• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIKLOSPORIN PADA PASIEN TRANSPLANTASI GINJAL

Gingival overgrowth sering timbul dikalangan pasien transplantasi yang

diinduksi obat-obatan imunosupresif seperti diltiazem, nifedipin, verapamil, siklosporin, dan baru-baru ini mula diperkenalkan takrolimus.2 Meskipun banyak obat imunosupresif lain telah diperkenalkan, diperkirakan dalam dekade berikutnya kira-kira 1 juta orang yang masih akan memakai siklosporin.3

Takrolimus adalah obat imunosupresif generasi baru yang merupakan obat alternatif pengganti siklosporin pada pasien transplantasi ginjal. Obat ini ditemukan di Jepang pada tahun 1984, dan digunakan secara rutin sejak 1994 untuk mencegah penolakan organ yang ditransplantasi seperti ginjal. Takrolimus memiliki efek samping yang sama seperti siklosporin yaitu nefrotoksisitas, neurotoksisitas, dan induksi pada keadaan diabetik. Walau bagaimanapun, tidak seperti siklosporin, takrolimus tidak dapat menyebabkan gingival overgrowth.4

Dari hasil penelitian Greenberg dkk, pasien transplantasi yang menerima terapi siklosporin mempunyai risiko mendapat gingival overgrowth 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan pasien transplantasi yang menerima terapi takrolimus.4 Oleh karena itu, siklosporin digantikan dengan takrolimus yang merupakan obat imunosupresif generasi baru yang aman dan selamat sebagai terapi alternatif.11

Terdapat perbedaan dalam impak yang dihasilkan siklosporin dan takrolimus terhadap jaringan gingiva yaitu dimana takrolimus tidak memberi impak terhadap

Nurul Nadia Husin : Gingival Overgrowth Pada Pasien Transplantasi Ginjal, 2009.

jaringan gingiva sekaligus tidak menyebabkan gingival overgrowth. Berdasarkan karakteristik ini, terapi dengan siklosporin digantikan dengan takrolimus, dimana penggantian ini dapat mengelakkan risiko serta mengurangkan gingival overgrowth yang terjadi tanpa melibatkan tindakan bedah.11

Maka, gingival overgrowth yang disebabkan pengobatan dengan siklosporin diganti dengan pengobatan dengan takrolimus karena takrolimus tidak dapat menyebabkan gingival overgrowth. Di sini akan dibahas dua laporan kasus yang menggunakan takrolimus sebagai obat alternatif pengganti siklosporin.

Laporan kasus yang pertama oleh Hernández dkk, dimana takrolimus merupakan tindakan non-bedah yang digunakan sebagai obat alternatif pengganti siklosporin bagi mengurangkan gingival overgrowth yang terjadi. Empat orang penerima organ transplantasi yang menerima hepar atau ginjal direkrut untuk studi ini. Kesemuanya mempunyai gingival overgrowth yang diinduksi siklosporin. Pada tabel 1 merupakan detail demografik dan karakteristik dari kempat-empat pasien transplantasi.11

Tabel 2. Data demografik dan karakteristik dari keempat-empat pasien transplantasi. (J. Periodontol

2003;74:1817) Pasien Jenis Kela-min Usia Setelah Transplantasi (bulan) Sebab Transplantasi Tipe Trans-plantasi Dosis CsA (mg/d) Serum CsA (µg/ml) Dosis Awal Tcr (mg/d) Serum Tcr (µg/ml) 1 L 58 87 Alcoholic cirrhosis H 350 283 6 12.6 2 P 49 41 Hepatitis C cirrhosis H 300 235 10 14.8 3 P 38 29 Glomerulonephritis G 250 256 7 10.2 4 L 53 72 Hepatoma H 300 268 10 16.2 H = hepar ; G = ginjal

Nurul Nadia Husin : Gingival Overgrowth Pada Pasien Transplantasi Ginjal, 2009.

Data pada tabel 2 diatas menunjukkan karakteristik demografik, sebab transplantasi, waktu sejak transplantasi, medikasi, dan dosis pada kempat-empat pasien. Pasien-pasien tersebut menunjukkan penurunan yang cepat dalam gejala-gejala dan besar dari gingiva. Perubahan ini secara klinikal jelas terbukti 8 minggu setelah pertukaran ke takrolimus. Setahun berikutnya, kesemua pasien mengalami kemunduran dari gingival overgrowth, meskipun masih terdapat sedikit bentuk anatomi yang tidak beraturan pada papila interdental dari salah seorang pasien. Tiada efek berlawanan dari takrolimus sepanjang studi dilakukan kecuali salah seorang dari pasien mangalami sakit kepala.11

Gambar 7 : Gambaran awal gingival overgrowth pada pasien. (J. Periodontol 2003;74:1820).

Nurul Nadia Husin : Gingival Overgrowth Pada Pasien Transplantasi Ginjal, 2009.

Hasil dari pengobatan dengan takrolimus, gingival overgrowth berkurang dengan hampir sempurna tanpa melakukan tindakan bedah. Pada bagian papila interdental, didapati masih terdapat sedikit ketidakaturan dari gingiva. Dari kasus ini, didapati penggantian pengobatan siklosporin ke takrolimus pada pasien transplantasi organ yang mempunyai gingival overgrowth yang parah, beserta dengan program plak kontrol meluas adalah efektif untuk kontrol serta mengeliminasi gingival

overgrowth.11

Menurut laporan kasus kedua oleh Hernández dkk pula, seorang wanita berusia 50 tahun dirujuk pada Maret 1998 karena masalah ketidakselesaan dan rasa gatal pada daerah seluruh gingiva serta gingival overgrowth disekeliling giginya yang menyebabkan masalah estetis. Pasien didiagnosa dengan gagal ginjal kronis pada 1975 dan menggunakan hemodialisis. Pada 1977 pasien menerima transplantasi

Gambar 8 : Gambaran klinis dari gingiva setelah perawatan. (J. Periodontol 2003;74:1820).

Nurul Nadia Husin : Gingival Overgrowth Pada Pasien Transplantasi Ginjal, 2009.

ginjal, dimana obat immunosuppresif yang digunakan adalah kortikosteroid dan azathioprin.15

Pada 1992, pasien kembali menggunakan hemodialisis karena penolakan ginjal yang kronis. Pada Mei 1996, pasien menerima transplantasi ginjal yang kedua dan obat immunosupresif yang digunakan adalah siklosporin dan kortikosteroid. Pasien menyatakan tiada komplikasi selepas transplantasi kedua, kecuali gingival

overgrowth yang progresif dan hirsutisme. Pengobatan termasuk siklosporin,

prednisolone, phenytoin, carbamazepine, dan norfloxacin.15

Gambar 9 : Gingival overgrowth melibatkan seluruh gigi anterior. (J. Periodontol 2000;71:1631).

Nurul Nadia Husin : Gingival Overgrowth Pada Pasien Transplantasi Ginjal, 2009.

Gambar 9 dan 10 menunjukkan gingival overgrowth pada pasien transplantasi ginjal yang dirawat dengan phenytoin selama 7 tahun dan siklosporin selama 20 bulan. Bagi mengelakkan tindakan bedah untuk mengurangkan gingival overgrowth, pengobatan ditukar dari siklosporin ke takrolimus. Ahli neurologis memutuskan untuk mengekalkan pengobatan dengan phenytoin berikutan dari hasil yang sukses. Selepas dua bulan pengobatan dengan takrolimus, terjadi pengurangan dari gingival

overgrowth. Setelah enam bulan berikutnya, pengurangan gingival overgrowth

berterusan.15

Respon pengobatan dengan takrolimus setelah 6 bulan adalah sukses dengan pengurangan gingival overgrowth yang hampir sempurna. Protokol pengobatan termasuk pemeliharaan higiene oral serta plak kontrol. Dari laporan kasus ini,

gingival overgrowth hampir hilang secara keseluruhan setelah penggantian

pengobatan dengan takrolimus. Kemungkinan juga pengurangan gingival overgrowth

Gambar 10 : Gingival overgrowth pada bukal dan palatal dari pandangan oklusal. (J. Periodontol 2000;71:1631).

Nurul Nadia Husin : Gingival Overgrowth Pada Pasien Transplantasi Ginjal, 2009.

yang hampir sempurna berhubungan juga dengan terapi phenytoin yang masih dikekalkan dalam pengobatan.15

Dari hasil kedua laporan kasus berikut menunjukkan bahwa penggantian pengobatan dari siklosporin ke takrolimus adalah langkah yang baik dalam mengurangkan gingival overgrowth. Tetapi pengobatan masih perlu disertakan dengan penjagaan mukosa mulut yang rapi seperti pemeliharaan higiene oral dan plak kontrol yang baik. Pertukaran pengobatan dari siklosporin ke takrolimus juga merupakan perawatan dalam menangani gingival overgrowth tanpa melibatkan tindakan bedah.11,15

Gambar 11 : Kondisi gingiva setelah 6 bulan pengobatan dengan takrolimus. (J. Periodontol 2000;71:163).

Nurul Nadia Husin : Gingival Overgrowth Pada Pasien Transplantasi Ginjal, 2009.

--- 000 ---

Gambar 12 : Kondisi gingiva pada pandangan oklusal. (J. Periodontol 2000;71:1632).

Nurul Nadia Husin : Gingival Overgrowth Pada Pasien Transplantasi Ginjal, 2009.

BAB 5

Dokumen terkait