• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (continued)

BEL BEL Pada tanggal 30 Juni 2021 dan 31 Desember

32. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (continued)

TIA TIA

Pemeliharaan Jalan Hauling Batubara Coal Hauling Road Maintenance Pada tanggal 28 Januari 2014, TIA dan PT Prolindo

Cipta Nusantara (“PCN”) menandatangani perjanjian kerjasama pemeliharaan jalan hauling batubara. PCN dapat melintasi jalan hauling batubara milik TIA dengan volume tertentu selama jangka waktu perjanjian dengan membayar biaya tertentu untuk pemeliharaan kepada TIA. Kontrak ini berlaku efektif tanggal 4 Juni 2015 sampai dengan 3 Juni 2020.

On January 28, 2014, TIA and PT Prolindo Cipta Nusantara (“PCN”) entered into coal hauling road maintenance agreement. PCN may pass the hauling road which is owned by TIA for a certain volume for certain contract period and pay certain fees for maintenance to TIA. The contract is effective as of June 4, 2015 up to June 3, 2020.

Perjanjian telah mengalami perubahan beberapa kali, perubahan terakhir dilakukan pada tanggal 1 Juni 2020 untuk merubah jangka waktu perjanjian sampai dengan 3 Juni 2022.

The agreement has been amended several times, latest amendment was made on June 1, 2020 to amend time period of agreement to June 3, 2022.

Pada 26 November 2010, TIA dan PT Borneo Indobara (“BIB”) menandatangani perjanjian kerjasama pemeliharaan jalan hauling batubara. BIB dapat melintasi jalan hauling batubara milik TIA dengan volume tertentu selama jangka waktu perjanjian dengan membayar biaya tertentu untuk pemeliharaan kepada TIA. Kontrak ini berlaku efektif tanggal 26 November 2010 sampai dengan 25 November 2020.

On November 26, 2010, TIA and PT Borneo Indobara (“BIB”) entered into coal hauling road maintenance agreement. BIB may pass the hauling road which is owned by TIA for a certain volume for certain contract period and pay certain fees for maintenance to TIA. The contract is effective as of November 26, 2010 up to November 25, 2020.

Perjanjian ini terakhir diperbaharui pada tanggal 26 November 2020 untuk merubah jangka waktu perjanjian sampai dengan 25 November 2025.

This agreement was last renewed on November 26, 2020 to amend time period of Agreement to November 25, 2025.

Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2021 dan 2020, total pendapatan pemeliharaan jalan hauling batubara yang diakui TIA masing-masing sebesar AS$4.629.103 dan AS$1.672, yang dicatat sebagai bagian dari

“Pendapatan Lainnya” pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.

For the six-month period ended June 30, 2021 and 2020, total coal hauling road maintanance income recognized by TIA amounted to US$4,629,103 and US$1,672, respectively, recorded as part of “Other Income” in the consolidated statement of profit or loss and other comprehensive income.

Fasilitas Pelabuhan Port Facility

Pada tanggal 17 Agustus 2018, TIA dan BIB menandatangani perjanjian kerjasama penggunaan fasilitas pelabuhan. BIB dapat menggunakan fasilitas pelabuhan milik TIA dengan volume tertentu selama jangka waktu perjanjian dengan membayar biaya tertentu kepada TIA. Kontrak ini berlaku efektif tanggal 17 Agustus 2018 sampai dengan 31 Desember 2018.

On August 17, 2018 TIA and BIB entered into port facility agreement. BIB may use the port which is owned by TIA for a certain volume for certain contract period and pay certain fees to TIA. The contract is effective as of August 17, 2018 up to December 31, 2018.

Fasilitas Pelabuhan (lanjutan) Port Facility (continued) Kontrak telah mengalami perubahan pada tanggal

28 Desember 2018 untuk mengubah volume batubara dan jumlah tongkang per hari yang berlaku efektif tanggal 1 Januari 2019 sampai dengan 31 Desember 2019.

The contract has been amended on December 28, 2018 to amend coal volume and number of barges per day which became effective as of January 1, 2019 up to December 31, 2019.

Perjanjian ini terakhir diperbaharui pada tanggal 10 Januari 2020 untuk merubah jangka waktu perjanjian sampai dengan 31 Desember 2022.

This agreement was last renewed on January 10, 2020 to amend time period of agreement to December 31, 2022.

Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2021 dan 2020, total pendapatan penggunaan fasilitas pelabuhan yang diakui TIA sebesar AS$273.538 dan AS$1.122.147 yang dicatat sebagai bagian dari “Pendapatan Lainnya” pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian interim.

For the six-month period ended June 30, 2021 and 2020, total port usage facility income recognized by TIA amounted to US$273,538 and US$1,122,147, respectively, recorded as a part of “Other Income” in the interim consolidated statement of profit or loss and other comprehensive income.

Biaya Eksploitasi Exploitation Fee

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 45/2003 (“PP No. 45”), seluruh perusahaan yang memiliki izin eksploitasi diwajibkan untuk membayar iuran eksploitasi sebesar 4%-5% dari nilai penjualan, yang kemudian diubah dengan PP No. 9/2012 yang berlaku efektif sejak tanggal 6 Januari 2012, dimana persentase iuran produksi diubah menjadi 3%-7%

dari nilai penjualan.

Based on Government Regulation No. 45/2003, (“PP No. 45”), all companies holding mining rights will have an obligation to pay exploitation fees ranging from 4%-5% of sales, further changed by PP No. 9/2012, with effective implementation since January 6, 2012, wherein percentage of the production fees was changed to become 3%-7% of sales.

Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2021 dan 2020, iuran eksploitasi masing-masing sebesar AS$2.839.765 dan AS$1.481.070, disajikan sebagai bagian dari “Beban Pokok Pendapatan” dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian interim.

For the six-month period ended June 30, 2021 and 2020, exploitation fees amounted to US$2,839,765 and US$1,481,070, respectively, recorded as part of

“Cost of Revenue” in the interim consolidated statement of profit or loss and other comprehensive income.

32. PERJANJIAN SIGNIFIKAN, PERIKATAN DAN KONTINJENSI (lanjutan)

32. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (continued)

BEL BEL

Biaya Eksploitasi Exploitation Fee

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 45/2003 (“PP No. 45”), seluruh perusahaan yang memiliki izin usaha pertambangan diwajibkan untuk membayar iuran eksploitasi berkisar antara 4%-5% dari nilai penjualan, yang kemudian diubah dengan PP No. 9/2012 yang berlaku efektif sejak tanggal 6 Januari 2012, dimana persentase iuran produksi diubah menjadi 3%-7% dari nilai penjualan.

Based on Government Regulation No. 45/2003, (“PP No. 45”), all companies holding mining rights will have an obligation to pay exploitation fees ranging from 4%-5% of sales, further changed by PP No. 9/2012, with effective implementation since January 6, 2012, wherein percentage of the production fees was changed to become 3%-7% of sales.

Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2021 dan 2020, iuran eksploitasi masing-masing sebesar AS$862.749 dan AS$322.723, disajikan sebagai bagian dari “Beban Pokok Pendapatan” dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian interim.

For the six-month period ended June 30, 2021 and 2020, exploitation fees amounted to US$862,749 and US$322,723, respectively, presented as part of “Cost of Revenue” in the interim consolidated statements of profit or loss and other comprehensive income.

Perjanjian Jasa Penambangan Batubara Coal Mining Service Agreement Pada tanggal 29 Juni 2012, BEL mengadakan

perjanjian pekerjaan jasa penambangan batubara di tambang Nagan Raya dengan PT Tata Bara Utama (“TBU”). Sesuai dengan perjanjian, TBU bersedia untuk melakukan kegiatan pengupasan tanah dan penambangan batubara untuk periode dari tanggal 1 Juli 2012 sampai dengan tanggal 30 Juni 2022.

On June 29, 2012, BEL entered into an agreement for coal mining service in Nagan Raya mine with PT Tata Bara Utama (“TBU”). Under this agreement, TBU agreed to render stripping and mining activities for the period from July 1, 2012 until June 30, 2022.

MIFA MIFA

Biaya Eksploitasi Exploitation Fee

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 45/2003 (“PP No. 45”), seluruh perusahaan yang memiliki izin usaha pertambangan diwajibkan untuk membayar iuran eksploitasi berkisar antara 4%-5% dari nilai penjualan, yang kemudian diubah dengan PP No. 9/2012 yang berlaku efektif sejak tanggal 6 Januari 2012, persentase iuran produksi diubah menjadi 3%-7% dari nilai penjualan.

Based on Government Regulation No. 45/2003 (“PP No. 45”), all companies holding mining rights will have an obligation to pay exploitation fees ranging from 4%-5% of sales, further changed by PP No. 9/2012, with effective implementation since January 6, 2012, wherein percentage of the production fees was changed to become 3%-7% of sales.

Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2021 dan 2020, iuran eksploitasi masing-masing sebesar AS$3.403.804 dan AS$2.875.323, disajikan sebagai bagian dari “Beban Pokok Pendapatan” dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian interim.

For the six-month period ended June 30, 2021 and 2020, exploitation fees amounted to US$3,403,804 and US$2,875,323, respectively, presented as part of “Cost of Revenue” in the interim consolidated statements of profit or loss and other comprehensive income.

Kontrak Jasa Pertambangan Mining Services Contract CK mempunyai beberapa kontrak jasa pertambangan

signifikan. Berdasarkan kontrak-kontrak tersebut, CK memberikan jasa pertambangan batubara di beberapa lokasi di Kalimantan dan Sumatera. Jangka waktu kontrak bervariasi dan berakhir sampai dengan tahun 2028.

CK has several significant mining services contracts. Under the contracts, CK provides coal mining services at several locations in Kalimantan and Sumatera. The periods of the contracts are varied and will expire until 2028.

Kontrak Jasa Pertambangan - PT Muara Alam

Sejahtera (“MAS”) Mining Services Contract - PT Muara Alam

Sejahtera (“MAS”) Pada tanggal 22 Februari 2019,

CK menandatangani kontrak jasa pertambangan No. 01/CK-MAS/KONT-TAMB/II/2019 dengan MAS untuk pekerjaan mengembangkan dan melaksanakan jasa pertambangan di wilayah Sumatera Selatan dengan luas area 1.745 Ha.

Kontrak tersebut berlaku tiga tahun sejak CK pertama kali beroperasi. Apabila CK dapat memenuhi target perkerjaan yaitu sekitar 30,9 juta BCM, kontrak dapat diperpanjang untuk jangka waktu dua tahun.

On February 22, 2019, CK entered

the mining service contract

No.01/CK-MAS/KONT-TAMB/II/2019 with MAS for developing and implementing mining services in South Sumatera area with an area of 1,745 Ha. The contract is valid for three years as of the date CK starts the operation. If the contractor can fulfill the services target of approximatelly 30.9 million BCM, the contract may be extended for a period of two years.

Berdasarkan surat antara CK dan MAS, dengan nomor surat 008/DIR-MAS/LEG/I/2020 tanggal 15 Januari 2020 dan 006/CK-LO/FS/I/2020 tanggal 21 Januari 2020, CK dan MAS sepakat untuk mengakhiri Kontrak Jasa Pertambangan nomor 01/CK-MAS/KONT-TAMB/II/2019 efektif sejak tanggal 16 Februari 2020.

Based on letter between CK and MAS, letter number 008/DIR-MAS/LEG/I/2020 dated January 15, 2020 and 006/CK-LO/FS/I/2020 dated January 21, 2020, CK and MAS agreed to terminate mining service contract number 01/CK-MAS/KONT-TAMB/II/2019 effective since February 16, 2020.

Litigasi Litigations

PT Rinjani Kartanegara PT Rinjani Kartanegara

Berdasarkan Putusan Pengadilan Niaga di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 24 Agustus 2017 dengan nomor register 104/Pdt.Sus-PKPU/2017/PN Jkt.Pst, PT Rinjani Kartanegara (“RK”) sebagai klien CK berada dalam Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (“PKPU”).

Maka, CK menjadi salah satu kreditur RK di PKPU.

Based on the Decision of the Commercial Court at Central Jakarta Court dated August 24, 2017 with registered number 104/Pdt.Sus-PKPU/2017/PN Jkt.Pst, PT Rinjani Kartanegara (“RK”) as CK’s client is in the Suspension of Payment Liability (“PKPU”). Therefore, CK became one of RK’s creditors in PKPU.

Pada tanggal 9 Oktober 2017, majelis hakim Pengadilan Niaga menjatuhkan putusan atas kepailitan RK. Atas Putusan tersebut, CK telah mengajukan permohonan kasasi kepada Mahkamah Agung melalui Pengadilan Niaga di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan Akta Permohonan Kasasi dan Memori Kasasi Perkara Kepailitan nomor 64 Kas/Pdt.Sus-Pailit/2017/PN.Niaga.Jkt.Pst.

pada tanggal 17 Oktober 2017.

On October 9, 2017, judges of the Commercial Court pronounced its Decision stating the bankruptcy of RK. On such Decision, CK has filed a cassation to the Supreme Court, through Jakarta Commercial Court at Central Jakarta Court with Deed of Cassation and Memory Cassation of Bankruptcy Case number 64 Kas/Pdt.Sus-Pailit/2017/PN.Niaga.Jkt.Pst. on October 17, 2017.

32. PERJANJIAN SIGNIFIKAN, PERIKATAN DAN KONTINJENSI (lanjutan)

32. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (continued)

CK (lanjutan) CK (continued)

Litigasi (lanjutan) Litigations (continued)

PT Rinjani Kartanegara (lanjutan) PT Rinjani Kartanegara (continued) Mahkamah Agung melalui putusannya pada tanggal

21 Mei 2018 dengan No.429K/Pdt.Sus-Pailit/2018 telah menolak kasasi CK.

The Supreme Court in accordance with its decision No.429K/Pdt.Sus-Pailit/2018 dated May 21, 2018 has rejected cassation from CK.

Berdasarkan surat dari Tirta Cakindra Setiayedi, S.H., M.H., dan Dwiana Miranti, S.H. selaku tim kurator RK (“Tim Kurator”) dengan surat nomor 009/Tim Kurator-RK/VI/2019 tanggal 21 Juni 2019, memberitahukan bahwa Tim Kurator akan segera melaksanakan going concern berdasarkan Penetapan Hakim Pengawas dan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat No.104/PDT.SUS/PKPU/2017/PN.NIAGA.JKT.PST tanggal 13 Mei 2019.

Based on the letter from Tirta Cakindra Setiayedi, S.H., M.H., and Dwiana Miranti, S.H., acting as the Curator team of RK (“Curator Team”) with letter number 009/Tim Kurator-RK/VI/2019 dated June 21, 2019, declared that the Curator Team will proceed with the going concern based on the

Supervisory Judge Decree and

Central Jakarta Commercial Court No.104/PDT.SUS/PKPU/2017/PN.NIAGA.JKT.PS T dated May 13, 2019.

Pada tanggal 11 Juni 2021, CK memperoleh pembayaran dari Tim Kurator atas hasil pelaksanaan going concern sebesar Rp4,4 miliar.

On June 11, 2021, CK received payment from Curator Team related to the going concern result amounting to Rp4.4 billion.

Pada tanggal 30 Juni 2021 dan 31 Desember 2020, saldo piutang CK dari RK adalah masing-masing sebesar AS$19.160.917 dan AS$19.594.995 dan CK telah mencatat cadangan kerugian kredit ekspektasian piutang usaha penuh atas saldo tersebut.

As of June 30, 2021 and December 31, 2020, CK’s receivables from RK is amounting to US$19,160,917 and US$19,594,995, respectively and CK has recorded full allowance for expected credit loss on such balance

PT Multi Structure PT Multi Structure

Berdasarkan Putusan Pengadilan Niaga di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 24 Mei 2017 dengan nomor register 66/PDT.SUS-PKPU/2017/PN.Niaga.JKT.PST, PT Multi Structure (“MS”), sebagai klien CK, berada dalam proses PKPU. Maka, CK menjadi salah satu kreditur MS di PKPU.

Based on the Decision of the Commercial Court at Central Jakarta Court dated May 24, 2017 with

registered number

66/PDT.SUS-PKPU/2017/PN.Niaga.JKT.PST, PT Multi Structure (“MS”), as CK’s client, is in the PKPU process. Therefore, CK becomes one of MS creditors in PKPU.

Pada 5 Februari 2018, CK dan kreditur lainnya menandatangani Perjanjian Perdamaian dengan MS yang diputuskan oleh Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat melalui surat putusan No. 66/Pdt.Sus-PKPU/2017/PN.

Niaga.Jkt.Pst. tanggal 12 Februari 2018.

On February 5, 2018, CK and other creditors signed Settlement Agreement with MS which was pronounced by Commercial Court of Central Jakarta District Court through its decision letter No. 66/Pdt.Sus-PKPU/2017/PN. Niaga.Jkt.Pst.

dated February 12, 2018.

Litigasi (lanjutan) Litigations (continued)

PT Multi Structure (lanjutan) PT Multi Structure (continued) Pada tanggal 12 Desember 2019, MS dinyatakan

pailit, sebagai akibat dari pembatalan Perjanjian Perdamaian, berdasarkan Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 12/Pdt.Sus-Pembatalan Perdamaian/2019/PN.Niaga.Jkt.Pst. juncto No. 66/Pdt.Sus-PKPU/2017/PN.Niaga.Jkt.Pst.

On December 12, 2019, MS was declared bankrupt, as a result of the cancellation of Settlement Agreement, based on the Decree of the Commercial Court in Central Jakarta District Court No. 12/Pdt.Sus-Pembatalan Perdamaian/2019/PN.Niaga.Jkt.Pst. juncto No. 66/Pdt.Sus-PKPU/2017/PN.Niaga.Jkt.Pst.

Pada tanggal 30 Juni 2021 dan 31 Desember 2020, saldo piutang CK dari MS adalah masing-masing sebesar AS$270.602 dan AS$278.103 dan CK telah mencatat cadangan kerugian kredit ekspektasian piutang usaha penuh atas saldo tersebut.

As of June 30, 2021 and December 31, 2020, CK’s receivables from MS is amounting to US$270,602 and US$278,103, respectively and CK has recorded full allowance for expected credit loss on such balance.

PT Tunas Muda Jaya PT Tunas Muda Jaya

Berdasarkan Putusan Pengadilan Niaga di Pengadilan Negeri Surabaya tanggal 4 November 2019, dengan nomor register 39/Pdt.Sus-PKPU/2019/PN.Niaga.Sby, PT Tunas Muda Jaya (“TMJ”), sebagai klien CK, dinyatakan pailit dengan segala akibat hukumnya, maka CK menjadi salah satu kreditur TMJ di perkara kepailitan.

Based on the Decree of the Commercial Court in the

Surabaya District Court dated

November 4, 2019, with register No. 39/Pdt.Sus-PKPU/2019/PN.Niaga.Sby, PT Tunas Muda Jaya (“TMJ”), as CK’s client, was declared bankrupt with all its legal consequences, then CK becomes one of the creditors of TMJ in the bankruptcy case.

Pada 27 November 2019, melalui Penetapan Hakim Pengawas No. 39/Pdt.Sus-PKPU/2019/PN.Niaga.Sby, Hakim Pengawas telah memberikan izin kepada Tim Kurator untuk sementara waktu melanjutkan usaha TMJ, yaitu dengan tetap menjalankan operasional pertambangan batu bara milik TMJ (“Going Concern”).

On November 27, 2019, through Decision of the Supervisory Judge No. 39/Pdt.Sus-PKPU/2019/PN.Niaga.Sby, the Supervisor Judge has given permission to the Curator Team to temporarily continue the business of TMJ, by continuing to operate TMJ's coal mining operations ("Going Concern").

Pada tanggal 30 Juni 2021 dan 31 Desember 2020, saldo piutang CK dari TMJ adalah masing-masing sebesar AS$ 21.346.928 dan AS$21.394.157 dan CK telah mencatat cadangan kerugian kredit ekspektasian piutang usaha penuh atas saldo tersebut.

As of June 30, 2021 and December 31, 2020, CK’s receivables from TMJ is amounting to US$21,346,928 and US$21,394,157, respectively and CK has recorded full allowance for expected credit loss on such balance.

PT Bangun Olahsarana Sukses PT Bangun Olahsarana Sukses

Berdasarkan Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 14 Agustus 2020, dengan nomor register 185/Pdt.Sus-PKPU/2020/PN.Jkt.Pst, PT Bangun Olahsarana Sukses (“BOS”), sebagai klien CK, berada dalam Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (“PKPU”).

Maka, CK menjadi salah satu kreditur BOS di PKPU.

Based on the decision of the Commercial Court at Central Jakarta Court dated August 14, 2020 with

registered number

185/Pdt.Sus-PKPU/2020/PN.Jkt.Pst, PT Bangun Olahsarana Sukses (“BOS”) as CK’s client is in the Suspension of Payment Liability (“PKPU”). Therefore, CK becomes one of BOS creditors in PKPU.

32. PERJANJIAN SIGNIFIKAN, PERIKATAN DAN KONTINJENSI (lanjutan)

32. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (continued)

CK (lanjutan) CK (continued)

Litigasi (lanjutan) Litigations (continued)

PT Bangun Olahsarana Sukses (lanjutan) PT Bangun Olahsarana Sukses (continued) Berdasarkan hasil dari Panel Hakim Pengadilan pada

tanggal 16 Februari 2021, kesepakatan penyelesaian yang disepakati pada tanggal 3 Februari 2021, telah sah dan mengikat secara hukum. Pada tanggal 24 Februari 2021, PT Max Extraction Asia, salah satu kreditur BOS mengajukan kasasi atas BOS. Pada tanggal 10 Juni 2021 Mahkamah Agung telah mengeluarkan keputusan yang menolak kasasi PT Max Extraction Asia.

Based on the result of Court Judges Panel dated February 16, 2021, the settlement agreement which was voted on February 3, 2021, is valid and legally binding. On February 24, 2021, PT Max Extraction Asia, one of BOS’ creditor, filed a cassation to BOS. On June 10, 2021 Supreme Court has released its Decision which reject PT Max Extraction Asia’s cassation.

Pada tanggal 30 Juni 2021 dan 31 Desember 2020, saldo piutang CK dari BOS adalah masing-masing sebesar AS$ 4.172.119 dan AS$4.174.921 dan CK telah mencatat cadangan kerugian kredit ekspektasian piutang usaha penuh atas saldo tersebut.

As of June 30, 2021 and December 31, 2020, CK’s receivables from BOS is amounting to US$4,172,119 and US$4,174,921, respectively and CK has recorded full allowance for expected credit loss on such balance.

NBE NBE

Perjanjian Pembelian Tenaga Listrik Power Purchase Agreement Pada tanggal 25 April 2016, NBE menandatangani

perjanjian pembelian tenaga listrik dengan PT PLN (Persero) dengan kapasitas daya terpasang 2MW di Kalimantan Selatan. Perjanjian pembelian tenaga listrik ini akan berlangsung selama 20 tahun sejak tanggal operasi komersial.

On April 25, 2016, NBE entered into power purchase agreement with PT PLN (Persero) with installed capacity of 2MW in South Kalimantan.

This power purchase agreement is valid for 20 years from the date of commercial operations.

ACE ACE

Kontrak Sewa Pembangkit Listrik Power Plant Rental Contract Pada tanggal 1 Juli 2016, PT Sumberdaya Sewatama

(“SS”), pihak berelasi, menandatangani Kontrak Sewa Pembangkit Listrik Heavy Fuel Oil (“HFO”) dengan PT Agincourt Resources. Pembangkit listrik tersebut akan ditempatkan di Site Tambang Martabe, Sumatera Utara.

On July 1, 2016, PT Sumberdaya Sewatama (“SS”), related party, entered into Heavy Fuel Oil (“HFO”) Power Plant Rental Contract with PT Agincourt Resources. This power plant is located at Martabe Mine Site, North Sumatera.

Sehubungan dengan kontrak sewa pembangkit listrik tersebut, pada tanggal 3 Januari 2018, ACE menandatangani perjanjian kerjasama dengan SS, dimana ACE ditunjuk sebagai pelaksana proyek dan pemilik dari aset pembangkit listrik HFO tersebut.

In relation with such power plant rental contract, on January 3, 2018, ACE entered into a cooperation agreement with SS, in which ACE was appointed as project executor and owner of such power plant HFO asset.

Berdasarkan Perjanjian Penyelesaian Akhir antara PT Agincourt Resources (“AR”) dengan SS pada tanggal 27 Februari 2020, AR akan melakukan pembayaran sejumlah AS$6.948.644 kepada SS atas kesepakatan pembagian kerugian yang dialami SS akibat pengakhiran dari kontrak HFO.

Based on Final Settlement Agreement between

Based on Final Settlement Agreement between