• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENERAPAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS 1V SDN KANDANGAN 01 PURWODADI TAHUN 2010 / 2011.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENERAPAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS 1V SDN KANDANGAN 01 PURWODADI TAHUN 2010 / 2011."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Profil SDN Kandangan 01 Purwodadi

Dalam penelitian ini peneliti memilih SDN 01 Kandangan sebagai tempat penelitian yang beralamat Jl. Danyang – Kuwu. 7, desa Kandangan Kec.Purwodadi. Hal ini karena kualitas sekolah yang bagus serta letak sekolah yang strategis, yaitu di desa Kandangan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan.

SDN 01 Kandangan mempunyai Visi dan Misi Sebagai Berikut : 1. VISI

“Unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi teladan di bidang pekerti“

2. MISI

- Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan yang efektif

- menumbuhkan semangat keunggulan kepada seluruh warga sekolah - Mendorong siswa mengenali potensi dirinya sehingga dapat

dikembangkan secara optimal

- Menumbuhkan penghayatan terhadap agama, budaya sehingga menjadi sumber kearifan dalam tingkah laku dan tindakan.

- Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan warga sekolah dan masyarakat.

(2)

SDN 0I Kandangan berdiri pada tahun 1978 . Para orang tua murid mendaftarkan putra-putrinya ke SDN 01 Kandangan perkembangan SDN 01 Kandangan yang begitu pesat dapat dilihat dari jumlah murid yang mulai bertambah setiap tahunnya

Lingkungan fisik SD pun cukup bagus dari tata cara pengaturan dan pemeliharaan ruang kelas, halaman sekolah, kantor, kamar mandi, tempat parkir, dan fasilitas sekolah lainya. Kerapian dan kebersihan sekolah selalu diperhatikan di sekolah ini. Ruang kepala sekolah, ruang guru dan ruang tamu bearada pada satu ruangan tanpa sekat. Keadaan tersebut tidak lepas dari kesadaran dan peran semua elemen sekolah.

Bangunan sekolah menghadap ke selatan, barat dan timur. Memiliki halaman yang cukup luas. Gendung yang dimiliki SDN Kandangan 01 terdiri dari 12 ruang kelas, 1 ruang kantor kepala sekolah, 1 ruang kantor guru, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang UKS, 2 toilet dan kamar mandi.

Jumlah siswa SDN 01 Kandangan pada tahun ajaran 2010-2011 berjumlah 304, dengan perincian kelas IA : 26 siswa, kelas IB : 25 siswa, kelas IIA :17 siswa, kelas IIB :18 siswa, kelas IIIA : 23, Kelas IIIB :21 siswa, kelas IVA : 28 siswa, kelas 1VB : 30 siswa, kelas VA : 32 siswa, kelas VB : 31 siswa dan siswa kelas VIA : 28 siswa, siswa VI B : 25. Hampir semua siswa SDN 01 Kandangan berasal dari desa Kandangan dan sekitarnya, rata-rata orang tua siswa berlatar belakang sebagai petani.

(3)

(Pendidikan Agama Islam), 1 orang guru Olah Raga, 1 orang guru Bidang Bahasa Inggris, 1 staf Tata Usaha, dan ditambah 1 orang penjaga sekolah.

Pada penelitian ini peneliti mengadakan penelitian dengan mengambil subyek kelas IVA yang terdiri 28 siswa . Adapun nama-nama subyek penelitian sebagai berikut:

B. Deskripsi Masing – masing Siklus

Sebelum observasi peneliti melaksanakan sebuah kunjungan ke sekolah untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh siswa kelas IV SDN Kandangan 01 Purwodadi pada mata pelajaran IPS. Peneliti mengadakan wawancara dengan guru kelas IV, guna mengetahui sejauh mana siswa tersebut menguasai mata pelajaran IPS dan sejauh mana siswa merasa kesulitan dalam menguasai mata pelajaran IPS.

Setelah semua terjawab, maka peneliti mulai memasuki awal observasi kelas dalam sebuah siklus. Dalam penelitian ini peneliti melaksanakan 3 siklus untuk dua pertemuan. Tiap siklus terdiri dari planning (perencanaan), acting (tindakan), observing (observasi) dan reflecting (refleksi).

1. Siklus 1

a. Planning (Perencanaan)

(4)

diberikan berdasarkan kompetensi dasar “mengenal pentingnya koperasi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat”.

b. Acting (Tindakan)

Tindakan atau implementasi tindakan dilaksanakan pada 16 Mei 2011. Implementasi tindakan yang pertama terdiri dari empat tingkatan yaitu, introduction (pembuka), presentation (presentasi), practice (praktek), production (produksi), closing (penutup). Dalam pertemuan peneliti memberikan satu topik dengan durasi waktu pengajaran 2 X 35 menit.

1) Introduction (pembukaan)

(5)

Sebuah percakapan kecil terjadi antara peneliti dan salah satu siswa.

Siswa : wah ibu guru baru ya, jangan galak-halak ya bu Peneliti : ya ya, tenang, asal adik-adik pinter dan bisa, nanti

saya ga akan marah. Malah mau saya kasih bonus.

Sebuah percakapan sederhana yang keluar dari mulut

siswa menunjukkan bahwa peneliti sudah membuat kesan

awal yang sudah baik dan diterima oleh siswa.

2) Presentation (presentasi)

Langkah yang kedua adalah presentasi. Sebelum membahas tentang materi koperasi, peneliti meminta siswa untuk memutar bangku mereka berbentuk huruf „U‟ yang terdiri dari 3 kelompok.

2 kelompok berhadapan dan satu kelompok yang ditengah. Setelah itu peneliti mencoba memberi sebuah prologue yang berhubungan dengan koperasi, guna membangun daya ingat siswa tentang materi yang akan di ajarkan. Kemudian peneliti meminta siswa untuk membuka buku paket IPS Terpadu halaman 131 tentang “Koperasi”. Sebelumnya peneliti membacakan secara perlahan

(6)

Setelah selesai, peneliti meminta kepada siswa untuk mencoba mengingat-ingat apakah di tempat mereka ada koperasi? dan menyakan apa saja yang ada di koperasi dan tempat apa koperasi tersebut.

Aktifitas peneliti ketika bertanya kepada siswa: Peneliti : ok, apakah di tempat kalian ada koperasi?

Siswa : Ada……., tidak…..

Peneliti : ok, siapa yang tahu apakah koperasi itu?

Siswa : tempat jual beli bu…

Peneliti : itu bisa…

Secara umum, siswa mengethaui fungsi koperasi, ini akan dapat membantu siswa untuk mengingat dan mempelajari koperasi lebih dalam lagi.

Setelah membaca, kemudian peneliti bertanya kepada siswa apakah ada beberapa kata baru yang mereka tidak tahu, atau ada yang mau ditanyakan tentang koperasi. Memang ada beberapa istilah yang asing untuk siswa seperti kata manajemen dan koperasi konsumsi, yang kemudian dijelaskan oleh peneliti. Aktifitas ini dilaksanakan berulang-ulang agar siswa benar-benar paham terhadap materi yang telah diberikan.

3) Practice (praktek)

(7)

Peneliti membunyikan peluit sebagai tanda diskusi dimulai. Pasangan yang sudah terbentuk wajib menunjukkan pertanyaan-jawaban kepada kelompok penilai, kemudian kelompok ini membacakan apakah pasangan pertanyaan-jawaban cocok di depan kelas. Praktek dengan menggunakan metode Make a Match dengan kartu akan membantu siswa mengingat lebih mudah apa-apa yang menjadi materi yang telah diberikan dan ini akan melatih mereka untuk bisa bekerja sama dalam memecahkan sebuah masalah.

Setelah itu siswa diberikan lembar soal esay, dan menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang sudah diberikan oleh peneliti. Masing-masing siswa diberikan lembar tugas yang terdiru daru 10 soal esay. Masing-masing siswa harus mengerjakan guna mengetahui peningkatan kemampuan siswa setelah pemberian metode Make a Match.

4) Production (produksi)

(8)

apakah koperasi tersebut berdasarkan apa yang telah mereka pelajari.

5) Closing (penutup)

Sesi terakhir adalah penutup, dimana peneliti mengakhiri pertemuan pertama. Sebelum ditutup, peneliti meminta siswa untuk membaca lagi dan mengingat-ingat tentang pengertian koperasi. peneliti memberi kesempatan siswa-siswa untuk bertanya bila ada yang masih tidak dimengerti. Kemudian peneliti menutup pertemuan dengan mengucapkan terimakasih dan salut sebagai penghargaan karena keaktifan mereka dan salam.

c. Observing (observasi).

Secara umum pelaksanaan pengajaran dan pembelajaran dengan metode Make a Match untuk mata pelajaran IPS berjalan dengan lancar. Suara-suara ramai yang didengar ketika pelajaran berlangusng adalah suara siswa yang aktif dalam bertanya dan berdebat, terutama ketika berlangsungnya praktek Make a Match. Tapi terkadang memang ada pertanyaan dari siswa yang menyimpang dari materi, tetapi itu dianggap bahwa siswa respond terhadap materi yang sudah diberikan.

(9)

SDN Kandangan 01 tahun 2010 / 2011

NNN0 Nama siswa Nilai Keterangan KET

KKM Esay Tuntas Blm Tuntas

1. Cindi Diah Novita 60 70 BT

2. Alek Ari Wibowo 60 60 T

3. Nursolikin 60 50 BT

4. Dwi Anggraeni 60 60 T

5. Bayu Setiawan 60 40 BT

6. Novita Sari 60 30 BT

7. Dadang Mei Saputra 60 40 BT

8. Asep Wijarmo 60 80 T

9. Tri Endah Susanti 60 30 BT

10. Andi Mustika 60 20 BT

11. Slamet Widodo 60 10 BT

12. Alfianita Putri R 60 80 T

13. Vera Andriani 60 100 T

14. Desi Kristiani 60 60 T

15. Sandi Cipto Saputro 60 80 T

16. Muhammad Ali yusuf 60 100 T

17. Nanda Dwi Febrian 60 40 BT

18. Riki Andriyanto 60 100 T

19. Umi Amiatul Isti 60 100 T

(10)

21. Putri Ayuni 60 80 T

22. Wiji Yanti 60 50 BT

23. Alfandi Eko Galih 60 90 T

24. Dul Rohman 60 50 BT

25. Wulan Prihatini 60 60 T

26. Muhamad Yoga Pratama 60 40 BT

27. Rian Andika 60 30 BT

28. Mistahul anam 60 40 BT

JUMLAH 1680 1680

RATA – RATA 60 60

Dari data nilai esay siswa di atas maka dapat diketahui tabel frekuensi nilai esay siswa sebagai berikut:

Tabel 1

Frekuensi data nilai siklus I pelajaran IPS kelas IV semester II SDN Kandangan 01 tahun 2010 / 2011

No Nilai Frekuensi presentase

1. 10 1 3,57 %

2. 20 1 3,57 %

3. 30 3 10,71 %

4. 40 5 17,86 %

5. 50 3 10,71 %

6. 60 4 14,29 %

7. 70 1 3,57 %

8. 80 4 14,29 %

(11)

10. 100 4 14,29 %

Dari tabel frekuensi tersebut diketahui nilai terendah adalah 10 dan nilai tertinggi 100 dengan jumlah frekuensi siswa mayoritas memperoleh nilai di bawah tuntas sebagaimana KKM yang ditentukan, yaitu siswa yang belum mencapai batas tuntas 13 siswa atau sekitar 46,4 % dari presentasi jumlah seluruh siswa, maka berdasarkan tabel frekuensi tersebut dapat dibuat diagram sebagai berikut :

Gambar I

Diagram siklus I hasil nilai pelajaran IPS kelas IV semester II SDN Kandangan 01 tahun 2010 / 2011

Pada diagram siklus I menunjukkan ada 13 siswa yang belum mencapai taraf tuntas sedangkan yang sudah tuntas ada 15 siswa pada saat

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

(12)

pembelajaran IPS tentang koperasi, sesuai KKM yang ditentukan yakni nilai 60.

Secara ringkas dari hasil pengamatan yang tertulis dalam field note kolaborator dapat didiskripsikan sebagai berikut:

1) Kegiatan siswa

Selama proses pembelajaran kegiatan dan aktivitas siswa adalah: a) Siswa memperhatikan proses pembelajaran.

b) Siswa aktif dalam mengikuti praktek diskusi dengan menggunakan Make a Match, tetapi belum secara optimal. c) Terkadang siswa aktif dan membahas masalah diluar materi

yang diberikan peneliti. 2) Kegiatan Peneliti

Kegiatan peneliti selama proses pembelajaran dikelas : a) peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran

b) Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif Make a Match dengan strategi mencari pasangan belum biasa dilaksanakan secara optimal untuk masing– masing langkah.

c) Peneliti memberikan motivasi yang tinggi pada siswa

(13)

Pada observasi ini, peneliti tidak puas karena hasilnya masih jauh dari baik. Peningkatan belum mencapai peningkatan 75% siswa mencapai nilai 60.

d. Reflecting (refleksi)

Berdasarkan hasil observasi, peneliti menyimpulkan bahwa aktifitas dalam proses belajar dan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif Make a Match berjalan dengan lancar, terbukti banyaknya kelebihan dan keberhasilan dalam mengajar. Namun hasil yang diperoleh kurang begitu memuaskan karena banyaknya kekurangan-kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran. Kekurangan dalam proses pembelajaran tersebut adalah:

1) Kelemahan pembelajaran

a) sebagian siswa masih sibuk dengan kegiatannya sendiri ketika pelajaran berlangsung.

b) Peneliti sulit mengalokasikan waktu sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah dibuat guru

c) Peneliti mengalami kelemahan karena banyak memberikan penjelasan kepada siswa, sedangkan siswa kurang memperhatikan.

d) Peneliti terlalu banyak bercanda hingga materi tidak secara keseluruhan tersampaikan.

2) Kelebihan pembelajaran

(14)

b) Siswa menjadi lebih aktif dalam pelajaran

c) Guru lebih mudah mengamati kegiatan siswa, meskipun hasil kurang maksimal

d) Ada sebagian siswa yang cepat memahami materi terbukti dari pertanyaan lisan yang dapat dijawab siswa

Faktor penyebab siswa kurang tuntas dalam pembelajaran terlebih adalah pada batasan waktu yang diberikan, dan siswa terlalu bersemangat sehingga membuat kelas menjadi gaduh dan terkadang sulit dikendalikan. Keadaan itu diperlukan pembelajaran disiklus II dengan mengedepankan pada penerapan metode Make a Match.

2. Siklus II

Dari hasil refleksi dan observasi siklus I, diketahui belum maksimal penguasaan materi oleh siswa, berlum tercapainya materi yang diberikan, maka dilakukannya berkolaborasi dengan guru guna menindaklanjuti pembelajaran siklus II dan menutupi kekurangan pada siklus I dengan menerapkan langkah – langkah sebagai berikut:

a. Planning (Perencanaan)

(15)

dasar yang sama yaitu “mengenal pentingnya koperasi dan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Topik yang diambil adalah “perbedaan koperasi dengan badan usaha yang lain”.

b. Acting (Tindakan)

Tindakan atau implementasi tindakan dilaksanakan pada 19 Mei 2011. Implementasi tindakan yang pertama terdiri dari empat tingkatan yaitu, introduction (pembuka), presentation (presentasi), practice (praktek), production (produksi). Dalam pertemuan peneliti

memberikan satu topik dengan durasi waktu pengajaran 2 X 35 menit.

1) Introduction (pembukaan)

(16)

meminta siswa untuk mempersiapkan peralatan; seperti buku, pensil, pulpen dan penghapus. Kolaborator juga mencatat aktifitas kedua dari peneliti dalam sebuah field note.

Siswa tampak lebih tenang, karena sudah mulai terbiasa dengan proses pengajaran yang dilakukan oleh peneliti.

2) Presentation (presentasi)

Langkah yang kedua adalah presentasi. Peneliti menerapkan metode kooperatif Make a Match yang sama seperti pertemuan sebelumnya. Sebelum membahas tentang materi koperasi, peneliti meminta siswa untuk memutar kembali bangku mereka berbentuk huruf „U‟ seperti yang dilakukan pada pertemuan yang lalu. Tiap

baris bangku terdiri dari 3 kelompok. 2 kelompok berhadapan dan satu kelompok yang ditengah. Setelah itu peneliti mencoba memberi sebuah prologue materi pertemuan yang lalu tentang pengertian koperasi, untuk mengingatkan kembali siswa. Kemudian peneliti meminta siswa untuk membuka buku paket IPS Terpadu halaman 133 tentang “perbedaan koperasi dan badan usaha lain”. Sebelumnya peneliti membacakan secara perlahan

(17)

lebih keras dengan siswa agar mereka lebih fokus. Siswa terliat lebih fokus, terlihat dari suasana hening dan tatapan siswa pada buku dan peneliti. Beberapa siswa yang sibuk bermain sendiri dengan membolak balik buku dan mencoret-coret bangku mulai berkurang.

Peneliti meminta agar siswa memahami perbedaan koperasi dan badan usaha dengan bahasa mereka masing-masing. Selain itu materi tentang lambing koperasi dan manfaatnya pun berhasil diberikan, karena waktu tidak terbuang percuma karena humor dari peneliti. Peneliti membaca perlahan-lahan dan siswa di perintahkan untuk mencatat yang memang perlu di catat untuk tes nanti.

Setelah membaca, kemudian peneliti bertanya kepada siswa apakah ada beberapa kata baru yang mereka tidak tahu, atau ada yang mau ditanyakan tentang koperasi. Ada beberapa istilah yang asing untuk siswa seperti kata rentenir dan lintah darat, yang kemudian dijelaskan oleh peneliti. Aktifitas ini dilaksanakan berulang-ulang agar siswa benar-benar paham terhadap materi yang telah diberikan.

3) Practice (praktek)

(18)

kelompok pembawa kartu-kartu pertanyaan, kelompok kedua pembawa kartu jawaban, kelompok ketiga panitia. Peneliti membunyikan peluit sebagai tanda diskusi dimulai. Pasangan yang sudah terbentuk wajib menunjukkan pertanyaan-jawaban kepada kelompok penilai, kemudian kelompok ini membacakan apakah pasangan pertanyaan-jawaban cocok di depan kelas. Praktek dengan menggunakan metode Make a Match dengan kartu akan membantu siswa mengingat lebih mudah apa-apa yang menjadi materi yang telah diberikan dan ini akan melatih mereka untuk bisa bekerja sama dalam memecahkan sebuah masalah.

Setelah itu siswa diberikan lembar soal esay, dan menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang sudah diberikan oleh peneliti yang berkaitan dengan lambang koperasi, perbedaan koperasi dan badan usaha yang lain dan manfaat koperasi. Masing-masing siswa diberikan lembar tugas yang terdiri dari 10 soal esay. Masing-masing siswa harus mengerjakan, karena untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa setelah pemberian metode Make a Match.

4) Production (produksi)

(19)

siswa sesuai dengan aktifitas yang mereka lakukan saat pemberian materi dan praktek. Dengan metode kooperatif Make a Match akan memberikan sebuah pikiran yang fresh, karena tidak ada unsure tekanan di dalamnya. Mereka masih bisa mengingat dengan kegiatan mereka saat praktek dengan menggunakan kartu, hingga tiap siswa yang ditunjuk oleh peneliti, bisa menjawab pertanyaan dengan bahasa mereka sendiri.

5) Closing (penutup)

Sesi terakhir adalah penutup, dimana peneliti mengakhiri pertemuan kedua atau siklus ke dua. Seperti pertemuan pertama, sebelum ditutup, peneliti meminta siswa untuk membaca lagi dan mengingat-ingat tentang pengertian koperasi. Peneliti memberi kesempatan siswa-siswa untuk bertanya bila ada yang masih tidak dimengerti. Kemudian peneliti menutup pertemuan dengan mengucapkan terimakasih dan salut sebagai penghargaan karena keaktifan mereka dan salam.

c. Observing (observasi).

(20)

praktek Make a Match. Pertanyaan-pertanyaan yang menyimpang dari materi pelajaran masih sering terdengar dari siswa.

Pendapat peneliti tentang pertanyaan yang dilontarkan oleh siswa adalah sebuah respon yang baik, karena membuktikan bahwa siswa memperhatikan pelajaran. Siswa aktif dalam proses Tanya jawab pada sesi praktek dan kebanyakan siswa mampu mengerjakan tugas, hingga menghasilkan nilai- nilai yang baik pada siklus kedua.

SDN Kandangan 01 tahun 2010 / 2011

NNN0 Nama siswa Nilai Keterangan KET

KKM Esay Tuntas Blm Tuntas

1. Cindi Diah Novita 60 70 T

2. Alek Ari Wibowo 60 70 T

3. Nursolikin 60 70 T

4. Dwi Anggraeni 60 70 T

5. Bayu Setiawan 60 80 T

6. Novita Sari 60 50 BT

7. Dadang Mei Saputra 60 50 BT

8. Asep Wijarmo 60 100 T

9. Tri Endah Susanti 60 60 T

10. Andi Mustika 60 30 BT

11. Slamet Widodo 60 50 BT

12. Alfianita Putri R 60 100 T

13. Vera Andriani 60 100 T

14. Desi Kristiani 60 80 T

15. Sandi Cipto Saputro 60 70 T

(21)

17. Nanda Dwi Febrian 60 70 T

18. Riki Andriyanto 60 90 T

19. Umi Amiatul Isti 60 100 T

20. Retno Puspitarini 60 100 T

21. Putri Ayuni 60 70 T

22. Wiji Yanti 60 80 T

23. Alfandi Eko Galih 60 100 T

24. Dul Rohman 60 50 BT

25. Wulan Prihatini 60 80 T

26. Muhamad Yoga Pratama 60 50 BT

27. Rian Andika 60 50 BT

28. Mistahul anam 60 20 BT

JUMLAH 1680 1990

RATA – RATA 60 71

Dari data nilai esay siswa diatas maka dapat diketahui tabel frekuensi nilai esay siswa sebagai berikut:

Tabel 2

Frekuensi data nilai siklus II pelajaran IPS kelas IV semester IV SD Negeri Kandangan 01 tahun 2010 / 2011

No Nilai Frekuensi presentase

1. 20 1 3,57%

2. 30 1 3,57%

3. 50 6 21,43%

(22)

5. 70 7 25%

6. 80 5 17,86%

7. 90 1 3,57%

8. 100 6 21,43%

Frekuensi perolehan nilai siswa pelajaran IPS kelas IV semester II SDN Kandangan 01 tahun 2010 / 2011 dapat dibandingkan bahwa pada siklus II masih ada 8 siswa yang belum tuntas. Dari frekuensi nilai tersebut dapat dibuat diagram baik pada siklus II dan seperti berikut ini :

Gambar 2

Diagram siklus II hasil nilai pelajaran IPS kelas IV semester II SDN Kandangan 01 tahun 2010 / 2011

Dari grafik tersebut diketahui nilai terendah siswa pada siklus II adalah 20 sedangkan nilai tertinggi 100 meskipun rata – rata yang

0 1 2 3 4 5 6 7

20 30 50 60 70 80 90 100

(23)

diperoleh siswa dalam satu kelas ada 71 namun masih ada 8 siswa yang belum mencapai tuntas dati KKM yang ditentukan guru.

Secara ringkas dari hasil pengamatan yang tertulis dalam field note kolaborator dapat didiskripsikan sebagai berikut:

1) Kegiatan siswa

Selama proses pembelajaran kegiatan dan aktivitas siswa adalah: a) Siswa memperhatikan proses pembelajaran.

b) Siswa aktif dalam mengikuti praktek diskusi dengan menggunakan Make a Match, tetapi belum secara optimal. c) Siswa lebih fokus pada pelajaran

d) Masih ada aktifitas siswa yang membahas masalah diluar materi yang diberikan peneliti.

2) Kegiatan Peneliti

Kegiatan peneliti selama proses pembelajaran dikelas: a) Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran

b) Peneliti mengurangi ucapan-ucapan yang sedikit menyimpang dari materi seperti mengurangi humor-humor di sela pelajaran. c) Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran

kooperatif Make a Match dengan strategi mencari pasangan belum biasa dilaksanakan secara optimal untuk masing– masing langkah.

(24)

e) Peneliti memperhatikan setiap siswa dalam menerima materi dan setiap aktivitas pembelajaran

Pada observasi ini, peneliti masih belum puas karena hasilnya masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Peningkatan belum mencapai peningkatan 75% siswa mencapai nilai 60.

d. Reflecting (refleksi)

Berdasarkan hasil observasi, peneliti menyimpulkan bahwa aktifitas dalam proses belajar dan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif Make a Match berjalan dengan lancar, terbukti banyaknya kelebihan dan keberhasilan dalam mengajar, siswa sudah mulai focus dalam pelajaran, materi selesai sesuai dengan target yang diinginkan oleh guru. Namun hasil yang diperoleh kurang begitu memuaskan karena banyaknya kekurangan-kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran. Kekurangan dalam proses pembelajaran tersebut adalah:

1) Kelemahan pembelajaran

a) Sebagian siswa masih ada yang sibuk dengan kegiatannya sendiri ketika pelajaran berlangsung.

b) Peneliti berusaha menyesuaikan dengan waktu pelajaran sehingga materi terlalu di sederhanakan.

2) Kelebihan pembelajaran

(25)

4) Antusias siswa dalam berpendapat meningkat. c) Banyak pertanyaan guru yang dapat dijawab siswa.

Hasil refleksi II kurang optimal dalam pembelajaran terbukti masih ada 8 siswa yang belum tuntas, oleh karena itu dari kelemahan pembelajaran siklus II perlu dibenahi diantaranya adalah perlunya guru menggunakan metode yang bervariasi serta menerangkan dengan pelan dan tidak terlalu cepat.

3. Siklus III

Dari hasil refleksi dan observasi pada siklus II, diketahui belum maksimal penguasaan materi oleh siswa, berlum tercapainya materi yang diberikan, maka dilakukannya berkolaborasi dengan guru guna menindaklanjuti pembelajaran di siklus III dan menutupi kekurangan pada siklus II dengan menerapkan langkah – langkah sebagai berikut:

a. Planning (Perencanaan)

(26)

kesejahteraan masyarakat. Topik yang diambil adalah “Jenis-jenis koperasi”.

b. Acting (Tindakan)

Tindakan atau implementasi tindakan dilaksanakan pada 24 Mei 2011. Implementasi tindakan yang pertama terdiri dari 5 tingkatan yaitu, introduction (pembuka), presentation (presentasi), practice (praktek), production (produksi) dan closing (penutup). Dalam pertemuan peneliti memberikan satu topik dengan durasi waktu pengajaran 2 X 35 menit.

6) Introduction (pembukaan)

Pelajaran IPS dimulai pada pukul 07.00 WIB sampai 08.10. Peneliti masuk kedalam kelas bersama dengan kolaborator (guru bidang studi) dan kemudian peneliti mengucapkan salam dan mengajak untuk berdoa bersama-sama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Peneliti mencoba mengingatkan apakah mereka masih ingat materi yang lalu tentang koperasi.

Terjadi percakapan sederhana antara peneliti dan siswa: Peneliti : adik-adik, bagaimana kabarnya pagi ini? Siswa : baik…

Peneliti : bosan ga ketemu dengan saya terus? Siswa : tidak bu.

Peneliti : terimakasih ya, sekarang saya absen dulu

(27)

dengan meminta siswa untuk mempersiapkan peralatan; seperti buku, pensil, pulpen dan penghapus. Kolaborator juga mencatat aktifitas kedua dari peneliti dalam sebuah field note.

Siswa tampak sudah terbiasa dengan peneliti sebagai guru jadi mereka tampak tenang.

7) Presentation (presentasi)

Langkah yang kedua adalah presentasi. Pada sesi ini peneliti menerapkan lagi metode kooperatif Make a Match yang ketiga kalinya. Kembali lagi peneliti meminta siswa untuk memutar kembali bangku mereka berbentuk huruf „U‟ seperti yang

(28)

mengatakan bahwa nilai yang akan diberikan nanti setelah materi akan dimusukkan kedalam daftar nilai guru.

Peneliti membaca perlahan-lahan materi tentang jenis koperasi dengan gaya bahasanya sendiri dan siswa di perintahkan untuk mencatat yang memang perlu di catat untuk tes nanti.

Setelah membaca, kemudian peneliti bertanya kepada siswa apakah ada beberapa kata baru yang mereka tidak tahu, atau ada yang mau ditanyakan tentang koperasi. Beberapa istilah baru yang ada, sebelumnya pernah di bahas pada pertemuan di siklus pertama dan kedua, hingga tidak ada kata yang dipermasalahkan pada siklus ketiga ini.

8) Practice (praktek)

(29)

pertanyaan-jawaban cocok di depan kelas. Praktek dengan menggunakan metode Make a Match dengan kartu akan membantu siswa mengingat lebih mudah apa-apa yang menjadi materi yang telah diberikan dan ini akan melatih mereka untuk bisa bekerja sama dalam memecahkan sebuah masalah. Dengan merubah kelompok diharapkan siswa bisa menyelesaikan permasalahan dalam kondisi atau situasi apapun.

Setelah itu siswa diberikan lembar soal esay, dan menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang sudah diberikan oleh peneliti yang berkaitan dengan lambang koperasi, perbedaan koperasi dan badan usaha yang lain dan manfaat koperasi. Masing-masing siswa diberikan lembar tugas yang terdiri dari 10 soal esay. Masing-masing siswa harus mengerjakan, karena untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa setelah pemberian metode Make a Match.

9) Production (produksi)

(30)

ada unsur tekanan di dalamnya. Mereka masih bisa mengingat dengan kegiatan mereka saat praktek dengan menggunakan kartu, hingga tiap siswa yang ditunjuk oleh peneliti, bisa menjawab pertanyaan dengan bahasa mereka sendiri.

10)Closing (penutup)

Sesi terakhir adalah penutup, dimana peneliti mengakhiri pertemuan ketiga atau siklus ketiga. Seperti pertemuan pertama dan kedua sebelum ditutup, peneliti meminta siswa untuk membaca lagi dan mengingat-ingat tentang pengertian koperasi di rumah. Peneliti memberi kesempatan siswa-siswa untuk bertanya bila ada yang masih tidak dimengerti. Kemudian peneliti menutup pertemuan dengan mengucapkan terimakasih dan salut sebagai penghargaan karena keaktifan mereka dan salam. Peneliti juga mengucapkan salam perpisahan karena ini adalah tugas terakhirnya untuk mengajar mereka.

c. Observing (observasi).

(31)

Pendapat peneliti tentang pertanyaan yang dilontarkan oleh siswa adalah sebuah respon yang baik, karena membuktikan bahwa siswa memperhatikan pelajaran. Siswa aktif dalam proses tanya jawab pada sesi praktek dan kebanyakan siswa mampu mengerjakan tugas, hingga menghasilkan nilai- nilai yang baik pada siklus ketiga.

SDN Kandangan 01 tahun 2010 / 2011

NNN0 Nama siswa Nilai Keterangan KET

KKM Esay Tuntas Blm Tuntas

1. Cindi Diah Novita 60 90 T

2. Alek Ari Wibowo 60 70 T

3. Nursolikin 60 70 T

4. Dwi Anggraeni 60 70 T

5. Bayu Setiawan 60 90 T

6. Novita Sari 60 70 T

7. Dadang Mei Saputra 60 70 T

8. Asep Wijarmo 60 70 T

9. Tri Endah Susanti 60 70 T

10. Andi Mustika 60 70 T

11. Slamet Widodo 60 90 T

12. Alfianita Putri R 60 100 T

13. Vera Andriani 60 100 T

14. Desi Kristiani 60 80 T

15. Sandi Cipto Saputro 60 70 T

16. Muhammad Ali yusuf 60 90 T

(32)

18. Riki Andriyanto 60 90 T

19. Umi Amiatul Isti 60 100 T

20. Retno Puspitarini 60 80 T

21. Putri Ayuni 60 70 T

22. Wiji Yanti 60 90 T

23. Alfandi Eko Galih 60 90 T

24. Dul Rohman 60 90 T

25. Wulan Prihatini 60 80 T

26. Muhamad Yoga Pratama 60 70 T

27. Rian Andika 60 90 T

28. Mistahul anam 60 90 T

JUMLAH 1680 2290

RATA – RATA 60 81,79

[image:32.595.132.542.112.431.2]

Dari data nilai esay siswa diatas maka dapat diketahui tabel frekuensi nilai esay siswa sebagai berikut:

Tabel 3

Frekuensi data nilai siklus III pelajaran IPS kelas IV semester II SDN Kandangan 01 tahun 2010 / 2011

No Nilai Frekuensi Presentase 1. 20

(33)

5. 70 11 39,29%

6. 80 4 14,29%

7. 90 10 35,71%

[image:33.595.151.513.274.480.2]

8. 100 3 10,71%

Gambar 3

Diagram siklus III hasil nilai pelajaran IPS kelas IV semester II SDN Kandangan 01 tahun 2010 / 2011

Pada pembelajaran siklus III diketahui nilai terendah siswa pada siklus III adalah 70, sedangkan nilai tertinggi 100 dan 24 siswa mengalami ketuntasan 100% dari KKM sebagai indikator penentu batas tuntas nilai IPS tentang koperasi yang ditentukan guru.

Untuk memperjelas letak perbedaan masing – masing siklus dan untuk menunjukkan hasil pembelajaran siswa, maka untuk perbandingan

0 2 4 6 8 10 12

70 80 90 100

(34)

nilai sebelum siklus atau siklus I dan siklus II serta siklus III dapat didiskripsikan diagram perolehan nilai siswa sesudah melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode Make a Match, maka dapat digambarkan dengan diagram gabungan perolehan nilai hasil siklus I, II dan III sebagai berikut :

Diagram gabungan tersebut menunjukkan bahwa antara pembelajaran sebelum menerapkan metode Make a Match mengalami perbedaan hasil nilai siswa. Batas tuntas yang diterapkan guru pada siklus I dan II belum mencapai KKM 60, baru pada siklus III siswa secara keseluruhan mencapai batas tuntas KKM 60.

Secara ringkas dari hasil pengamatan yang tertulis dalam field note kolaborator dapat didiskripsikan sebagai berikut:

1) Kegiatan siswa

Selama proses pembelajaran kegiatan dan aktivitas siswa adalah: 0

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Siklus III

Siklus II

(35)

a) Siswa memperhatikan proses pembelajaran.

b) Siswa aktif dalam mengikuti praktek diskusi dengan menggunakan Make a Match.

c) Siswa lebih fokus pada pelajaran 2) Kegiatan Peneliti

Kegiatan peneliti selama proses pembelajaran dikelas:

a) Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dengan baik, walau dengan sedikit hati-hati dan mengurangi humor, hingga nampak terlihat canggung

b) Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif dengan strategi Make a Match bisa dilaksanakan lebih baik dengan respon siswa yang lebih baik.

c) Peneliti memberikan motivasi yang tinggi pada siswa

d) Peneliti memperhatikan setiap siswa dalam setiap aktifitas mereka dalam pelajaran, seperti aktif bertanya dan menjawab. Pada observasi ini hasil yang diperoleh siswa lebih baik karena mencapai nilai diatas 75% siswa mencapai nilai 60.

d. Reflecting (refleksi)

(36)

selesai sesuai dengan target yang diinginkan oleh guru. Hasil yang diperoleh juga lebih baik. Walau masih ada sedikit kekurangan dari peneliti, tetapi peneliti sudah melaksanakan pengajaran yang baik dengan hasil yang baik pula (field note, 16 Mei 2011). Kekurangan dan kelebihan dalam proses pembelajaran tersebut adalah:

1) Kelemahan pembelajaran

a) Peneliti berusaha menyesuaikan dengan waktu pelajaran sehingga materi terlalu di sederhanakan.

b) Peneliti menjadi canggung karena mengurangi humor dalam pembelajarannya.

c) Peneliti terlalu memberikan keakraban terhadap siswa, sehingga membuat siswa menjadi manja

2) Kelebihan pembelajaran

a) Banyaknya siswa yang ingin menjawab pertanyaan dari peniliti. b) Kerja sama antar siswa baik secara individu atau kelompok

meningkat.

c) Antusias siswa dalam proses belajar mengajar meningkat.

d) Ada kecenderungan kompetisi positif dengan berebut menjawab agar mendapatkan hadiah.

(37)

C. Pembahasan Hasil penelitian

Kemampuan siswa siswa kelas IV SDN Kandangan 01 Purwodadi pada mata pelajaran IPS meningkat pada setiap siklusnya. Sebelum penelitian atau sebelum pada masuknya implementasi siklus didapatkan informasi bahwa kemampuan siswa pada bidang IPS tidak begitu baik yaitu rata-rata 6,00 (nilai guru pada test terakhir pelajaran IPS). Pada observasi pertama di siklus I ternyata siswa memang terlihat kurang begitu minat dengan pelajaran IPS, karena cenderung lebih banyak menghafal. Seperti dijelaskan pada interview guru tentang kemampuan siswa pada pelajaran.

Peneliti : bu, bagaimana nilai pelajaran IPS siswa pada tahun ajaran ini?

Guru : ya lumayan bagus. Peneliti : lumayan bagaimana bu?

Guru : ya lumayan, anak-anak sebetulnya kurang begitu suka pelajaran IPS jadi nilai mereka bisa disebut lumayan. Peneliti : oh begitu, apa sudah pernah di rubah metode

mengajarnya?

Guru : sudah, ya maklumlah anak-anak kurang begitu suka menghafal, jadi mereka lebih suka membaca saja.

Kemampuan siswa pada siklus pertama dapat dilihat dengan nilai rata-rata adalah 60 nilai meningkat dari sebelum observasi hingga observasi siklus pertama.

(38)

peneliti harus lebih hati-hati dan lebih banyak bertanya tentang penguasaan siswa. Pada siklus II ini mencapai keberhasilan dalam nilai, terlihat dari rata-rata nilainya adalah 71. Peningkatan nilai antara siklus I dan siklus 2 adalah 10% hingga dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang baik, perlu adanya pengajaran yang bertahap.

Untuk siklus berikutnya (siklus III) siswa lebih terbiasa dengan peneliti sebagai guru dan metode pembelajaran yang berganti topic dan diskusi (kooperatif) yang berubah-ubah pula membuat siswa lebih fresh di tiap kali pertemuan. Pada siklus III materi sedikit lebih meningkat tingkat kesulitannya karena perlu daya hafal yang tinggi mengingat nama-nama yang digunakan jarang dikenal dan sulit diingat, itu akan membuat siswa lebih focus. Tetapi karena siswa sudah terbiasa dengan kata-kata baru tersebut hingga tidak terjadi permasalahan pada penggunaan kata-kata sulit di bidang koperasi. Pada siklus III ini mencapai keberhasilan dalam nilai, terlihat dari jumlah total nilai siswa yaitu 28 atau rata-rata nilainya adalah 81,79 Peningkatan nilai antara siklus II dan siklus III adalah 10 %.

Pelaksanaan metode Make a Match, maka yang dapat diperoleh dari data keadaan siswa dan guru selama pembelajaran adalah:

1. Guru lebih menguasai materi.

2. Guru akan lebih terlibat dalam aktifitas siswa 3. Adanya kesan bermain oleh siswa

(39)

6. Melatih siswa mengeluarkan pendapat. 7. Melatih siswa untuk bekerja sama

8. Membiasakan siswa untuk mengkomunikasikan apa yang diperoleh selama pembelajaran.

9. Akan melatih tanggung jawab siswa.

Adapun kelemahan dan pembelajaran yang dilakukan dalam pembelajaran:

1. Efisien waktu kurang dapat dicapai.

2. Siswa terkadang kurang memperhatikan penjelasan guru, tetapi lebih memperhatikan media kartu.

3. Guru sulit mengontrol kelas karena suasana ramai. 4. Guru terasa sulit mengelokasikan waktu.

Berdasarkan hasil diskusi dengan guru, pembelajaran yang dilakukan sudah menunjukkan kemajuan meningkatnya nilai test siswa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya keberhasilan siswa yang dapat menguasai materi yang pada siklus I, II, belum mencapai KKM 60 dan pada siklus III meningkat mencapai KKM 60.

(40)

Gambar

Tabel 1
Gambar I Diagram siklus I hasil nilai pelajaran IPS kelas IV semester II SDN
Tabel 2
Gambar 2
+3

Referensi

Dokumen terkait

1.Persepsi Seni Murid boleh menjelaskan melalui perbincangan dan menggalurkan tentang :.

Kredit mengandung pengertian adanya suatu kepercayaan dari seseorang atau badan kepada seseorang atau badan lainnya yaitu bahwa yang bersangkutan pada masa yang akan datang

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Inspektorat Daerah Kota Pagar Alam tahun 2014 berdasarkan hasil pengukuran, evaluasi, dan analisis pencapaian stratejik

[r]

2. Siswa dapat menjelaskan yang memimpin pertandingan sepak bola 9 13. Siswa dapat menjelaskan pengertian mengumpan dengan kepala 10.. 1.2 Mempraktikkan variasi gerak dasar ke dalam

Berbeda dengan data sebelumnya dimana kuantitas bahasa asing hanya menjadi minoritas dari konten seluruh lirik lagu, pada datum yang kedua dalam kategori ini, bahasa

Kompetensi SDM mempengaruhi kepuasan kerja dan kualitas pelayanan, terbukti melalui keahlian, sifat dan motivasi dokter dan perawat yang baik, maka kualitas pelayanan

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN PETA KONSEP.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu