Sifat Hubungan Istimewa
a. PT Astra International Tbk merupakan pemegang saham utama Perusahaan.
b. Perusahaan yang pemegang sahamnya sama atau pada akhirnya sama dengan pemegang saham utama Perusahaan yaitu PT Asuransi Astra Buana, PT Pantja Motor, PT Toyota Astra Motor, PT Mesin Isuzu Indonesia, PT Showa Indonesia Manufacturing, PT Suryaraya Rubberindo Industries, PT Astra Honda Motor, Sunray Pte. Ltd., PT Astra Daihatsu Motor dan PT Kokusai Godo Denso Indonesia.
c. Perusahaan merupakan pemegang saham dan atau manajemen sama dengan Perusahaan dan anak perusahaan yaitu PT GS Battery Inc., PT Century Batteries Indonesia Limited, PT Kayaba Indonesia, PT Denso Indonesia Corporation, PT Tri Dharma Wisesa, PT SKF Indonesia, PT AT Indonesia, PT NHK Gasket Indonesia, PT Daikin Clucth Indonesia, PT EDS Manufacturing Indonesia, PT Toyoda Gosei Safety System Indonesia, PT Inti Ganda Perdana, PT Gemala Kempa Daya dan PT Wahana Eka Paramitra.
d. Pemegang saham lain anak perusahaan yang memiliki pengaruh signifikan baik kepemilikan saham maupun manajemen terhadap anak perusahaan yaitu Aisin Seiki Co. Ltd., Keihin Seimitsu Kogyo Co. Ltd., Nittoh Kogaku K.K. (Juli 2002), Izumi Industries Ltd., Jepang, Aisin Chemical Co. Ltd., Toyota Tsusho Corporation, Daido Steel Co. Ltd., dan Daido Kogyo Co., Ltd.
Transaksi-transaksi Hubungan Istimewa
Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan dan anak perusahaan juga mengadakan transaksi tertentu dengan pihak-pihak hubungan istimewa. Transaksi-transaksi tersebut meliputi antara lain:
a. Perusahaan dan anak perusahaan menjual produk kepada pihak hubungan istimewa. Penjualan dilakukan dengan potongan harga sebesar persentase tertentu. Rincian penjualan dan piutang usaha atas transaksi dengan pihak hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
2003 2002
(Tidak diaudit) (Diaudit)
Penjualan Piutang usaha Penjualan Piutang usaha
PT Toyota Astra Motor 117.634 24.581 112.640 20.761
PT Astra Honda Motor 75.374 38.456 132.590 28.898
PT Showa Indonesia Manufacturing 12.196 2.363 11.294 1.923
PT Astra Daihatsu Motor 9.299 2.753 12.898 4.550
PT Pantja Motor 7.404 2.615 11.966 4.061
PT Kayaba Indonesia 3.231 596 3.801 652
PT Mesin Isuzu Indonesia 2.326 1.028 3.390 656
PT Wahana Eka Paramita 1.073 530 1.304 251
PT Inti Ganda Perdana 873 264 970 304
PT Toyoda Gosei Safety System 693 920 -
-PT Denso Indonesia Corporation 490 261 505 147
PT EDS Manufacturing Indonesia 382 86 -
-PT Kokusai Godo Denso Indonesia - - 2.141 512 Lain-lain (masing-masing dibawah 1.273 1.237 5.314 1.689
Rp 1 miliar)
Jumlah 232.248 75.690 298.813 64.404
Persentase dari jumlah penjualan 22,33% 27,97%
Persentase dari jumlah aktiva 4,01% 3,46%
b. Perusahaan dan anak perusahaan membeli bahan baku, komponen dan barang jadi dari pihak hubungan istimewa. Pembelian dilakukan dengan potongan harga sebesar persentase tertentu. Rincian hutang usaha atas transaksi dengan pihak hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
2003 2002
(Tidak diaudit) (Diaudit)
Pembelian Hutang Usaha Pembelian Hutang Usaha
PT GS Battery Inc. 179.810 90.891 206.137 84.265
PT Century Batteries Indonesia Limited 95.794 45.896 90.264 34.918
Aisin Seiki Co. Ltd. 46.278 35.600 45.476 37.786
PT Kayaba Indonesia 24.436 16.059 41.516 25.282
PT Denso Indonesia Corporation 19.026 6.755 22.276 3.323
PT Toyota Tsusho Corporation 13.611 11.917 2.042 3.173
Izumi Industries Ltd., Jepang 12.879 3.200 18.251 4.667
PT AT Indonesia 7.887 2.921 6.794 2.724
Daido Kogyo Japan 4.893 992 -
-Daido Steel Japan 4.893 8.656 PT Tri Dharma Wisesa 3.634 2.281 3.495 2.286 PT Suryaraya Rubberindo Industries 2.877 1.105 4.176 1.224 PT Federal Nittan Industries 2.002 1.375 -
-Keihin Seimitsu Kogyo Co. Ltd., Jepang 928 1.098 1.487 971
PT Daikin Clutch Indonesia 737 233 2.681
-PT Astra Honda Motor 724 168 291 101
PT NHK Gasket Indonesia 544 1.404 4.084 3.224 Nittoh Kogaku K.K., Jepang - - 7.842 7.718 PT SKF Indonesia 35 - 7.657 3.179 PT Showa Indonesia Manufacturing - 24 2.895 514 Lain-lain (masing-masing dibawah
Rp 1 miliar) 1.254 371 6.306 2.343
Jumlah 422.242 230.946 473.670 217.698
Persentase dari jumlah pembelian 61,05% 68,07%
Persentase dari jumlah kewajiban 35,67% 28,07%
c. Perusahaan memberikan gaji dan tunjangan lainnya kepada komisaris dan direksi Perusahaan sebesar Rp 2,5 miliar pada tahun 2003.[h1]
d. Anak perusahaan tertentu dibebani pihak hubungan istimewa beban royalti sebesar Rp 3 miliar pada tahun 2003 (catatan 42).
e. ASKI, anak perusahaan, mengadakan perjanjian sewa dengan PT Astra International Tbk (AI), mengenai penyewaan gudang dan ruangan kantor di Jalan Gaya Motor untuk periode 1 Juli 2000 sampai dengan 30 Juni 2005 dan dapat diperpanjang. Beban sewa sampai dengan Juni 2003 adalah Rp 1,2 miliar.
f. Perusahaan dan anak perusahaan mengasuransikan persediaan dan aktiva tetap
2003 2002
(Tidak diaudit) (Diaudit)
Investasi efek hutang (Catatan 10) 438 489
Pinjaman direksi dan karyawan (Catatan 16) 26.586 23.680
Piutang pihak hubungan istimewa :
PT Toyoda Gosei Safety System Indonesia (TGSI) 1.090
-Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1 miliar) 1.407 438
Jumlah 29.521 24.607
Persentase dari jumlah aktiva 1,56% 1,32%
Pinjaman direksi dan karyawan merupakan fasilitas pinjaman pemilikan kendaraan bermotor yang dilunasi melalui pemotongan gaji.
2003 2002
(Tidak diaudit) (Diaudit)
Hutang pihak hubungan istimewa
Sunray Pte. Ltd. 11.061 11.237
Keihin Seimitsu Kogyo Co. Ltd., Jepang 9.031 5.097 PT Astra Internasional Tbk (AI) 7 6.161 Lain-lain (masing-masing dibawah
Rp 1 miliar) 1.107 2.232
Jumlah 21.206 24.727
Persentase dari jumlah kewajiban 3,28% 3,19%
Hutang kepada Sunray Pte. Ltd., merupakan hutang atas pembelian aktiva NFUAA, anak perusahaan yang telah menghentikan operasi pada tahun 2000.
Hutang kepada Keihin Seimitsu Kogyo Co. Ltd., Jepang (KSK) merupakan hutang atas pembelian mesin. Jadwal pengembalian dalam waktu 5 tahun termasuk masa tenggang waktu satu tahun dan dibayar dalam delapan kali pembayaran setengah tahunan sebesar USD 93,8 ribu mulai dari 30 Juni 2004 dan sisanya sebesar USD 250 ribu diselesaikan dalam satu tahun sejak 31 Desember 2007. Hutang pada KSK termasuk hutang pembelian sparepart sebesar USD 90 ribu.
Hutang kepada PT Astra International Tbk (AI) pada tahun 2002 timbul sehubungan dengan perjanjian tanggal 26 Juni 2000 mengenai pengalihan kegiatan pemasaran dan penjualan produk suku cadang kendaraan bermotor bermerk dagang ASPIRA kepada ASKI.
AI menjual dan menyerahkan aktiva tertentu yaitu persediaan, aktiva tetap, pinjaman karyawan dan merk dagang milik AI kepada ASKI dengan harga sebesar Rp 34,8 milyar dan JPY 2,4 juta yang harus dilunasi selambat-lambatnya tanggal 31 Agustus 2000. ASKI dikenakan bunga keterlambatan pembayaran sebesar 1,5% setiap. Pada tanggal 3 Agustus 2002 seluruh pinjaman tersebut telah dilunasi berikut bunganya.
h. Pada tanggal 28 Pebruari 2003 Perusahaan dan TGSI mengadakan perjanjian sebagai berikut :
− Perjanjian pengalihan usaha Perusahaan meliputi pengalihan mesin dan peralatan roda
kemudi dengan harga yang disepakati sebesar USD 1 juta, karyawan sebanyak 17 orang dan persediaan dengan harga Rp 965 juta.
− Perjanjian sewa atas tanah milik Perusahaan seluas 2.880 m2 berikut bangunan
diatasnya sebesar USD 52 ribu per tahun dalam jangka waktu 10 tahun efektif 1 Maret 2003 dan akan ditinjau kembali setiap 5 tahun sesuai dengan yang diatur dalam perjanjian. Pada 30 Juni 2003 pendapatan sewa sebesar Rp 154 juta dicatat dalam Laporan Laba Rugi Konsolidasi – Pendapatan Lainnya – Bersih.
− Perjanjian bantuan manajemen kepada TGSI dan sebagai imbalannya Perusahaan akan
menerima jasa manajemen sebesar 1% dari penjualan kotor.
Piutang dan hutang kepada pihak hubungan istimewa lainnya terutama timbul dari biaya yang dibayarkan terlebih dahulu oleh pihak hubungan istimewa atau sebaliknya dan tidak dikenakan bunga serta tanpa jadual pengembalian pasti.