• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertemuan I (1 x 40 menit) 1.Kegiatan awal

SIKLUS III

A. Hasil Penelitian

3. Siklus III

Siklus III terdiri dari 3 kali pertemuan. Masing-masing pertemuan dilakukan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit dan 1 x 40 menit. Pertemuan pertama dan kedua dilaksanakan pada hari senin tanggal 25 April 2011, dan pada pertemuan ketiga diadakannya tournament yang dilaksanakan pada hari senin tanggal 9 Mei 2011 dengan alokasi waktu 2 x 40 menit. Indikator yang ingin dicapai adalah menyimpulkan hubungan antara titik didih dan titik leleh senyawa hidrokarbon dengan Mr dan strukturnya.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kemudian guru memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan. Setelah itu guru mengorgani-sasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar yang sebelumnya sudah di-tentukan, dan guru membagikan LKS satu per satu kepada siswa. Guru memberi

69 waktu pada siswa untuk berdiskusi mengerjakan LKS dengan arahan dan

bimbingan guru. Saat diskusi pada siklus III guru memperhatikan siswa supaya lebih aktif berdiskusi. Guru mengarahkan siswa untuk mau bertanya kepada sesama temannya apabila menemukan kesulitan dalam mengerjakan LKS. Setelah diskusi kelompok selesai maka siswa dipersilahkan untuk mempresen-tasikan hasil diskusinya dengan cara ditunjuk. Setelah presentasi selesai siswa dibimbing untuk menemukan kesimpulan mengenai dan siswa diberi penguatan atas kesimpulan yang telah didapat. Siswa diminta untuk mengisi LKS pada halaman terakhir di LKS, kemudian membahas bersama-sama untuk menemukan jawaban evaluasi dengan benar.

Setelah semua siswa memahami materi yang diajarkan olh guru pada pertemuan selanjutnya diadakannya tournament. Untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai pelajaran, maka seluruh siswa akan diberikan

permainan akademik. Dalam permainan akademik siswa dibagi dalam meja-meja

tournament, di-mana setiap meja tournament terdiri dari 9 orang yang merupakan wakil dari kelompoknya masing-masing.

Siswa yang perolehan pointnya meningkat dari siklus sebelumnya diganti posisi meja turnamennya, dalam hal ini siswa yang sebelumnya berada pada meja turnament IV, pada siklus III posisinya dipindahkan ke meja tournament III. Begitupula sebaliknya, siswa yang perolehan pointnya menurun dari siklus se-belumnya akan digantikan posisi meja turnamennya, siswa yang sese-belumnya berada pada meja tournament I, pada siklus III posisinya dipindahkan ke meja tournament II, dan siswa yang tetap mempertahankan point, tidak mengalami

siklus sebelumnya. Selanjutnya, memberi penghargaan untuk kelompok

kooperatif terbaik dengan cara mengumpulkan point sebanyak-banyaknya. Pada siklus III perolehan point terbesar diperoleh kelompok 1, 2, 3, dan 9 dengan total skor lebih dari 100 poin. Terjadi peningkatan jumlah point dari siklus I, II, dan III. Hal ini dikarenakan aktivitas dan penguasaan konsep siswa juga meningkat. Dalam tournament siswa telah memahami aturan permainan dan termotivasi untuk mengumpulkan point sebanyak-banyaknya untuk team kelompoknya masing-masing dan siswa merasa tertantang untuk memperoleh reward (penghargaan) yang diberikan oleh guru disetiap akhir turnament.

a. Aktivitas on task siswa

Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus III, rata-rata persentase aktivitas bertanya kepada guru saat pembelajaran sebesar 38,88%. Adanya peningkatan dari siklus II aktivitas bertanya kepada guru meningkat sebesar 13,89%. Peningkatan ini sudah sesuai dengan indikator keberhasilan aktivitas bertanya kepada guru yaitu sebesar 5%. Hal ini dikarenakan siswa sangat antusias untuk memahami materi sehingga siswa banyak bertanya agar capat memahami materi yang sedang dipelajari.

Rata-rata persentase aktivitas siswa memberi pendapat yang dilakukan siswa sebesar 30,55%. Bila dibandingkan dengan siklus II, aktivitas memberikan pen-dapat pada siklus III sudah cukup baik karena terjadi peningkatan sebesar 6,95%. Peningkatan ini sudah sesuai dengan indikator keberhasilan aktivitas menjawab pertanyaan dari guru yaitu sebesar 5%.

71

Rata-rata persentase aktivitas menjawab pertanyaan yang dilakukan siswa sebesar 37,49%. Dibandingkan dengan siklus II, aktivitas menjawab pertanyaan dari guru sudah cukup baik karena terjadi peningkatan sebesar 8,33%. Peningkatan ini sudah sesuai dengan indikator keberhasilan aktivitas menjawab pertanyaan dari guru yaitu sebesar 5%. Peningkatan persentase aktivitas menjawab pertanyaan dari guru tersebut disebabkan: 1) siswa sudah mulai terbiasa dengan proses pembelajaran yang dilakukan; 2) guru juga sudah memperbaiki cara membagi perhatian secara merata kepada siswa.

Rata-rata persentase aktivitas diskusi kelompok yang dilakukan siswa sebesar 83,33%. Dibandingkan dengan siklus II, aktivitas menjawab pertanyaan dari guru sudah cukup baik karena terjadi peningkatan sebesar 16,67%. Peningkatan ini sudah sesuai dengan indikator keberhasilan aktivitas menjawab pertanyaan dari guru yaitu sebesar 5%.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa semua jenis

aktivitas yang relevan dengan pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus ke siklus walaupun persentasenya tidak sama. Hal ini disebabkan karena metode pembelajaran TGT mampu mengarahkan cara siswa belajar yang disesuaikan dengan keinginannya serta dengan adanya bimbingan guru mereka merasa diperhatikan.

Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja tanpa diimbangi dengan aktivitas belajar. Keberhasilan belajar ditentukan dari bagaimana interaksi dalam pembelajaran tersebut, semakin aktif siswa tersebut pada proses pembelajaran,

pembelajarn akan lebih cepat tercapai. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah (2000), yang menyatakan bahwa belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan di dalam benak anak didik.

Pada saat dilaksanakan kegiatan turnamen pada siklus III, terlihat suatu perubahan yakni siswa sudah tanggap atas perintah guru untuk menempati posisi duduk yang telah ditentukan oleh guru. Pengelompokkan ini didasarkan pada turnamen se-belumnya secara homogen. Hal ini membuktikan bahwa antusiasme, kemauan siswa dalam mengikuti turnamen sudah meningkat walaupun masih saja terdapat siswa yang acuh dan tidak melaksanakan tanggung jawab sebagai anggota

kooperatif yang baik.

b. Penguasaan konsep

Setelah proses pembelajaran pada siklus III, dilakukan tes formatif III untuk mengukur penguasaan konsep siswa. Berdasarkan data pada Tabel 5, rata-rata penguasaan konsep pada siklus III adalah 76,25. Artinya, terjadi peningkatan rata-rata nilai penguasaan konsep siswa siklus III sebesar 8,51%. Peningkatan ini sudah sesuai dengan indikator keberhasilan penguasaan konsep dari siklus ke siklus sebesar 5%.

Siswa yang memperoleh nilai ≥ 64 sebanyak 32 orang dari 36 siswa, maka ketuntasan belajar siswa adalah 88,88%. Meski masih ada 4 siswa yang belum tuntas, ketuntasan belajar siswa dari siklus II ke siklus III tetap terjadi

peningkat-73 an sehingga indikator kinerja dalam penelitian ini tercapai. Melihat adanya pe-ningkatan yang telah dicapai dari siklus I ke siklus II dan dari siklus II ke siklus III dapat dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat membantu siswa untuk menemukan konsep sesuai dengan bimbingan dan arahan guru, sehingga meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi hidrokarbon.

c. Refleksi

Indikator kinerja yang ditetapkan yaitu terjadinya peningkatan persentase

penguasaan konsep dari siklus ke siklus, dan telah tercapai dari siklus I ke II dan dari siklus II ke III. Meskipun demikian masih ada beberapa kekurangan pada siklus III ini, yaitu terdapat 4 orang siswa yang belum memenuhi kriteria ketun-tasan belajar yang ditetapkan, dapat dilihat dari aktivitas pembelajaran yaitu memberikan pendapat, pertanyaan dan berdiskusi masih rendah. Untuk memper-baikinya maka perlu dilakukan pendekatan secara khusus kepada 4 orang siswa yang belum tuntas itu, seperti guru lebih banyak bertanya kepada mereka, lebih membimbing mereka saat diskusi, dan memberikan kesempatan untuk menang-gapi agar siswa termotivasi untuk melakukan aktivitas, sehingga siswa akan memperoleh nilai hasil belajar yang lebih baik dan ketuntasan bisa tercapai.

Dokumen terkait