• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari hasil refleksi dan observasi pada siklus II, diketahui belum maksimal penguasaan materi oleh siswa, berlum tercapainya materi yang diberikan, maka dilakukannya berkolaborasi dengan guru guna menindaklanjuti pembelajaran di siklus III dan menutupi kekurangan pada siklus II dengan menerapkan langkah – langkah sebagai berikut:

a. Planning (Perencanaan)

Siklus II pada penelitian tindakan kelas belum optimal hasilnya, masih ada aktifitas siswa yang kurang begitu fokus terhadap pelajaran, maka perlu adanya pembenahan pada siklus ini. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan media dan RPP ke 3 yang akan digunakan di kelas. Peneliti mempersiapkan materi yang sama dengan topik yang sedikit berbeda sebagai kelanjutan dari materi sebelumnya dan guna menghindari kebosanan pada siswa. Dengan kompetensi dasar yang sama yaitu “mengenal pentingnya koperasi dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Topik yang diambil adalah “Jenis-jenis koperasi”.

b. Acting (Tindakan)

Tindakan atau implementasi tindakan dilaksanakan pada 24 Mei 2011. Implementasi tindakan yang pertama terdiri dari 5 tingkatan yaitu, introduction (pembuka), presentation (presentasi), practice (praktek), production (produksi) dan closing (penutup). Dalam pertemuan peneliti memberikan satu topik dengan durasi waktu pengajaran 2 X 35 menit.

6) Introduction (pembukaan)

Pelajaran IPS dimulai pada pukul 07.00 WIB sampai 08.10. Peneliti masuk kedalam kelas bersama dengan kolaborator (guru bidang studi) dan kemudian peneliti mengucapkan salam dan mengajak untuk berdoa bersama-sama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Peneliti mencoba mengingatkan apakah mereka masih ingat materi yang lalu tentang koperasi.

Terjadi percakapan sederhana antara peneliti dan siswa: Peneliti : adik-adik, bagaimana kabarnya pagi ini? Siswa : baik…

Peneliti : bosan ga ketemu dengan saya terus? Siswa : tidak bu.

Peneliti : terimakasih ya, sekarang saya absen dulu

Peneliti mencoba untuk tetap bisa berhubungan baik dengan siswa. Setelah berhasil menguasai kelas, kemudian peneliti mengabsen siswa berdasarkan buku absen. Peneliti melanjutkan

dengan meminta siswa untuk mempersiapkan peralatan; seperti buku, pensil, pulpen dan penghapus. Kolaborator juga mencatat aktifitas kedua dari peneliti dalam sebuah field note.

Siswa tampak sudah terbiasa dengan peneliti sebagai guru jadi mereka tampak tenang.

7) Presentation (presentasi)

Langkah yang kedua adalah presentasi. Pada sesi ini peneliti menerapkan lagi metode kooperatif Make a Match yang ketiga kalinya. Kembali lagi peneliti meminta siswa untuk memutar kembali bangku mereka berbentuk huruf „U‟ seperti yang dilakukan pada pertemuan yang lalu, tapi kali ini posisi kelompok dirubah bergantian posisi untuk kelompok 1 2 dan 3nya. Diharapkan tidak terjadi kebosanan dalam kelompok tersebut. Setelah itu peneliti mencoba memberi sebuah prologue materi pertemuan yang lalu tentang pengertian koperasi dan bedanya dengan badan usaha, untuk mengingatkan kembali siswa. Kemudian peneliti meminta siswa untuk membuka buku paket IPS Terpadu halaman 135 tentang “Jenis-jenis koperasi”. Peneliti tetap berusaha fokus dengan mengurangi kapasitas bercanda atau humornya sambil membacakan dan menjelaskan materi. Siswa terlihat tetap fokus, terlihat dari suasana hening dan tatapan siswa pada buku dan peneliti. Pada presentasi ini peneliti mencoba menarik perhatian siswa dengan memberikan semangat belajar dan

mengatakan bahwa nilai yang akan diberikan nanti setelah materi akan dimusukkan kedalam daftar nilai guru.

Peneliti membaca perlahan-lahan materi tentang jenis koperasi dengan gaya bahasanya sendiri dan siswa di perintahkan untuk mencatat yang memang perlu di catat untuk tes nanti.

Setelah membaca, kemudian peneliti bertanya kepada siswa apakah ada beberapa kata baru yang mereka tidak tahu, atau ada yang mau ditanyakan tentang koperasi. Beberapa istilah baru yang ada, sebelumnya pernah di bahas pada pertemuan di siklus pertama dan kedua, hingga tidak ada kata yang dipermasalahkan pada siklus ketiga ini.

8) Practice (praktek)

Peneliti meminta siswa untuk membuat tugas untuk ketiga kelompok yang sudah dibentuk tersebut. Dengan tugas yang baru dan kegiatan yang baru karena kelompok yang bertugas di rubah. Kelompok kedua adalah kelompok pembawa kartu-kartu pertanyaan, kelompok ketiga pembawa kartu jawaban, kelompok pertama panitia. Tugas yang sama seperti yang dilakukan pada pertemuan yang lalu, melainkan dengan topik yang berbeda dan kartu yang berbeda. Peneliti membunyikan peluit sebagai tanda diskusi dimulai. Pasangan yang sudah terbentuk wajib menunjukkan pertanyaan-jawaban kepada kelompok penilai, kemudian kelompok ini membacakan apakah pasangan

pertanyaan-jawaban cocok di depan kelas. Praktek dengan menggunakan metode Make a Match dengan kartu akan membantu siswa mengingat lebih mudah apa-apa yang menjadi materi yang telah diberikan dan ini akan melatih mereka untuk bisa bekerja sama dalam memecahkan sebuah masalah. Dengan merubah kelompok diharapkan siswa bisa menyelesaikan permasalahan dalam kondisi atau situasi apapun.

Setelah itu siswa diberikan lembar soal esay, dan menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang sudah diberikan oleh peneliti yang berkaitan dengan lambang koperasi, perbedaan koperasi dan badan usaha yang lain dan manfaat koperasi. Masing-masing siswa diberikan lembar tugas yang terdiri dari 10 soal esay. Masing-masing siswa harus mengerjakan, karena untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa setelah pemberian metode Make a Match.

9) Production (produksi)

Setelah siswa selesai dengan prakteknya, maka peneliti meminta siswa untuk mengulang dengan menyebutkan dan menjelaskan kembali tentang jenis koperasi yang ada di Indonesia. Peneliti mulai menunjuk satu-satu siswa sesuai dengan aktifitas yang mereka lakukan saat pemberian materi dan praktek. Dengan metode kooperatif Make a Match dan perubahan bentuk kelompok akan memberikan sebuah pikiran siswa yang fresh, karena tidak

ada unsur tekanan di dalamnya. Mereka masih bisa mengingat dengan kegiatan mereka saat praktek dengan menggunakan kartu, hingga tiap siswa yang ditunjuk oleh peneliti, bisa menjawab pertanyaan dengan bahasa mereka sendiri.

10)Closing (penutup)

Sesi terakhir adalah penutup, dimana peneliti mengakhiri pertemuan ketiga atau siklus ketiga. Seperti pertemuan pertama dan kedua sebelum ditutup, peneliti meminta siswa untuk membaca lagi dan mengingat-ingat tentang pengertian koperasi di rumah. Peneliti memberi kesempatan siswa-siswa untuk bertanya bila ada yang masih tidak dimengerti. Kemudian peneliti menutup pertemuan dengan mengucapkan terimakasih dan salut sebagai penghargaan karena keaktifan mereka dan salam. Peneliti juga mengucapkan salam perpisahan karena ini adalah tugas terakhirnya untuk mengajar mereka.

c. Observing (observasi).

Pelaksanaan pengajaran dan pembelajaran dengan metode Make a Match untuk mata pelajaran IPS berjalan dengan lancar. Kelas mulai terkendali dan siswa lebih fokus dengan pelajaran. Suara-suara ramai yang didengar ketika pelajaran berlangsung adalah suara siswa yang aktif dalam bertanya dan berdebat, terutama ketika berlangsungnya praktek Make a Match.

Pendapat peneliti tentang pertanyaan yang dilontarkan oleh siswa adalah sebuah respon yang baik, karena membuktikan bahwa siswa memperhatikan pelajaran. Siswa aktif dalam proses tanya jawab pada sesi praktek dan kebanyakan siswa mampu mengerjakan tugas, hingga menghasilkan nilai- nilai yang baik pada siklus ketiga.

SDN Kandangan 01 tahun 2010 / 2011

NNN0 Nama siswa Nilai Keterangan KET

KKM Esay Tuntas Blm Tuntas

1. Cindi Diah Novita 60 90 T

2. Alek Ari Wibowo 60 70 T

3. Nursolikin 60 70 T

4. Dwi Anggraeni 60 70 T

5. Bayu Setiawan 60 90 T

6. Novita Sari 60 70 T

7. Dadang Mei Saputra 60 70 T

8. Asep Wijarmo 60 70 T

9. Tri Endah Susanti 60 70 T

10. Andi Mustika 60 70 T

11. Slamet Widodo 60 90 T

12. Alfianita Putri R 60 100 T

13. Vera Andriani 60 100 T

14. Desi Kristiani 60 80 T

15. Sandi Cipto Saputro 60 70 T

16. Muhammad Ali yusuf 60 90 T

18. Riki Andriyanto 60 90 T

19. Umi Amiatul Isti 60 100 T

20. Retno Puspitarini 60 80 T

21. Putri Ayuni 60 70 T

22. Wiji Yanti 60 90 T

23. Alfandi Eko Galih 60 90 T

24. Dul Rohman 60 90 T

25. Wulan Prihatini 60 80 T

26. Muhamad Yoga Pratama 60 70 T

27. Rian Andika 60 90 T

28. Mistahul anam 60 90 T

JUMLAH 1680 2290

RATA – RATA 60 81,79

Dari data nilai esay siswa diatas maka dapat diketahui tabel frekuensi nilai esay siswa sebagai berikut:

Tabel 3

Frekuensi data nilai siklus III pelajaran IPS kelas IV semester II SDN Kandangan 01 tahun 2010 / 2011

No Nilai Frekuensi Presentase 1. 20

2. 30 3. 50 4. 60

5. 70 11 39,29%

6. 80 4 14,29%

7. 90 10 35,71%

8. 100 3 10,71%

Gambar 3

Diagram siklus III hasil nilai pelajaran IPS kelas IV semester II SDN Kandangan 01 tahun 2010 / 2011

Pada pembelajaran siklus III diketahui nilai terendah siswa pada siklus III adalah 70, sedangkan nilai tertinggi 100 dan 24 siswa mengalami ketuntasan 100% dari KKM sebagai indikator penentu batas tuntas nilai IPS tentang koperasi yang ditentukan guru.

Untuk memperjelas letak perbedaan masing – masing siklus dan untuk menunjukkan hasil pembelajaran siswa, maka untuk perbandingan

0 2 4 6 8 10 12 70 80 90 100 Series 3

nilai sebelum siklus atau siklus I dan siklus II serta siklus III dapat didiskripsikan diagram perolehan nilai siswa sesudah melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode Make a Match, maka dapat digambarkan dengan diagram gabungan perolehan nilai hasil siklus I, II dan III sebagai berikut :

Diagram gabungan tersebut menunjukkan bahwa antara pembelajaran sebelum menerapkan metode Make a Match mengalami perbedaan hasil nilai siswa. Batas tuntas yang diterapkan guru pada siklus I dan II belum mencapai KKM 60, baru pada siklus III siswa secara keseluruhan mencapai batas tuntas KKM 60.

Secara ringkas dari hasil pengamatan yang tertulis dalam field note kolaborator dapat didiskripsikan sebagai berikut:

1) Kegiatan siswa

Selama proses pembelajaran kegiatan dan aktivitas siswa adalah: 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Siklus III Siklus II Siklus I

a) Siswa memperhatikan proses pembelajaran.

b) Siswa aktif dalam mengikuti praktek diskusi dengan menggunakan Make a Match.

c) Siswa lebih fokus pada pelajaran 2) Kegiatan Peneliti

Kegiatan peneliti selama proses pembelajaran dikelas:

a) Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dengan baik, walau dengan sedikit hati-hati dan mengurangi humor, hingga nampak terlihat canggung

b) Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif dengan strategi Make a Match bisa dilaksanakan lebih baik dengan respon siswa yang lebih baik.

c) Peneliti memberikan motivasi yang tinggi pada siswa

d) Peneliti memperhatikan setiap siswa dalam setiap aktifitas mereka dalam pelajaran, seperti aktif bertanya dan menjawab. Pada observasi ini hasil yang diperoleh siswa lebih baik karena mencapai nilai diatas 75% siswa mencapai nilai 60.

d. Reflecting (refleksi)

Berdasarkan hasil observasi, peneliti menyimpulkan bahwa aktifitas dalam proses belajar dan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif Make a Match berjalan dengan lancar dan lebih baik daripada siklus 1 dan 2, terbukti banyaknya kelebihan dan keberhasilan dalam mengajar, siswa sudah mulai fokus dalam pelajaran, materi

selesai sesuai dengan target yang diinginkan oleh guru. Hasil yang diperoleh juga lebih baik. Walau masih ada sedikit kekurangan dari peneliti, tetapi peneliti sudah melaksanakan pengajaran yang baik dengan hasil yang baik pula (field note, 16 Mei 2011). Kekurangan dan kelebihan dalam proses pembelajaran tersebut adalah:

1) Kelemahan pembelajaran

a) Peneliti berusaha menyesuaikan dengan waktu pelajaran sehingga materi terlalu di sederhanakan.

b) Peneliti menjadi canggung karena mengurangi humor dalam pembelajarannya.

c) Peneliti terlalu memberikan keakraban terhadap siswa, sehingga membuat siswa menjadi manja

2) Kelebihan pembelajaran

a) Banyaknya siswa yang ingin menjawab pertanyaan dari peniliti. b) Kerja sama antar siswa baik secara individu atau kelompok

meningkat.

c) Antusias siswa dalam proses belajar mengajar meningkat.

d) Ada kecenderungan kompetisi positif dengan berebut menjawab agar mendapatkan hadiah.

Pada akhir pertemuan (siklus III) ini, siswa dapat dikendalikan dengan baik hingga tidak sulit bagi peneliti untuk menyampaikan semua materi berdasarkan target pembelajaran yang di sampaikan oleh guru.

Dokumen terkait