• Tidak ada hasil yang ditemukan

Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SDLC – System Development Life

Dalam dokumen BAB 3 LANDASAN TEORI (Halaman 72-80)

Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 Faktor A B C Faktor A B C Faktor A B C

11. Setelah semua nilai telah dimasukkan, kembali ke layar Model View untuk memasukkan nilai perbandingan untuk kriteria lainnya. Simpan nilai perbandingan

3.2. Sistem Informasi Manajemen 1. Pengertian Sistem

3.2.5. Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SDLC – System Development Life

Cycle)

M enurut M cLeod (2001, p184) siklus hidup pengembangan sistem adalah proses evolusioner dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer yang meliputi perencanaan, analisis, desain, penerapan, dan tahap implementasi dari siklus hidup sistem. SDLC ini melibatkan personel IT, pengguna, dan spesialis informasi.

Gambar 3.38 Tahapan Siklus Hidup Sistem

Tahap – tahap dalam siklus hidup sistem adalah :

1. Tahap Perencanaan, langkah – langkahnya sebagai berikut a. M enyadari masalah.

Kebutuhan proyek biasanya dirasakan oleh manajer perusahaan, non manajer, dan elemen – elemen dalam lingkungan perusahaan.

126 b. M endefinisikan masalah.

M anajer akan memahami masalah dan berusaha untuk mengidentifikasi dimana sebenarnya letak permasalahan dan penyebabnya.

c. M enentukan tujuan sistem.

M anajer dan analisis sistem mengembangkan suatu daftar tujuan sistem yang harus dipenuhi oleh sistem untuk memuaskan pemakai.

d. M engidentifikasi kendala – kendala sistem.

Beberapa kendala dalam sistem dapat ditimbulkan oleh lingkungan dan manajemen perusahaan yang harus diidentifikasi sebelum sistem benar – benar mulai dikerjakan.

e. M embuat studi kelayakan.

Studi kelayakan adalah suatu tinjauan sekilas pada faktor – faktor utama yang mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

f. M empersiapkan usulan penelitian sistem.

Penelitian sistem akan memberikan dasar yang terinci bagi rancangan sistem baru mengenai apa yang harus dilakukan sistem itu dan bagaimana sisetm tersebut melakukannya. Analisis akan menyiapkan suatu penelitian sistem yang memberi dasar bagi manajer untuk menentukan perlu tidaknya pengeluaran untuk analisis.

g. M enyetujui atau menolak penelitian proyek.

Pengguna sistem akan membuat keputusan untuk menyetujui atau menolak terhadap penelitian yang akan dilakukan guna mengetahui kebutuhan dari sistem.

h. M enetapkan mekanisme pengendalian.

Sebelum penelitian sistem dimulai, komite pengarah SIM menetapakn pengendalian proyek dengan menentukan apa yang harus dikerjakan, siapa yang melakukannya, dan kapan akan dilaksanakan.

2. Tahap Analisis, langkah – langkahnya yaitu : a. M engumumkan penelitian sistem.

Dari hasil sistem yang sudah diteliti, diumumkan kepada seluruh pegawai maupun pemakai yang akan menggunakan sistem tersebut.

b. M engorganisasikan tim proyek.

M embentuk suatu organisasi sebagai tim dalam proyek untuk menganalisis sistem yang akan dibuat.

c. M endefinisikan kebutuhan informasi.

Analisis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan terlibat dalam berbagai kegiatan pengumpulan informasi berupa wawancara, pengamatan, dan survei.

d. M endefinisikan kriteria kinerja sistem.

Kriteria kinerja sistem adalah menspesifikasi secara tepat apa yang harus dicapai oleh sistem.

e. M enyiapkan usulan rancangan.

Pembuat sistem akan memberikan usulan mengenai perancangan sistem yang sudah dibuat apakah sudah memenuhi kebutuhan atau masih membutuhkan perbaikan sistem yang telah ada sehingga sistem tersebut dapat bermanfaat bagi pengguna.

128 f. M enyetujui atau menolak rancangan proyek.

3. Tahap Perancangan, langkah – langkah untuk menerapkannya yaitu : a. M enyiapkan rancangan sistem yang terinci.

Analisis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru dengan alat – alat yang dijelaskan dalam modul teknis.

b. M engidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi sistem.

Identifikasi yang dilakukan merupakan suatu proses yang berurutan, dimulai dengan identifikasi berbagai kombinasi yang dapat menyelesaikan setiap tugas.

c. M engevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem.

Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala – kendala yang ada.

d. M emilih konfigurasi terbaik.

Dari berbagai alternatif yang ada dipilih konfigurasi yang terbaik yang kiranya dapat memenuhi kriteria kinerja yang ada dalam perusahaan. e. M enyiapkan usulan penerapan.

Analisis menyiapkan usulan penerapan yang mengikhtisarkan tugas – tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan yangdiharapkan, dan biayanya.

f. M enyetujui atau menolak penerapan sistem. 4. Tahap Implementasi, langkah – langkahnya adalah

a. M erencanakan penerapan.

Pembuat sistem akan melakukan perencanaan untuk menerapkan sistem yang telah dirancang yang akan diuji kepada pengguna.

b. M engumumkan penerapan.

Proyek penerapan diumumkan kepada para pegawai dengan cara yang sama dengan tujuan untuk menginformasikan kepada para pegawai mengenai keputusan untuk menerapkan sistem baru dan meminta kerja sama mereka.

c. M endapatkan sumber daya perangkat keras.

Rancangan sistem disediakan bagi para pemasok berbagai jenis peralatan komputer yang terdapat pada konfigurasi yang disetujui.

d. M endapatkan sumber daya perangkat lunak.

Ketika perusahaan memutuskan untuk menciptakan sendiri perangkat lunak aplikasinya, progamer menggunakan dokumentasi yang disiapkan oleh analisis sistem sebagai titik awal.

e. M enyiapkan database.

Pengelola database bertanggung jawab untuk semua kegiatan yang berhubungan dengan data, dan ini mencakup persiapan database.

f. M enyiapkan fasilitas fisik.

Jika perangkat keras dari sistem baru tidak sesuai dengan fasilitas yang ada, perlu dilakukan konstruksi baru.

g. M endidik peserta dan pemakai.

M emberikan pelatihan atau training kepada pemakai agar dapat menggunakan sistem dengan baik.

130 h. M enyiapkan usulan cutover.

Cutover adalah proses menghentikan penggunaan sistem lama dan

memulai menggunakan sistem baru.

i. M enyetujui atau menolak masuk ke sistem baru. j. M asuk ke sistem baru.

Ada empat pendekatan dasar untuk masuk ke sistem baru yaitu :

1. Percontohan Æ suatu sistem percobaan yang diterapkan dalam satu subset dari keseluruhan operasi.

2. Serentak Æ pendekatan yang dilakukan dengan beralih dari sistem lama ke sistem baru pada saat yang ditentukan.

3. Bertahap Æ Sistem baru yang digunakan berdasarkan bagian per bagian pada suatu waktu.

4. Pararel.

Pendekatan ini mengharuskan sistem lama dipertahankan sampai sistem baru setelah diperiksa secara menyeluruh.

5. Tahap Penggunaan, langkah – langkahnya yaitu : a. M enggunakan sistem.

Pemakai menggunakan sistem untuk mencapai tujuan yang diidentifikasi pada tahap perencanaan.

b. Audit sistem.

Setelah sistem baru sudah berjalan, penelitian formal dilakukan untuk menentukan seberapa baik sistem baru itu dapat memenuhi kebutuhan dan kriteria kinerja.

c. M emelihara sistem.

Selama manajer menggunakan sistem, berbagai modifikasi dibuat sehingga sistem terus memberikan dukungan yang diperlukan. Sistem yang dimodifikasi tersebut, diharapkan dapat memelihara sistem sehingga dapat digunakan seefektif mungkin.

d. M enyiapkan usulan rekayasa ulang.

Ketika sudah jelas bagi para pemakai dan spesialis informasi bahwa sistem itu tidak dapat lagi digunakan, maka diusulkan kepada komite pengarah SIM bahwa sistem itu perlu direkayasa ulang.

e. M enyetujui atau menolak rekayasa ulang sistem.

Whitten (2004, p81) dalam bukunya “Metode Desain dan Analisa Sistem” memberikan informasi bahwa terdapat beberapa prinsip umum yang mendasari semua metodologi pengembangan sistem yaitu :

1. Libatkan para pengguna sistem.

Pengguna sistem dibagi menjadi dua yaitu internal dan eksternal. Pengguna sistem internal adalah karyawan – karyawan bisnis yang kebanyakan sistem informasi dibangun untuk mereka. Sedangkan pengguna sistem eksternal adalah mayoritas pengguna sistem informasi modern.

2. Gunakan pendekatan pemecahan masalah.

Pendekatan pemecahan masalah yang klasik anatara lain :

a. M empelajari dan memahami masalah, konteks, dan dampaknya. b. M endefinisikan persyaratan yang harus dipenuhi oleh semua solusi.

132 c. M engidentifikasikan solusi – solusi calon yang memenuhi persyaratan

dan memilih solusi “terbaik”. d. M endesain solusi terpilih.

e. M engamati dan mengevaluasi dampak solusi, dan memperbaiki solusi tersebut.

3. Bentuklah fase dan aktivitas.

Fase tersebut mencakup definisi lingkup, analisis masalah, analisis persyaratan, desain logis, analisa keputusan, desain fisik dan integrasi, konstruksi dan pengujian, serta instalasi dan pengiriman.

4. Dokumentasikan sepanjang pengembangan.

Dokumentasi akan meningkatkan komunikasi dan penerimaan. 5. Bentuklah standar.

Standar yang dibentuk berupa arsitektur teknologi informasi yang berperan untuk mengarahkan solusi teknologi dan sistem informasi ke visi teknologi. Standarisasi untuk arsitektur teknologi informasi adalah berdasarkan teknologi database, teknologi perangkat lunak, dan teknologi antar muka. 6. Kelola proses dan proyek.

Dengan manajemen proses memastikan bahwa proses terpilih perusahaan digunakan secara konsisten pada proyek. Sedangkan manajemen proyek memastikan bahwa sistem informasi dikembangkan dengan biaya minimal, dalam kerangka waktu yang ditentukan, dan dengan kualitas yang dapat diterima dengan menggunakan metodologi pengembangan sistem.

Sistem informasi adalah sebagai investasi modal yang akan memberikan keuntungan dalam jangka panjang dimana proyek pengembangan sistem sering dikendalikan oleh perencanaan enterprise.

8. Janganlah takut untuk membatalkan atau merevisi lingkup. 9. Bagilah dan kuasai sistem yang telah dibuat.

Dalam dokumen BAB 3 LANDASAN TEORI (Halaman 72-80)

Dokumen terkait