• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Implementasi Penelitian Tindakan Kelas

2. Siklus II

a. Perencanaan

Pada siklus II ini guru melakukan perencanaan tindakan pembelajaran dengan quantum teachingdengan berdasarkan pada hasil analisis dan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan pada siklus I. Hal ini dimaksudkan untuk memperbaiki pelaksanaan siklus I, sehingga kekurangan yang terjadi pada siklus I dapat diperbaiki dan disempurnakan pada siklus II. Hal-hal yang perlu diperbaiki pada siklus II adalah:

1) Tingkat kegaduhan agar dapat dikurangi dengan mempergunakan sinyal kebisingan nol

2) Meningkatkan kesadaran siswa terhadap kewajiban dan tugas masing-masing.

3) Mempersiapkan musik instrumentalia yang bersifat semangat tetapi tidak terlalu gaduh.

4) Membuat daftar aturan yang ditempel di depan kelas

Selain itu, peneliti melakukan persiapan pelaksanaan tindakan pada siklus II di antaranya adalah:

1) Mempersiapkan materi yang akan dipelajari, bahan, dan peralatan yang dibutuhkan seperti buku dan media VCD.

2) Menyusun rencana pembelajaran.

3) Mempersiapkan lembar pengamatan aktivitas dan lembar pengamatan kemampuan dalam menyampaikan pendapat.

4) Mempersiapkan lembar kegiatan untuk siswa 5) Mempersiapkan soal ulangan untuk siklus II.

b. Pelaksanaan Tindakan

Seperti pada siklus I, siklus II juga dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Pertemuan pertama adalah pada hari Rabu tanggal 22 Oktober 2008 jam ke 3 – 4 atau mulai pukul 08.00 – 09.30 WIB. Pertemuan kedua dalam siklus II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29 Oktober 2008 jam ke 3 – 4 atau mulai pukul 08.00 – 09.30 WIB.

1) Pertemuan 1

(a) Pembukaan

Guru memberikan motivasi kepada siswa mengenai pentingnya mempelajari Geografi bagi kehidupan semesta. Selanjutnya guru menjelaskan mengenai standar kompetensi, kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa dan indikator-indikatornya. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan tersebut. Guru menjelaskan kekurangan yang ada pada siklus I dan memberikan jalan keluar dan harapan kepada siswa untuk bersama-sama memperbaiki kekurangan tersebut.

Guru mengubah susunan keanggotaan kelompok, yaitu dengan mengganti sebagian anggota pada kelompok 2 dengan siswa perempuan.

(b) Kegiatan Inti

Guru menjelaskan materi tentang flora dan fauna dunia dengan mempergunakan media VCD.

Siswa belajar di dalam kelompok, mengerjakan lembar kegiatan siswa secara bersama-sama dalam kelompok, membuat rangkuman materi untuk didiskusikan di kelas. Selanjutnya siswa berdiskusi dalam diskusi kelas. Pada kegiatan diskusi kali ini, guru memberikan insentif berupa penghargaan kepada kelompok dengan jumlah siswa yang paling banyak berpartisipasi dalam diskusi baik mengajukan pendapat, bertanya, menyanggah atau menjawab pertanyaan teman. Insentif tersebut dimaksudkan untuk mendorong siswa yang lain berpartisipasi dalam diskusi, dan bukan hanya didominasi oleh siswa yang pintar.

(c) Penutup

Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi yang belum jelas atau belum dipahami. Guru memberi tugas untuk dikerjakan di rumah. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik.

2) Pertemuan 2

(a) Pembukaan

Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk mempelajari Geografi. Guru menjelaskan standar kompetensi, kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa setelah mempelajari materi tersebut beserta indikator-indikatornya. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan pada hari tersebut.

(b) Kegiatan Inti

Siswa masih tetap belajar di dalam kelompok masing-masing. Guru menjelaskan materi tentang flora dan fauna dunia dengan mempergunakan media VCD. Siswa masih tetap mengulangi kegiatan pada pertemuan pertama pada siklus kedua, yaitu siswa belajar di dalam kelompok, mengerjakan lembar kegiatan siswa secara bersama-sama dalam kelompok, membuat rangkuman materi untuk didiskusikan di kelas. Selanjutnya masing-masing kelompok mempresentasikan rangkuman yang telah dibuat di depan kelas. Siswa dari kelompok lain diperbolehkan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada kelompok yang sedang mempresentasikan laporannya di depan kelas. Pada kegiatan diskusi kali ini, guru juga masih memberikan insentif berupa penghargaan kepada kelompok dengan jumlah siswa yang paling banyak berpartisipasi dalam

diskusi baik mengajukan pendapat, bertanya, menyanggah atau menjawab pertanyaan teman.

(c) Penutup

Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi yang belum jelas atau belum dipahami. Guru memberikan soal ulangan untuk dikerjakan oleh siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dipelajari pada siklus II.

c. Observasi

Guru bersama guru kolaboran mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan melakukan pencatatan hal-hal yang penting yang berkaitan dengan penelitian tindakan kelas. Hasil pengamatan tersebut adalah sebagai berikut.

1) Siswa sudah semakin memahami cara bekerja atau belajar dalam kelompok. Aturan atau tertib kerja yang ditempel di depan kelas banyak membantu siswa memahami aturan kerja atau langkah-langkah kegiatan.

2) Tingkat kegaduhan pada waktu diskusi sudah semakin berkurang. 3) Pemakaian jenis musik yang lembut pada waktu pelaksanaan

4) Pada waktu guru memberikan sinyal tanda kebisingan nol, sebagian siswa masih berbisik-bisik atau hanya mengurangi volume suaranya.

5) Kelompok diskusi yang pada siklus I tidak aktif, setelah melalui pergantian anggota dengan penambahan anggota siswa perempuan sudah menjadi aktif.

6) Jumlah siswa yang mau atau berani ikut serta dalam diskusi kelas secara suka rela sudah bertambah banyak, tetapi masih terdapat beberapa siswa yang tidak mau berbicara meskipun sudah dipaksa oleh guru atau teman.

7) Hasil post test mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil pre test.

8) Hasil post tes pada siklus II sudah lebih baik dibandingkan hasil post test pada siklus I. Hanya terdapat 3 orang siswa yang memperoleh nilai di bawah standar ketuntasan belajar minimal. 9) Aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus pertama.

Sebagian besar siswa sudah semakin aktif dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya duduk dan diam mendengarkan, tetapi juga aktif menjadi pendengar dan menelaah penjelasan guru yang disampaikan melalui media VCD, selanjutnya siswa mencatat, mengerjakan latihan bersama kelompok, berdiskusi, mencari bahan dan merangkumnya untuk didiskusikan dalam

diskusi kelas. Pada prinsipnya, siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

d. Analisis dan Refleksi

Hasil pengamatan selama proses pembelajaran tersebut selanjutnya dianalisis dan dilakukan refleksi. Hasil analisis dan refleksi tersebut adalah sebagai berikut.

1) Guru perlu terus mengulang jenis-jenis kegiatan yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, seperti kegiatan merangkum secara berkelompok dan kegiatan diskusi.

2) Agar pelaksanaan diskusi kelompok berjalan secara seimbang antara siswa dengan inteligensia rendah maupun tinggi, maka guru perlu menetapkan anggota kelompok sehingga masing-masing kelompok lebih heterogen baik dari tingkat kepandaian maupun dari segi jenis kelamin.

3) Pemakaian musik perlu diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari, selain untuk memberikan suasana yang berbeda, juga untuk merangsang minat belajar siswa. Musik menimbulkan rasa nyaman pada diri siswa sehingga siswa siap belajar tanpa rasa terpaksa atau terbebani.

4) Pembelajaran dengan quantum teachingtelah menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar.

C. Hasil Penelitian

1. Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar siswa menunjukkan peningkatan setelah dilakukan pembelajaran dengan quantum teaching. Keterlibatan siswa dalam mengamati dan menemukan sendiri materi yang dipelajari secara langsung baik melalui diskusi, tanya jawab dengan teman maupun melalui pengamatan di alam menyebabkan pengetahuan yang diperoleh tersebut menjadi lebih bermakna dan lebih tahan lama mengendap dalam pemikiran siswa, sehingga pemahaman siswa terhadap materi menjadi semakin kuat.

Peningkatan prestasi belajar dapat diamati pada waktu siswa menjawab kuis yang diajukan oleh guru baik kepada kelompok maupun kepada individu siswa. Pembelajaran dengan quantum teaching telah berhasil mengurangi jumlah kuis yang tidak dapat dijawab oleh siswa baik secara berkelompok maupun individual. Secara umum siswa dengan tingkat intelegensia yang tinggi, sedang, maupun rendah mengalami peningkatan prestasi belajar, meskipun peningkatan tersebut dalam kadar yang berbeda-beda.

Peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Geografi juga diperkuat dengan hasil tes yang dilakukan pada akhir setiap siklus. Dua tes pada akhir siklus I dan akhir siklus II menunjukkan terjadinya peningkatan prestasi belajar siswa jika dibandingkan dengan sebelum dilakukannya proses pembelajaran dengan quantum teaching. Berikut ini

adalah statistik deskriptif data hasil belajar siswa sesudah mengikuti pembelajaran dengan quantum teachingpada siklus I dan siklus II.

Tabel 6.

Data Prestasi Belajar Siswa

No Nama IQ Kategori Nilai I Nilai II 1 Adila Nur Heriyani 119 B Cerdas 65 85 2 Agachi Satria Betanuari 125 B Cerdas 60 70 3 Agam Anggono 107 C Rata-rata + 40 60 4 Ahmad Bahar Sidiq 125 B Cerdas 80 95 5 Argo Sri Hutomo 115 B Cerdas 80 85 6 Arif Latif Al Aziz 107 C Rata-rata + 85 90 7 Baskoro Adi Prakoso 114 C Rata-rata + 90 95 8 Brian Dadang Mulya P 120 B Cerdas 60 80 9 Sikal Pupangga Prima 119 B Cerdas 85 95 10 Desy Hidayati 122 B Cerdas 90 80 11 Dhimas Muh Yasin 122 B Cerdas 90 95 12 Dimas Shendy Muckhlis 114 C Rata-rata + 45 60 13 Elha Linuar Shima DP 119 B Cerdas 90 70 14 Eri Kiswanto 114 C Rata-rata + 60 65 15 Fajar Febriana 114 C Rata-rata + 75 90 16 Fatchurrochman Alchoeri 114 C Rata-rata + 60 70 17 Fitri Cinta Utami 115 B Cerdas 80 85 18 Hartiyani Sadu Budianti 115 B Cerdas 80 95 19 Ika Trisnawati Kusuma 120 B Cerdas 70 85 20 Kunaefi Irfan Nur Rosyid 115 B Cerdas 85 95 21 Louis Mahendra Putra 113 C Rata-rata + 60 80 22 Lusy Nanda 107 C Rata-rata + 55 70 23 Marina Devi Aprilani 113 C Rata-rata + 60 65 24 Muhammad Arsyad 120 B Cerdas 75 85 25 Okky Nanda Kurniawan 116 B Cerdas 70 90 26 Radita Pujiastuti 112 C Rata-rata + 50 45 27 Rahmat Perkasa 107 C Rata-rata + 65 80 28 Rica Pramita 122 B Cerdas 80 85 29 Rosita Nur Anggraini 115 B Cerdas 85 90 30 Septiyani Hidayat 115 B Cerdas 85 90 31 Venty Choirunnisa 113 C Rata-rata + 75 65 32 Wanny 115 B Cerdas 55 65 33 Wijayanti Setyo Utami 122 B Cerdas 80 70 Sumber: Hasil Penelitian tahun 2008

Keterangan:

1. Siswa yang memperoleh nilai rendah atau kurang dari 6 pada siklus I adalah 5 orang.

2. Siswa yang mencapai nilai sama dengan atau lebih dari 65 adalah 22 orang.

3. Daya serap terhadap materi pelajaran pada siklus I adalah (22/33x100) 66,6 %.

4. Pada siklus II jumlah siswa yang memiliki nilai kurang dari 6 adalah 1 orang.

5. Daya serap terhadap materi pelajaran pada siklus II adalah 90,9 %. Tabel 6 tersebut di atas memperkuat hasil pengamatan mengenai prestasi belajar siswa selama pelaksanaan pembelajaran dengan quantum

teaching. Tabel tersebut memperlihatkan bahwa prestasi belajar siswa

mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan quantum teaching.

Nilai prestasi belajar siswa selanjutnya dapat dikategorikan ke dalam 3 kategori, yaitu (1) sangat baik, (2) cukup baik, dan (3) kurang baik. Hasil pengkategorian data motivasi siswa tersebut dapat dilihat dalam tabel 7 sebagai berikut.

Tabel 7.

Kategorisasi Data Prestasi Belajar Siswa

Interval Nilai Kategori Siklus I Siklus II Frek. % Frek % 81 – 100 Sangat Baik 9 27,3 17 51,5

61 – 80 Cukup Baik 13 39,4 13 39,4 40 – 60 Kurang baik 11 33,3 3 9,1 Jumlah 33 100 33 100 Sumber: Hasil Penelitian tahun 2008

Tabel 7 tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I jumlah siswa dengan prestasi belajar sangat baik sejumlah 9 siswa atau 27,3 % pada siklus II meningkat menjadi 17 siswa atau 51,5 %. Siswa dengan prestasi belajar yang kurang baik mengalami penurunan dari 11 siswa atau 33,3 % pada siklus I menjadi 3 siswa atau 9,1 % pada siklus II.

Tabel 7 menunjukkan bahwa pada siklus I dan II jumlah siswa dengan prestasi belajar cukup baik adalah sama yaitu 13 siswa atau 39,4 %. Namun demikian, 13 siswa pada siklus II tersebut sebagian tidak sama dengan 13 siswa pada siklus I. Sebagian dari 13 siswa yang pada siklus I termasuk dalam kategori cukup baik mengalami peningkatan prestasi belajar menjadi sangat baik, dan sebagian siswa yang pada siklus I adalah kurang baik meningkat menjadi cukup baik sehingga jumlah siswa dengan kategori cukup baik pada siklus II tetap sama dengan siklus I, yaitu 13. Berikut ini adalah data berdasarkan tingkat intelegensia siswa.

Tabel 8.

Kategorisasi Prestasi Belajar Siswa Menurut Tingkat Intelegensia

Interval Nilai

Kategori Siklus I Siklus II

Cerdas Rata-rata Cerdas Rata-rata Frek. % Frek % Frek. % Frek % 81 – 100 Sangat baik 7 35 2 15,4 14 70 3 23,1

61 – 80 Cukup baik 10 50 3 23,1 6 30 7 53,8 40 – 60 Kurang baik 3 15 8 61,5 - - 3 23,1 Jumlah 20 100 13 100 20 100 13 100 Sumber: Hasil Penelitian tahun 2008

Tabel 8 tersebut di atas menunjukkan bahwa siswa dengan tingkat intelegensia cerdas maupun rata-rata mengalami peningkatan prestasi belajar. Pada siklus I jumlah siswa dengan tingkat intelegensia cerdas yang memiliki prestasi belajar sangat baik meningkat dari 7 siswa atau 35 % menjadi 14 siswa atau 70 %, sedangkan siswa dengan tingkat intelegensia rata-rata yang memiliki peringkat sangat baik meningkat dari 2 siswa atau 15,4 % menjadi 3 siswa atau 23,1 %. Untuk siswa dengan intelegensia cerdas yang memiliki prestasi kurang baik mengalami penurunan dari 3 siswa atau 15 % menjadi tidak ada pada siklus II, sedangkan siswa dengan tingkat intelegensia rata-rata yang memiliki prestasi kurang baik menurun dari 8 siswa atau 61,5 % menjadi 3 siswa atau 23,1 % pada siklus II.

Pada akhir siklus II, daya serap terhadap materi pelajaran mencapai 90,9 % atau sudah lebih besar dari nilai standar ketuntasan belajar secara klasikal yaitu 75 %. Dengan demikian penelitian tindakan kelas dengan mempergunakan metode quantum teachingini telah berhasil dilaksanakan.

2. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran terus mengalami peningkatan. Peningkatan aktivitas belajar siswa ini dapat diamati selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa dituntut untuk ikut berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, sehingga nilai aktivitas siswa juga terus mengalami peningkatan. Nilai aktivitas siswa secara keseluruhan dapat dilihat dalam tabel 9 sebagai berikut.

Tabel 9. Data Aktivitas Siswa

No Nama IQ Kategori Siklus I Siklus II 1 Adila Nur Heriyani 119 Cerdas 15 18 2 Agachi Satria Betanuari 125 Cerdas 17 18 3 Agam Anggono 107 Rata-rata + 14 17 4 Ahmad Bahar Sidiq 125 Cerdas 10 14 5 Argo Sri Hutomo 115 Cerdas 10 12 6 Arif Latif Al Aziz 107 Rata-rata + 16 18 7 Baskoro Adi Prakoso 114 Rata-rata + 11 15 8 Brian Dadang Mulya P 120 Cerdas 12 13 9 Cikal Pupangga Prima 119 Cerdas 9 14 10 Desy Hidayati 122 Cerdas 15 15 11 Dhimas Muh Yasin 122 Cerdas 12 14 12 Dimas Shendy Muckhlis 114 Rata-rata + 10 16 13 Elha Linuar Shima DP 119 Cerdas 18 18 14 Eri Kiswanto 114 Rata-rata + 18 18 15 Fajar Febriana 114 Rata-rata + 16 17 16 Fatchurrochman Alchoeri 114 Rata-rata + 10 15 17 Fitri Cinta Utami 115 Cerdas 15 16 18 Hartiyani Sadu Budianti 115 Cerdas 15 15 19 Ika Trisnawati Kusuma 120 Cerdas 14 15 20 Kunaefi Irfan Nur Rosyid 115 Cerdas 11 14 21 Louis Mahendra Putra 113 Rata-rata + 10 14 22 Lusy Nanda 107 Rata-rata + 11 16 23 Marina Devi Aprilani 113 Rata-rata + 16 18 24 Muhammad Arsyad 120 Cerdas 14 14 25 Okky Nanda Kurniawan 116 Cerdas 10 15 26 Radita Pujiastuti 112 Rata-rata + 12 15 27 Rahmat Perkasa 107 Rata-rata + 11 13 28 Rica Pramita 122 Cerdas 17 18 29 Rosita Nur Anggraini 115 Cerdas 11 15 30 Septiyani Hidayat 115 Cerdas 14 16 31 Venty Choirunnisa 113 Rata-rata + 14 18

32 Wanny 115 Cerdas 12 16

33 Wijayanti Setyo Utami 122 Cerdas 17 18 Sumber: Hasil Penelitian tahun 2008

Berdasarkan tabel 9 tersebut di atas dapat dilihat bahwa secara umum aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan. Sebagian siswa yang memiliki tingkat kecerdasan rata-rata

justru sangat aktif, tetapi sebagian siswa yang cerdas justru tidak aktif. Namun demikian, tabel 9 tersebut mendukung hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru yakni menunjukkan bahwa secara umum aktivitas siswa mengalami peningkatan sesudah dilakukan tindakan pembelajaran dengan quantum teaching pada siklus I dan siklus II. Siswa dengan berbagai tingkatan inteligensia yang pada siklus I belum cukup aktif pada siklus II mengalami peningkatan menjadi cukup aktif atau sangat aktif. Sementara siswa yang sudah cukup aktif juga mengalami peningkatan aktivitas sehingga menjadi lebih aktif lagi.

Data aktivitas siswa tersebut dapat dikategorikan dalam tiga kategori, yaitu (1) sangat aktif, (2) cukup aktif, dan (3) kurang aktif seperti dalam tabel 10 sebagai berikut.

Tabel 10.

Kategorisasi Data Aktivitas Siswa

Interval Nilai Kategori Siklus I Siklus II Frek. % Frek % 15 – 18 Sangat aktif 12 36,4 24 72,7 12 – 14 Cukup aktif 9 27,2 9 27,3

9 – 11 Kurang aktif 12 36,4

Jumlah 33 100 33 100 Sumber: Hasil Penelitian tahun 2008

Tabel 10 tersebut memperlihatkan bahwa siswa yang sangat aktif meningkat dari 12 siswa atau 36,4 % menjadi 24 siswa atau 72,7 %, sedangkan siswa yang kurang aktif menurun dari 12 siswa atau 36,4 %

menjadi tidak ada. Jumlah siswa dengan kategori cukup aktif pada siklus I dan siklus II adalah sama yaitu 9 siswa. Namun demikian, ke-9 siswa pada siklus II tidak sama dengan 9 siswa pada siklus I. Ke-9 siswa yang pada siklus I termasuk dalam kategori cukup aktif, pada siklus II sudah meningk menjadi sangat aktif, sedangkan 9 siswa yang pada siklus I kurang aktif, meningkat menjadi cukup aktif, sehingga jumlah siswa yang cukup aktif pada siklus II tetap sama dengan pada siklus I yaitu 9 siswa. Selanjutnya data aktivitas siswa tersebut dapat dilihat berdasarkan tingkat intelegensianya seperti dalam tabel 11 sebagai berikut.

Tabel 11.

Kategorisasi Aktivitas Siswa Menurut Tingkat Intelegensia

Interval Nilai

Kategori Siklus I Siklus II

Cerdas Rata-rata Cerdas Rata-rata Frek. % Frek % Frek. % Frek % 15 – 18 Sangat aktif 7 35 5 38,5 14 70 10 76,9 12 – 14 Cukup aktif 5 25 4 30,75 6 30 3 23,1 9 – 11 Kurang aktif 8 40 4 30,75 - - -

Jumlah 20 100 20 100 20 100 20 100 Sumber: Hasil Penelitian tahun 2008

Tabel 11 menunjukkan bahwa siswa dengan tingkat intelegensia rata-rata justru menunjukkan aktivitas yang lebih baik dibandingkan siswa dengan tingkat intelegensia cerdas. Pada siklus I jumlah siswa dengan tingkat intelegensia cerdas yang mencapai nilai sangat aktif meningkat dari 7 siswa atau 35 % menjadi 14 siswa atau 70 %, yang cukup aktif

meningkat dari 5 siswa atau 25 % menjadi 6 siswa atau 30 %, sedangkan yang kurang aktif menurun dari 8 siswa atau 40 % menjadi tidak ada. Siswa dengan intelegensia rata-rata yang mencapai nilai sangat aktif meningkat dari 5 siswa atau sebesar 38,5 % menjadi 10 siswa atau 76,9, yang cukup aktif menurun dari 4 siswa atau 30,75 % menjadi 3 siswa atau 23,1 %, dan yang kurang aktif menurun dari 4 siswa atau 30,75 % menjadi tidak ada.

3. Kemampuan Siswa dalam Menyampaikan Pendapat

Kemampuan siswa dalam mengungkapkan pendapat mengalami peningkatan dari siklus ke siklus. Kemampuan ini terlihat banyak berkembang dibandingkan dengan sebelum pelaksanaan tindakan dengan

quantum teaching. Secara umum kemampuan mengungkapkan pendapat di

muka umum tidak berkaitan dengan tingkat intelegensia siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa siswa dengan intelegensia cerdas maupun rata-rata, sama-sama mempunyai wakil. Sebagian siswa tersebut ada yang berani berbicara di depan umum, ada yang lebih suka diam dan mendengarkan, dan ada juga yang harus dipaksa oleh guru atau teman untuk mau berbicara di depan umum.

Kebiasaan berbicara di depan kelas kemungkinan merupakan satu faktor yang lebih berpengaruh dibandingkan dengan tingkat intelegensia. Siswa dengan intelegensia rata-rata, misalnya, lebih berani berbicara di depan umum dibandingkan dengan siswa dengan intelegensia cerdas. Tetapi, terdapat juga siswa dengan intelegensia cerdas yang sangat

antusias mengikuti diskusi dan sering mengajukan gagasan-gagasan disertai dengan argumentasi-argumentasi. Berikut ini adalah hasil nilai kemampuan berbicara.

Tabel 12.

Data Kemampuan Siswa dalam Menyampaikan Pendapat

No Nama IQ Kategori Siklus I Siklus II 1 Adila Nur Heriyani 119 Cerdas 18 18 2 Agachi Satria Betanuari 125 Cerdas 15 17 3 Agam Anggono 107 Rata-rata + 16 16 4 Ahmad Bahar Sidiq 125 Cerdas 12 15 5 Argo Sri Hutomo 115 Cerdas 14 17 6 Arif Latif Al Aziz 107 Rata-rata + 16 18 7 Baskoro Adi Prakoso 114 Rata-rata + 10 15 8 Brian Dadang Mulya P 120 Cerdas 10 16 9 Cikal Pupangga Prima 119 Cerdas 11 17 10 Desy Hidayati 122 Cerdas 15 15 11 Dhimas Muh Yasin 122 Cerdas 13 15 12 Dimas Shendy Muckhlis 114 Rata-rata + 10 15 13 Elha Linuar Shima DP 119 Cerdas 14 15 14 Eri Kiswanto 114 Rata-rata + 13 17 15 Fajar Febriana 114 Rata-rata + 10 15 16 Fatchurrochman Alchoeri 114 Rata-rata + 14 17 17 Fitri Cinta Utami 115 Cerdas 10 14 18 Hartiyani Sadu Budianti 115 Cerdas 12 14 19 Ika Trisnawati Kusuma 120 Cerdas 14 15 20 Kunaefi Irfan Nur Rosyid 115 Cerdas 10 12 21 Louis Mahendra Putra 113 Rata-rata + 10 14 22 Lusy Nanda 107 Rata-rata + 14 14 23 Marina Devi Aprilani 113 Rata-rata + 13 15 24 Muhammad Arsyad 120 Cerdas 15 15 25 Okky Nanda Kurniawan 116 Cerdas 18 18 26 Radita Pujiastuti 112 Rata-rata + 14 16 27 Rahmat Perkasa 107 Rata-rata + 14 14 28 Rica Pramita 122 Cerdas 10 12 29 Rosita Nur Anggraini 115 Cerdas 15 16 30 Septiyani Hidayat 115 Cerdas 18 18 31 Venty Choirunnisa 113 Rata-rata + 12 13

32 Wanny 115 Cerdas 15 16

33 Wijayanti Setyo Utami 122 Cerdas 14 15 Sumber: Hasil Penelitian tahun 2008

Tabel 12 tersebut menunjukkan bahwa semua sebagian besar siswa mengalami peningkatan kemampuan dalam berbicara atau menyampaikan pendapat di muka umum. Selanjutnya data tersebut dapat dikategorikan dalam tiga kategori, yaitu (1) sangat baik, (2) cukup baik, dan (3) kurang baik seperti dalam tabel 13 sebagai berikut.

Tabel 13.

Kategorisasi Data Kemampuan Siswa Menyampaikan Pendapat

Interval Nilai Kategori Siklus I Siklus II Frek. % Frek % 16 – 18 Sangat baik 5 15,1 14 42,4 13 – 15 Cukup baik 16 48,5 17 51,5 10 – 12 Kurang baik 12 26,4 2 6,1 Jumlah 33 100 33 100 Sumber: Hasil Penelitian tahun 2008

Tabel 13 tersebut memperlihatkan bahwa siswa mengalami peningkatan kemampuan dalam menyampaikan pendapat dari siklus I ke siklus II. Jumlah siswa dengan kemampuan menyampaikan pendapat yang sangat baik meningkat dari 5 siswa atau 15,1 % menjadi 14 siswa atau 42,4 %, siswa dengan kemampuan cukup baik meningkat dari 16 siswa atau 48,5 % menjadi 17 siswa atau 51,5 %, dan siswa yang kurang baik menurun dari 12 siswa atau 26,4 % menjadi 2 siswa atau 6,1 %. Data selanjutnya dapat dilihat berdasarkan tingkat intelegensia siswa.

Tabel 14.

Kategorisasi Kemampuan Siswa Menyampaikan Pendapat Menurut Tingkat Intelegensia

Interval Nilai

Kategori Siklus I Siklus II

Cerdas Rata-rata Cerdas Rata-rata Frek. % Frek % Frek. % Frek % 16 - 18 Sangat baik 4 20 1 7,7 8 40 6 46,2 13 – 15 Cukup baik 8 40 8 61,5 10 50 7 53,8 10 – 12 Kurang baik 8 40 4 30,8 2 10 -

Jumlah 20 100 13 100 20 100 13 100 Sumber: Hasil Penelitian tahun 2008

Tabel 14 tersebut menunjukkan jumlah siswa dengan intelegensia cerdas yang mempunyai kemampuan sangat baik meningkat dari 4 siswa atau 20 % menjadi 8 siswa atau 40 %, yang cukup baik meningkat dari 8 siswa atau 40 % menjadi 10 siswa atau 50 %, dan yang kurang baik menurun dari 8 siswa atau 40 % menjadi 2 atau 10 %. Sedangkan siswa dengan intelegensia rata-rata yang mencapai nilai sangat baik meningkat menjadi 1 siswa atau 7,7 % menjadi 6 siswa atau 46,2 %, yang cukup baik menurun dari 8 siswa atau 61, 5 % menjadi 7 siswa atau 53,8 %, yang kurang baik menurun dari 4 siswa atau 40,38 % menjadi tidak ada.

Tabel 14 juga menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode

quantum teaching dapat meningkatkan kemampuan siswa dengan

intelegensia rata-rata. Tabel tersebut menunjukkan bahwa siswa dengan intelegensia rendah mampu melebihi siswa dengan intelegensia cerdas,

yaitu pada akhir siklus II masih terdapat 2 siswa dengan intelegensia cerdas yang memiliki nilai kurang baik, sedangkan siswa dengan intelegensia rata-rata mencapai nilai cukup dan sangat baik.

D. Pembahasan

Penerapan pembelajaran quantum teaching terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar, aktivitas dan kemampuan siswa dalam mengungkapkan pendapat. Pelaksanaan tindakan telah dapat memberikan proses pembelajaran dan menghasilkan perubahan prestasi yang positif.

Pembelajaran quantum teaching sarat dengan upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar ini diperlukan baik

Dokumen terkait