• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (continued)

Dalam dokumen LKFS Bayan Resources 0915 (Halaman 83-97)

RESTORATION 30 September/ 31 Desember/

29. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (continued)

b. Perjanjian kerjasama b. Cooperation agreement

DPP DPP

Pada tanggal 16 Februari 2001, DPP mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) yang antara lain berisi mengenai pembagian pendapatan atas jasa dermaga yang dikenakan bagi kapal-kapal yang berlabuh di Balikpapan Coal Terminal

(“BCT”) oleh PT Pelabuhan Indonesia IV

(Persero). Perjanjian ini berlaku sampai dengan tanggal 19 Desember 2026.

On 16 February 2001, DPP entered into a cooperation agreement with PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) that provided for, among others, the sharing of revenue from port charges levied on ships anchored at the Balikpapan

Coal Terminal (“BCT”) by PT Pelabuhan

Indonesia IV (Persero). This agreement valid until 19 December 2026.

c. Kontrak jasa bongkar muat batubara c. Coal handling services contracts

DPP DPP

Pada tanggal 12 Februari 2009, DPP mengadakan perjanjian dengan PT Indominco Mandiri, PT Kitadin, PT Trubaindo Coal Mining, PT Jorong Barutama Greston, PT Indo Tambangraya Megah Tbk. dan PT Bharinto Ekatama untuk memberikan jasa bongkar muat batubara di BCT. Berdasarkan perubahan terakhir pada tanggal 1 Januari 2014, Perusahaan akan melakukan jasa bongkar muat batubara sejumlah 4,5 juta metrik ton per tahun dan kontrak tersebut diperpanjang sampai dengan tanggal 31 Desember 2015.

On 12 February 2009, DPP entered into an

agreement with PT Indominco Mandiri,

PT Kitadin, PT Trubaindo Coal Mining, PT Jorong Barutama Greston, PT Indo Tambangraya Megah Tbk. and PT Bharinto Ekatama to perform coal handling services at the BCT. Based on the latest amendment on 1 January 2014, the Company agreed to handle 4.5 million metric tonnes of coal per annum and the agreement was extended until 31 December 2015.

PIK PIK

Pada tanggal 21 Januari 2014, PIK mengadakan perjanjian bongkar muat batubara dengan PT Darur Rahim Pratama yang berlaku sampai dengan tanggal 18 Februari 2016.

On 21 January 2014, PIK entered into a stevedoring agreement with PT Darur Rahim Pratama which is valid until 18 February 2016.

d. Jaminan reklamasi d. Reclamation guarantees

Jaminan berikut ini dapat diklaim oleh Pemerintah ataupun pihak yang berwenang jika masing- masing perusahaan di bawah ini tidak melaksanakan rencana reklamasi seperti yang telah disetujui dengan Pemerintah untuk periode- periode tersebut.

The following guarantees may be claimed by the Government or relevant regency if the following individual company does not carry out the

reclamation policies as agreed by the

29. PERJANJIAN PENTING, KOMITMEN DAN KONTINJENSI (lanjutan)

29. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (continued)

d. Jaminan reklamasi (lanjutan) d. Reclamation guarantees (continued)

Berikut adalah jaminan reklamasi yang telah disediakan oleh Grup melalui bank Garansi.

Reclamation guarantees which have been provided through bank guarantee by the Group are as follows:

Entitas/Entity Tahun/Year Bank Jumlah/Amount Setara/Equivalent

GBP II* 2009-2014 Mandiri Rp 48,647,144,577 US$3,319,038

WBM* 2010-2014 Mandiri Rp 23,208,197,038 US$1,583,421

FKP* 2010-2014 Mandiri Rp 15,122,128,165 US$1,031,734

PIK* 2010-2014 Mandiri Rp 12,738,417,871 US$869,101

MCM 2009-2014 BPD Kaltim Rp 6,409,480,076 US$437,298

FSP* 2009-2014 Mandiri Rp 4,386,492,545 US$299,276

BT* 2009-2014 Mandiri Rp 4,364,366,984 US$297,767

GBP I* 2010-2014 Mandiri Rp 3,693,080,027 US$251,967

TSA* 2010-2014 Mandiri Rp 3,656,463,462 US$249,469

Cahaya Alam 2015-2016 Mandiri Rp 655,090,641 US$44,695

e. Komitmen sewa operasi e. Operating lease commitments

Pada tanggal 1 November 2012, Grup mengadakan perjanjian sewa kantor baru dengan PT Nirmala Matranusa yang berlaku selama 10 tahun sejak tanggal 1 Maret 2013.

On 1 November 2012, the Group has entered into a new office rental agreement with PT Nirmala Matranusa which is valid for 10 years from 1 March 2013.

Jumlah pembayaran sewa minimum di masa depan dalam perjanjian sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan adalah sebagai berikut:

The future aggregate minimum lease payment under non-cancellable operating leases are as follows:

30 September/ 31 Desember/ September December

2015 2014

Tidak lebih dari 1 tahun 2,036,832 1,454,880 No later than 1 year

Lebih dari 1 tahun namun kurang Later than 1 year and

dari 5 tahun 8,147,328 5,819,520 no later than 5 years

Lebih dari 5 tahun 4,922,344 4,607,120 Later than 5 years

15,106,504 11,881,520

f. Perjanjian pengangkutan batubara f. Barging agreement

ML ML

Pada tanggal 9 Juli 2009, ML mengadakan kontrak pengangkutan batubara dengan ASL (sebagai kontraktor), pihak berelasi. ASL akan mengangkut batubara dari berbagai tempat pemuatan ke BCT dan KFT2. Kontrak tersebut berlaku selama lima tahun dan telah diperpanjang sampai 30 April 2015. Pada tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian interim ini, ML sedang dalam proses perpanjangan perjanjian ini.

On 9 July 2009, ML entered into a barging contract with ASL (as contractor), a related party. ASL shall transport the coal from various loading points to the BCT and KFT2. The contract is valid for five years and has been renewed until 30 April 2015. As at the date of these interim consolidated financial statements, ML is in the process of extending this agreement.

29. PERJANJIAN PENTING, KOMITMEN DAN KONTINJENSI (lanjutan)

29. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (continued)

g. Komisi keagenan g. Agency fees

Perusahaan, TSA, WBM, GBP dan PIK The Company, TSA, WBM, GBP and PIK

Perusahaan, TSA, WBM, GBP dan PIK memiliki beberapa perjanjian keagenan dengan agen pihak ketiga untuk memasarkan batubara mereka kepada pelanggan-pelanggan tertentu. Agen tersebut akan mendapatkan komisi berdasarkan persentase penjualan kepada pelanggan- pelanggan tersebut.

The Company, TSA, WBM, GBP and PIK have various agency agreements with third party agents to market their coal for certain customers. The agents will receive commissions based on a percentage of sales to those customers.

h. Tuntutan hukum h. Litigation

Perusahaan The Company

Pada tanggal 28 Juli 2008, Haji Asri mengklaim bahwa transaksi jual beli saham GBP antara Haji

Asri, PT Kaltim Bara Sentosa (“KBS”), Low Tuck

Kwong dan Engki Wibowo adalah tidak sah. Untuk itu, Haji Asri mengajukan gugatan sebesar Rp 7.680.000.000 (setara dengan AS$576.058) sebagai kompensasi. Haji Asri mengajukan gugatan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Pada tanggal 5 Februari 2009, pengadilan telah mengeluarkan putusan yang memenangkan KBS, Low Tuck Kwong dan Engki Wibowo. Pada tanggal 18 Februari 2009, Haji Asri mengajukan banding di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, dimana keputusan Pengadilan Tinggi menguatkan keputusan Pengadilan Negeri. Selanjutnya, Haji Asri telah mengajukan kasasi kepada Mahkamah Agung. Pada tanggal 4 Agustus 2011, Mahkamah Agung telah mengeluarkan putusannya yang menolak permohonan kasasi dari Haji Asri. Penggugat melalui kerabatnya mengajukan permohonan pemeriksaan uji material atas keputusan Mahkamah Agung, yaitu tingkat banding terakhir dalam sistem pengadilan Indonesia.

On 28 July 2008, Haji Asri claimed that the sale and purchase transaction of the shares of GBP

between him, PT Kaltim Bara Sentosa (“KBS”),

Low Tuck Kwong and Engki Wibowo was not valid. As such, he claimed an amount of Rp 7,680,000,000 (equivalent to US$576,058) as compensation. He submitted the case to the District Court of South Jakarta. On 5 February 2009, the court has issued a decision in favour of KBS, Low Tuck Kwong and Engki Wibowo. On 18 February 2009, Haji Asri filed an appeal in the High Court of DKI Jakarta which subsequently upheld the Decision of the District Court. Haji Asri has submitted a further appeal to the Supreme Court. On 4 August 2011, the Supreme Court has issued a decision to reject all claims by Haji Asri. The claimant, through his next-of-kin has filed an application for a judicial review of the Supreme Court decision, which is the final level of appeal available under the Indonesian court system.

Perusahaan bukan pihak langsung dalam hal ini, hanya disebut sebagai turut Tergugat untuk memastikan pihaknya terikat dengan keputusan Pengadilan.

The Company is not a direct party in this matter has merely been named as a co-Defendant to ensure that it is bound by the decision of the Court.

Pada tanggal 27 Desember 2011, Binderless Coal Briquetting Company Singapore Pte Ltd

(“BCBCS”) dan Binderless Coal Briquetting Company Pty Limited (“BCBC”) menuntut Bayan

International Pte Ltd dan Perusahaan terkait perselisihan dalam ventura bersama antara Perusahaan dan BCBCS dan Bayan International Pte Ltd yang bertindak sebagai penjamin ventura bersama PT Kaltim Supacoal (“KSC”) di Pengadilan Tinggi Republik Singapura. BCBCS/BCBC/White Energy Company Pty. Ltd.

(“WEC”) menuduh Perusahaan telah melakukan

pelanggaran terhadap perjanjian ventura bersama, karena Perusahaan menghentikan pendanaan ventura bersama dan menghentikan pasokan batubara ke KSC.

On 27 December 2011, Binderless Coal

Briquetting Company Singapore Pte Ltd

(“BCBCS”) and Binderless Coal Briquetting Company Pty Limited (”BCBC”) filed suits against

Bayan International Pte Ltd and the Company regarding a dispute in a joint venture the Company and BCBCS and Bayan International Pte Ltd acts as guarantors of PT Kaltim Supacoal

(“KSC”) Joint Venture in the High Court of the Republic of Singapore. BCBCS/BCBC/White

Energy Company Pty. Ltd. (“WEC”) claim that the

Company is in breach of the Joint Venture deed because it has ceased funding to the Joint Venture and ceased the supply of coal to KSC.

29. PERJANJIAN PENTING, KOMITMEN DAN KONTINJENSI (lanjutan)

29. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (continued)

h. Tuntutan hukum (lanjutan) h. Litigation (continued)

Perusahaan (lanjutan) The Company(continued)

Pada tanggal 21 Februari 2012, Perusahaan dan Bayan International Pte Ltd masing-masing mengajukan pembelaan mereka. Pada tanggal yang sama, Perusahaan juga mengajukan klaim balasan melawan BCBCS dan WEC atas pelanggaran ketentuan ventura bersama dan menuntut kompensasi kerugian secara spesifik sebesar AS$58.991.213 dan kerugian secara umum untuk diperiksa oleh pengadilan. Proses pengadilan saat ini sedang berlangsung. Manajemen berpendapat bahwa Perusahaan tidak melanggar dan bahwa BCBCS/BCBC/WEC faktanya telah melakukan pelanggaran dan tidak ada kontinjensi yang perlu dipertimbangkan.

On 21 February 2012, the Company and Bayan International Pte Ltd lodged their respective defense. On the same date, the Company also filed a counter claim against BCBCS and WEC for breach of the joint venture deed, claiming special damages of US$58,991,213 and general damages to be assessed by the court. The court

proceedings are currently ongoing. The

Managements view is that the Company is not in breach and that BCBCS/BCBC/WEC are in fact in breach and that no contingencies are deemed necessary.

BCBCS juga telah mengajukan dan memperoleh perintah pembekuan oleh dan untuk satu pihak di Australia Barat atas saham-saham KRL yang dimiliki Bayan. Bayan yakin perintah pembekuan tersebut telah secara keliru dijatuhkan Mahkamah Agung Australia Barat dan saat ini mempertanyakan keabsahan perintah tersebut.

BCBCS had also filed for and obtained an ex parte freezing order in Western Australia on the shares of KRL held by Bayan. Bayan believes the freezing order was wrongly granted by the Supreme Court of Western Australia and is currently challenging the the validity of the said freezing order.

i. Perjanjian pengiriman dan pengangkutan batubara

i. Coal shipping and barging contracts

Perusahaan dan beberapa entitas anak mengadakan perjanjian untuk pengangkutan, transportasi dan transshipment batubara dengan kontraktor untuk menyediakan pengangkutan batubara dari berbagai area pertambangan ke berbagai pelabuhan tujuan. Tergantung dari masing-masing kontrak, kontraktor akan menyediakan peralatan, tenaga kerja dan jasa lainnya dalam melaksanakan jasanya. Perjanjian ini mengatur mengenai antara lain harga per unit, penyesuaian harga solar dan juga syarat dan ketentuan lain yang berlaku.

The Company and its subsidiaries have entered into various coal barging, transportation and transshipment agreements with contractors to provide coal transportation from various mine sites to various port destinations. Depending on the individual contract, the contractor will provide all equipment, labor and other services required for them to perform the services. These agreements govern, amongst others, the unit rate, fuel price adjustment and other terms and conditions.

j. Perjanjian penjualan batubara j. Coal sales agreements

Pada tanggal 30 September 2015, Grup telah memiliki komitmen untuk menjual 118,3 juta metrik ton batubara kepada beberapa pembeli, dimana sebagian dari kontrak tersebut masih tergantung dari harga yang harus disepakati. Penjualan batubara ini akan dilakukan selama sisa periode mulai 1 Oktober 2015 sampai dengan Desember 2032.

As at 30 September 2015, the Group has various commitments to sell 118,3 million metric tonnes of coal to various buyers, a proportion of which is subject to price agreement. The coal will be delivered during the remaining period between 1 October 2015 to December 2032.

29. PERJANJIAN PENTING, KOMITMEN DAN KONTINJENSI (lanjutan)

29. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (continued)

j. Perjanjian penjualan batubara (lanjutan) j. Coal sales agreements(continued)

Pada tanggal 30 Juni 2015, Perusahaan menandatangani pengakhiran dan penyelesaian

perjanjian dengan Vitol Asia Pte Ltd (“Vitol”)

sehubungan dengan terminasi dari sisa batubara yang harus diberikan di tahun 2015 dan 2016 oleh Perusahaan kepada Vitol. Melalui perjanjian ini, Perusahaan akan membayar Vitol sejumlah AS$5 juta pada tanggal 30 Juli 2015 selanjutnya sebanyak AS$2,5 juta dibayarkan dalam jangka waktu 12 bulan dimulai sejak 1 November 2017.

On 30th June 2015, the Company entered into a Termination and Settlement Agreement with Vitol

Asia Pte Ltd (“Vitol”) in relation to the termination

of the remaining coal to be delivered in 2015 and 2016 by the Company to Vitol. Under the terms of this agreement, the Company will pay to Vitol an amount of US$5.0 million by 30 July 2015 with a further US$2.5 million to be paid over 12 months commencing from 1st November 2017.

k. Komitmen modal k. Capital commitments

Perusahaan The Company

Pada tanggal 1 dan 24 Februari 2014, Perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Nirmala Matranusa, pihak berelasi, untuk pembangunan fasilitas bongkar muat batubara Senyiur sebesar AS$10.057.757. Pada tanggal 30 September 2015, jumlah nilai sisa kontrak sebesar AS$3.580.325.

On 1 and 24 February 2014, the Company entered into an agreement with PT Nirmala Matranusa, a related party, for the construction of the coal loading facility Senyiur, with a total contract value amounting to US$10,057,757. As at 30 September 2015, total remaining contract

value outstanding was US$3,580,325.

l. Fasilitas bank l. Bank facilities

Perusahaan, IP, WBM, TSA, PIK, FKP dan BE The Company, IP, WBM, TSA, PIK, FKP and BE

Pada tanggal 29 Agustus 2008, Perusahaan, IP, WBM, TSA, PIK, FKP dan BE mengadakan perjanjian fasilitas Gabungan Surat Penjaminan (L/G Line) dengan ANZ yang terdiri atas fasilitas bank garansi, letter of credit dan payment

guarantee dengan batas fasilitas gabungan

sebesar AS$35.000.000 (“Joint Facility”).

On 29 August 2008, the Company, IP, WBM, TSA, PIK, FKP and BE entered into a Multi Option Trade facility agreement (L/G Line) with ANZ which consist of bank guarantee, letter of credit and payment guarantee facilities with a limit

of US$35,000,000 (“Joint Facility”).

Pada tanggal 25 Februari 2011, Joint Facility

ditingkatkan menjadi sebesar AS$40.000.000.

On 25 February 2011, the Joint Facility was increased to US$40,000,000.

Pada saat yang sama, WBM memberikan jaminan dalam bentuk jaminan piutang sesuai perjanjian jual beli batubaranya dengan TNBF (lihat Catatan 6).

At the same time, WBM provided security in the form of an assignment of receivables under its coal sale and purchase agreement with TNBF (see Note 6).

Pada tanggal 31 Maret 2013, Perusahaan, IP, WBM, TSA, PIK, FKP dan BE mengadakan perjanjian fasilitas Gabungan Surat Penjaminan dengan ANZ yang terdiri atas fasilitas bank garansi, letter of credit dan payment guarantee

dengan batas fasilitas gabungan sebesar AS$40.000.000 (“Joint Facility”). Fasilitas ini telah diperpanjang sampai dengan pada 31 Juli 2014.

On 31 March 2013, the Company, IP, WBM, TSA, PIK, FKP and BE entered into a Multi Option Trade facility agreement with ANZ which consist of bank guarantee, letter of credit and payment guarantee facilities with a limit of

US$40,000,000 (“Joint Facility”). The facility was extended until 31 July 2014.

Pada tanggal 30 September 2015, Joint Facility

yang telah terpakai sebesar AS$4,299,300 yang terdiri atas, performance bond untuk Perusahaan dalam perjanjian jual beli dengan TNBF sebesar AS$822,500, bank garansi untuk Penggabungan Stok Expor Impor Batubara sejumlah AS$100,000, Bid bond dan

Performance bond untuk FKP sebesar

AS$2,331,000 dan performance bond untuk BR sebesar AS$1,045,000.

As at 30 September 2015, US$4,299,300 of the Joint Facility has been utilised which consists of a performance bond for the Company under sales contracts with TNBF amounting US$822,500, a bank guarantee for Coal Import Export Joint Stock Company amounting US$100,000 Bid bond and performance bond for FKP amounting to US$2,331,000 and performance bond for BR amounting US$1,045,000.

29. PERJANJIAN PENTING, KOMITMEN DAN KONTINJENSI (lanjutan)

29. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (continued)

l. Fasilitas bank (lanjutan) l. Bank facilities (continued)

GBP GBP

Pada tanggal 24 Agustus 2010, GBP telah menandatangani perjanjian Fasilitas Gabungan Surat Penjaminan (L/G Line) sejumlah AS$20.000.000 dengan ANZ. Fasilitas tersebut telah diperpanjang sampai 31 Juli 2014.

On 24 August 2010, GBP entered into a US$20,000,000 Multi Option Trade Facility (L/G Line) agreement with ANZ. The facility was extended until 31 July 2014.

WBM WBM

Pada tanggal 14 Oktober 2010, WBM mengadakan perjanjian fasilitas kredit dengan ANZ dalam bentuk fasilitas garansi bank untuk kepentingan performance bond dengan batas kredit sebesar AS$400.000 dan fasilitas ini berlaku sampai dengan 30 Juni 2017. Pada tanggal yang sama, ANZ menerbitkan Irrevocable

Standby Letter of Credit (L/C) senilai

AS$400.000 dimana 100% dijamin dengan kas (lihat Catatan 5).

On 14 October 2010, WBM entered into a credit facility agreement with ANZ in the form of a bank guarantee facility for performance bond purposes with a credit limit of US$400,000 and this facility is valid until 30 June 2017. On the same date, ANZ issued an Irrevocable Standby Letter of Credit (L/C) amounting to US$400,000 which was 100% cash collaterised (refer to Note 5).

m. Perjanjian sewa operasi peralatan berat m. Heavy equipment operating lease contract

Grup - kecuali ML The Group - except ML

Pada tanggal 29 Juli 2008, Grup, kecuali ML, mengadakan perjanjian induk sewa dengan PT Nirmala Matranusa, pihak berelasi, untuk penyewaan peralatan berat selama periode sepuluh tahun.

On 29 July 2008, the Group, except ML entered into a master lease agreement with PT Nirmala Matranusa, a related party, for various leases of heavy equipment during a period of ten years.

Pada tanggal 30 September 2015, Grup belum menyewa peralatan tersebut.

As at 30 September 2015, the Group has not yet leased any heavy equipment.

n. Perjanjian penggunaan haul road n. Agreement for the use of haul road

WBM WBM

Pada tanggal 24 Agustus 2007, WBM mengadakan perjanjian dengan PT Arutmin

Indonesia (“Arutmin”), untuk memperbolehkan

WBM menggunakan jalan pengangkutan batubara di daerah PKP2B Arutmin sehingga WBM memperoleh akses bebas hambatan dalam mengangkut batubara di sepanjang jalan tersebut. Perjanjian ini berlaku hingga berakhirnya PKP2B WBM atau Arutmin, yang mana yang lebih dulu.

On 24 August 2007, WBM entered into an

agreement with PT Arutmin Indonesia (“Arutmin”)

to allow WBM to use a haul road within the Arutmin CCoW area, to provide WBM unimpeded access for transporting coal along the haul road. This agreement valid until the end of the CCoW of WBM or Arutmin, whichever is earlier.

GBP GBP

Pada tanggal 8 Desember 2009, GBP dan PT Diva Kencana Borneo mengadakan perjanjian penggunaan haul road di wilayah GBP. Perjanjian ini berlaku sampai dengan enam tahun.

On 8 December 2009, GBP and PT Diva Kencana Borneo entered into an agreement for

the use of GBP’s haul road. This agreement is valid for six years.

29. PERJANJIAN PENTING, KOMITMEN DAN KONTINJENSI (lanjutan)

29. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (continued)

o. Perjanjian pertambangan batubara di daerah perbatasan bersama

o. Agreement for the mining of coal on the common boundary

Pada tanggal 24 Agustus 2007, WBM dan Arutmin mengadakan perjanjian pengelolaan pertambangan batubara di perbatasan daerah pertambangan mereka. Perjanjian ini bertujuan untuk memaksimalkan pengambilan cadangan batubara di dekat daerah perbatasan. Perjanjian tersebut mengatur biaya dan kewajiban atas aktivitas penambangan tersebut.

On 24 August 2007, WBM and Arutmin entered into an agreement for the mining of coal on the common boundary of their mining areas. The purpose of the agreement is to maximise the exploitation of coal reserves near the boundary area. The agreement governs the costs and liabilities which may arise from the mining activities.

p. Iuran kehutanan p. Forestry fee

WBM, GBP, BT, BS dan MCM WBM, GBP, BT, BS and MCM

Berdasarkan Peraturan Pemerintah, seluruh perusahaan yang memiliki aktivitas di dalam area hutan produksi dan hutan lindung namun kegiatannya tidak berhubungan dengan kegiatan kehutanan memiliki kewajiban untuk membayar iuran kehutanan sebesar Rp 1.750.000 sampai Rp 4.000.000 per hektar per tahun. WBM, GBP, BT, BS dan MCM mengakui iuran ini dengan dasar akrual.

Based on Government Regulations, all

companies which have activities in production and protected forest areas which are not related to forestry activities will have an obligation to pay a forestry fee ranging from Rp 1,750,000 to Rp 4,000,000 per hectare annually. WBM, GBP, BT, BS and MCM has recognised this fee on an accrual basis.

q. Kewajiban atas IUP Eksplorasi q. Exploration IUP Obligation

Berdasarkan IUP eksplorasi, BAS, DE, TJ, TA, OM, SK, SA, CA, MBE, MEL dan BKL diwajibkan untuk membayar iuran tetap sesuai ketentuan yang berlaku.

Pursuant to the Exploration IUP, BAS, DE, TJ, TA, OM, SK, SA, CA, MBE, MEL and BKL shall

Dalam dokumen LKFS Bayan Resources 0915 (Halaman 83-97)