• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES

RELATED PARTIES Dalam kegiatan usaha normal, Grup melakukan

32. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES

Aset yang tidak dapat Unallocated

dialokasikan 496.375.925.071 assets

Total 1.214.976.094.446 Total

Eliminasi (441.927.207.335 ) Elimination

Total Aset 773.048.887.111 Total Assets

32. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTINJENSI

32. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES

a. Sejak tahun 1971, Perusahaan mengadakan perjanjian distributor dengan Fuji Photo Film Co., Ltd., Jepang (Fuji), di mana Perusahaan sebagai distributor tunggal Fuji di Indonesia diberikan hak untuk menjual, memasarkan atau mendistribusikan dan melakukan jasa perbaikan atas peralatan fotografi, produk peka cahaya lainnya dan produk-produk lain dari Fuji. Fuji juga memberikan wewenang dan izin kepada Perusahaan untuk menggunakan semua merek dagang terdaftar yang sekarang atau di kemudian hari dimiliki oleh Fuji.

a. Since 1971, the Company has entered into a distributorship agreement with Fuji Photo Film Co., Ltd., Japan (Fuji), whereby the Company as the sole distributor of Fuji in Indonesia has been granted the rights to sell, market or otherwise distribute and do repair services on photographic equipment, other light sensitive products and other products of Fuji. Fuji also authorizes and permits the Company to use any and all registered trademarks now or hereafter owned by Fuji.

Dalam perjanjian tersebut, disebutkan apabila

terdapat perubahan manajemen atau

kepemilikan Perusahaan yang signifikan, harus segera diberitahukan kepada Fuji. Dalam hal tersebut, Fuji akan segera

mengakhiri perjanjian tersebut dengan

mengirimkan pemberitahuan secara tertulis kepada Perusahaan dalam jangka waktu

3 (tiga) bulan sejak Fuji mengetahui

perubahan tersebut. Berdasarkan perjanjian antara Fuji dan Perusahaan tanggal 1 Pebruari 2009, perjanjian distributor tersebut telah diperpanjang dan berakhir pada tanggal 31 Januari 2012. Saat ini, perjanjian tersebut sedang dalam proses perpanjangan.

Under the agreement, in the event that there is any substantial change in the management or ownership of the Company, it shall promptly notify Fuji. In such case, Fuji shall immediately terminate the distribution agreement by giving a written notice to the Company within three (3) months from the date Fuji becomes aware of such change. Based on the agreement between Fuji and the Company dated

February 1, 2009, the distributorship

agreement has been extended and expired on January 31, 2012. Currently, this agreement is still in the process of extension.

b. Pada tanggal 1 Agustus 1990, Perusahaan ditunjuk sebagai distributor tunggal oleh Itotec Co., Ltd., Jepang, untuk mesin pemotong kertas di Indonesia. Penunjukan distributor ini akan berakhir apabila ada pemberitahuan dari salah satu pihak untuk mengakhiri perjanjian ini.

b. On August 1, 1990, the Company was appointed as sole distributor by Itotec Co., Ltd., Japan, for paper cutting machine in Indonesia. This distributorship agreement will expire if either party notifies the other of its intention to terminate the agreement.

c. Pada tanggal 8 Agustus 1990, Perusahaan mengadakan perjanjian distributor dengan Fuji Hunt Photographic Chemicals Pte. Ltd., Singapura (Fuji Hunt), dimana Perusahaan sebagai distributor tunggal Fuji Hunt di Indonesia diberikan izin untuk menjual bahan kimia untuk cuci cetak foto. Perjanjian distributor ini masih berlaku, kecuali ada pemberitahuan dari salah satu pihak untuk mengakhiri perjanjian tersebut.

c. In August 8, 1990, the Company entered into a distributorship agreement with Fuji Hunt Photographic Chemicals Pte. Ltd., Singapore (Fuji Hunt), whereby the Company, as the sole distributor of Fuji Hunt in Indonesia, has been granted the license to sell chemicals for photo finishing. This distributorship agreement is valid unless either party notifies the other of its intention to terminate the agreement.

d. Pada tanggal 1 April 1999, Perusahaan mengadakan perjanjian distribusi dengan Ricoh Asia Pacific Operations Limited (Ricoh), dimana Ricoh menunjuk Perusahaan sebagai distributor non-ekslusif atas produknya di Indonesia. Perjanjian ini telah diperpanjang beberapa kali, terakhir sampai dengan 1 April 2012.

d. On April 1, 1999, the Company entered into a distributorship agreement with Ricoh Asia Pacific Operations Limited (Ricoh), whereby Ricoh appoints the Company as its non-exclusive distributor of Ricoh’s products in Indonesia. The agreement has been extended several times with the latest up to April 1, 2012.

e. Sejak tanggal 1 Pebruari 1978, MPI

mengadakan perjanjian dengan Fuji Photo Film Co., Ltd., Jepang (Fuji), dimana MPI diberikan izin untuk membeli film dan kertas

foto dalam bentuk “master roll”,

memprosesnya sesuai dengan teknologi dan menggunakan merek dagang “Fuji” serta menjualnya kepada Perusahaan untuk pasar lokal. Perjanjian ini akan berakhir apabila ada pemberitahuan dari salah satu pihak untuk mengakhiri perjanjian ini. Selain itu, sejak tahun 1997, MPI juga diberi izin untuk

memproduksi pembungkus film dengan

menggunakan teknologi Fuji. MPI harus membayar royalti kepada Fuji untuk setiap pembungkus film yang diproduksi sebesar ¥0,4. Pada tahun 2011 dan 2010, MPI tidak lagi memproduksi pembungkus film sehingga tidak ada royalti yang dibebankan pada operasi, sedangkan royalti yang dibebankan pada operasi pada tahun 2009 adalah sebesar Rp53.514.986, dan dicatat sebagai bagian dari “Beban Penjualan” pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian (Catatan 26).

e. Since February 1, 1978, MPI has entered into an agreement with Fuji Photo Film Co., Ltd., Japan (Fuji), whereby MPI has been granted the license to purchase film and photopaper in the form of master roll, process them in accordance with the technology and use the trademark of Fuji and sell these to the Company for the local market. This agreement will expire if either party notifies the other of its

intention to terminate the agreement.

Furthermore, since 1997, MPI has also been granted the license to produce patrone using the technology of Fuji. MPI must pay royalty to Fuji amounting to ¥0.4 for each patrone produced. In 2011 and 2010, MPI has no longer produced patrone, so there is no royalty charged to operations, when in 2009 royalty

charged to operations amounted to

Rp53,514,986, and are presented as part of “Selling Expenses” in the consolidated

statements of comprehensive income

f. Pada bulan April 2011, Perusahaan dan MPrI mengadakan kesepakatan penjualan dengan PT Telekomunikasi Selular Tbk (PT Telkomsel Tbk), di mana voucher elektronik akan dijual di outlet yang dimiliki oleh Perusahaan

dan MPrI. Total pembelian dari

PT Telkomsel Tbk berjumlah

Rp57.431.138.652, Rp22.829.697.908 dan Rp12.489.304.906 masing-masing pada tahun 2011, 2010 dan 2009.

f. In April 2011, the Company and MPrI entered

into a sales agreement with

PT Telekomunikasi Selular Tbk

(PT Telkomsel Tbk), whereby the Company and MPrI will distribute electronic voucher through the outlets. Total purchases from

PT Telkomsel Tbk amounted to

Rp57,431,138,652, Rp22,829,697,908 and Rp12,489,304,906 in 2011, 2010 and 2009, respectively.

g. Pada tanggal 1 Maret 2004, Perusahaan

mengadakan perjanjian usaha dengan

PT Excelcomindo Pratama (PT EP) dimana Perusahaan telah ditunjuk PT EP untuk menjual produk-produk Excelcom. Perjanjian ini telah diperpanjang beberapa kali, terakhir berlaku sampai dengan 1 Maret 2012. Saat ini, perjanjian tersebut sedang dalam proses perpanjangan. Total pembelian dari PT EP pada tahun 2011, 2010 dan 2009

masing-masing sebesar Rp23.772.425.930,

Rp83.343.075.039 dan Rp175.559.756.762.

g. In March 1, 2004, the Company entered into a business agreement with PT Excelcomindo Pratama (PT EP) whereby the Company was appointed as a distributor by PT EP of Excelcom products. This agreement has been extended several times, latest extension up to March 1, 2012. Currently, this agreement is still in the process of extension. Total purchases from PT EP in 2011, 2010 and

2009 amounted to Rp23,772,425,930,

Rp83,343,075,039 and Rp175,559,756,762,

respectively.

h. Pada bulan Pebruari 2011, Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama layanan isi ulang M-Tronic dan/atau M3 Refill dengan PT Indosat Tbk (ISAT) dimana Perusahaan akan menjual produk pulsa isi ulang ISAT. Perusahaan akan memperoleh diskon yang berkisar 2,5% sampai dengan 3%. Perjanjian ini akan berakhir jika kedua pihak sepakat untuk mengakhiri kerjasama ini. Pembelian dari ISAT pada tahun 2011, 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp49.583.399.033,

Rp87.469.160.492 dan Rp53.195.257.549.

h. In February 2011, the Company entered into an agreement “Layanan Isi Ulang M-Tronic dan/atau M3 Refill” with PT Indosat Tbk (ISAT) whereby the Company will sell reload voucher of ISAT. The Company will get a discount of about 2.5% to 3%. This agreement will expire if both parties agree to terminate it. Purchases from ISAT in 2011, 2010 and 2009 amounted

to Rp49,583,399,033, Rp87,469,160,492 and

Rp53,195,257,549, respectively.

i. Pada tanggal 3 Oktober 2008, MPrI, Entitas

Anak, telah menandatangani “Master

Franchise Agreement” dengan 7-Eleven, Inc.

suatu perusahaan yang mengoperasikan, mengusahakan wara laba atau memberikan

lisensi kepada hampir 36.000 outlet

convenience retailer store” di 15 negara, yang

berbasis di Dallas, Texas, Amerika Serikat.

i. On October 3, 2008, a Subsidiary (MPrI) has

signed a “Master Franchise Agreement” with 7-Eleven, Inc. a corporation that operates, manages franchise or gives license to almost 36,000 convenience retailer store outlets in 15 countries, based in Dallas, Texas, USA.

Merujuk pada Peraturan Nomor X.K.1

Lampiran Keputusan Ketua Bapepam

No. Kep-86/PM/1996 tanggal 24 Januari 1996, pada tanggal 15 April 2009 Perusahaan telah memberitahukan kepada Badan Pengawas

Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

(BAPEPAM-LK) bahwa salah satu Entitas

Anak-nya (MPrI) telah menandatangani

Master Franchise Agreement” dengan

7-Eleven, Inc.

In compliance with Regulation No. X.K.1 the Capital Market Supervisory Agency Decision Letter No. Kep-86/PM/1996 dated January 24, 1996, on April 15, 2009, the Company has informed the Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (BAPEPAM-LK) that a Subsidiary (MPrI) has signed a “Master Franchise Agreement” with 7-Eleven, Inc.

MPrI memperoleh hak dan lisensi untuk mengembangkan dan mengoperasikan outlet

convenience store” merek “7-Eleven” di pulau

Jawa, Indonesia, untuk masa 20 (dua puluh) tahun dan masa perpanjangan 10 (sepuluh) tahun.

MPrI obtained the rights and license to develop and operate “7-Eleven” brand convenience store outlets in Java island, Indonesia for twenty (20) years period and extension period for ten (10) years.

Pada tanggal 5 Oktober 2009, MPrI

mengadakan perjanjian waralaba dengan 7-Eleven, Inc. Berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam perjanjian tersebut, 7-Eleven, Inc.

memberikan hak kepada MPrI untuk

menggunakan sistemnya dalam persiapan, pemasaran dan penjualan produk, logo dan merek. MPrI harus membayar biaya waralaba awal sebesar AS$1.500.000 yang telah dilunasi dan disajikan dalam “Biaya Waralaba Awal”. Selain itu, MPrI juga diharuskan membayar biaya waralaba dengan nilai persentase tertentu. Berdasarkan perjanjian tersebut, royalty dan biaya waralaba awal mulai diamortisasi sejak 1 Januari 2010.

On October 5, 2009, MPrI entered into a franchise agreement with 7-Eleven, Inc. In accordance with the terms and conditions of the agreement, 7-Eleven, Inc., granted MPrI the right to use its system in preparing, marketing and selling products, logo and brands. MPrI has to pay an initial franchise fee amounting to US$1,500,000 which was fully paid and presented under “Initial Franchise Cost”. MPrI is also required to pay continuing sales income royalty fee with certain percentage. Based on the above agreement, royalty and initial franchise cost will be amortized starting January 1, 2010.

Royalti yang dibebankan pada operasi sebesar Rp1.595.780.262 dan Rp360.207.330 masing-masing pada tahun 2011 dan 2010, dan dicatat sebagai bagian dari “Beban Operasi”

pada laporan laba rugi komprehensif

konsolidasian (Catatan 26). Perjanjian ini akan berakhir dalam 20 tahun sejak tanggal efektif dan dapat diperpanjang.

Royalty charged to operations amounted to Rp1,595,780,262 and Rp360,207,330 in 2011 and 2010, respectively and are presented as

part of “Operating Expenses” in the

consolidated statements of comprehensive income (Note 26). The agreement will expire in 20 years since the effective date and can be renewed.

33. NILAI WAJAR DARI INSTRUMEN KEUANGAN 33. FAIR VALUE OF FINANCIAL INSTRUMENTS

Nilai tercatat instrumen keuangan yang disajikan di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian kurang lebih sebesar nilai wajarnya atau nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal. Penjelasan lebih lanjut diberikan pada paragraf-paragraf berikut.

Financial instruments presented in the consolidated statements of financial position are carried at fair value or their fair values cannot be reliably measured. Further explanations are provided in the following paragraphs.

Instrumen keuangan dengan nilai tercatat yang kurang lebih sebesar nilai wajarnya

Financial instruments with carrying amounts that approximate their fair values

Manajemen menetapkan bahwa nilai tercatat (berdasarkan jumlah nosional) kas dan setara kas, piutang usaha, piutang pihak-pihak berelasi, piutang lain-lain, pinjaman bank jangka pendek, utang usaha, biaya masih harus dibayar kurang lebih sebesar nilai wajarnya karena instrumen keuangan tersebut berjangka pendek. Nilai tercatat dari pinjaman bank jangka panjang dengan suku bunga mengambang mendekati nilai wajarnya karena dinilai ulang secara berkala.

Management has determined that the carrying amounts (based on notional amount) of cash and cash equivalent, trade receivables, due from related parties, other receivables, short-term bank loans, account payables, accrued expenses reasonably approximate their fair values because they are mostly short-term in nature. The carrying values of long-term bank loan with floating interest rates approximate their fair values as they are repriced frequently.

Instrumen keuangan dicatat pada nilai selain nilai wajar

Financial instruments carried at amounts other than fair values

Setoran jaminan dicatat pada biaya perolehan karena tidak praktis untuk memperkirakan nilai wajar dari setoran jaminan, karena tidak memiliki jangka waktu pembayaran yang tetap meskipun tidak diharapkan dapat diselesaikan dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian.

Security deposits are carried at cost because it is not practical to estimate the fair values of security deposits due to there are no fixed repayment terms although they are not expected to be settled within twelve (12) months after the consolidated statement of financial position.

Klasifikasi dan nilai wajar instrumen keuangan Classification and fair value of financial instruments

2011 2010 2009 Nilai Tercatat/ Nilai Tercatat/ Nilai Tercatat/

Carrying Nilai Wajar/ Carrying Nilai Wajar/ Carrying Nilai Wajar/

Value Fair Value Value Fair Value Value Fair Value

Aset Keuangan Financial Assets

Pinjaman dan piutang Loan and receivable

Aset lancar Current assets

Kas dan setara kas 74.896.631.053 74.896.631.053 17.500.572.952 17.500.572.952 9.736.563.489 9.736.563.489 Cash and cash equivalents

Piutang Accounts receivable

- Usaha 166.316.856.134 166.316.856.134 136.816.482.433 136.816.482.433 120.916.292.083 120.916.292.083 Trade -- Lain--lain 68.823.459.247 68.823.459.247 58.121.201.293 58.121.201.293 93.414.145.564 93.414.145.564 Others -

Piutang pihak-pihak

berelasi - - 123.345.000 123.345.000 250.424.291 250.424.291 Due from related parties

Aset tidak lancar Non-current assets

Setoran jaminan 11.485.340.595 11.485.340.595 4.168.949.260 4.168.949.260 3.117.225.229 3.117.225.229 Security deposits

Total Aset Keuangan 321.522.287.029 321.522.287.029 216.730.550.938 216.730.550.938 227.434.650.656 227.434.650.656 Total Financial Assets

Liabilitas Keuangan Financial Liability

Liabilitas yang dicatat

sebesar nilai wajar/

biaya perolehan yang Liabilities at fair value or

diamortisasi amortized cost

Liabilitas jangka pendek Current liabilities

Pinjaman bank jangka

pendek 124.715.406.160 124.715.406.160 132.832.178.917 132.832.178.917 189.891.400.000 189.891.400.000 Short-term bank loans

Utang usaha Accounts payable

- Pihak ketiga 110.919.019.737 110.919.019.737 99.558.244.091 99.558.244.091 137.441.841.700 137.441.841.700 Third parties

-- Pihak--pihak berelasi 623.292.985 623.292.985 720.549.005 720.549.005 2.764.140.129 2.764.140.129 Related parties -

Biaya masih

harus dibayar 13.873.450.600 13.873.450.600 22.569.918.429 22.569.918.429 12.562.330.100 12.562.330.100 Accrued Expense

Bagian yang

jatuh tempo dalam

satu tahun: Current maturities of:

Pinjaman bank 66.782.942.242 66.782.942.242 11.656.602.665 11.656.602.665 21.666.666.653 21.666.666.653 Bank loan

Pembiayaan konsumen 5.372.672.369 5.372.672.369 7.725.940.140 7.725.940.140 6.918.188.150 6.918.188.150 Consumer finance

Sewa pembiayaan 4.836.728.269 4.836.728.269 1.503.677.086 1.503.677.086 - - Obligations under finance lease

Liabilitas jangka panjang Non-current liabilities

Utang jangka panjang, setelah

dikurangi bagian jatuh tempo Long-term debts, net of current

dalam satu tahun maturities

Pinjaman bank 241.109.408.433 241.109.408.433 105.846.397.335 105.846.397.335 27.500.000.000 27.500.000.000 Bank loan

Pembiayaan konsumen 3.206.791.450 3.206.791.450 4.570.024.965 4.570.024.965 4.386.248.755 4.386.248.755 Consumer finance

Sewa pembiayaan 5.557.752.893 5.557.752.893 2.241.922.438 2.241.922.438 - - Obligations under finance lease

Total Liabilitas Keuangan 576.997.465.138 576.997.465.138 389.225.455.071 389.225.455.071 403.130.815.487 403.130.815.487 Total Financial Liability

Liabilitas keuangan utama Grup meliputi pinjaman bank jangka pendek, utang usaha, biaya masih harus dibayar, dan pinjaman jangka panjang. Tujuan utama dari liabilitas keuangan ini adalah untuk operasi Grup. Grup juga mempunyai berbagai aset keuangan seperti kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain dan piutang pihak-pihak berelasi yang dihasilkan langsung dari kegiatan usahanya.

The principal financial liabilities of the Group consist of short-term bank loans, trade payables, accrued expenses and long-term loans. The main purpose of these financial liabilities is for the operations of the Group. The Group also has various financial assets such as cash and cash equivalent, trade receivables, other receivables and due from related parties which arise directly from their operations.

Kebijakan Grup adalah untuk tidak melakukan lindung nilai atas instrumen keuangannya.

The Group’s policy is that no hedging in financial instruments shall be undertaken.

Risiko utama dari instrumen keuangan Grup adalah risiko suku bunga, risiko mata uang, risiko kredit dan risiko likuiditas. Direksi Grup menelaah dan menyetujui kebijakan untuk mengelola risiko-risiko yang dirangkum di bawah ini.

The main risks arising from the Group’s financial instruments are interest rate risk, foreign currency risk, credit risk and liquidity risk. The Group’ Board of Directors reviews and approves the policies for managing these risks which are summarized below.

a) Risiko suku bunga a) Interest rate risk

Risiko suku bunga atas nilai wajar atau arus kas adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa datang dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan suku bunga pasar. Eksposur Grup terhadap risiko perubahan suku bunga pasar terutama terkait dengan pinjaman bank jangka pendek dan pinjaman jangka panjangnya. Fluktuasi suku bunga mempengaruhi biaya atas pinjaman baru dan bunga atas saldo pinjaman

Grup yang dikenakan suku bunga

mengambang.

Fair value and cash flow interest rate risk is the risk that the fair value or future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in market interest rates. The Group are exposed to the risk of changes in market interest rates relating primarily to their short-term bank loans and long-short-term loans. Interest rate fluctuations influence the cost of new loans and the interest on the outstanding variable rate loans of the Group.

Kebijakan Grup terkait dengan risiko suku bunga adalah dengan mengelola biaya bunga melalui kombinasi pinjaman dengan suku bunga tetap dan variabel. Grup mengevaluasi perbandingan suku bunga tetap terhadap suku bunga mengambang dari pinjaman bank jangka panjang sejalan dengan perubahan suku bunga yang relevan di pasar uang.

Berdasarkan penilaian manajemen,

pembiayaan baru akan ditentukan harganya pada suku bunga tetap atau mengambang.

The Group‘s policies relating to interest rate risk are to manage interest cost through a mix of fixed and variable rate debts. The Group’s evaluate the fixed to floating ratio of its short-term bank loans and long-short-term loans in line with movements of relevant interest rates in

the financial markets. Based on

management’s assessment, new financing will be priced either on a fixed or floating rate basis.

b) Risiko mata uang b) Foreign exchange risk Risiko mata uang adalah risiko dimana nilai

wajar atau arus kas masa datang dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan nilai tukar mata uang asing. Eksposur Grup terhadap fluktuasi nilai tukar terutama berasal dari utang usaha dari pembelian dalam mata uang asing dan pinjaman bank dalam mata uang asing.

Foreign exchange rate risk is the risk that the fair value or future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in foreign exchange rates. The Group’s exposure to exchange rate fluctuations results primarily from account payable from purchase in foreign currency and bank loans in foreign currency.

Grup tidak mempunyai kebijakan formal lindung nilai transaksi dalam mata uang asing.

The Group does not have a formal hedging policy for foreign currency exposures.

c) Risiko kredit c) Credit risk

Risiko kredit adalah risiko dimana salah satu pihak atas instrumen keuangan akan gagal memenuhi liabilitasnya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian keuangan. Risiko kredit yang dihadapi Grup berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan.

Credit risk is the risk that one party of financial instruments will fail to fullfill its obligations and will result in a loss to other party. The credit risk faced by the Group arises from the credit given to the customers.

Grup melakukan hubungan usaha hanya dengan pihak ketiga yang diakui dan kredibel.

Grup memiliki kebijakan untuk semua

pelanggan yang akan melakukan perdagangan secara kredit harus melalui prosedur verifikasi kredit. Sebagai tambahan, jumlah piutang

dipantau secara terus menerus untuk

mengurangi risiko piutang yang tidak tertagih. Tidak ada risiko kredit yang terpusat secara signifikan.

The Group trade only with recognized and creditworthy third parties. It is the Group’ policy that all customers who wish to trade on credit terms are subject to credit verification procedures. In addition, receivable balances are monitored on an ongoing basis to reduce the exposure to bad debts. There are no significant concentration of credit risk.

d) Risiko likuiditas d) Liquidity risk

Risiko likuiditas didefinisikan sebagai risiko saat posisi arus kas Grup menunjukkan bahwa pendapatan jangka pendek tidak cukup menutupi pengeluaran jangka pendek.

The liquidity risk is defined as a risk when the cash flow position of the Group’s indicate that

Dokumen terkait