• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERVENSI DATA DAN

2. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Pembelajaran pada siklus I terdiri dari 4 pertemuan, kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan pada siklus I ini adalah peneliti membuat RPP, menyiapkan LKS, membuat kisi-kisi soal dan soal akhir siklus. RPP yang dibuat didiskusikan dengan guru kolaborator untuk menyempurnakan proses pembelajaran. Materi yang dibahas pada siklus I adalah teorema Pythagoras diantaranya : Menemukan dalil Pythagoras, Menggunakan teorema Pythagoras, Menentukan panjang sisi segitiga jika dua sisi lain diketahui, Menentukan jenis suatu segitiga dengan kebalikan dalil phytagoras, Menghitung perbandingan sisi segitiga siku-siku istimewa.

b. Pelaksanaan dan Observasi

1) Pertemuan pertama : Kamis, 11 November 2010

Pertemuan pertama ini dihadiri oleh 30 orang siswa dan 5 siswa lainnya terlambat masuk kelas. Pada pertemuan pertama ini siswa masih sulit dikondisikan. Pada pertemuan pertama ini guru memulai belajar dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan pendekatan yang akan digunakan selama pembelajaran berlangsung. Peneliti juga memberikan apersepsi untuk meningkatkan kembali pengetahuan mereka yang berhubungan dengan materi yang akan di bahas, dan pertemuan pertemuan pertama membahas tentang menentukan rumus Pythagoras. Sebelum dibagikan LKS (Lembar Kerja Siswa), siswa mendapatkan materi tentang teorema Pythagoras dan penjelasan mengenai cara-cara dalam mengerjakan LKS yang harus dikerjakan dengan berbagai macam cara.

Setelah siswa di bagikan LKS untuk dikerjakan secara individu. Siswa diarahkan untuk belajar mandiri dengan mencoba memahami sendiri teorema Pythagoras yang dibimbing melalui LKS. Selama mengerjakan LKS siswa mencari sumber-sumber lain dalam mengerjakan soal dan siswa juga dilatih untuk mengemukakan pemahaman yang dimiliki untuk dijelaskan

kepada siswa lain melalui presentasi di depan kelas. Siswa diajak ke perpustakaan yang bersebelahan dengan kelas VIII-9 untuk mencari buku-buku referensi lain sebagai tambahan dalam mengerjakan LKS.

Sebelum mengerjakan LKS secara individu, ada seorang siswa yang bertanya karena merasa belum paham atas tugas yang diberikan, dan ia berkata : “Bu, saya tidak mengerti maksud dari LKS ini, kita harus mengerjakan apa, dan bagaimana cara mengerjakannya ?”. pada saat mengerjakan LKS, hanya sebanyak 8 siswa yang mengerjakan nya secara individu yaitu siswa yang duduk di barisan paling depan, sedangkan 27 siswa lainnya mengerjakan LKS dengan bertanya kepada teman.

Saat mengerjakan LKS, siswa diajak ke perpustakaan untuk menambah referensi mereka dalam menyelesaikan LKS tersebut. Setelah beberapa lama berada di perpustakaan, siswa di ajak kembali ke kelas untuk melanjutkan pembelajaran yaitu presentasi. Salah satu siswa disuruh maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas, dan masih banyak siswa yang malu-malu untuk maju ke depan kelas, hanya 3orang yang berani maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerjanya itu.

Setelah presentasi selesai, guru meminta siswa untuk memberikan kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari. Pembelajaran diakhiri dengan pemberian tugas untuk membawa buku tambahan lain selain buku pegangan matematika milik mereka untuk mempermudah mengerjakan LKS pada pertemuan berikutnya dan siswa tidak harus ke perpustakaan untuk mencari buku-buku referensi.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru kolaborator, terdapat kekurangan pada pengajaran yang dilakukan yaitu kurangnya peneliti dalam memotivasi siswa pada saat membuka pelajaran dan saat menyampaikan pelajaran, suara guru masih terlalu pelan

2) Pertemuan kedua : Jumat, 12 November 2010

Pada pertemuan kedua ini suasana kelas lebih ramai oleh siswa yang sudah berada di kelas dari pertemuan sebelumnya dan tidak ada siswa yang datang terlambat. Pelajaran matematika di kelas VIII-9 dimulai pukul 07.05 WIB. Pada pertemuan ini, siswa yang tidak hadir berjumlah 3 orang tanpa keterangan.

Pertemuan kedua ini membahas tentang penggunaan teorema Pythagoras. Sebelum LKS dibagikan dan dikerjakan siswa, guru memberikan materi tentang Pythagoras. Pada saat pengerjaan LKS, suasana di kelas VIII-9 agak sedikit ramai, akan tetapi lebih kondusif untuk belajar dibandingkan dengan pertemuan pertama. Sudah sebanyak 20 siswa yang mengerjakan LKS secara individu walaupun masih ada beberapa siswa yang bertanya kepada temannya saat mengerjakan LKS, begitupun saat mencari referensi lain di buku yang telah ditugaskan untuk di bawa ke kelas untuk mempermudah mengerjakan LKS, siswa lebih bersemangat. Akan tetapi masih ada 5 siswa yang tidak membawa buku selain buku pegangan yang mereka miliki, yang akhirnya hanya mengerjakan LKS dengan bantuan buku yang mereka punya.

Setelah selama 15 menit di beri waktu mengerjakan LKS, tibalah waktunya untuk presentasi. Pada pertemuan kedua ini sudah ada 7 siswa yang berani mengajukan diri untuk maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Salah satu siswi maju ke depan kelas untuk presentasi tentang hasil kerjanya, sebelum presentasi siswi tersebut menyalin hasil kerjanya di papan tulis lalu ia menjelaskan hasil kerjanya itu. Setelah selesai menjelaskan, salah seorang siswa bertanya kepad siswi yang presentasi tersebut, “kenapa kamu pakai cara seperti itu? Kan kita belum pernah diajarkan cara seperti itu?”. Siswi tersebut menjawab.“memang kita belum pernah diajarkan menjawab soal seperti ini dengan cara seperti yang saya tulis, tetapi saya banyak membawa buku selain buku pegangan kita di sekolah dan saya menemukan cara seperti ini di salah satu buku yang saya bawa itu.”

Setelah selesai presentasi, guru mempersilahkan siswa yang lain yang ingin mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas dengan cara yang berbeda dengan siswi yang telah presentasi sebelumnya. Ternyata tidak ada siswa lain yang berani maju lagi ke depan kelas untuk presentasi tentang hasil kerjanya. Ketika ditanya mengapa mereka tidak berani maju ke depan kelas, mereka menjawab bahwa mereka masih malu untuk maju ke depan kelas dan berbicara di depan banyak orang membuat mereka grogi.

Kegiatan terakhir pada pertemuan hari itu adalah kesimpulan. Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari hari ini dan guru juga meminta salah satu siswa untuk memberikan kesimpulan yang berbeda dari kesimpulan yang diberikan guru, dan ternyata banyak siswa yang bisa menyimpulkan pelajaran hari itu.

Gambar 4.1

Siswa mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas secara individu

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru kolaborator pada pertemuan kedua ini, terdapat kekurangan pada pengajaran yang dilakukan yaitu peneliti tidak menjelaskan cara-cara mengerjakan LKS sehingga masih banyak siswa yang merasa belum mengerti akan tugas tersebut.

3) Pertemuan ketiga : kamis, 18 November 2010

Pertemuan ketiga ini berlangsung selama 90 menit. Materi yang dibahas adalah menentukan panjang sisi segitiga jika dua sisi lain diketahui. Siswa yang hadir tepat waktu pada pertemuan ini berjumlah 19 orang dan 16 orang siswa terlambat masuk kelas. Sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, semua siswa berdoa dan memberi salam kepada guru.

Selesai berdoa, siswa membuka buku pelajaran dan mulai belajar, gurupun langsung memberikan materi dan membagikan LKS kepada siswa dan menjelaskan cara-cara mengerjakan LKS dan bertanya, apakah ada siswa yang tidak membawa buku tambahan lain selain buku pegangan mereka di sekolah. Ternyata hanya satu siswa yang tidak membawa buku tambahan lain selain buku pegangan mereka.

Selama beberapa menit, siswa mengerjakan LKS yang telah di bagikan dan semua siswa tampak tenang mengerjakan LKSnya masing-masing,. Selesai mengerjakan LKS, siswa diminta untuk mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya, pada pertemuan ketiga ini sudah banyak siswa yang berani mengacungkan tangan untuk maju ke depan kelas mempresentasikan hasil kerjanya yaitu sebanyak 10 orang. Setelah selesai presentasi, siswa menyimpulkan materi di beri PR.

Gambar 4.2

4) Pertemuan keempat : Jumat, 19 November 2010

Pada pertemuan keempat ini, pembelajaran hanya berlangsung selama 60 menit, dan 30 menit sisanya akan dipakai untuk tes akhir siklus I untuk mengevaluasi pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap pembelajaran yang telah diberikan oleh peneliti dari pertemuan pertama sampai pertemuan keempat ini.

Pada saat 60 menit pertama, pembelajaran berlangsung seperti biasa. Akan tetapi sebelum memulai pelajaran guru meminta siswa untuk mengumpulkan PR yang diberikan pada pertemuan ketiga. Ternyata masih ada siswa yang tidak menyerahkan PR dengan alasan tidak mengerti dengan tugas yang diberikan pada pertemuan ketiga tersebut.

Selesai mengumpulkan PR siswa diberi materi. Materi yang dibahas pada pertemuan keempat ini adalah menentukan jenis suatu segitiga dengan kebalikan dalil Pythagoras dan selesai mendapat materi, siswa ditugaskan untuk mengerjakan latihan berupa LKS yang diberikan peneliti dan selanjutnya siswa presentasi kelompok.

Kegiatan terakhir dari pertemuan keempat ini adalah menyimpulkan materi pelajaran. Salah satu siswa mengacungkan tangan untuk menyimpulkan materi. Selesai menyimpulkan pelajaran hari itu, siswa diminta untuk mengerjakan tes akhir siklus I.

Soal-soal yang dibuat pada siklus I oleh peneliti adalah soal berbentuk essay dan soal yang pernah dibahas pada pertemuan pertama sampai pertemuan keempat. Tes harus dikerjakan secara individu dan dilarang melihat buku ataupun catatan matematika. Saat tes berlangsung masih ada beberapa siswa yang bertanya kepada teman sebelahnya dan masih banyak siswa yang tampak bingung saat mengerjakan soal tes akhir siklus I tersebut.

Hasil pengamatan kemandirian siswa melalui lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini,

Tabel 4.2

Hasil Observasi Kemandirian Siswa Siklus I

Dari tabel 4.2 di atas, terlihat bahwa sebagian besar dari aktivitas kemandirian siswa dari pertemuan pertama sampai pertemuan keempat prosentase rata-ratanya selalu mengalami kenaikan. Akan tetapi masih ada

No Aktivitas Kemandirian Pertemuan Ke- Rata-rata

I II III IV Jml Sswa Jml Sswa Jml Sswa Jml Sswa

1 Membuat catatan sendiri 30 85.7% 32 91.4% 35 100% 35 100% 94.3% 2 Mengacungkan tangan

untuk mengerjakan latihan di papan tulis

3 8.6% 20% 10 28.6% 15 42.9% 25.02%

3 Berani mengacungkan tangan untuk Menjawab pertanyaan yang

dilontarkan oleh guru saat belajar

1 2.86% 8.6% 12 34.3% 17 48.6% 23.6%

4 Menyelesaikan latihan sampai selesai atau dengan tuntas

17 48.6% 20 57.6% 21 60% 18 51.4% 54.25%

5 Hadir tepat waktu 31 88.6% 32 91.4% 19 54.3% 25 71.4% 76.4% 6 Membawa buku referensi

lain

31 88.6% 30 85.7% 29 82.8% 32 91.4% 87.1%

7 Bertanya tentang hal yang tidak dimengerti kepada guru dengan mendatangi guru atau dengan mengacungkan tangan

2 5.7% 7 20% 11 31.4% 15 42.9% 25%

8 Menyelesaikan latihan sendiri tanpa melihat pekerjaan orang lain

8 22.8% 20 57.6% 35 100% 35 100% 70.1%

aktivitas kemandirian yang dari setiap siklusnya prosentase rata-ratanya mengalami naik turun, contohnya adalah untuk aktivitas menyelesaikan tugas sampai selesai. Aktivitas tersebut dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga prosentasenya meningkat. Akan tetapi dari pertemuan ketiga ke pertemuan keempat prosentasenya menurun hal ini dikarenakan mereka mempunyai tugas lain selain dari tugas matematika. Saat guru matematika memberikan tugas untuk diselesaikan hari itu juga, mereka mengerjakannya sambil mengerjakan tugas yang diberikan guru pelajaran lain sehingga tugas matematika yang sedang mereka kerjakan tidak selesai. Begitupun dengan aktivitas lain yang dari setiap siklusnya mengalami penurunan.

c. Refleksi

Berdasarkan data hasil angket, observasi, dan wawancara diperoleh data tentang kemandirian siswa dalam belajar matematika pada siklus I untuk setiap dimensi adalah sebagai berikut :

1) Inisiatif

Inisiatif siswa masih kurang, terlihat dari hasil wawancara peneliti terhadap siswa. Hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut :

a) Siswa belum mempunyai target di dalam belajar, misalnya dalam hal keinginan mereka untuk mendapatkan rangking tinggi di kelas. Hal itu karena ketidakyakinan mereka akan kemampuan yang dimiliki.

b) Pada saat disuruh memilih antara belajar matematika dengan menonton acara TV favorit, mereka lebih memilih untuk menonton acara tersebut. c) Jika mendapatkan tugas matematika yang sulit dari guru, mereka lebih

memilih untuk tidak mengerjakan tugas tersebut. 2) Percaya Diri

Dari hasil observasi guru terhadap siswa, ada dua aktivitas kemandirian yang prosentasenya masih di bawah rata-rata yang telah di tetapkan yaitu untuk aktivitas mengacungkan tangan mengerjakan latihan di papan tulis, dan aktivitas mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru. Sedangkan untuk aktivitas menyelesaikan latihan sendiri tanpa melihat pekerjaan orang lain, prosentasenya telah mencapai kriteria yang ditetapkan.

3) Tanggung jawab

Aktivitas kemandirian dari dimensi tanggung jawab yang dapat diamati adalah aktivitas menyelesaikan tugas sampai selesai, hadir tepat waktu, dan menyerahkan PR tepat waktu. Dua dari ketiga aktivitas tersebut prosentasenya masih di bawah kriteria yang ditentukan yaitu aktivitas menyelesaikan tugas sampai selesai dan menyerahkan PR tepat waktu. Siswa juga mengaku malas mengerjakan soal sampai selesai apabila soal yang mereka kerjakan sangat sukar dan siswa juga jarang diberikan PR oleh guru mata pelajaran matematika sehingga ketika diberi PR oleh peneliti, mereka tidak terbiasa mengerjakan PR bahkan terkadang lupa kalau telah diberikan PR. Sedangkan untuk aktivitas hadir tepat waktu, prosentasenya telah mencapai kriteria yang ditentukan.

Kemandirian siswa pada siklus I ini masih tergolong sedang, terlihat dari hasil perhitungan angket kemandirian siswa pada tabel di bawah ini,

Tabel 4.3

Distribusi Angket Kemandirian Siswa Pada Siklus I Rentang Skor Item Freku ensi Frekuensi relatif 61 – 67 3 8.6% 68 – 74 7 20% 75 – 81 12 34.3% 82 – 88 9 25.7% 89 – 95 3 8.6% 96 – 102 1 2.8% Jumlah 35 100%

Hasil kategorisasai kemandirian siswa pada siklus I tersebut dijelaskan pada tabel 4.4 di bawah ini,

Tabel 4.4

Rangkuman Skor Kemandirian Siswa Pada Siklus I

Statistika Deskriptif Perolehan Skor

N 35

Xmin 61

Xmax 101

ܺ 79

SD 8.34

Berdasarkan skor kemandirian siswa yang diperoleh di atas, maka percaya diri siswa dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu sebagai berikut:

X < ܺ – SD : kemandirian rendah (X< 60)

– SD)≤ X≤(ܺ + SD) : kemandirian sedang ( 60≤X≤90) X >ܺ + SD : kemandirian tinggi (X> 90)

Dari tabel 4.3 dan 4.4 di atas, diketahui bahwa siswa yang memiliki kemandirian dalam belajar matematika sedang adalah sebesar 94.3%, dan siswa yang memiliki kemandirian dalam belajar matematika tinggi adalah sebesar 5.7%. Sedangkan skor rata-rata kemandirian siswa tersebut pada siklus I adalah sebesar 79 dan tergolong sedang.

Dikarenakan masih ada beberapa kekurangan yang perlu perbaikan, maka dilakukan tahap refleksi. Pelaksanaan tahap ini dilakukan oleh peneliti dan guru kolaborator setelah melakukan analisis pada siklus I. Berdasarkan hasil analisis pada observasi, wawancara, dan angket ditemukan beberapa kekurangan yang ada pada siklus I. Hasil refleksi tersebut dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel 4.5

Refleksi kegiatan pembelajaran pada Sikus I

No Kekurangan/ Kendala Perencanaan Perbaikan Pada Siklus II

1 Siswa belum berani menyelesaikan latihan di papan tulis

Siswa yang berani maju

menyelesaikan latihan di papan tulis mendapat nilai tambahan dari guru

2 Banyak siswa yang tidak berani mengacungkan tangan untuk mengerjakan latihan di papan tulis

Memberikan pertanyaan yang telah dijelaskan sebelumnya

3 Siswa mengerjakan latihan tidak sampai selesai atau tidak tuntas

Siswa yang tidak tuntas menyelesaikan latihan, tidak diberi nilai 4 Masih ada beberapa siswa yang tidak

menyerahkan PR tepat waktu

Siswa yang terlambat menyerahkan PR, di beri PR tambahan

5 Banyak siswa yang belum berani bertanya tentang hal yang tidak mereka mengerti

Siswa yang berani bertanya akan mendapatkan poin tambahan dari guru

Dengan adanya kekurangan yang terdapat pada siklus I, maka pada perencanaan siklus II diperlukan perbaikan-perbaikan yang telah disusun berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Selain diadakannya perbaikan perbaikan di siklus II, pembelajaran di siklus II juga akan dibedakan dari siklus I. Pada siklus II siswa akan belajar secara berkelompok.

Berdasarkan hasil refleksi siklus I, pada siklus II proses pembelajaran harus lebih diarahkan dengan baik. Perbaikan-perbaikan yang ada pada siklus I akan diterapkan pada siklus II dengan merubah pembelajaran pada siklus II yaitu :

a) Mengajak siswa berani maju kedepan kelas untuk presentasi dengan cara meyakinkan siswa dengan pekerjaan mereka sendiri dan tidak takut salah dengan pekerjaan tersebut dan bagi siswa yang berani maju untuk presentasi di depan kelas akan mendapatkan nilai tambahan dari guru.

b) Guru akan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang gampang dimengerti oleh siswa dan jawaban tersebut boleh di cari di buku yang di bawa oleh siswa.

c) Jika ada siswa yang tidak tuntas dalam mengerjakan latihan, guru tidak akan memberikan nilai terhadap pekerjaan siswa tersebut.

d) Siswa yang tidak menyerahkan PR tepat waktu akan mendapatkan PR tambahan dan PR tersebut harus dikerjakan di sekolah sampai selesai. e) Setiap siswa diwajibkan untuk bertanya tentang pelajaran yang tidak

mereka mengerti, dan siswa yang berani bertanya akan mendapatkan poin nilai tambah.

Dokumen terkait