• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

F. Penelitian

2. Sikap Sosial

a. Pengertian Sikap Sosial

Gerungan berpendapat attitude sosial adalah suatu sikap sosial yang dilakukan dengan cara-cara kegiatan yang sama dan berulang-ulang terhadap objek sosial. Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang terhadap suatu objek sosial, dan biasanya attitude

sosial dinyatakan tidak hanya oleh seseorang, tetapi juga oleh orang lain yang sekelompok atau semasyarakat.23

Sikap sosial secara umum adalah hubungan antara manusia dengan manusia yang lain, saling ketergantungan dengan manusia lain dalam berbagai kehidupan masyarakat. Sedangkan pendapat lain mengatakan Interaksi di kalangan manusia; interaksi adalah komunikasi dengan manusia lain, hubungan yang menimbulkan perasaan sosial yaitu perasaan yang mengikatkan individu dengan sesama manusia, perasaan hidup bermasyarakat seperti saling tolong menolong, saling memberi dan menerima, simpati, rasa setia kawan, dan sebagainya.24

Sedangkan menurut Bimo Walgito sikap sosial merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif ajeg, yang

23Gerungan.Psikologi Sosial.(Bandung: Refika Aditama, 2010) hlm. 161

disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya.25

Dari beberapa pengertian dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap sosial adalah suatu perbuatan atau tindakan yang dilakukan individu secara sadar dan nyata, dilakukan secara berulang-ulang yang ditujukan pada objek sosial.

b. Ciri-ciri Sikap Sosial

Gerungan menyebutkan ciri-ciri sikap sosial sebagi berikut : 1. Attitude tidak dibawa orang sejak ia dilahirkan, tetapi dibentuk atau dipelajarinya sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya. Sifat ini membedakannya dengan sifat motif-motif biogenetis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat, dan

lain-lain penggerak kegiatan manusia yang menjadi

pembawaan baginya, dan yang terdapat padanya sejak dilahirkan.

2. Attitude dapat berubah-ubah karena attitude dapat dipelajari orang atau sebaliknya, attitude-attitude dapat dipelajari sehingga attitude dapat berubah pada seseorang bila terdapat keadaan dan syarat-syarat tertentu yang

mempermudah berubahnya attitude pada orang itu.

3. Attitude tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mengandung relasi tertentu terhadap suatu objek. Dengan

kata lain, attitude terbentuk, dipelajari, atau berubah

senantiasa berkaitan dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.

4. Objek attitude dapat merupakan suatu hal tertentu,

tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut. Jadi, attitude dapat berkaitan dengan satu objek saja tetapi juga berkaitan dengan sederet objek yang serupa.

5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi

perasaan. Sifat inilah yang membeda-bedakan attitude

dari kecakapan-kecakapan atau

pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.26 c. Struktur Sikap Sosial

Bimo Walgito berpendapat bahwa sikap mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap, yaitu :

1. Komponen kognitif (komponenperceptual)

Komponen kognitif yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap

2. Komponen afektif (komponen emosional)

Komponen afektif yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. komponen ini menunjukkan arah sikap, yaitu positif dan negatif.

3. Komponen konatif (komponen perilaku, atauaction component)

Komponen konatif yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan

intensitas sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap.27

d. Faktor-Faktor Sikap Sosial

Gerungan menjelaskan faktor-faktor dalam sikap sosial, yaitu :

1. Faktor internal, merupakan pengamatan dan penangkapan manusia yang senantiasa melibatkan suatu proses pilihan diantara seluruh rangsangan yang objektif yang ada diluar kita, pada setiap saat dalam kehidupan kita, suatu pilihan diantara berbagai rangsangan yang kemudian kita perhatikan dan tafsirkan dengan lebih mendalam.

2. Faktor eksternal, yaitu dalam pembentukan dan perubahan attitude, selain faktor-faktor internal terdapat pula faktor-faktor-faktor-faktor eksternal antara lain sifat, isi pandangan baru yang ingin diberikannya itu, siapa yang mengemukakannya dan siap yang menyokongnya pandangan baru tersebut, dengan cara bagaimana pandangan itu diterangkan, dan dalam situasi bagaimana attitude baru itu diperbincangkan (situasi interaksi kelompok, situasi orang sendirian, dan lain-lain).28

e. Proses Pembentukan dan Perubahan Sikap

Proses pembentukan dan perubahan sikap dapat terbentuk atau berubah melalui 4 macam cara yaitu:

1. Adopsi: Kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus-menerus, lama kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan mempengaruhi terbentuknya suatu sikap.

27Bimo Walgito.Psikologi Sosial.Hlm.111

2. Diferensiasi: dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman, sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada halhal yang tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya. Terhadap obyek tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula.

3. Integrasi: Pembentukan sikap di sini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tertentu, sehingga pada akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut.

4. Trauma: Pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan, yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan.29

Tiap orang mempunyai sikap yang berbeda-beda terhadap sesuatu. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor yang ada pada individu masing-masing seperti adanya perbedaan dalam bakat, minat, pengalaman, pengetahuan, intensitas perasaan, dan juga situasi lingkungan. Sikap anakanak terhadap orang lain dan pengalaman sosial dan seberapa baik mereka bergaul dengan orang lain, sebagian besar akan tergantung pada pengalaman belajar selama bertahun-tahun dalam hal belajar bersikap sosial. Bersikap sosial berarti mampu berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial.

29Sarlito Wirawan Sarwono.Pengantar Umum Psikologi. (Jakarta: Bulan Bintang, 1976) hlm. 96

Dokumen terkait