• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sikap Kritikus Hadis dalam Menilai Rijal al-Hadis

Dalam dokumen MAKALAH PENELITIAN RIJAL AL HADIS (Halaman 25-36)

Dalam mengemukakan kritikan, sikap ulama ahli kritik hadis ada yang “ketat” (tasyaddud), ada yang “longgar”

42 Abdul Mawjud Muhammad Abdullatif, Ilmu Jarh wa Ta’dil, op.ci.t., h. 68-73

43 Syaikh Manna al-Qaththan, Mabahis fi Ulumil Hadis, Op.cit.,h. 90

(tasahhul), dan ada yang berada antara kedua sikap itu, yakni “moderat” (tasawut).44

Ulama yang dikenal sebagai mutasyaddid ataupun

mutasahil, ada yang berkaitan dengan sikap dalam menilai kesahihan hadis dan ada yang berkaitan dengan sikap dalam menilai kelemahan atau kepalsuan hadis. An-Nasa’i (wafat 303 H/915 M) dan ‘Ali bin ‘Abdillah bin Ja’far as-Sa’di al-Madini (wafat 234 H/849 M) dikenal sebagai mutasyaddid dalam menilai kesiqaan periwayat, yang berarti juga dalam menilai kesahihan suatu hadis.

Selanjutnya, Al-Hakim an-Naisaburi (Wafat 911 H/1505 M) dikenal sebagai mutasahil dalam menyatakan kepalsuan suatu hadis, dan az-Zahabi (wafat 748 H/1348 M) dikenal sebagai mutawasit dalam menilai periwayat dan kualitas hadis. penggolongan ini bersifat umum dan tidak untuk setiap penelitian yang mereka hasilkan.45

Adanya perbedaan sikap para kritikus hadis dalam menilai periwayat dan kualitas hadis tersebut, berarti bahwa dalam penelitian hadis yang nilai tidak hanya para periwayat hadis saja, tetapi juga para kritikusnya, dan sekiranya terjadi perbedaan dalam mengetik, maka sikap kritikus harus menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan isi kritik yang lebih obyektif.

44 M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, Op.cit., h.74

Dalam hubungan ini, ulama telah mengemukakan beberapa syarat bagi seseorang yang dapat dinyatakan sebagai al-jarh wal-muaddil;

1. Alim 2. Bertaqwa 3. Wara’ 4. Jujur

5. Tidak terkena Jarh

6. Tidak fanatic terhadap sebagai perawi

7. Memahami dengan baik sebab-sebab Jarh.46 G. Kitab-kitab Rujukan

Berikut ini dikemukakan kitab-kitab rijal dengan lebih mengacu kepada susunan yang dikemukakan oleh Mahmud At-Tahhan.

a. Kitab-kitab yang membahas biografi singkat para sahabat Nabi

بب اححصص احلصا بةفح ربعصمح ىصفب بب اعحيصتبسصإبلصاح

Susunan Ibnu’ Abdil-Barr (wafat 463 H/1071 M).

ةباحصجلا ةف رعم ىف باعلا دسا

Susunan Izud-Din Ibnul-Asir (wafat 630 H/ 1232 M).

ةباحصجلا زييمت ىف ةباصلا

Susunan Ibnu Hajar al-‘Asqalani (wafat 852 H/ 1449 M). b. Kitab-kitab yang membahas biografi singkat para periwayat

hadis yang disusun berdasarkan tingkatan para periwayat (tabaqatur-ruwah) dilihat dari segi tertentu:

46Noor Sulaiman PL., Antologi Ilmu Hadis. (Cet. II; Gaung Persada Press, Jakarta: 2009), h.177

ىربكلا تاقبلطلا

Susunan Ibnu Sa’ad (wafat 230 H).

ظ اقحلا ةركذت باتك

Susunan Muhammad bin Ahmad az-Zahabi (wafat 748 H/ 1348 M).

c. Kitab-kitab yang membahas para periwayat hadis secara umum:

ريبكلا خيراتلا

Susunan al-Bukhari (wafat 256 H/ 870 M).

ليدعتلاو حرجلا

Susunan Ibnu Abi Hatim ar-Razi (wafat 328 H).

d. Kitab-kitab yang membahas para periwayat hadis untuk kitab-kitab hadis tertentu:

دادسلا و ةقثلا لهأ ةف رعم ىف داشرلا و ةيا دهلا

Susunan Ahmad bin Muhammad al-Kalabazi (wafat 318 H).

ةرشعلا لاج رب ة ركذتلا

Susunan Muhammad bin ‘Ali al-Husaini (wafat 765 H).

kitab yang membahas para periwayat hadis di kitab-kitab hadis dari keempat tokoh mazhab figh yang tidak dijelaskan oleh Tahzibul-Kamal karya al-Mizzi di atas.

ةعبرلا ةمئ لا لاج ر دناوزب ةعفنملا ليجعت

Susunan Ibnu Hajar al-A’Asqalan.

e. Kitab-kitab yang membahas kualitas para periwayat hadis: (1)Kitab-kitab yang khusus membahas para periwayat

تاقثلا باتك

Susunan Abul-Hasan Ahmad bin’ Abdilah al-‘Ijli (wafat 261 H)

تاقثلا باتك

Susunan Abu Hatim Muhammad bin Ahmad bin Hibban al-Busti (wafat 354 H / 965 M)

ملعلا مهنع لقن نمم تاقثلا ءامسأ خيرات

Susunan ‘Umar bin Ahmad bin Syahin (wafat 383 H). (2)Kitab-kitab yang khusus membahas para periwayat

yang dinilai lemah (da’if) oleh penyusunnya:

-ريبكلا ءافعضلا Susunan al-Bukhari ريغصجلا ءافعضجلا Susunan al-Bukhari نوكورتملاو ءافعضلا Susunan an-Nasa’i. ءافعضجلا باتك

Susunan Abu Ja’far Muhammad bin ‘Amr al-Uqaili (wafat 323 H).

نيثدجحملا نم نيحورجملا ةف رعم

Susunan Abu Hatim Muhammad bin Ahmad bin Hibban al Busti.

(3) Kitab-kitab yang khusus membahas para periwayat hadis yang kualitas mereka dipersoalkan:

لاج رجلا ءافعض ىف لم اكلا

لاجرجلا دقن ىف لا دتع لا نا زيم

Susunan Muhammad bin Ahmad az-Zahabi.

نا زيملا نازيم

Susunan Ibnu Hajar al-‘Asqalani

f. Kitab-kitab yang membahas para periwayat hadis berdasarkan Negara asal mereka:

طساولا خيرات

Susunan Bahsyal (Abul-Hasan Aslam bin Syahl) al-Wasiti (wafat 288 H)

سن وتو ةيجقي رفا ءاملع تاقبط رصتخم

Kitab tersebut membahas khusus para periwayat hadis di Shahih al-Bukhari.

ملسم حيحص لاجر

Susunan Ahmad bin ‘Ali al-Asfahani (wafat 428 H).

نيحيحصجلا لاجر نيب عمجلا

Susunan Ibnul-Qaisarani (Muhammad bin Tahir ar-Maqdisi) (wafat 507H).

Kitab tersebut membahas khusus para periwayat hadis di Sahih al-Bukhari dan Sahih Muslim.

اطؤملا لاج رب في رعتلا

Susunan Muhammad bin Yahya at-Tamimi (wafat 416 H). Kitab tersebut membahas khusus para periwayat hadis di Muatta’ Malik

(6) Kitab-kitab yang membahas para periwayat hadis al-Kutubus-Sittah (enam macam kitab hadis standar, yakni

Sahih al-Bukhari Sahih Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan at-Tirmizi, Sunan an-Nasa’i, dan Sunan Ibnu Majah):

لاجرجلا ءامسأ ىف لامكلا

Susunan ‘Abdul-Gani al-Maqdisi (wafat 600 H). kitab tersebut merupakan perintis kitab Rijal yang membahas para periwayat al-Kutubus Sittah. Kitab-kitab yang berisi penyempurnaan

لامكلا بيذهت

Susunan Abu-Hajjaj Yusuf bin az-Zaki al-Mizzi (wafat 742 H)

لامكلا بيذهت لامكا

Susunan ‘Alaud-Din Muglataya (wafat 762 H).

بيذهتلا بيهذت

Susunan Muhammad bin Ahmad az-Zahabi (wafat 748 H/1348 M).

ةتسجلا بتكلا ىف ةاور هل نم ةف رعم ىف فشاكلا

Susunan Muhammad bin Ahmad az-Zahabi.

بيذهتلا بيذهت

Susunan Ibnu Hajar al-‘Asqalani (wafat 852 H/1449 M).

بيذهتلا بيرقت

Susunan Ibnu Hajar al-‘Asqalani.

لامكلا بيذهت بيهذت ةصلخ

Susunan Saifud-Din Ahmad ‘Abdillah al-Khazrahji (wafat 924 H).

(7) Kitab-kitab yang membahas para periwayat hadis di sepuluh kitab hadis, yakni al-Kutubus-Sittah dan kitab-kitab dari keempat tokoh mazhab fiqh (Muatta’Malik, Musnad asy-Syafi’I Musnad Ahmad, dan Musnad yang dihimpun oleh Husain bin Muhammad bin Khusr dari hadis-hadis riwayat Abu Hanafiah):

ةقرجلا خيرات

Susunan Muhammad bin Sa’id al-Qusyairi

ايراد خيرات

Susunan Abu ‘Abdillah ‘Abdul-Jabbar ad-Darani (wafat 370 H).

ناهفصلا رابخأ ركذ

Susunan Abu Nu’aim Ahmad bin ‘Abdillah al-Asbahani (wafat 430 H).

ناجرج خيرات

Susunan Abul-Qasim Hamzah bin Yusuf as-Sahmi (wafat 427 H).

دادغب خيرات

Susunan Ahmad bin ‘Ali bin Sabit al-Khatib al-Bagdadi (wafat 463 H).

(8) Kitab-kitab yang membahas ‘illat hadis:

ثيدحلا للع

Susunan Ibnu Abi Hatim ar-Razi (wafat 328 H).

لاج رجلا ةف رعمو للعلا

Susunan Ahmad bin Hambal

Susunan Ibnul-Madini (wafat 234 H)

-ريبكلا للعلا

Susunan at-Turmuzi (wafat 279 H/892 M).

-ريغصجلا للعلا Susunan at-Turmuzi ةيجوبنلا تيداحلا ىف ة دراولا للعلا

Susunan a-Daraqutni (wafat 385 H/995 M).47

Judul-judul kitab rijal hadis yang dikemukakan di atas lebih dari empat puluh macam. Seluruh kitab tersebut termasuk lengkap dan ideal sekali untuk meneliti sanad

hadis.

47Lihat Mahmud at-Tahhan, Usul at-takhrij wa Dirasat al-Asanid (Riyadl: Maktabah al-Ma’arif, 1978). h. 168-206.

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan dari uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Ilmu rijal al hadis adalah ilmu yang sangat tinggi nilainya, dan besar pengaruhnya. Karena dalam ilmu ini diterangkan berbagai aspek yang berhubungan dengan para perawi, terutama integritas kepribadian dan kapasitas keilmuannya. 2. Penetapan teknik oleh para ulama ahli kritik hadis

dimaksudkan agar penelitian terhadap para periwayat hadis dapat lebih objektif dalam menentukan apakah hadis tersebut daapt diterima atau ditolak.

3. Penelitian terhadap berbagai segi rijal al hadis adalah dalam rangka memberikan justifikasi tentang kredibilitas para perawi hadis. Juga sebagai upaya untuk mengenai lebih dekat para periwayat hadis agar dapat mengetahui secara rinci kondisi periwayat tersebut.

4. Kaedah al-jarh wa ta’dil bertujuan untuk melakukan penelitian secara cermat, baik terhadap para periwayat maupun terhadap hadis itu sendiri.

5. Para perawi yang meriwayatkan hadis tidak semuanya berada dalam satu derajat dari segi keadilan dan kedhabitan. Di antara mereka ada yang kurang dari hafalan, dan ada pula yang sering lupa dan salah. Karena itu, para ulama ahli kritik

menetapkan tingkatan jarh dan ta’dil beserta lafal-lafalnya untuk menentukan hadis yang dapat dijadikan hujjah.

6. Sikap kritikus hadis dalam menilai rijal al hadis berbeda-beda, ada yang “ketat” (tasyaddud), ada yang “longgar” (tasahhul),

dan ada yang “moderat” (tawassut).

7. Kitab-kitab rujukan rijal al hadis sebagai dikemukakan oleh Dr. Mahmud at-Tahhan lebih dari empat puluh macam dan seluruh kitab tersebut termasuk lengkap dan ideal untuk meneliti para perawi hadis dari berbagai aspeknya.

Dalam dokumen MAKALAH PENELITIAN RIJAL AL HADIS (Halaman 25-36)

Dokumen terkait