ketebalan bahan tanah organik lebih dari dua kali ketebalan tanah mineral di atas kontak tersebut; atau

0.Sampai kedalaman berapa saja bila bahan tanah organik terdapat di atas bahan fragmental (kerikil, batu, kerakal) dan celah-celah diantaranya terisi oleh bahan organik, atau bahan fragmental tersebut terdapat di atas kontak litik atau paralitik; atau

2. Mempunyai bahan tanah organik yang batas atasnya terletak pada kedalaman ≤ 40 cm dari permukaan, dan

a. Mempunyai salah satu dari ketebalan berikut :

1)60 cm atau lebih bila tiga perempat atau lebih dari volume terdiri dari serat lumut atau kerapatan lindak lembab < 0,1 g/cc; atau

2) 40 cm atau lebih bila

* bahan tanah organik jenuh air untuk jangka waktu lama (lebih dari 6 bulan) atau dikeringkan secara buatan; dan

* bahan tanah organik terdiri dari bahan saprik atau hemik atau terdiri dari bahan fibrik yang serat lumutnya kurang dari tiga perempat volume dan mempunyai kerapatan lindak ≥ 0,1 g/cc. dan

b. Mempunyai bahan tanah organik yang

1)Tidak mempunyai lapisan tanah mineral setebal 40 cm yang terdapat di permukaan tanah ataupun batas atasnya pada kedalaman ≤ 40 cm dari permukaan; dan

2)Tidak mempunyai lapisan-lapisan tanah mineral yang tebal komulatifnya 40 cm pada kedalaman < 80 cm.

HISTOSOL

C. Tanah lain yang mempunyai sifat andik di seluruh sub horison, baik tertimbun maupun tidak, yang ketebalan komulatifnya 35 cm atau lebih pada kedalaman 60 cm atau kurang dari permukaan tanah mineral atau dari batas lapisan organik yang memenuhi syarat sifat tanah andik (pilih yang lebih dangkal).

ANDISOL

D. Tanah-tanah lain yang tidak mempunyai epipedon plaggen, tetapi mempunyai : 1.Horison spodik yang batas atasnya pada kedalaman ≤ 2 m dari permukaan; atau 2.Horison plakik yang memenuhi semua persyaratan horison spodik kecuali ketebalan dan indeks akumulasi dan terletak di atas frangipan, di atas horison spodik, atau di atas horison albik yang terketak di atas frangipan.

SPODOSOL E. Tanah-tanah lain yang :

1.Mempunyai horison oksik yang batas atasnya pada kedalaman ≤ 150 cm dari permukaan dan tidak menunjukkan adanya kenaikan kandungan liat yang memenuhi syarat sebagai batas atas horison kandik pada kedalaman ≤ 150 cm dari permukaan; atau

2.Mempunyai 40 persen atau lebih liat pada 18 cm lapisan tanah permukaan, setelah dicampur, dan mempunyai baik horison oksik atau horison kandik yang jumlah mineral mudah lapuknya memenuhi syarat horison oksik, dan batas atasnya terletak pada kedalaman ≤ 150 cm.

OXISOL F. Tanah-tanah lain yang :

1.Tidak mempunyai kontak litik atau paralitik, horison petrokalsik, atau duripan pada kedalaman ≤ 50 cm dari permukaan;

2.Sesudah tanah sampai kedalaman 18 cm dicampur, misalnya oleh pengolahan, mengandung 30 persen atau lebih liat pada semua sub horison sampai pada kedalaman 50 cm atau lebih;

3.Dalam jangka waktu tertentu (hampir setiap tahun, kecuali bila tanah diairi atau

diusahakan mempunyai retakan-retakan terbuka yang pada kedalamn 50 cm sekurang

4.Mempunyai salah satu dari sifat berikut : a.Gilgai.

b.Pada kedalaman antara 25 cm dan satu meter ditemukan bidang-bidang kilir yang masing-masing cukup dekat untuk saling berpotongan ; atau

c.Pada kedalaman antara 25 dan satu meter ditemukan agregat struktur alami berbentuk baji yang sumbu panjangnya membentuk sudut 10o sampai 60o dengan sumbu horisontal. VERTISOL

G. Tanah-tanah lain yang mempunyai epipedon okrik atau antrofik dan 1. Tidak mempunyai horison argilik atau natrik tetapi

a.Jenuh air pada kedalaman ≤ 1 m dari permukaan selama satu bulan atau lebih, dalam beberapa tahun dan mempunyai horison salik yang batas atasnya pada kedalaman ≤ 75 cm dari permukaan; atau

b.Mempunyai salah satu atau lebih horison-horison berikut : horison petrokalsik, kalsik, gipsik, petrogipsik, cambik atau duripan; dan mempunyai regim kelembaban aribik. 2. Mempunyai horison argilik atau natrik dan mempunyai

a.Regim kelembaban aridik; dan

b.Epipedon yang tidak masif dan keras atau sangat keras bila kering. ARIDISOL H. Tanah-tanah lain yang

1.Mempunyai regim temperatur mesik, isomesik atau lebih panas;

2.Dalam horison argilik tidak terdapat lidah-lidah bahan albik dengan ukuran vertikal 50 cm bila dalam fraksi 20 – 200 mikron terdapat mineral mudah lapuk > 10 persen; tetapi

3.Mempunyai salah dari gabungan sifat-sifat berikut :

a. Mempunyai horison argilik atau kandik tetapi tidak mempunyai fragipan dan mempunyai kejenuhan basa (berdasar jumlah kation) kurang dari 35 persen pada kedalaman :

- Bila horison argilik atau kandik pada beberapa bagian mempunyai hue 5 YR atau lebih kuning atau value warna lembab atau lebih, atau value warna kering lebih dari satu satuan lebih tinggi dari value lembab, maka pada kedalaman yang paling dangkal dari yang berikut :

2)1,8 m dari permukaan tanah; atau

3)langsung di atas kontak litik atau paralitik;

- Bila horison argilik atau kandik berwarna lain apabila epipedon mempunyai kelas ukuran butir berpasir atau berpasir skeletal pada seluruh epipedon, maka pada kedalaman yang terdalam dari 1,25 m dari batas atas horison argilik; 1,8 m dari permukaan tanah, atau langsung di atas kontak litik atau paralitik jika kontak ini lebih dangkal; atau

b. M empunyai fragipan yang

- Memenuhi semua persyaratan horison argilik atau kandik, atau mempunyai selaput liat setebal lebih dari satu milimeter di beberapa bagian, atau berada di bawah horison argilik atau kandik; dan

- Mempunyai kejenuhan basa (berdasar jumlah kation) < 35 persen pada kedalaman 75 cm di bawah batas atas fragipan atau langsung di atas kontak litik atau paralitik bila kontak ini lebih dangkal.

ULTISOL I. Tanah-tanah yang :

1. Mempunyai salah satu sifat berikut : a.Epipedon molik; atau

0.Horison permukaan yang sesudah tanah dicampur sampai kedalaman 18 cm, memenuhi semua persyaratan epipedon molik kecuali ketebalan, dan disamping itu, 7,5 cm bagian atas subhorison yang termasuk dalam horison argilik, kandik atau natrik memenuhi semua persyaratan epipedon molik dalam hal warna, kadar karbon organik, kejenuhan basa, struktur, tetapi terpisah dari horison permukaan oleh horison albik; dan,

Dokumen terkait