• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIGNIFICANT ACCOUNTING, JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)

b. Estimasi dan Asumsi (lanjutan) b. Estimates and Assumptions (continued)

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Piutang (lanjutan)

Allowance for Impairment of Receivables (continued)

Provisi kerugian kredit ekspektasian atas piutang (Efektif mulai 1 Januari 2020) (lanjutan)

Provision for expected credit losses of receivables (Effective beginning January 1, 2020) (continued)

Matriks provisi awalnya berdasarkan tarif gagal bayar yang diamati Kelompok Usaha secara historis. Kelompok Usaha akan mengkalibrasi matriks tersebut untuk menyesuaikan pengalaman kerugian kredit historis dengan informasi yang bersifat perkiraan masa depan.

Misalnya, jika prakiraan kondisi ekonomi diperkirakan memburuk selama tahun depan yang dapat menyebabkan peningkatan jumlah gagal bayar di sektor usaha Kelompok Usaha, tingkat gagal bayar historis disesuaikan. Pada setiap tanggal pelaporan, tingkat gagal bayar yang diamati secara historis diperbarui dan perubahan dalam estimasi perkiraan masa depan dianalisa kembali.

The provision matrix is initially based on the Group’s historical observed default rates.

The Group will calibrate the matrix to adjust the historical credit loss experience with forward-looking information. For instance, if forecast economic conditions are expected to deteriorate over the next year which can lead to an increased number of defaults in the Group’s industry sector, the historical default rates are adjusted. At every reporting date, the historical observed default rates are updated and changes in the forward-looking estimates are analysed.

Penilaian korelasi antara tingkat gagal bayar yang diamati secara historis, perkiraan kondisi ekonomi dan ECL adalah estimasi yang signifikan. Jumlah ECL sensitif terhadap perubahan keadaan dan taksiran kondisi ekonomi. Pengalaman kerugian kredit historis Kelompok Usaha dan perkiraan kondisi ekonomi mungkin juga tidak mewakili aktual gagal bayar pelanggan yang sebenarnya di masa depan.

Informasi tentang ECL pada piutang Kelompok Usaha diungkapkan dalam Catatan 6.

The assessment of the correlation between historical observed default rates, forecast economic conditions and ECLs is a significant estimate. The amount of ECLs is sensitive to changes in circumstances and of forecast economic conditions. The Group’s historical credit loss experience and forecast of economic conditions may also not be representative of customer’s actual default in the future. The information about ECLs on the Group’s receivables is disclosed in Note 6.

Sebagai tambahan atas cadangan terhadap piutang yang secara individual signifikan, Perusahaan juga menilai cadangan penurunan nilai secara kolektif terhadap risiko debitur mereka yang dikelompokkan berdasarkan karakteristik kredit yang sama. Cadangan secara kolektif ini dihitung berdasarkan pengalaman kerugian historis dengan menggunakan faktor yang bervariasi seperti kinerja historis dari kelompok debitur dengan karakteristik risiko kredit yang serupa.

In addition to specific allowance provided for individually significant receivables, the Company also provides a collective impairment allowance against credit exposure to its debtors which are grouped based on common credit characteristics. This collective allowance is based on historical loss experience on the debtors within the Company with similar credit risk characteristics.

71

AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued) b. Estimasi dan Asumsi (lanjutan) b. Estimates and Assumptions (continued)

Imbalan Kerja Employee Benefits

Penentuan liabilitas imbalan kerja Kelompok Usaha bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dan manajemen Kelompok Usaha dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian.

The determination of the Group’s employee benefits liability is dependent on its selection of certain assumptions used by the independent actuaries and the Group’s management in calculating such amounts.

Those assumptions include among others, discount rates, future annual salary increase, disability rate, retirement age and mortality rate.

Sementara Kelompok Usaha berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Kelompok Usaha dapat mempengaruhi secara material liabilitas atas imbalan kerja yang masing-masing berjumlah Rp59.994.153 dan Rp45.895.484 pada tanggal 31 Desember 2021 dan 2020. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 22a.

While the Group believe that its assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in the Group’s actual result or significant changes in Group’s assumptions may materially affect its liabilities for employee benefits of Rp59,994,153 and Rp45,895,484, as of December 31, 2021 and 2020, respectively. Further details are disclosed in Note 22a.

Aset Pajak Tangguhan Deferred Tax Assets

Kelompok Usaha melakukan penelaahan atas nilai tercatat aset pajak tangguhan pada setiap akhir tahun pelaporan dan mengurangi nilai tersebut sampai sebesar kemungkinan penghasilan kena pajak tidak akan tersedia untuk memungkinkan penggunaan seluruh atau sebagian dari aset pajak tangguhan tersebut.

The Group review the carrying amounts of deferred tax assets at the end of each annual reporting and reduces these to the extent that it is no longer probable that sufficient taxable income will be available to allow all or part of the deferred tax assets to be utilized.

3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)

3. SIGNIFICANT ACCOUNTING, JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued) b. Estimasi dan Asumsi (lanjutan) b. Estimates and Assumptions (continued)

Aset Pajak Tangguhan (lanjutan) Deferred Tax Assets (continued) Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh

perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan rugi fiskal yang belum digunakan sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga rugi pajak tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan yang digunakan oleh manajemen dalam menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak masa depan.

Deferred tax assets are recognized for all deductible temporary differences and unused tax losses to the extent that it is probable that taxable profit will be available against which the deductible temporary differences and tax losses can be utilized. Significant management estimates are required to determine the amount of deferred tax assets that can be recognized, based upon the likely timing and the level of future taxable profits together with future tax planning strategies.

Nilai tercatat aset pajak tangguhan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2021 dan 2020 adalah masing-masing sebesar Rp294.948.021 dan Rp477.792.167.

Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 21d.

The carrying amounts of the Company’s deferred tax assets as of December 31, 2021 and 2020, respectively is amounting to Rp294,948,021 and Rp477,792,167. Further details are disclosed in Note 21d.

Ketidakpastian Kewajiban Perpajakan Uncertain Tax Exposure Dalam situasi tertentu, Kelompok Usaha tidak

dapat menentukan secara pasti jumlah liabilitas pajak mereka pada saat ini atau masa depan karena kemungkinan adanya pemeriksaan dari otoritas perpajakan. Ketidakpastian timbul terkait dengan interpretasi dari peraturan perpajakan yang kompleks dan jumlah dan waktu dari penghasilan kena pajak di masa depan.

In certain circumstances, the Group, may not be able to determine the exact amount of its current or future tax liabilities due to possibility of examination by the taxation authority.

Uncertainties exist with respect to the interpretation of complex tax regulations and the amount and timing of future taxable income.

73

AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan) ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued) b. Estimasi dan Asumsi (lanjutan) b. Estimates and Assumptions (continued)

Ketidakpastian Kewajiban Perpajakan Uncertain Tax Exposure Dalam menentukan jumlah yang harus diakui

terkait dengan liabilitas pajak yang tidak pasti, Kelompok Usaha menerapkan pertimbangan yang sama yang akan mereka gunakan dalam menentukan jumlah cadangan yang harus diakui sesuai dengan PSAK 57, “Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi” dan ISAK 34, “Ketidakpastian dalam Perlakuan Pajak Penghasilan”. Kelompok Usaha menganalisa semua posisi pajak terkait dengan pajak penghasilan untuk menentukan liabilitas pajak untuk beban pajak yang belum diakui yang harus diakui.

In determining the amount to be recognized in respect of an uncertain tax liability, the Group applies similar considerations as it would use in determining the amount of a provision to be recognized in accordance with PSAK 57,

“Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets” and ISAK 34, “Uncertainty over Income Tax Treatments”. The Group analyzes all tax positions related to income taxes to determine if a tax liability for unrecognized tax expense should be recognized.

Opsi saham manajemen dan karyawan Management and employee stock option plan Perusahaan mengukur beban dari transaksi

yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas (MESOP) kepada manajemen dan karyawan dengan mengacu pada nilai wajar dari instrumen ekuitas pada tanggal instrument tersebut diberikan (grant). Dalam mengestimasi nilai wajar dari transaksi pembayaran berbasis saham memerlukan penentuan model penilaian yang paling tepat, yang tergantung pada persyaratan dan kondisi yang diberikan.

Estimasi ini juga memerlukan penentuan input yang paling tepat ke dalam model penilaian yang mencakup antara lain, harga eksekusi opsi, harga terkini yang mendasari saham, ekspektasi umur dari opsi saham, tingkat volatilitas saham dan suku bunga bebas risiko serta penentuan asumsi atas input tersebut.

Asumsi-asumsi dan model penilaian yang dipakai untuk mengestimasi nilai wajar transaksi pembayaran berbasis saham ini diungkapkan dalam Catatan 2t dan 23.

The Company measures the cost of equity settled transactions (MESOP) with management and employees by reference to the fair value of the equity instruments at the date at which they are granted. Estimating fair value for share based payment transactions requires determining the most appropriate valuation model, which is dependent on the terms and conditions of the grant. This estimate also requires determining the most appropriate inputs to the valuation model including, among others, option exercise price, the current price of underlying stock, the expected life of the share option, share volatility and risk free interest rate and making assumptions about them. The assumptions and models used for estimating fair value for share based payment transactions are disclosed in Notes 2t and 23.

4. DAMPAK PENERAPAN - PSAK 71 DAN 73 4. IMPLEMENTATION IMPACT - PSAK 71 AND 73