BAB III METODE PENELITIAN
C. Rencana Tindakan
1. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan peneliti meminta izin kepada Kepala SD Negeri Nanggulan untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. Peneliti juga meminta izin kepada guru kelas III B untuk melakukan penelitian di kelas tersebut. Setelah mendapat
26
izin peneliti mengobservasi kelas untuk mendapat gambaran bagaimana sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Selain itu peneliti juga mewawancarai guru kelas bagaimana sikap siswa di dalam kelas maupun di luar kelas. Kemudian peneliti juga menyiapkan RPP mata pelajaran PKn dengan materi aturan-aturan di masyarakat. Selain itu peneliti juga menyiapkan media yang akan dipakai dalam pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pada siklus pertama dilakukan dua kali pertemuan. Alokasi waktu tiap pertemuan adalah 2 x 35 menit.
Pertemuan 1 (2 x 35 menit) Kegiatan Pembuka
- Guru mengucapkan salam pembuka. - Guru mengabsen siswa.
- Guru menyampaikan apersepsi.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti
- Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai pengertian aturan.
- Siswa menyebutkan pengertian aturan sesuai dengan pengetahuan mereka.
- Guru memberikan penjelasan tentang aturan, bisa menambahkan maupun membenarkan pendapat dari siswa.
27
- Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok dengan anggota setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 anak.
- Guru membagikan puzzle kepada setiap kelompok dan menginstruksikan siswa untuk menyusunnya.
- Siswa menyusun puzzle.
- Siswa secara berkelompok mempresentasikan puzzlenya yang berupa gambar aturan di sekolah maupun di masyarakat.
- Selain mempresentasikan puzzle setiap siswa juga membuat daftar kegiatan yang akan dilakukannya sebagai perwujudan bahwa mereka akan melaksanakan aturan baik di sekolah maupun di masyarakat.
- Guru memberikan soal evaluasi. Kegiatan Penutup
- Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran. - Guru menyampaikan refleksi.
- Guru membimbing siswa untuk melakukan aksi dalam kehidupan nyata berhubungan dengan nilai kedisiplinan.
- Guru menyampaikan salam penutup. - Guru mengajak siswa untuk berdoa. Pertemuan 2 (2 x 35 menit)
Kegiatan Pembuka
- Guru mengucapkan salam pembuka. - Guru mengabsen siswa.
28
- Guru menyampaikan apersepsi.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti
- Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai contoh aturan. - Siswa menyebutkan kembali beberapa contoh aturan yang telah
disampaikan siswa.
- Guru memberikan penjelasan tentang contoh aturan, bisa menambahkan maupun membenarkan pendapat dari siswa. - Guru memberikan penjelasan mengenai macam-macam aturan
yang berlaku di masyarakat beserta contohnya seperti gambar yang sudah ditampilkan.
- Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
- Guru membagikan macam-macam gambar aturan yang berlaku di masyarakat.
- Guru meminta siswa mengelompokkan gambar yang diberikan sesuai dengan macam-macam aturan yang berlaku di masyarakat.
- Guru meminta siswa menuliskan manfaat adanya aturan dalam kehidupan sehari-hari.
- Guru meminta kelompok yang telah selesai mengerjakan untuk mempresentasikan hasil yang telah didiskusikan di dalam kelompok.
29 Kegiatan Penutup
- Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran. - Guru menyampaikan refleksi.
- Guru membimbing siswa untuk melakukan aksi dalam kehidupan nyata berhubungan dengan nilai kedisiplinan.
- Guru menyampaikan salam penutup. - Guru mengajak siswa untuk berdoa. c. Observasi
Peneliti melakukan observasi bagaimana sikap kedisiplinan siswa selama dua kali pembelajaran di siklus I. Peneliti juga mencatat beberapa hal penting yang berhubungan dengan sikap kedisiplinan yang muncul dalam pembelajaran tersebut.
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Peneliti mengidentifikasi permasalah-permasalahan yang muncul. Peneliti juga melihat hasil observasi apakah sudah menunjukkan peningkatan. Walaupun hasil refleksi menunjukkan bahwa pada siklus I telah mengalami peningkatan, tetapi peneliti tetap melanjutkan penelitian ke siklus II untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.
30 2. Siklus II
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti kembali menyiapkan RPP, materi, dan soal evaluasi untuk pembelajaran di siklus II. Selain itu peneliti juga menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan siswa dalam pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pada siklus II ini dilaksanakan satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit.
Pertemuan (2 x 35 menit) Kegiatan Pembuka
- Guru mengucapkan salam pembuka. - Guru mengabsen siswa.
- Guru menyampaikan apersepsi.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti
- Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai aturan-aturan apa saja yang ada di lingkungan sekitar.
- Guru juga bertanya jawab tentang sikap apa yang harus dimiliki untuk melaksanakan aturan-aturan itu dan pernahkah siswa melakukan aturan itu.
- Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok dengan anggota setiap kelompoknya terdiri dari 5-6 anak.
31
- Siswa secara berkelompok mempraktikan cerita yang berwujud dialog mengenai contoh sikap disiplin atau sikap tidak disiplin yang telah disiapkan oleh guru di depan kelas.
- Guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk membedakan mana sikap disiplin dan yang mana sikap tidak disiplin berdasarkan cerita yang dipraktikkan.
- Siswa secara berkelompok membuat poster mengenai contoh sikap disiplin.
- Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa. Kegiatan Penutup
- Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran. - Guru menyampaikan refleksi.
- Guru membimbing siswa untuk melakukan aksi dalam kehidupan nyata berhubungan dengan nilai kedisiplinan.
- Guru menyampaikan salam penutup. - Guru mengajak siswa untuk berdoa. c. Observasi
Peneliti melakukan observasi bagaimana sikap kedisiplinan siswa dalam pembelajaran di siklus II. Peneliti juga mencatat beberapa hal penting yang berhubungan dengan sikap kedisiplinan yang muncul dalam pembelajaran tersebut.
32 d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Peneliti mengidentifikasi permasalah-permasalahan yang muncul. Peneliti juga melihat hasil observasi, apakah sudah menunjukkan peningkatan.
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang terinci dan lengkap yang harus dijawab oleh responden tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya (Masidjo, 1995:70). Kuesioner dibuat peneliti untuk mengetahui sikap kedisiplinan siswa yang meliputi pemahaman (kognitif), penghayatan (afektif), dan pelaksanaan (konatif) nilai-nilai kedisiplinan. Kuesioner diisi oleh siswa kelas III B, SD Negeri Nanggulan sebanyak tiga kali. Pengisian sebanyak tiga kali tersebut meliputi pengisian sebelum mendapat tindakan untuk melihat kondisi awal bagaimana sikap kedisiplinan siswa, setelah dilakukan tindakan siklus I, dan setelah dilakukan tindakan siklus II.
Penelitian ini menggunakan kuesioner terstruktur. Pilihan
jawaban pada kuesioner menggunakan skala likert yaitu “Sangat Setuju” (SS), “Setuju” (S), “Cukup” (C), “Tidak Setuju” (TS), dan “Sangat Tidak Setuju” (STS).
33
Tabel 3.1 Skala Likert
Alternatif Jawaban Skor
Favorable Unfavorable
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Cukup 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
Untuk menghindari kecenderungan siswa menjawab pilihan
jawaban “Cukup” dibandingkan dengan pilihan jawaban lainnya, peneliti tidak mencantumkan pilihan jawaban “Cukup” dalam
kuesioner. Kuesioner pada penelitian ini berisi 20 pertanyaan yang telah dijabarkan dari tiga aspek sikap kedisiplinan yaitu kognitif, afektif, dan konatif..
2. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung kemudian mencatat hal-hal yang ingin diteliti (Sanjaya, 2006:86). Observasi dilakukan terhadap siswa kelas III B SD Negeri Nanggulan. Peneliti menggunakan observasi terstruktur. Peneliti menggunakan teknik observasi untuk mengamati sikap kedisiplinan siswa yang meliputi pemahaman, penghayatan, dan pelaksanaan nilai-nilai kedisiplinan.
34 3. Wawancara
Wawancara menurut Hopkins (1993:125) dalam Wiriaatmaja (2007:117) suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut dari sudut pandang yang lain. Orang-orang yang diwawancarai dapat termasuk beberapa orang siswa, kepala sekolah, beberapa teman sejawat, pegawai tata usaha sekolah, orang tua siswa dll. Pada penelitian ini wawancara menggunakan wawancara terstruktur. Wawancara ini ditujukan kepada guru kelas II B SD Negeri Nanggulan tentang bagaimana sikap kedisiplinan siswa di sekolah. Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas II B karena saat peneliti melaksanakan penelitian, tahun ajaran 2015/2016 baru berjalan dua minggu, sehingga peneliti melihat guru kelas II B lebih mengetahui karakter siswa kelas III B.
E. Instrumen Penelitian 1. Lembar Kuesioner
Lembar kuesioner digunakan untuk mengetahui sikap kedisiplinan siswa di keluarga, sekolah, dan di masyarakat. Kuesioner ini diisi sendiri oleh siswa dengan bentuk checklist. Sedangkan untuk kisi-kisi kuesioner dikembangkan berdasarkan tiga aspek berikut.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner
No Aspek Favorable Unfavorable Jumlah 1 Memahami aturan yang
berlaku (kognitif) 7, 17, dan 19
15, 18, dan
35
Tabel 3.3 Sebaran Butir Item
Aspek 1. Memahami nilai kedisiplinan (kognitif)
No Favorable Unfavorable
1
Saya meyakini membuat jadwal kegiatan sehari-hari dapat menjadikan hidup teratur
Saya memahami pentingnya menaati peraturan hanya di rumah saja
2
Saya yakin bahwa aturan disiplin dapat membantu saya menjadi rajin
Saya tidak bersungguh-sungguh dalam melaksanakan aturan yang berlaku di masyarakat
3
Saya tahu jika melaksanakan piket itu dapat menjaga kebersihan
Saya tahu piket dapat membuat saya lelah
Tabel 3.4 Sebaran Butir Item
Aspek 2. Menghayati nilai kedisiplinan (afektif)
No Favorable Unfavorable
1 Saya bangga memakai seragam sesuai peraturan sekolah
Saya senang memakai seragam bebas ke sekolah
2
Saya menghargai teman yang sedang piket dengan tidak berada di dalam kelas
Saya tidak ingin melaksanakan aturan disiplin di kelas karena saya merasa bosan
3
Aturan di sekolah tidak terlalu penting bagi saya
2 Menghayati aturan
yang berlaku (afektif) 3 dan 6 5, 12, dan 14 5
3 Melaksanakan aturan yang berlaku (konatif)
1, 4, 8, 10, 11, 13, dan 16 2 dan 9 9 Jumlah 12 8 20
36
Tabel 3.5 Sebaran Butir Item
Aspek 3. Melaksanakan nilai kedisiplinan (konatif)
No Favorable Unfavorable
1 Saya mengumpulkan tugas tepat waktu
Saya mencontek ketika ulangan, demi memperoleh nilai baik 2 Saya sudah melaksanakan
piket di kelas sesuai dengan jadwal
Saya malas untuk bangun pagi
3 Saya datang ke sekolah tepat waktu
4 Saya melaksanakan aturan yang berlaku di masyarakat dengan sungguh-sungguh. 5 Saya memakai seragam sesuai
peraturan sekolah agar tidak mendapat sanksi
6 Saya berniat memperhatikan penjelasan guru saat pelajaran di kelas
7 Saya membuat jadwal kegiatan sehari-hari agar hidup lebih teratur
2. Lembar Wawancara
Peneliti akan melakukan wawancara kepada guru kelas II B SD Negeri Nanggulan. Berikut adalah garis besar pertanyaan-pertanyaan yang nantinya akan diajukan kepada narasumber.
37
Tabel 3.6 Pedoman Wawancara
Pernyataan Jawaban Keterangan Ya Tidak
Apakah semua siswa menaati peraturan sekolah?
Apakah semua siswa melaksanakan peraturan kelas?
Apakah ada manajemen kelas di dalam kelas? Jika ada, apakah semua siswa menerapkannya?
Apakah ada siswa yang telat mengumpulkan tugas? Jika ada seberapa sering?
Apakah ada jadwal piket kelas? Jika ada apakah semua siswa melaksanakan tugas piket sesuai jadwal?
Apakah semua siswa memiliki sikap dan nilai kedisiplinan yang baik pada raport?
Apakah semua siswa masuk kelas tepat waktu? Apakah siswa memakai seragam sesuai dengan aturan sekolah?
38 3. Lembar Observasi
Peneliti juga telah menyusun format observasi yang akan digunakan oleh peneliti pada saat pelaksanaan penelitian. Adapun format tersebut adalah:
Tabel 3.7 Pedoman Observasi
No Aspek yang diamati Deskripsi Hasil Pengamatan 1. Siswa memperhatikan
guru saat melakukan pembelajaran. 2. Siswa tidak ramai
sendiri pada saat proses pembelajaran berlangsung.
3.
Siswa menjalankan aturan yang berlaku di kelas.
4. Aktivitas belajar siswa
F. Teknik Pengujian Instrumen 1. Validitas
Validitas adalah derajat derajat yang menunjukkan di mana suatu instrument penelitian mengukur apa yang hendak diukur (Sukardi, 2007:122). Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: validitas rupa (face validity), validitas isi (content validity), dan validitas konstruk (construct validity).
39 a. Validitas Rupa (Face Validity)
Validitas rupa merupakan validitas yang menunjukkan suatu alat ukur/instrumen penelitian dari segi rupanya nampak mengukur apa yang ingin diukur (Siregar, 2012:46). Validitas ini biasanya mengacu pada bentuk dan penampilan instrumen penelitian. Validitas rupa di dalam penelitian ini dibagi menjadi 2, yaitu validitas rupa untuk siswa dan validitas rupa untuk guru. (1) Validitas Rupa (Face Validity) untuk Siswa
Validitas rupa untuk siswa ini diujikan kepada siswa kelas III untuk mengetahui seberapa paham mereka atas pernyataan-pernyataan yang disusun oleh peneliti. Peneliti memilih siswa kelas bawah dikarenakan instrumen yang digunakan pada saat penilitian ditujukan kepada siswa kelas IV yang telah menerima materi yang diajarkan.
(6) Validitas Rupa (Face Validity) untuk Guru
Validitas rupa untuk guru diujikan kepada guru kelas atas, yaitu guru kelas 4. Pemilihan guru kelas 4 karena validasi dilakukan di kelas 4, sehingga guru menilai pernyataan-pernyataan yang disajikan mudah dipahami siswa atau sulit dipahami serta layak diujikan atau memerlukan perbaikan lagi. c) Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi (content validity) merupakan pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui tingkatan seberapa besar item-item
40
instrumen mewakili konsep yang diukur. (Jogiyanto, 2008: 56). Mengukur validitas isi dilakukan dengan expert judgement atau dilakukan oleh yang ahli dan mengetahui tentang konsep yang akan diukur. Ahli yang dipilih oleh peneliti untuk mengukur instrumen penelitian ini adalah 2 dosen dan 1 guru (guru kelas III B). Para ahli ini memberikan penilaian dan komentar terhadap instrumen penelitian yang telah disusun oleh peneliti.
Terdapat 10 komponen penilaian yang diisi berdasarkan skor yang disediakan. Pedoman penskoran untuk komponen penilaian yaitu 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang. Skor dari komponen penilaian yang diberikan pada para ahli lalu dihitung totalnya. Peneliti juga menyediakan kualifikasi dari skor total yang diperoleh dari penilaian komponen tersebut. Kualifikasi dari skor total tersebut yang menentukan instrumen penelitian yang layak digunakan atau tidak layak digunakan, sehingga peneliti dapat melakukan perbaikan sebelum instrumen digunakan sebagai alat uji penelitian.
d) Validitas Konstruk (Construct Validity)
Validitas Konstruk (Construct Validity) merupakan penilaian pada alat ukur yang dipakai mengandung suatu definisi operasional dari suatu konsep teoritis (Margono, 2003:187). Pengujian validitas konstruk dapat dilakukan dengan uji empiris.
41
Uji empiris langsung dilaksanakan kepada siswa dengan pembagian kuesioner sikap kedisiplinan.
Peneliti melakukan uji empiris kepada siswa kelas IV di SD Negeri Nanggulan. Jumlah responden uji empiris di SD Negeri Nanggulan berjumlah 31 siswa. Jumlah tersebut memenuhi kriteria minimal untuk uji empiris yaitu paling sedikit 30 responden. Teknik penghitungan yang dilakukan oleh peneliti menggunakan teknik korelasi product-moment Pearson. Korelasi ini digunakan untuk menganalisis korelasi dua variabel (X=variabel bebas, Y=variabel terikat) (Mundir, 2013:114). Rumus korelasi product-moment tersebut yaitu:
2 2 2 2 ) ( X n Y Y X n Y X XY n rxy
Gambar 3.2 Rumus Product Moment Keterangan:
rxy= koefisien validitas X= skor butir soal Y = skor total
n= jumlah responden
Data yang diperoleh dari uji empiris tersebut lalu diolah untuk mengetahui pernyataan yang valid dan tidak valid. Penghitungan yang dilakukan peneliti adalah menggunakan progam SPSS 16.1. Output hasil uji empiris yang dihitung
42
menggunakan SPSS 16.1. Aitem dikatakan valid apabila nilai Pearson Correlation (r hitung) lebih besar dari nilai koefisensi korelasi (r tabel) Product Moment. Berdasarkan jumlah responden uji skala sikap kedisiplinan peneliti telah menentukan nilai koefisiensi korelasi (r tabel) Product Moment sebesar 0,355 untuk signifikansi 5% dan 0,456 untuk signifikansi 1%.
Pernyataan dapat dikatakan valid dan memiliki signifikansi
5% dan kepercayaan sebesar 95% apabila 0,355 ≤ r hitung ≤ 0,456,
sedangkan untuk signifikansi 1% dan kepercayaan 99% apabila r hitung > 0,456. Maka, peneliti menuliskan hasil dari SPSS 16.1 seperti dibawah ini:
Tabel 3.8 Validasi Skala Sikap Kedisiplinan Kelas 3 Aspek yang Diamati Pernyataan Pearson Correlation (r hitung) Keterangan Kognitif
Saya memahami bahwa aturan disiplin dapat membuat hidup lebih teratur
.247 Tidak Valid
Saya yakin bahwa aturan disiplin dapat membantu saya menjadi rajin
.531** Valid,
Saya menyadari pentingnya aturan yang berlaku di lingkungan yang membuat hidup lebih tertib dan aman
.318 Tidak Valid
43
Saya meyakini membuat jadwal kegiatan sehari-hari dapat menjadikan hidup teratur
.437* Valid,
Saya mengatahui sikap disiplin penting diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
.161 Tidak Valid
Saya masuk kelas tepat waktu agar tidak mengganggu pelajaran
.309 Tidak Valid
Saya tahu jika melaksanakan piket itu dapat menjaga kebersihan
.566** Valid,
Saya melupakan aturan kedisiplinan di lingkungan sekolah
.038 Tidak Valid
Saya tidak bersungguh-sungguh dalam melaksanakan aturan yang berlaku di masyarakat
.387* Valid
Aturan yang dibuat membuat saya tertekan dalam melakukan berbagai macam kegiatan
.220 Tidak Valid
Saya memahami pentingnya menaati peraturan hanya di rumah
44 saja.
Saya menyadari bersikap mematuhi aturan membuat hidup semakin ruwet
.180 Tidak Valid
Saya sadar masuk kelas tepat waktu itu membuat saya tergesa-gesa
.005 Tidak Valid
Saya tahu piket dapat membuat saya lelah
.459** Valid
Afektif
Saya merasa senang ketika melaksanakan aturan di lingkungan sekitar
.273 Tidak Valid
Ketika diajak untuk membolos oleh teman saya menolak
.338 Tidak Valid
Aturan di sekolah membuat saya lebih rajin
.091 Tidak Valid Apabila melanggar
peraturan saya siap menerima sanksi
.346 Tidak Valid
Saya merasa ketekunan dalam belajar, membuat saya pandai
.275 Tidak Valid
Saya menghargai teman yang sedang piket dengan tidak berada di dalam kelas
.459** Valid
Saya senang melakukan .260 Tidak Valid
45 piket sesuai jadwal Saya bangga memakai seragam sesuai peraturan sekolah
.487** Valid
Saya tidak ingin melaksanakan aturan disiplin di kelas karena saya merasa bosan
.379* Valid
Saya tidak tertarik untuk menaati peraturan yang sudah dibuat
-.142 Tidak Valid
Aturan di sekolah tidak terlalu penting bagi saya
.380* Valid
Saya tidak mau menerima sanksi bila saya melangggar aturan
.189 Tidak Valid
Mencoret-coret tembok merupakan tindakan yang layak dilakukan di masyarakat karena menyalurkan rasa seni
.055 Tidak Valid
Saya tertarik ajakan teman untuk membolos saat pelajaran yang tidak saya sukai
.320 Tidak Valid
Saya senang membuang sampah di laci kelas
.079 Tidak Valid Saya senang memakai
seragam bebas ke sekolah
46 Konatif
Saya sudah melaksanakan piket di kelas sesuai dengan jadwal
.589** Valid
Saya datang ke sekolah tepat waktu
.729** Valid
Saya mengumpulkan tugas tepat waktu
.538** Valid
Saya melaksanakan aturan yang berlaku di masyarakat dengan sungguh-sungguh.
.455* Valid
Saya berniat memperhatikan
penjelasan guru saat pelajaran di kelas
.808** Valid
Saya mematikan televisi ketika sedang belajar
.173 Tidak Valid Saya membuat jadwal
kegiatan sehari-hari agar hidup lebih teratur
.384* Valid
Saya setiap hari masuk kelas tepat waktu agar tidak ketinggalan pelajaran
.330 Tidak Valid
Saya memakai seragam sesuai peraturan sekolah agar tidak mendapat sanksi
.570** Valid
Saya mengerjakan tugas .054 Tidak Valid
47 jika saya diingatkan Saya membiarkan teman yang melanggar peraturan
.236 Tidak Valid
Saya datang terlambat ke sekolah
.113 Tidak Valid Saya tidak
bersungguh-sungguh dalam melaksanakan aturan yang dituliskan
-.118 Tidak Valid
Saya mencontek ketika ulangan, demi memperoleh nilai baik
.448* Valid
Saya malas untuk bangun pagi
.620** Valid
Saya terpaksa melakukan piket kelas
.-.007 Tidak Valid Saya malas mengerjakan
pekerjaan rumah karena menyita waktu bermain saya
-.148 Valid
Berdasarkan tabel validasi di atas dapat disimpulkan aitem pernyataan yang valid ditandai dengan bintang satu (*) untuk signifikansi sebesar 0,05 atau kepercayaan 95% dan bintang dua (**) untuk signifikansi sebesar 0,01 atau kepercayaan 99%, peneliti menyimpulkan ke dalam tabel di bawah ini:
48
Tabel 3.9 Pernyataan Skala Sikap Kedisiplinan Yang Valid Aspek yang Diamati Pernyataan Pearson Correlation Keterangan Kognitif
Saya yakin bahwa aturan disiplin dapat membantu saya menjadi rajin
.531** Valid, tingkat kepercayaan 99%
Saya meyakini membuat jadwal kegiatan sehari-hari dapat menjadikan hidup teratur
.437* Valid, tingkat kepercayaan 95%
Saya tahu jika melaksanakan piket itu dapat menjaga kebersihan .566** Valid, tingkat kepercayaan 99%
Saya tidak bersungguh-sungguh dalam melaksanakan aturan yang berlaku di masyarakat .387* Valid, tingkat kepercayaan 95% Saya memahami pentingnya menaati peraturan hanya di rumah saja.
.401* Valid, tingkat kepercayaan 95%
Saya tahu piket dapat membuat saya lelah
.459** Valid, tingkat kepercayaan 99%
Afektif
Saya menghargai teman yang sedang piket dengan tidak berada di dalam kelas
.459** Valid, tingkat kepercayaan 99%
49
Saya bangga memakai seragam sesuai peraturan sekolah
.487** Valid, tingkat kepercayaan 99%
Saya tidak ingin melaksanakan aturan disiplin di kelas karena saya merasa bosan
.379* Valid, tingkat kepercayaan 95%
Aturan di sekolah tidak terlalu penting bagi saya
.380* Valid, tingkat kepercayaan, 95%
Saya senang memakai seragam bebas ke sekolah .365* Valid, tingkat kepercayaan 95% Konatif Saya sudah melaksanakan piket di kelas sesuai dengan jadwal
.589** Valid, tingkat kepercayaan 99%
Saya datang ke sekolah tepat waktu .729** Valid, tingkat kepercayaan 99% Saya mengumpulkan tugas tepat waktu
.538** Valid, tingkat kepercayaan 99%
Saya melaksanakan aturan yang berlaku di masyarakat dengan sungguh-sungguh. .455* Valid, tingkat kepercayaan 95% Saya berniat memperhatikan
penjelasan guru saat pelajaran di kelas
.808** Valid, tingkat kepercayaan 99%
50
Saya membuat jadwal kegiatan sehari-hari agar hidup lebih teratur
.384* Valid, tingkat kepercayaan 95%
Saya memakai seragam sesuai peraturan sekolah agar tidak mendapat sanksi
.570** Valid, tingkat kepercayaan 99%
Saya mencontek ketika ulangan, demi memperoleh nilai baik
.448* Valid, tingkat kepercayaan 95%
Saya malas untuk bangun pagi
.620** Valid, tingkat kepercayaan 99%
Berdasarkan tabel diatas, maka aitem yang memiliki tingkat kepercayaan sebesar 95% sebanyak 9 pernyataan dan aitem yang memiliki tingkat kepercayaan sebesar 99% sebanyak 11 pernyataan. Jadi, secara keseluruhan aitem yang valid terdapat 20 pernyataan skala sikap yang terdiri aspek kognitif, afektif, dan konatif.
2. Reliabilitas
Reliabilitas disebut juga konsistensi atau keajegan. Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur (Sukardi, 2007:127). Peneliti menggunakan rumus penghitungan Cronbach alpha. Conbrach alpha dapat digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen skala Likert atau
51
instrumen yang item-itemnya dalam bentuk esai (Usman dan Akbar, 2006: 291), rumusnya adalah:
α = k ∑s
i2s
i2 keterangan:α = Cronbach’s koefficient alpha
k = jumlah pecahan
∑s2
i= jumlah varians skor total
s2i= varians responden untuk item ke i
Pengujian keputusan pada hasil uji reliabilitas peneliti menggunakan tabel kriteria koefisien reliabilitas menurut Masidjo (1995). Berikut adalah tabel kriteria koefisien reliabitas:
Tabel 3.10 Kriteria Koefisien Reliabitias Interval Koefisien Reliabilitas Kualifikasi
0,91 – 1,00 Sangat tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah Negatif – 0,20 Sangat rendah
Berdasarkan tabel di atas apabila penghitungan reliabitas menggunakan Cronbach alpha memperoleh hasil 0,91-1,00 maka intrumen penelitian yang digunakan memiliki koefisien sangat tinggi.