• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI P ENELITIAN

A. Pelaksanaan Tindakan

2. Siklus I

Dari hasil refleksi pelaksanaan siklus I dilakukan dengan langkah-langkah perbaikan sebagai berikut :

a. Perencanaan

1) Guru lebih memperhatikan dan mendekati kelompok yang memerlukan bimbingan yaitu terutama pada kelompok dimana terdapat siswa yang berkesulitan belajar/ prestasi rendah.

2) Guru memberikan bimbingan bagi siswa yang memerlukan.

3) Guru mengadakan tanya jawab di akhir percobaan untuk membuat kesimpulan bersama.

4) Selain itu guru menyusun rencana pembelajaran ulang mata pelajaran IPA kelas IV materi energi panas dan bunyi.

5) Guru juga mempersiapkan lembar kegiatan untuk pelaksanaan kegiatan percobaan.

6) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk menyimpulkan hasil percobaan.

b. Pelaksanaan

Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pelaksanaan Siklus II ini antara lain :

1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam , berdoa, obsensi, serta pengkondisian kelas agar siswa siap untuk mengikuti pembelajaran.

2) Guru mengulang materi yang telah diberikan pada saat siklus I dengan mengaitkan materi yang akan disampaikan sekarang.

3) Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi.

4) Siswa menjawab sebagai respon dari pertanyaan guru.

5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa.

commit to user

6) Guru memperlihatkan video yang berisi langkah-langkah dalam melakukan percobaan dan sedikit penjelasan agar anak lebih mengerti dalam melakukan eksperimen.

7) Guru mengkoordinasikan siswa untuk berkelompok dan menempatkan salah satu kelompok yang salah satu angggotanya ramai atau mengalami hambatan dalam belajar di dekat guru agar guru lebih mudah mengawasi dan mudah dalam memberi bimbingan.

8) Siswa menyiapkan peralatan untuk kegiatan percobaan (eksperimen) 9) Siswa diberi permasalahan dan kemudian melakukan percobaan 10)Siswa berdiskusi dengan teman satu kelompok untuk menemukan

jawaban.

11)Guru meminta salah satu siswa yang sudah selesai melakukan percobaan untuk tampil ke depan kelas untuk mengutarakan hasil jawabannnya/ hasil percobaannya, siswa lain memperhatikan.

12)Setelah hasil percobaaan dilaporkan siswa bersama guru melakukan tanya jawab untuk menarik kesimpulan.

13)Guru mengadakan evaluasi untuk mengukur sejauh mana ketercapaian tujuan proses pembelajaran.

c. Observasi

1) Dalam kegiatan observasi disini penulis mengobservasi siswa dalam persiapan pembelajaran dalam menyiapkan alat-alat percobaan dan mengamati siswa dalam melakukan kegiatan percobaan yaitu keaktifan siswa.

2) Dalam siklus ini, guru telah memperlihatkan video sesuai materi yag akan disampaikan dan memberikan bimbingan kepada salah satu kelompok siswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan percobaan.

3) Permasalahan atau kesulitan yang dihadapi siswa pada siklus I ternyata telah dapat diperbaiki pada siklus II

commit to user

d. Evaluasi

Pelaksanaan pada siklus II dapat mengatasi permasalahan pada siklus I. Sehingga kendala-kendala yang ada pada siklus I dapat diatasi pada siklus II. Pada siklus II ini target penelitian sudah tercapai sehingga penelitian tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya, sehingga tidak perlu mengadakan refleksi kembali. Pada siklus II prestasi belajar IPA meningkat, hal ini menunjukan bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV B SD Negeri Petoran Surakarta tahun ajaran 2010/2011.

commit to user

53 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian

1. Deskripsi Kondisi Awal (Pra-tindakan)

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada saat Program Pengalaman Lapangan di kelas IV B SD Negeri Petoran Surakarta diketahui bahwa dalam pembelajaran IPA, guru kelas masih menggunakan model pembelajaran metode ceramah dimana proses pembelajaran didominasi oleh guru. Sedangkan siswa lebih banyak diam atau terlihat pasif dan hanya mendengarkan penjelasan guru. Hanya beberapa siswa yang terlihat aktif dan sebagian besar lainnya diam (pasif) dan ada juga yang sama sekali tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru. Hal tersebut disebabkan karena siswa merasa bosan dengan metode yang digunakan guru dalam menyampaikan materi.

Sebelum melakukan penelitian, langkah awal yang dilakukan peneliti yaitu mengumpulkan data-data anak yang mengalami kesulitan belajar di kelas IV B SD Negeri Petoran Surakarta. Dimana sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah inklusi yang berada di kota Surakarta. Sebagian besar siswa di SD Negeri Petoran Surakarta merupakan siswa normal dan hanya beberapa siswa yang berkebutuhan khusus misalnya anak yang mengalami kesulitan belajar. Adapun subyek penelitian yang peneliti gunakan berjumlah 7 siswa yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan.

Langkah berikutnya, peneliti melakukan sebuah pre-test dimana sebelum pre-test peneliti masuk di dalam kelas untuk melaksanakan pembelajaran dengan metode ceramah atau konvensional pada mata pelajaran IPA materi energi panas dan bunyi. Pre-test digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam pelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi dengan penggunaan metode ceramah dalam proses pembelajarannya.

commit to user

Adapun hasil prestasi belajar IPA dengan menggunakan metode ceramah sebagai kondisi awal yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4. Daftar Nilai IPA Anak Berkesulitan Belajar Kondisi Awal

No Insial Siswa KKM Nilai Ket

1. AP 63 57 Tidak Tuntas 2. SH 63 54 Tidak tuntas 3. LW 63 48 Tidak tuntas 4. WB 63 53 Tidak tuntas 5. IK 63 50 Tidak tuntas 6. IS 63 52 Tidak tuntas 7. IC 63 49 Tidak tuntas AP SH LW WB IK IS IC KKM 63 63 63 63 63 63 63 NILAI KA 57 54 48 53 50 52 49 0 10 20 30 40 50 60 70 KKM NILAI KA Keterangan :

Nilai KA : Nilai Kondisi Awal

KKM : Kriteria Ketuntasan Minimal

Dari tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa siswa yang mengalami kesulitan belajar nilainya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah yaitu 63. Ketidaktuntasan nilai siswa dikarenakan

Nilai IPA Anak Berkesulitan Belajar Kondisi Awal

commit to user

siswa tidak mampu memahami materi IPA pada pokok bahasan energi panas dan bunyi. Siswa berkesulitan belajar kurang mampu memahami materi secara abstrak. Atas dasar pre-test tersebut, peneliti mengadakan koordinasi dengan guru kelas tentang alternatif yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar IPA materi energi panas dan bunyi siswa kelas IV B SD Negeri Petoran Surakarta. Hasil diskusi didapatkan suatu kesepakatan bahwa akan diterapkan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA.

2. Siklus I a. Perencanaan

Kegiatan perencanaan dilaksanakan pada hari Senin, 14 Februari 2011. Pada tahap ini peneliti merencanakan pelaksanaan siklus I yang telah dilaksanakan selama 2 kali pertemuan yaitu pada hari Rabu dan Jumat, tanggal 16 dan 18 Februari 2011 di ruang kelas IV B SD N Petoran Surakarta. Masing-masing berlangsung selama 2 x 35 menit yang dilaksanakan pada jadwal terstruktur. Dalam tahap ini, guru mengkaji Standar Kompetensi (SK) , Kompetensi Dasar (KD), menyiapkan bahan ajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi IPA yaitu energi panas dan bunyi.

Seteleh membuat rencana pembelajaran, peneliti membagi kelas menjadi 7 kelompok dimana setiap kelompok terdapat salah satu siswa yang terdeteksi sebagai siswa berkesulitan belajar dan siswa yang unggul atau berprestasi tinggi. Kemudian peneliti mengkoordinasikan siswa untuk membawa alat dan bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan percobaan.

Peneliti juga menyiapkan alat evaluasi beserta kunci jawabannya, evaluasi digunakan peneliti untuk mengetahui atau mengukur sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini, peneliti berperan sebagai peneliti aktif dimana peneliti masuk sebagai guru atau pengajar mata pelajaran IPA dengan materi energi panas dan bunyi dengan penggunaan metode eksperimen. Seperti yang telah direncanakan, tindakan siklus I terdiri dari 2 pertemuan.

commit to user

1) Pertemuan I

Pembelajaran dimulai dengan guru mengkondisikan siswa, berdoa dan apersepsi. Dalam apersepsi, guru menanyakan materi yang telah dipelajari saat duduk dikelas III yaitu macam-macam energi. Setelah itu guru menjelaskan mengenai energi dan macam-macam energi. Guru kemudian menyampaikan materi yang akan diujicobakan yaitu sumber energi panas dan cara perpindahannya.

Guru mengkoordinir masing-masing kelompok untuk menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Guru membagikan lembar yang berisi langkah kerja untuk melakukan percobaan dan memberikan penjelasan serta demonstrasi mengenai cara kerja masing-masing percobaan. Siswa melakukan percobaan sesuai dengan penjelasan dan demonstrasi dari guru serta sesuai dengan lembar kegiatan. Guru mengarahkan ketujuh siswa yang berkesulitan belajar untuk mencoba semua kegiatan yang diujicobakan agar anak bisa merasakan, melihat, mempraktekkan serta membandingkan dengan teori yang ada di buku. Masing-masing kelompok mencatat hasil percobaan. Perwakilan anggota kelompok untuk melaporkan hasil diskusi di depan kelas. Siswa dan guru menyimpulkan dari hasil percobaan.

2) Pertemuan II

Pada pertemuan ini guru memulai pelajaran dengan mengkondisikan siswa, berdoa, dan apersepsi. Dalam apersepsi guru mengulang pelajaran yang lalu dengan menanyakan anak mengenai energi dan macam-macam energi. Pada pertemuan kedua ini diadakan percobaan tentang sumber energi bunyi dan cara perambatannya. Guru memberikan penjelasan dan demonstrasi mengenai kegiatan yang akan diujicobakan. Siswa menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Masing-masing kelompok mempraktekkan mengenai sumber bunyi dan cara perambatannya serta mencatat hasil percobaan. Siswa yang menjadi subjek dalam penelitian diminta untuk mempraktekkan sendiri apa yang diuji cobakan. Kemudian perwakilan dari masing-masing kelompok melaporkan

commit to user

hasil diskusi di depan kelas. Siswa dan guru membuat kesimpulan dari hasil percobaan tersebut.

Untuk mengakhiri siklus I, guru memberikan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan saat proses pembelajaran IPA berlangsung. Kegiatan observasi difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran. Dalam kegiatan ini difokuskan pada subjek penelitian, dimana peneliti mengamati keaktifan siswa terutama ketujuh siswa yang berkesulitan belajar.

Hasil dari kegiatan observasi kemudian dianalisis, untuk menentukan langkah berikutnya yang akan ditempuh.

d. Evaluasi dan Refleksi

Evaluasi dilakukan setelah diberlakukannya metode eksperimen dalam pembelajaran IPA dengan materi energi panas dan bunyi yang dilakukan dalam 2 pertemuan. Evaluasi dilaksanakan sekitar 20 menit dengan mandiri. Jumlah soal evaluasi 25 nomer yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda, 10 soal esay dan 5 soal uraian. Karena evaluasi dilakukan untuk mata pelajaran IPA, maka di dalam soal evaluasi tersebut terdapat tingkat pengetahuan, pemahaman dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

Setelah pengadaan evaluasi, maka tahap terakhir yaitu refleksi. Refleksi dilakukan oleh peneliti dan guru. Refleksi dilakukan menurut hasil pengamatan yang telah dilaksanakan saat proses pembelajaran berlangsung. Refleksi dilakukan peneliti untuk memperbaiki tindakan dengan cara menghilangkan kendala atau hambatan-hambatan yang terjadi pada siklus I. Adapun hambatan yang masih ditemui dalam siklus I yaitu sebagai berikut : 1) Masih terdapat siswa berkesulitan belajar yang bingung dalam mengikuti

langkah-langkah dalam melakukan percobaan.

2) Peneliti kurang memotivasi ketujuh siswa yang menjadi subjek penelitian yaitu siswa yang mengalami kesulitan belajar untuk lebih aktif dalam melakukan percobaan selama proses pembelajaran.

commit to user

Dokumen terkait