HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.5. Sikap Responden
Dari hasil penelitian diketahui distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan adalah sebagai berikut :
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Penyakit Malaria
No. Pernyataan Sikap
SS % S % KS % TS % Tot % 1 Menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk penular penyakit malaria 38 58,5 27 41,5 - - - - 65 100
2 Apabila ada salah satu anggota keluarga mengalami menggigil dan kedinginan sebaiknya segera dibawa ke fasilitas kesehatan 19 29,2 46 70,8 - - - - 65 100
3 Penyakit malaria dapat dicegah dengan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar
38 58,5 27 41,5 - - - - 65 100
4 Melakukan pencegahan penyakit malaria lebih baik daripada
mengobati
14 21,5 51 78,5 - - - - 65 100
5 Adanya genangan air di sekitar rumah dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit malaria
1 1,5 38 58,5 14 21,5 12 18,5 65 100
6 Penderita malaria harus mendapatkan
pengobatan malaria dari tenaga kesehatan di sarana pelayanan kesehatan seperti puskesmas 13 20,0 52 80,0 - - - - 65 100 7 Wajib membayar petugas kalau dilakukan penyemprotan jentik nyamuk - - - - 65 100 - - 65 100 8 Melakukan penyemprotan apabila di lingkungan tempat tinggal sudah ada penderita malaria
Lanjutan Tabel 7.
No. Pernyataan Sikap
SS % S % KS % TS % Tot %
9 Menghilangkan jentik nyamuk dengan penyemprotan adalah salah satu pencegahan penyakit malaria
6 9,2 56 86,2 3 4,6 - - 65 100
10 Ikut serta dalam penyuluhan tentang penyakit malaria dapat menambah pengetahuan tentang pencegahan malaria 11 16,9 41 63,1 13 20,0 - - 65 100 11 Adanya penderita malaria di keluarga disebabkan tidur tidak memakai kelambu atau tidak memakai obat anti nyamuk
7 10,8 14 21,5 42 64,6 2 3,1 65 100
12 Pembuatan kawat kasa, penerangan kamar dan kain yang
bergantungan di kamar tidak ada hubungannya dengan kejadian malaria
5 7,7 12 18,5 48 73,8 - - 65 100
13 Jika memiliki kolam ikan/tambak sebaiknya dijaga agar air tetap mengalir atau diberikan ikan pemakan jentik nyamuk
17 26,2 48 73,8 - - - - 65 100
14 Kandang ternak sebaiknya diletakkan disekitar rumah asalkan terjaga kebersihannya
- - 20 30,8 38 58,5 7 10,8 65 100
15 Karena urusan lingkungan sudah ada yang mengelolanya yaitu kepling dan kelurahan maka kami tidak perlu sibuk membersihkan lingkungan
4 6,2 12 18,5 49 75,4 - - 65 100
16 Penyakit malaria bukan merupakan penyakit keturunan dan dapat disembuhkan
- - 56 86,2 9 13,8 - - 65 100
17 Obat malaria bisa didapatkan di warung- warung
Lanjutan Tabel 7.
No. Pernyataan Sikap
SS % S % KS % TS % Tot % 18 Petugas kesehatan sebaiknya berkunjung ke masyarakat untuk memberikan penyuluhan tentang malaria dan pencegahannya 7 10,8 58 89,2 - - - - 65 100 19 Masyarakat harus peduli dengan penyakit malaria dan melakukan pembersihan
lingkungan
14 21,5 51 78,5 - - - - 65 100
20 Penyakit malaria bisa disembuhkan dengan minum obat yang teratur
14 21,5 51 78,5 - - - - 65 100
Dari tabel 7 di atas diketahui bahwa sikap responden tentang menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk penular penyakit malaria, sebagian besar responden sangat setuju 38 orang (58,5%) dan setuju 27 orang (41,5%). Sedangkan sikap responden tentang apabila ada salah satu anggota keluarga mengalami menggigil dan kedinginan sebaiknya segera dibawa ke fasilitas kesehatan, sebagian besar responden setuju 46 orang (70,8%)dan sangat setuju 19 orang (29,2%).
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sikap responden tentang penyakit malaria dapat dicegah dengan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar, sebagian besar responden sangat setuju 38 orang (58,5%) dan 27 orang (42,5%) yang menyatakan setuju. Sedangkan sikap responden tentang melakukan pencegahan penyakit malaria lebih baik daripada mengobati, sebagian besar responden setuju 51 orang (78,5%) dan 14 orang (21,5%) yang menyatakan sangat setuju.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sikap responden tentang adanya genangan air di sekitar rumah dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit malaria, sebagian besar responden setuju 38 orang (58,5%), sebanyak 14 orang (21,5%) responden kurang setuju, sebanyak 12 orang (18,5%) responden tidak setuju dan 1 orang (1,5%) responden yang menyatakan sangat setuju. Kemudian dilihat dari tabel 7 diketahui bahwa sikap responden tentang penderita malaria harus mendapatkan pengobatan malaria dari tenaga kesehatan di sarana pelayanan kesehatan seperti puskesmas, sebagian besar responden setuju 52 orang (80%) dan 13 orang (20%) yang menyatakan sangat setuju.
Berdasarkan tabel 7 di atas diketahui bahwa sikap responden tentang wajib membayar petugas kalau dilakukan penyemprotan jentik nyamuk, seluruh responden kurang setuju 56 orang (100%). Diketahui juga bahwa sikap responden tentang melakukan penyemprotan apabila di lingkungan tempat tinggal sudah ada penderita malaria, sebagian besar responden setuju 52 orang (80%), sebanyak 6 orang (9,2%) menyatakan sangat setuju dan 7 orang (10,8%) yang menyatakan kurang setuju.
Selain itu juga diketahui bahwa sikap responden tentang menghilangkan jentik nyamuk dengan penyemprotan adalah salah satu pencegahan penyakit malaria, sebagian besar responden setuju 56 orang (86,2%), sebanyak 6 orang (9,2%) yang menyatakan sangat setuju dan 3 orang (4,6%) kurang setuju.
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Tingkatan Sikap Responden Terhadap Penyakit Malaria
No. Tingkatan Sikap Responden Jumlah
(Orang) %
1 Baik 8 12.3
2 Sedang 57 87.7
J U M L A H 65 100,0
Dari tabel 8 di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar tingkatan sikap responden terhadap penyakit malaria berada pada tingkat kategori sikap sedang yaitu sebanyak 57 orang (87,7%) dan pada tingkat kategori baik sebanyak 8 orang (12,3%). 4.6. Tindakan Responden
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa seluruh reponden yaitu sebanyak 65 orang (100%) menyatakan peduli dengan pencegahan penyakit malaria.
Dari hasil penelitian diketahui distribusi frekuensi responden berdasarkan tindakan adalah sebagai berikut :
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden tentang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Malaria
No. Kegiatan Pencegahan Penyakit Malaria yang Pernah Dilakukan
Jumlah
(Orang) %
1 Nilai 1 (Membersihkan rumah dan pekarangan
sendiri) 23 35.4
2
Nilai 2 (Membersihkan rumah dan pekarangan sendiri, pembersihan lingkungan melalui kegiatan gotong royong)
24 36.9
3
Nilai 3 (Membersihkan rumah dan pekarangan sendiri, pembersihan lingkungan melalui kegiatan gotong royong, menjaga kebersihan diri dan ikut serta kegiatan gotong royong)
18 27.7
J U M L A H 65 100,0
Berdasarkan tabel 9 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mendapatkan nilai 2 tentang tindakan pencegahan penyakit malaria yang pernah dilakukan yaitu sebanyak 24 orang (36,9%), sebanyak 23 orang (35,4%) responden
mendapat nilai 1 dan lainnya mendapat nilai 3 yaitu sebanyak 18 orang (27,7%). Kegiatan pencegahan penyakit malaria yang pernah dilakukan adalah membersihkan rumah dan pekarangan sendiri, pembersihan lingkungan melalui kegiatan gotong royong.
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden tentang Tempat Perindukan Nyamuk
No. Keberadan Tempat Perindukan Nyamuk di Sekitar Rumah Responden
Jumlah
(Orang) %
1 Ya 57 87.7
2 Tidak 8 12.3
J U M L A H 65 100,0
No. Bentuk Tempat Perindukan Nyamuk Jumlah
(Orang) %
1 Air payau/genangan air 33 57,9
2 Baju bergantungan 7 12,3
3 Saluran pembuangan limbah yang tidak lancar 17 29,8
J U M L A H 57 100,0
No. Tindakan terhadap Tempat Perindukan Nyamuk Jumlah (Orang) % 1 Mengubur 52 80.0 2 Membakar 13 20.0 J U M L A H 65 100,0
No. Tindakan Penanggulangan Nyamuk sebagai Vektor Malaria
Jumlah (Orang) % 1 Pernah 58 89,2 2 Tidak Pernah 7 10,8 J U M L A H 65 100,0 No.
Tindakan yang Dilakukan dalam Penanggulangan Nyamuk sebagai Vektor
Malaria
Jumlah
(Orang) %
1 Pembersihan lingkungan 43 74,1
2 Penyemprotan jentik nyamuk 15 25,9
J U M L A H 58 100,0
Lanjutan Tabel 10.
No. Jenis Anti Nyamuk yang Biasa Digunakan Jumlah
(Orang) %
1 Anti nyamuk bakar 33 50,8
2 Anti nyamuk oles 32 49,2
J U M L A H 65 100,0
Menghindari Gigitan Nyamuk Selain Menggunakan Anti Nyamuk
(Orang)
1 Anti nyamuk bakar saja 13 20.0
2 Kawat Kasa 29 44.6
3 Kelambu 23 35.4
J U M L A H 65 100,0
Berdasarkan tabel 10 di atas dapat diketahui bahwa responden terbanyak 57 orang (87,7%) mengatakan ada tempat perindukan nyamuk di sekitar rumahnya, sedangkan 8 orang lainnya (12,3%) responden mengatakan tidak ada tempat perindukan nyamuk di sekitar rumahnya. Dari 57 orang yang mengatakan ada tempat perindukan nyamuk di sekitar rumahnya, sebagian besar responden mengatakan bahwa bentuk tempat perindukan nyamuk yang ada disekitar rumahnya adalah air payau atau genangan air yaitu sebanyak 33 oranga (57,9%), sebanyak 17 orang (29,8%) menyatakan bahwa bentuk tempat perindukan nyamuk yang ada disekitar rumahnya adalah saluran pembuangan limbah yang tidak lancar, sedangkan yang lainnya mengatakan bahwa bentuk tempat perindukan nyamuk yang ada disekitar rumahnya adalah baju bergantungan yaitu sebanyak 7 orang (12,3%).
Untuk tindakan terhadap tempat perindukan nyamuk sebagian besar responden menyatakan bahwa tindakan terhadap tempat perindukan nyamuk adalah dengan mengubur yaitu sebanyak 52 orang (80%), sedangkan yang lainnya menyatakan bahwa tindakan terhadap tempat perindukan nyamuk adalah dengan membakar yaitu sebanyak 13 orang (20%).
Berdasarkan tabel tersebut di atas diketahui bahwa sebagian besar responden mengatakan pernah melakukan penanggulangan terhadap nyamuk sebagai vektor malaria yaitu sebanyak 58 orang (89,2%), sedangkan yang lainnya sebanyak 7 orang
(10,8%) mengatakan tidak pernah melakukan penanggulangan terhadap nyamuk sebagai vektor malaria. Dari 58 orang yang mengatakan pernah melakukan penanggulangan terhadap nyamuk sebagai vektor malaria sebanyak 43 orang (74,1%) melakukan pembersihan lingkungan, sedangkan yang lainnya yaitu sebanyak 15 orang (25,9%) melakukan penyemprotan jentik nyamuk.
Dari tabel 10 juga diketahui bahwa sebagian besar responden biasanya menggunakan anti nyamuk bakar yaitu sebanyak 33 orang (50,8%), sebanyak 32 orang (49,2%) responden mengatakan biasanya menggunakan anti nyamuk oles. Sedangkan cara lain yang digunakan untuk menghindari gigitan nyamuk adalah memakai kawat kasa yaitu sebanyak 29 orang (44,6%), menggunakan kelambu yaitu sebanyak 23 orang (35,4%), yang lainnya hanya menggunakan anti nyamuk bakar ssaja yaitu sebanyak 13 orang (20%).
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden tentang Tempat Tinggal Responden
No. Lingkungan Tempat Tinggal Beresiko Terjangkit Penyakit Malaria
Jumlah
(Orang) %
1 Ya 55 84.6
2 Tidak 10 15.4
J U M L A H 65 100,0
No. Kondisi Tempat Tinggal Responden yang Beresiko
Jumlah
(Orang) %
1 Memiliki kandang ternak yang dekat dengan
rumah 8 14,5
2 SPAL yang terbuka dan tidak lancar 47 85,5
J U M L A H 55 100,0
No. Waktu Pelaksanaan Gotong Royong untuk Memberantas Sarang Nyamuk
Jumlah
(Orang) %
1 1 kali dalam sebulan 7 10.8
2 1 kali dalam seminggu 58 89.2
J U M L A H 65 100,0
Berdasarkan tabel 11 di atas dapat diketahui bahwa responden terbanyak yaitu 55 orang (84,6%) mengatakan lingkungan tempat tinggalnya beresiko terjangkit penyakit malaria, sedangkan 10 orang lainnya (15,4%) responden mengatakan lingkungan tempat tinggalnya tidak beresiko terjangkit penyakit malaria. Dari 55 orang yang lingkungan tempat tinggalnya beresiko terjangkit penyakit malaria, sebanyak 47 orang (85,5%) kondisi tempat tinggalnya memiliki SPAL yang terbuka dan tidak lancar, sedangkan yang lainnya memiliki kandang ternak yang dekat dengan rumah yaitu sebanyak 8 orang (14,5%).
Dapat diketahui bahwa sebanyak 58 orang responden (89,2%) mengatakan bahwa waktu pelaksanaan gotong royong untuk memberantas sarang nyamuk dilakukan sekali dalam seminggu, sebanyak 7 orang (10,8%) responden mengatakan bahwa waktu pelaksanaan gotong royong untuk memberantas sarang nyamuk dilakukan sekali dalam sebulan.
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden tentang Peran Petugas Kesehatan dalam Penanggulangan Penyakit Malaria
No. Penyuluhan tentang Penyakit Malaria Jumlah
(Orang) %
1 Pernah 41 63,1
2 Tidak Pernah 24 36,9
J U M L A H 65 100,0
No. Kesimpulan dari Penyuluhan yang Didapat Jumlah
(Orang) %
1 Penyakit malaria, faktor-faktor yang
mempengaruhi dan upaya pencegahannya 17 41,5 2 Pentingnya kebersihan diri dan lingkungan 24 58,5
J U M L A H 41 100,0
No. Peran Petugas Kesehatan dalam Penanggulangan Penyakit Malaria
Jumlah
(Orang) %
1 Tidak ada peran sama sekali 23 35.4
2 Memberikan penjelasan tentang penyakit
malaria saja di kegia 9 13.8
3 Melakukan kegiatan dalam bentuk penyuluhan
tentang penyakit 33 50.8
J U M L A H 65 100,0
No.
Kegiatan yang Pernah Dilakukan Untuk Meningkatkan Akses Pelayanan Untuk
Penyakit Malaria
Jumlah
(Orang) %
1 Skor 1(Pengobatan, Peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan) 23 35,4
2 Skor 2 (Pengobatan, Peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan, Penyediaan Kelambu) 42 64,6
J U M L A H 65 100,0
Berdasarkan tabel 12 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden sudah pernah mengikuti penyuluhan tentang penyakit malaria yaitu sebanyak 41 orang (63,1%), sedangkan 24 orang (36,9%) responden tidak pernah mengikuti penyuluhan tentang penyakit malaria. Dari 41 orang yang pernah mengikuti penyuluhan tentang penyakit malaria, sebanyak 24 orang (58,5%) responden mengatakan bahwa kesimpulan yang di dapat dari penyuluhan tersebut adalah pentingnya kebersihan diri dan lingkungan, sedangkan sebanyak 17 orang (41,5%)
responden mengatakan bahwa kesimpulan yang di dapat dari penyuluhan tersebut adalah penyakit malaria, faktor-faktor yang mempengaruhi dan upaya pencegahannya.
Berdasarkan tabel tersebut di atas diketahui bahwa sebagian besar responden mengatakan bahwa peran petugas kesehatan dalam penanggulangan penyakit malaria adalah melakukan kegiatan dalam bentuk penyuluhan tentang penyakit yaitu sebanyak 33 orang (50,8%), sebanyak 23 orang (35,4%) mengatakan bahwa petugas kesehatan tidak ada peran sama sekali dalam penanggulangan penyakit malaria, sedangkan yang lainnya sebanyak 9 orang (13,8%) mengatakan bahwa peran petugas kesehatan dalam penanggulangan penyakit malaria adalah memberikan penjelasan tentang penyakit malaria saja di kegiatan Posyandu.
Selain itu, diketahui bahwa sebagian besar responden mendapatkan nilai 2 tentang kegiatan yang pernah dilakukan untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan untuk penyakit malaria yaitu sebanyak 42 orang (64,6%), sedangkan sebanyak 23 orang (35,4%) memperoleh nilai 1. Dari jawaban responden diketahui sebagian besar responden menyatakan bahwa kegiatan untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan untuk penyakit malaria adalah dengan pengobatan, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan penyediaan kelambu.
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden tentang Keluarga yang Menderita Penyakit Malaria
No. Anggota Keluarga yang ,Menderita Penyakit Malaria Jumlah (Orang) % 1 Ada 57 87.7 2 Tidak Ada 8 12.3 J U M L A H 65 100,0
Lanjutan Tabel 13.
No. Tempat Berobat Anggota Keluarga yang Menderita Malaria
Jumlah
(Orang) %
1 Rumah Sakit/ Puskesmas 41 71,9
2 Klinik Malaria 16 28,1
J U M L A H 57 100,0
No. Yang Dilakukan Penderita Malaria Setelah Sembuh dari Penyakit Malaria
Jumlah
(Orang) %
1 Ikut serta dalam upaya penanggulangan dan
pencegahan malaria 18 31,6
2 Menjaga agar tidak digigit nyamuk 31 54,4 3 Kembali seperti sebelum menderita malaria 8 14,0
J U M L A H 57 100,0
Dari tabel 13 di atas diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan ada anggota keluarganya yang menderita penyakit malaria yaitu sebanyak 57 orang (87,7%), sedangkan sebanyak 8 orang (12,3%) menyatakan tidak ada anggota keluarganya yang menderita penyakit malaria. Dari 57 orang yang menyatakan ada anggota keluarganya yang menderita penyakit malaria, 41 orang (71,9%) beroobat ke Rumah sakit atau Puskesmas, sedangkan yang lainnya berobat ke klinik malaria yaitu sebanyak 16 orang (28,1%).
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjaga agar tidak digigit nyamuk setelah sembuh dari penyakit malaria yaitu sebanyak 31 orang (54,4%), sebanyak 18 orang (31,6%) responden ikut serta dalam upaya penanggulangan dan pencegahan malaria, sedangkan yang lainnya kembali seperti sebelum menderita penyakit malaria yaitu sebanyak 8 orang (14%).
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Tingkatan Tindakan Responden Terhadap Penanggulangan Penyakit Malaria
No. Tingkatan Tindakan Responden Jumlah
(Orang) %
1 Baik 10 15.4
2 Sedang 51 78.4
3 Kurang 4 6.2
J U M L A H 65 100,0
Dari tabel 14 di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar tingkatan tindakan responden terhadap penanggulangan penyakit malaria berada pada tingkat kategori sedang yaitu sebanyak 51 orang (78,5%), pada tingkat kategori baik sebanyak 10 orang (15,4%) dan pada tingkat kategori kurang yaitu sebanyak 4 orang (6,2%).
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Responden
Dari hasil penelitian diketahui bahwa karakteristik penderita malaria (responden) bervariasi mulai dari umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan dan pendapatan. Dari hasil penelitian pada tabel 1 diketahui bagwa umur responden terbanyak adalah 41-45 tahun yaitu sebanyak 21 orang (32,3%) dan yang paling sedikit adalah masing-masing 2 orang (3,1%) umur 21-25 tahun dan 51-55 tahun. Sedangkan jenis kelamin responden yang terbanyak adalah laki-laki yaitu sebanyak 34 orang (52,3%), dan paling sedikit perempuan yaitu 31 orang (47,7%). Pendidikan responden sebagian besar adalah Sekolah Dasar yaitu sebanyak 39 orang (60%), sedangkan pendidikan responden sebagian kecil adalah tamat Sekolah Menengah Pertama yaitu sebanyak 1 orang (1,5%). Semua responden dari golongan umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan adalah masyarakat yang beresiko terkena penyakit malaria. Di dalam penanggulangan penyakit malaria masyarakat tidak membedakan umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan untuk ikut serta.
Dilihat dari tabel 1 di atas diketahui bahwa pekerjaan responden sebagian besar adalah bertani atau buruh swasta 19 orang (29,9%), sedangkan pekerjaan
responden sebagian kecil adalah ibu rumah tangga dan pegawai swasta yaitu sebanyak masing-masing 4 orang (6,2%). Berdasarkan tabel juga menunjukkan bahwa pada umumnya pendapatan responden yaitu < Rp. 965.000 yaitu sebanyak 46 orang (70,8%), dan yang lainnya > Rp. 965.000 yaitu sebanyak 19 orang (29,2%). Ini menunjukkan bahwa penghasilan responden belum memenuhi standar UMR yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal. Dengan adanya penganggulangan penyakit malaria ini sangat membantu bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah untuk mencegah penyakit malaria agar tidak terkena.