BAB II . LANDASAN TEORI F. Sikap 1. Pengertian sikap Seseorang mempunyai sikap dalam memberikan penilaian terhadap obyek atau produk yang dihadapi. Sikap itu menempatkannya dalam pemikiran untuk menyukai sesuatu, mendekati atau mempengaruhi suatu obyek. Menurut Philip Kotler (1997:167) sikap didefinisikan sebagai berikut: Sikap adalah evaluasi perasaan emosional dan kecenderungan yang menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap beberapa obyek atau gagasan. Menurut James F Engel (1994:53) sikap adalah: Suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang beresponden dengan menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan obyek atau alternatif yang diberikan. Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sikap berarti evaluasi dari suatu perasaan emosional yang memungkinkan orang cenderung beresponden terhadap suatu obyek. 2. Komponen sikap Sikap mempunyai tiga komponen (Kinnear, 1988:305-306) yaitu; a. komponen kognitif Komponen kognitif berhubungan dengan kesadaran atau pengetahuan mengenai suatu obyek. Contohnya adalah “saya mempercayai produk X mempunyai…. b. Komponen afektif Komponen afektif berhubungan dengan kesukaan dan pilihan responden terhadap suatu obyek atau fenomena. Contohnya adalah “iklan Z bagus”. c. Komponen perilaku (behavior) Komponen perilaku ini mengacu pada pembeli yang berupa niat membeli. Ketiga komponen ini konsisten satu sama lain. Jika salah satu komponen berubah pewujudan tersendiri dan membentuk suatu sikap keseluruhan sebagai tanggapan terhadap rangsangan yang diterima. 3. Karakteristik sikap Sikap mempunyai lima karakteristik yang penting (Saifuddin,1988-11) yaitu : a. Sikap mempunyai arah Sikap akan menunjukkan apakah seseorang menyetujui atau tidak menyetujui, mendukung atau tidak mendukung, memihak atau tidak memihak terhadap suatu obyek. Seseorang mempunyai sikap mendukung terhadap suatu obyek berarti mempunyai sikap yang terarah positif. Seseorang yang tidak mendukung berarti mempunyai sikap yang arahnya negatif terhadap obyek yang bersangkutan. b. Sikap mempunyai intensitas Intensitas atau kekuatan sikap pada setiap orang belum tentu sama. Dua orang sama-sama mempunyai sikap terhadap sesuatu, mungkin tidak sama intensitasnya dalam arti satu bersikap positif sedangkan yang lain bersikap negatif. c. Sikap mempunyai keluasan Keluasan sikap menunjukan pada luas tidaknya cakupan aspek sikap yang disetujui oleh seseorang. Seseorang dapat mempunyai sikap positif terhadap suatu obyek secara menyeluruh, yaitu terhadap semua aspek yang ada pada obyek sikap. Sebagai contoh, seorang yang mempunyai sikap positif terhadap program keluarga berencana dikatakan memiliki sikap positif yang luas, apabila ia mempunyai sikap positif terhadap semua atau sebagian besar aspek atau hal yang menyangkut program keluarga berencana. Sebaliknya, seseorang dapat mempunyai sikap positif terhadap sesuatu secara sempit, yaitu ia mempunyai sikap yang hanya terbatas pada sebagian kecil saja aspek yang menyangkut obyek sikap tersebut. d. Sikap mempunyai konsistensi Konsistensi sikap ditunjukan oleh kesesuaian antara pernyataan sikap yang dikemukakan oleh subyek dengan responnya terhadap obyek sikap. Konsistensi sikap juga ditunjukkan oleh tidak adanya kebimbangan dalam bersikap. Seseorang dapat saja mempunyai sikap yang tidak konsisten apabila ia menyatakan setuju pada sesuatu tetapi dapat sekaligus juga menyatakan tidak setuju. e. Sikap mempunyai spontanitas Sejauh mana kesiapan subyek untuk menyatakan sikap secara spontan. Suatu sikap dikatakan mempunyai spontanitas yang tinggi apabila sikap dinyatakan tanpa perlu mengadakan pengungkapan atau desakan agar subyek menyatakan sikapnya. Hal ini tampak dengan pertanyaan saja atau dengan pengamatan terhadap indikator sikap dimana subyek mempunyai kesempatan untuk menyatakan sikapnya. 4. Fungsi sikap Menurut Assael (1995;275-278) sikap mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Fungsi penyesuaian Fungsi mengarahkan orang untuk menyukai atau menghargai obyek terlepas dari rasa menyukai atau tidak menyukai produk tersebut. 1) Fungsi ini membantu konsumen untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. 2) Sikap konsumen bergantung pada besarnya tingkatan persepsi konsumen terhadap suatu pemasaran. b. Fungsi Ego-defensif (pertahanan Ego) 1) Sikap dibentuk untuk melindungi ego atau citra diri dari ancaman. 2) Kenyataan bahwa banyak ekspresi-ekspresi sikap yang keluar merefleksikan kebalikan-kebalikan dari apa yang dipersepsikan orang terhadap dirinya. c. Fungsi ekspresi nilai 1) Konsumen mengambil sikap tertentu dalam usaha untuk menterjemahkan nilai-nilai mereka ke suatu yang lebih nyata dan lebih mudah. 2) Pemasar seharusnya memahami nilai-nilai dari konsumen yang ingin diekspresikan dan mendesain produk sesuai dengan nilai-nilai itu. d. Fungsi pengetahuan 1) Manusia mempunyai kebutuhan dan lingkungan yang teratur sehingga mereka mencari konsistensi, definisi, stabilitas, dan pemahaman. 2) Kebutuhan akan pengetahuan pada apa yang kita butuhkan diketahui. 5. Pembentukan sikap Menurut Engel (1994:340) pembentukan sikap dibagi ke dalam dua peranan, yaitu : a. Peranan pengalaman langsung Sikap seringkali terbentuk sebagai hasil kontak langsung dengan obyek sikap. Karakteristik penting dari sikap yang didasarkan pada pengalaman langsung adalah sikap yang biasanya dianut dengan kepercayaan yang lebih besar. Konsisten dengan hal tersebut, penelitian memperlihatkan bahwa konsumen memiliki keyakinan yang jauh lebih kuat mengenai sikap terhadap produk bila didasarkan pada pemakaian produk aktual dibandingkan bila didasarkan pada iklan saja. (Engel 1994:340). b. Peranan pengalaman tidak langsung Sikap dapat dibentuk tanpa adanya pengalaman aktual dengan suatu obyek. Sebagai contoh, banyak orang tidak pernah mengendarai Mercedes Benz atau pergi berlibur ke Hawaii, tetapi mereka tetap mendukung mobil dan tempat berlibur tersebut. Begitu pula sikap produk mungkin terbentuk bila pengalaman konsumen dengan produk yang bersangkutan terbatas pada apa yang mereka lihat di iklan (Engel, 1994:340). 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap konsumen 1. faktor intern a. Selektivitas sendiri Selektivitas senantiasa berlangsung karena keterbatasan individu atau manusia untuk menerima semua rangsangan yang datang dari lingkungan dengan taraf perhatian yang sama. b. Daya pilih sesuai dengan keinginannya Minat perhatiannya untuk menerima pengaruh yang datang dari luar dirinya. 2. Faktor ekstern Dalam pembentukan dan perubahan sikap selain faktor-faktor intern terdapat pula faktor ekstern, misalnya: pandangan baru ingin diberikan, dengan melihat siapa yang memberikan pandangan baru tersebut. Dalam dokumen Analisis sikap konsumen terhadap atribut kendaraan roda dua merek Yamaha Jupiter MX 135 LC : studi kasus pada Dealer Sumber Baru Motor Bale Harjo, Wonosari, Gunungkidul - USD Repository (Halaman 34-40)