BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Deskripsi Hasil Penelitian
2. Siklus II
Berdasarkan hasil tindakan siklus I, peneliti dan guru mengetahui bahwa hasil tindakan siklus I masih belum mencapai target. Oleh karena itu, peneliti dan guru merencanakan adanya tindakan siklus II sebagai perbaikan atas siklus I yang masih memiliki kekurangan. Pada siklus II, guru Bahasa Indonesia tetap bertindak sebagai penyampai materi pada pembelajaran menulis narasi di dalam kelas, sedangkan peneliti melakukan pengawasan terhadap proses pembelajaran antara
commit to user
guru dan siswa. Dalam hal ini, peneliti bertindak sebagai pengamat yang berada di belakang ruang kelas dan mengamati jalannya pembelajaran.
Tindakan pada siklus kedua tetap menggunakan teknik Make a Match. Guru membagikan kartu yang berisi kerangka karangan kepada setiap siswa dan meminta siswa mencari pasangan kartu tersebut. Selanjutnya, siswa diminta mengembangkan kerangka karangan dalam kartu menjadi bentuk karangan narasi yang utuh. Pembetulan kesalahan bahasa yang ditemukan dalam karangan siswa tetap ditandai dengan pemberian lingkaran. Pada siklus II ini, materi pembelajaran tetap mengenai menulis narasi faktual biografi tokoh dengan tema ”Guru Kesayanganku”. Akan tetapi, sebelum pembelajaran siklus II dilaksanakan guru dan peneliti mengadakan survei terlebih dahulu tentang guru yang disukai oleh siswa. Selain itu, pada pertemuan sebelumnya guru memberi tugas agar siswa mencari profil guru kesayangan mereka.
a. Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti dan guru menyusun skenario pembelajaran dengan memperhatikan perolehan hasil tindakan I. Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran yang direncanakan pada siklus II sama seperti langkah-langkah pembelajaran yang direncanakan pada siklus I. Pada siklus II terdapat tambahan prosedur pembelajaran sebagai upaya perbaikan pelaksanaan tindakan siklus I. Peneliti dan guru merencanakan skenario pertemuan pertama siklus II dengan urutan sebagai berikut.
1) Guru membuka pelajaran dan memberikan apersepsi dengan menggali pengetahuan siswa mengenai guru di SMA Negeri 3 Salatiga yang berkesan di hati siswa.
2) Guru memberikan penghargaan kepada lima siswa dengan perolehan nilai menulis narasi terbaik pada siklus I.
3) Guru mengulas materi mengenai bentuk-bentuk teks naratif.
4) Guru memberi contoh cara membetulkan kesalahan bahasa hasil karangan siswa pada pertemuan sebelumnya.
5) Guru membagikan kartu yang berisi kerangka karangan bertema ”Guru Kesayanganku”.
commit to user
6) Siswa diminta mencari pasangan kartu, kemudian membuat kelompok berdasarkan kelompok kartu tersebut.
7) Guru meminta siswa mendiskusikan isi gabungan kartu milik kelompok masing-masing.
8) Guru meminta siswa mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan narasi utuh secara individu.
9) Guru meminta siswa menyunting hasil karangan sendiri atas bimbingan guru dengan cara menemukan letak kesalahan bahasa pada karangannya tersebut kemudian memperbaiki setiap kesalahannyang ditemukan.
10)Guru meminta siswa menulis kembali karangan yang telah disunting. 11)Guru meminta siswa mengumpulkan tulisan.
12)Guru melakukan refleksi dan menutup pelajaran.
Peneliti dan guru merencanakan skenario pertemuan kedua dengan langkah-langkah:
1) guru membagikan pekerjaan siswa secara silang;
2) guru meminta siswa mengoreksi pekerjaan yang dipegang oleh setiap siswa atas bimbingan guru dengan cara menemukan letak kesalahan bahasa pada karangannya tersebut dan cara menandainya dengan memberi lingkaran atau melingkari penulisan huruf atau pemakaian tanda baca yang salah; 3) guru membagikan bedak bayi kepada setiap siswa;
4) siswa yang mengoreksi diminta memberikan hukuman dengan menaburkan bedak bayi pada wajah siswa yang melakukan kesalahan;
5) guru melakukan refleksi dengan bertanya jawab mengenai materi menulis narasi dan menutup pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, yaitu pada hari Sabtu, 20 November 2010 dan hari Selasa, 23 November 2010. Pertemuan pertama berlangsung selama dua jam pelajaran (2 X 45 menit) mulai pukul 11.00 hingga 12.30 dan pertemuan kedua berlangsung selama satu jam pelajaran yakni pukul 09.45 hingga 10.00 (1 X 45 menit)
commit to user
Proses pembelajaran siklus II dilaksanakan di ruang kelas tanpa di lengkapi LCD. Pada siklus II, materi tidak disampaikan secara lengkap dengan alasan materi mengenai menulis narasi sudah disampaikan secara detail pada siklus I. Selain itu keterampilan menulis lebih menekankan produk dan hasil unjuk kerja, bukan penilaian kognitif sehingga waktu yang tersedia lebih dialokasikan untuk memperbaiki kualitas tulisan siswa, bukan pemahaman siswa mengenai materi menulis narasi. Adapun urutan pelaksanaan tindakan II pertemuan pertama meliputi langkah-langkah sebagai berikut.
a. Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam siswa kemudian dilanjutkan dengan pemberian apersepsi. Pemberian apersepsi dilakukan guru dengan menanyakan pada siswa tentang beberapa sosok guru SMA Negeri 3 Salatiga yang memiliki kesan khusus di hati siswa. Beberapa siswa menjawab, guru yang berkesan di hati adalah Pak Rudi, karena Pak Rudi pembina Pramuka yang terkenal dengan tegas. Siswa lain menjawab Miss
Ndaru karena masih muda dan selalu mengemas pembelajaran bahasa Inggris secara menarik. Sebagian siswa lain menjawab Pak Riya kerena memiliki idealisme yang tinggi dan cara mengajar pembelajaran Pkn yang menyenangkan.
b. Guru memberikan penghargaan kepada lima siswa yang memperoleh nilai tertinggi pada siklus I, yakni kepada Dwi Sri Lestari, Erni Supriyanti, Retnaningtyas Diah P., Selvi Windiastuti dan Wening Indriyati.
c. Guru mengulas secara sekilas materi bentuk-bentuk teks naratif. Guru bertanya pada siswa tentang bentuk teks naratif. Pertanyaan yang diberikan guru meliputi pengertian, perbedaan antar bentuk, dan contoh dari setiap bentuk teks naratif. Ketika guru melontarkan pertanyaan tersebut, sebagian besar siswa mampu menjawab dengan baik walaupun mereka membuka buku catatan.
d. Guru memberi contoh cara membetulkan kesalahan bahasa yang dituliskan siswa pada hasil karangan sebelumnya. Berdasarkan hasil tulisan siswa pada siklus I, guru menunjukkan kesalahan bahasa yang terdapat pada beberapa
commit to user
karangan siswa kemudian memberi contoh cara membetulkan kesalahan bahasa.
e. Guru selanjutnya membagikan kartu yang berisi kerangka karangan dengan
tema ”guru kesayanganku”. Biografi guru SMA Negeri 3 Salatiga yang diangkat dalam kartu kerangka karangan tersebut adalah biografi Bapak Riya, Bapak Novembri, Bapak Muhlasin, Miss Ndaru dan Bu Khotik.
f. Siswa diminta mencari pasangan kartu yang telah dibagikan dan membentuk kelompok berdasarkan kartu.
g. Siswa diminta mendiskusikan dengan teman sekelompok mengenai isi kartu kerangka karangan. Setelah itu, siswa dibebaskan untuk memilih masuk ke dalam salah satu kelompok dengan alasan karena tokoh dalam kartu yang dipegang oleh siswa belum tentu disukai oleh siswa.
h. Siswa kemudian diminta mengembangkan kartu yang berisi kerangka karangan menjadi teks naratif yang utuh. Dalam hal ini, guru membebaskan siswa menulis dalam bentuk tulisan tangan ataupun ketikan. Siswa yang mengerjakan tugas berupa ketikan diminta untuk mengumpulkan hasil karangan berupa soft file.
i. Selama membuat karangan, guru memberi bimbingan kepada siswa. Pada siklus II ini masih ditemui kesalahan penggunaan bahasa, ejaan maupun organisasi karangan pada karangan siswa.
j. Guru meminta siswa menyunting pekerjaan masing-masing berdasarkan profil penilaian karangan.
k. Guru meminta siswa mengumpulkan karangan yang telah dibuat.
l. Guru menutup pelajaran dengan melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
Pembelajaran menulis narasi dilanjutkan pada pertemuan kedua. Pelaksanaan tindakan II pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 23 November 2010 selama dua jam pelajaran yaitu pukul 09.15 hingga 10.00 WIB. Urutan pelaksanaan tindakan II pada pertemuan kedua sebagai berikut.
a. Guru membagikan karangan yang telah ditulis siswa secara tukar silang. Guru kemudian meminta siswa mengoreksi tulisan yang telah dibagikan.
commit to user
Pada pertemuan dua siklus II, guru masih menemukan kesalahan pada tulisan siswa. Kesalahan sebagian siswa adalah penggunaan kalimat tanpa subjek. Guru meminta siswa menandai kesalahan bahasa dengan cara memberi lingkaran atau melingkari penulisan huruf atau pemakaian tanda baca yang salah.
b. Guru membagikan bedak bayi kepada setiap siswa.
c. Guru meminta siswa menaburkan bedak bayi ke wajah siswa yang memiliki karangan yang ia koreksi sesuai dengan banyaknya kesalahan yang diperbuat dalam menulis narasi.
d. Siswa diminta mengumpulkan kembali hasil karangan narasi mereka. e. Guru melakukan refleksi dan menutup pelajaran. Refleksi yang dilakukan
guru berupa penguatan dan simpulan mengenai materi pelajaran tentang bentuk karangan narasi. Dalam memberikan penguatan dan simpulan, guru mengingatkan siswa yang sebelumnya tidak masuk dan tidak mengumpulkan tugas bahwa mereka akan memperoleh nilai nol. Setelah guru memberikan refleksi berupa penguatan. guru menutup pelajaran dengan memberikan salam pada siswa di akhir pelajaran.
c. Observasi dan Interpretasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dapat diperoleh data berikut ini.
a. Pada siklus II ini, 15% siswa kurang bersungguh-sungguh dan kurang aktif selama pembelajaran menulis narasi. Hal ini diindikatori oleh keaktifan siswa dalam memberikan respon terhadap apersepsi yang diberikan guru, memperhatikan ulasan materi yang diberikan guru, mendiskusikan kerangka karangan, dan mengembangkan kerangka menjadi bentuk karangan narasi utuh. Perhitungan dilakukan dengan lembar observasi yang telah disusun terhadap jumlah siswa yang tampak aktif selama pembelajaran berlangsung, yakni sebesar 71% atau sebanyak 28 siswa. Dari 30 siswa yang hadir, siswa yang tidak menunjukkan keaktifan selama pembelajaran berlangsung sebesar 29% atau 8 siswa. Ketidakaktifan siswa disebabkan oleh sikap siswa yang terbiasa
commit to user
menyepelekan guru, khususnya guru bahasa Indonesia. Selain itu, ketidakaktifan siswa disebabkan karena diskusi sebagai ajang bertukarnya pikiran kurang dimanfaatkan siswa dengan baik. Guru meminta siswa berdiskusi, tetapi ada beberapa siswa tampak diam atau membicarakan hal lain di luar pelajaran. Setelah peneliti bertanya, ternyata siswa tersebut kurang termotivasi dan malas menulis narasi.
b. Pada saat mengoreksi hasil karangan bersama-sama, 89% siswa aktif mengoreksi dan memberikan hukuman kepada siswa yang lain.
c. Berdasarkan hasil pekerjaan siswa 73,53 % (25 dari 34) siswa mampu menulis narasi dengan perolehan nilai lebih dari 70, sedangkan 26,47 % (9 orang) memperoleh nilai menulis narasi di bawah 70. Penilaian ini didasarkan pada hasil karangan narasi siswa.
d. Pada siklus II, 64,71 % siswa (22 siswa) mengalami peningkatan nilai, 3 siswa atau 8,8 % tetap memperoleh nilai nol karena tidak mengerjakan tugas dan 9 siswa mengalami penurunan nilai (26,47%).
Nilai menulis narasi siswa pada siklus II disajikan pada tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4. Nilai Menulis Narasi Siswa pada Siklus II
No Nama Siswa
Aspek penulisan yang dinilai
Skor
Ket.
I II III IV V
(Isi) (Organisasi) (Peng. Bhs) (Kosakata) (Mekanik)
1 Ahimsa Eka A. 20 15 15 15 5 70 Tuntas
2 Chitra Kusuma D. 25 17 15 16 7 80 Tuntas
3 Dilla Agusta V. 22 15 15 15 5 72 Tuntas
4 Dwi Sri L. 26 16 14 17 8 81 Tuntas
5 Erni Supriyanti 27 18 12 16 7 80 Tuntas
6 Faizal Haryo W. 27 16 15 16 3 77 Tuntas
7 Farras Alda H. 23 17 12 17 8 77 Tuntas
8 Fath Anissa H. 25 17 10 16 6 74 Tuntas
9 Febrian Bagus K. 0 0 0 0 0 0 Tidak Tuntas
10 Febriana C 23 16 10 16 5 70 Tuntas
11 Futria Ayu W. 22 15 8 16 5 66 Tidak Tuntas
12 Igga Swastika 0 0 0 0 0 0 Tidak Tuntas
13 Kusuma Asmara D. 20 15 15 13 5 68 Tidak Tuntas
14 Lia Tarzuqia R. 0 0 0 0 0 0 Tidak Tuntas
15 Maria Andya T. 26 17 16 17 8 84 Tuntas
16 Nabela Yeni S. 27 17 15 15 3 77 Tuntas
17 Petra Eka H. 0 0 0 0 0 0 Tidak Tuntas
18 Pradipta Angga S 25 16 16 16 4 77 Tuntas
19 Prahasdika Dhimas Y. 0 0 0 0 0 0 Tidak Tuntas
20 Primadinar Sekar R. 25 17 17 16 6 81 Tuntas
commit to user
22 Rahmadhani Osa I. 20 15 15 15 5 70 Tuntas
23 Retnaningtyas Diah P. 25 16 10 18 8 77 Tuntas
24 Roro Hanaliesia 25 18 16 17 4 80 Tuntas
25 Seline C 25 16 15 16 6 78 Tuntas
26 Selvi Windiastuti 25 17 10 16 8 76 Tuntas
27 Shevi Prima E. 25 18 14 16 8 81 Tuntas
28 Tafsiroh 0 0 0 0 0 0 Tidak Tuntas
29 Tessa C. 27 17 15 17 6 82 Tuntas
30 Tiara Utari 25 17 16 16 6 80 Tuntas
31 Venda Vista T. 25 17 16 16 4 78 Tuntas
32 Vivian Rheza AF. 28 16 16 17 5 82 Tuntas
33 Wening Indriyati 25 17 15 16 7 80 Tuntas
34 Wesly Valentino 20 10 14 13 2 59 Tidak Tuntas
Total 682 454 393 447 159 2135
Rata-rata 20,1 13,4 11,6 13,2 4,7 62,79
d. Analisis dan Refleksi
Siklus II merupakan upaya perbaikan atas kekurangan yang terdapat pada siklus I. Pada siklus II ini, guru dan peneliti berusaha meminimalisasi kekurangan dan mengoptimalkan pembelajaran. Berkaitan dengan hasil observasi pada siklus II, berikut ini adalah analisis dan refleksi yang dilakukan peneliti dan guru.
1) Keaktifan siswa dari keseluruhan aktivitas pembelajaran menulis narasi mengalami peningkatan, yaitu sebesar 7 poin dari 59% menjadi 85%. Artinya, jumlah siswa yang aktif dalam siklus ini bertambah 5 siswa dari 17 siswa yang aktif pada siklus I. Siswa mulai tampak aktif dalam memberikan respon terhadap apersepsi yang diberikan guru, memperhatikan materi yang dijelaskan guru, mencari pasangan kartu yang berisi kerangka karangan, melakukan diskusi, serta menulis dan mengembangkannya ke dalam bentuk karangan narasi utuh.
2) Meningkatnya kemampuan siswa mengembangkan kerangka karanga yang terdapat di dalam kartu ke dalam tulisan narasi. Pengembangan ide dalam bentuk karangan sudah berkembang dan lebih dari informasi yang terdapat di dalam kartu kerangka. Kemampuan siswa dalam mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan narasi utuh mulai tampak baik. Hal tersebut dapat dilihat dari berkurangnya kesalahan bahasa tulis dalam karangan narasi siswa. Pengorganisasian kata dan kalimat dalam tulisan siswa sudah membaik.
commit to user
Penggunaan kalimat tidak lengkap atau tanpa subjek mulai berkurang. Selain itu, kesalahan penulisan pada pemakaian huruf besar, penggunaan tanda baca mampu teratasi, walaupun belum benar semua. Jumlah siswa yang mau mengerjakan tugas juga meningkat, terbukti pada siklus II ini hanya terdapat 6 siswa yang tidak mengumpulkan tugas. Meskipun terlihat agak setengah hati, sebagian siswa tetap mengumpulkan karangan. Saat peneliti menanyakan penyebab hal tersebut, mereka berargumen bahwa mereka tidak mau dipolesi bedak bayi full body seperti pada pertemuan sebelumnya.
3) Siswa yang berhasil mencapai batas minimal ketuntasan hasil belajar atau memperoleh nilai 70 ke atas mengalami peningkatan. Peningkatan yang terjadi pada siklus II ini cukup signifikan, yakni sebesar 12 poin dari 51% menjadi 63%. Artinya, jumlah siswa yang mencapai batas minimal ketuntasan hasil belajar dalam siklus ini bertambah 10 siswa dari 15 siswa yang telah berhasil mencapai batas minimal ketuntasan hasil belajar pada siklus I. Identifikasi ketercapaian nilai ini tampak dari berkurangnya kesalahan bahasa tulis yang terdapat pada karangan narasi siswa. Siswa telah mampu mengembangkan isi/substansi tulisan yang sesuai dengan informasi pada kartu kerangka karangan. Selain itu, pengorganisasian tulisan sudah tepat. Mereka menuliskan kosakata dengan benar serta berkurangnya penggunaan kata tidak lengkap, walaupun terdapat siswa yang menulis kalimat tanpa subjek. Segala kelemahan dan kekurangan pada siklus I dapat diatasi dengan melakukan penulisan ulang karangan narasi siswa pada siklus II ini. Akhirnya pada siklus II kemampuan siswa dalam menulis narasi mengalami peningkatan.
4) Keterampilan guru dalam mengelola kelas meningkat. Guru mampu mengaktifkan siswa dengan tanya jawab dan menerapkan teknik pembelajaran yang berbeda dengan sebelumnya, sehingga siswa tidak merasa jenuh dan memacu mereka aktif dalam proses pembelajaran. Pada siklus II perhatian guru telah menyeluruh ke semua siswa. Guru mencoba mengaktifkan siswa yang berada di bangku belakang dengan berjalan keliling ke seluruh kelas dan berusaha mendekati siswa yang berada di belakang
commit to user
tersebut. Selain itu, guru juga mulai tegas dalam menindak siswa yang malas dan acuh.
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, proses pembelajaran menulis narasi dengan teknik Make a Match pada siklus II dikatakan berhasil walaupun hasilnya belum maksimal. Pelaksanaan tindakan pada siklus ini berjalan dengan lancar. Siswa merespons pembelajaran yang diberikan guru dengan semangat dan antusias. Peningkatan terjadi bukan hanya pada proses pembelajaran saja melainkan juga pada kemampuan siswa dalam menghasilkan tulisan narasi. Segala kekurangan yang terjadi pada siklus I dapat teratasi di siklus II. Kendati demikian, penelitian siklus II masih tetap memiliki kekurangan atau kelemahan. Kekurangan yang ditemui dalam proses pembelajaran pada siklus II ini adalah pada sikap siswa yang terkadang masih suka beraktivitas sendiri ataupun bercanda saat diminta menulis narasi. Oleh sebab itu, peneliti dan guru perlu meningkatkan interaksi yang baik antara guru dan siswa. Dari segi kemampuan siswa menulis narasi, masih terdapat 9 siswa yang belum mencapai nilai batas minimal ketuntasan hasil belajar. Beberapa siswa masih mengabaikan penulisan huruf besar dan tanda baca yang tepat, serta penggunaan bahasa. Dengan adanya kondisi yang demikian, maka peneliti merasa perlu melaksanakan siklus III sebagai perbaikan dari pembelajaran menulis narasi pada siklus II.