BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
2. Siklus Kedua
Siklus kedua dalam penelitian ini dilaksanakan pada hari Kamis, 23 Agustus 2007 pada jam keempat dan kelima yaitu pukul 10.15 WIB sampai dengan pukul 11.45 WIB. Jumlah siswa yang hadir pada siklus II sebanyak 20 siswa. Adapun materi yang dipelajari pada siklus kedua adalah pokok bahasan aktiva tetap dengan sub pokok bahasan penilaian dan penyusutan aktiva tetap. Berikut ini diuraikan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus kedua :
a. Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan persiapan dan perencana an pembelajaran kooperatif tipe TGT. Berikut ini disajikan langkah- langkah perencanaan yang diterapkan pada siklus II :
1) Peneliti dan guru mitra bersama-sama mempersiapkan perangkat pembela jaran yang akan digunakan. Namun demikian, sebelum siklus II dilaksanakan ada beberapa perbaikan dari siklus pertama yang menjadi tindak lanjut pada siklus kedua yaitu : (1) dalam penyusunan skenario pembelajaran guru mitra dan peneliti berdiskusi menyamakan persepsi yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan agar tidak terjadi kesalahpahaman, (2) alokasi waktu ditetapkan secara tepat sesuai dengan waktu yang dibutuhkan pada masing- masing tahap, (3) pembagian tugas dan tanggung dalam pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru mitra dan peneliti lebih diperjelas dengan dib uatnya job description. Adapun Perangkat pembelajaran yang dibutuhkan mencakup: Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP), materi presentasi (hand out), Lembar Kerja Siswa (LKS), meja turnamen, dan hadiah. Berikut ini disajikan uraian masing- masing perangkat pembelajaran:
(a) Rencana Pelaksanaan Pengajaran
RPP dibuat untuk satu kali pertemuan. RPP memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,
materi, metode pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, skenario pembelajaran, dan evaluasi yang kesemuanya telah dibuat secara rinci dan sistematis (lampiran 1). Materi ajar pada siklus kedua adalah penilaian aktiva tetap dan penyusutan aktiva tetap.
(b) Materi Presentasi
Guru mitra dan peneliti telah bekerja sama membuat hand out dengan pokok bahasan aktiva tetap yang mencakup semua materi tentang aktiva tetap sehingga hand out yang digunakan pada siklus pertama juga digunakan pada siklus kedua.
(c) LKS
Lembar kerja siswa ini meliputi daftar pertanyaan dan soal-soal latihan yang dilengkapi dengan lembar kerja siswa untuk membantu pengerjaannya.
(d) Meja Turnamen
Meja turnamen dibuat sebanyak empat buah meja turnamen sesuai dengan jumlah kelompok yang dibentuk. Meja Turnamen ini didesain sama pada saat siklus pertama.
(e) Hadiah
Hadiah yang digunakan sebagai penghargaan bagi kelompok terbaik pada siklus kedua ini adalah alat tulis yang berupa bolpoin.
2) Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi:
(a) lembar penilaian individu, lembar ini digunakan untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar dan tingkat keberhasilan penerapan proses pembelajaran kooperatif tipe TGT. Cakupan isi lembar penilaian individu antara lain: keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, tingkat daya serap siswa, dan tingkat ketuntasan belajar siswa.
(b) lembar observasi kegiatan guru di kelas. Cakupan isi lembar observasi kegiatan guru antara lain : keterampilan guru dalam menjelaskan dan mengorganisasikan pembelajaran kooperatif tipe TGT, keterampilan guru dalam mendampingi siswa belajar kelompok, dan keterampilan guru memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam belajar kelompok dan belajar mandiri.
(c) lembar observasi partisipasi siswa dalam diskusi kelas. Cakupan isi lembar observasi partisipasi siswa antara lain : keaktifan dan keterlibatan siswa dalam diskusi kelas, frekuensi keaktifan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, dan total skor keaktifan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
(d) lembar observasi interaksi antar siswa dalam kegiatan kelompok kooperatif. Cakupan isi lembar observasi interaksi
antar siswa dalam kegiatan kelompok kooperatif antara lain: keaktifan siswa mengikuti kegiatan diskusi kelompok, keterlibatan siswa dalam hal: mengambil giliran dan berbagi tugas dalam pengerjaan tugas, mengajukan dan menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan materi diskusi, serta menghargai saran dan pendapat teman satu kelompok.
(e) lembar penilaian kemampuan kelompok mengerjakan tugas kelompok dalam lembar kerja. Cakupan isi lembar penilaian kemampuan kelompok mengerjakan tugas kelompok dalam lembar kerja antara lain: daftar skor yang diperoleh siswa dalam lembar kerja kelompok dan daftar skor yang diperoleh siswa dalam presentasi lembar kerja kelompok.
(f) lembar observasi kemampuan kelompok dalam mengikuti turnamen. Cakupan isi lembar observasi kemampuan kelompok dalam mengikuti turnamen adalah daftar skor yang diperoleh masing- masing kelompok dalam turnamen.
b. Tindakan
Pada tahap tindakan peneliti mengimplementasikan pembelajaran kooperatif tipe TGT sesuai dengan rencana tindakan siklus II. Langkah- langkah pada tahap ini sebagai berikut:
1) Presentasi kelas
Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi pembelajaran tentang penilaian aktiva tetap dan penyusutan aktiva tetap.
Penyajian materi dilakukan guru dengan melaksanakan presentasi di kelas dalam waktu +15 menit. Presentasi ini dilakukan guru dalam bentuk pengajaran langsung dengan metode ceramah dan diskusi kelas. Pada saat presentasi, guru juga memberikan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka bagi seluruh siswa dalam kelas dan memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya dalam diskusi kelas.
2) Membagi siswa dalam kelompok
Pembentukan kelompok sudah dilakukan guru pada tahap awal perencanaan pembelajaran. Jumlah kelompok yang dibentuk adalah empat kelompok siswa dengan anggota 5-6 orang. Pada tahap ini guru hanya menyebutkan kembali nama- nama kelompok berikut anggota-anggotanya. Kemudian guru mempersilahkan masing-masing siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya dan segera menempati meja yang telah diberi papan nama kelompok. Guru selanjutnya menjelaskan skenario pembelajaran kooperatif tipe TGT yang akan dilakukan pada siklus II.
3) Permainan/games
Permainan atau games pada siklus kedua ini diberi nama arisan soal. Untuk menguji apakah siswa sudah paham dengan penjelasan guru pada saat presentasi, dibuatlah permainan yang disebut dengan arisan soal. Dengan jumlah kelompok sebanyak empat kelompok, maka jumlah soal yang dibuat sebanyak delapan buah
soal, sehingga masing- masing kelompok mendapat dua undian soal. Guru membuat nomor undian satu sampai dengan delapan, kemudian dimasukkan dalam kaleng kecil. Masing- masing kelompok diberi kesempatan untuk mengocok nomor undian dan mengambil dua buah nomor undian. Nomor-nomor undian yang telah didapatkan merupakan nomor soal yang yang harus dikerjakan kelompok tersebut. Masing- masing kelompok diberikan waktu + 15menit untuk mengerjakan soal. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugasnya, masing- masing kelompok mempresentasikan hasil pengerjaannya secara bergantian. Kelompok yang sedang mempresentasikan harus dapat menjelaskan hasil jawabannya kepada kelompok lain dan kelompok yang tidak sedang presentasi harus mendengarkan dan memperhatikan karena pemahaman masing- masing siswa akan diuji dalam tahap turnamen.
4) Turnamen
Turna men dilakukan setelah permainan selesai dilaksanakan. Turnamen pada siklus kedua ini sama dengan siklus pertama yang diberi nama pertanyaan berantai. Hal ini dilakukan karena turnamen pada siklus pertama kurang efektif dan efisien, sehingga diharapkan pada siklus kedua ini akan menjadi lebih baik dari pada siklus pertama. Pada sesi turnamen guru dan peneliti telah menyiapkan daftar jawaban dan pertanyaan dalam bentuk kartu
dengan susunan jawaban di atas dan pertanyaan di bawah. Jawaban dan pertanyaan dalam setiap kartu disusun berantai dengan kartu yang lain. Jumlah kartu disesuaikan dengan jumlah siswa yang hadir pada saat itu. Dalam siklus kedua, jumlah siswa yang hadir di kelas sebanyak 20 siswa. Dengan demikian dibuat 20 kartu jawaban dan pertanyaan berantai. Setiap siswa mendapatkan satu buah kartu yang dibagikan secara acak. Sebagai pembuka turnamen, pertanyaan dimulai dari guru. Guru mengajukan satu pertanyaan, dan siswa yang memegang kartu yang berisi jawaban pertanyaan guru harus segera menjawab. Apabila siswa yang seharusnya menjawab tetapi tidak menjawab, maka siswa tersebut mendapat point -10. Sedangkan siswa yang menjawab secara tepat akan mendapatkan point 10. Siswa yang menjawab pertanyaan dari guru dengan benar, kemudian membacakan pertanyaan yang ada dalam kartunya dan siswa yang lain harus siap dengan jawabannya. Siswa yang memiliki jawaban pertanyaan yang dibacakan harus segera menjawab, bila dalam waktu yang ditentukan tidak menjawab atau jawaban salah maka ia mendapatkan point -10. Untuk siswa yang menjawab dengan benar atau memiliki jawaban benar, ia harus segera membacakan pertanyaan yang ada dalam kartunya dan siswa yang lain harus bersiap menjawab, demikian seterusnya sampai dengan kartu yang terakhir. Dalam turnamen ini berlaku aturan: bila jawaban salah -10, bila jawaban benar 10, dan
bila tidak menjawab -10. Selama turnamen berlangsung, masing-masing kelompok harus dapat bekerja sama dengan baik untuk mendapatkan poin tertinggi.
5) Penghargaan Kelompok
Skor yang diperoleh masing- masing kelompok dalam games dan turnamen dicatat. Pada tahap akhir dilakukan penjumlahan skor jawaban dan penyusunan ranking. Berdasarkan ranking ditentukan juara I dan juara II. Pada siklus kedua ini, kelompok terbaik pertama adalah kelompok orange dengan poin yang diperoleh sebanyak 65 dan kelompok terbaik kedua adalah kelompok hijau denga n poin yang diperoleh sebanyak 55. Guru selanjutnya memberikan hadiah bagi kedua kelompok tersebut berbentuk bingkisan yang berisi alat tulis yang berupa bolpoint.
c. Observasi
Hasil pengamatan (observasi) dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dipaparkan sebagai berikut :
1) Pengamatan terhadap guru
Pengamatan terhadap guru ini dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan pada siklus kedua. Aktivitas guru selama proses pembelajaran pada siklus II disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 5.5
Aktivitas Guru Pada Siklus II
No Deskriptor SIKLUS
II 1. Guru menjelaskan pembelajaran berbasis masalah
dan kooperatif dengan tipe TGT
Ya 2 Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat
umum menjadi sub-sub pokok bahasan yang lebih sempit dan membantu siswa dalam pembelajaran tipe TGT
Ya
3 Guru memberikan materi yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas
Ya 4 Guru memotivasi siswa agar terlibat dalam diskusi
kelo mpok
Ya 5 Guru mengajarkan pada siswa cara pembentukan
kelompok belajar dan memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok.
Ya
6 Guru membantu dan mengarahkan siswa dalam pengerjaan lembar kegiatan
Ya 7 Guru memberdayakan pertanyaan provokatif untuk
meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Ya 8 Guru mendorong siswa untuk mendeskripsikan
masalah, mengkaji teori, konsep, prinsip, dan mengumpulkan informasi yang sesuai untuk mendapatkan pemecahan masalah.
Ya
9 Guru memastikan siswa mandiri dalam mencari sumber atau informasi untuk memecahkan masalah
Ya 10 Guru melakukan evaluasi hasil pembelajaran melalui
permainan dalam meja turnamen
Ya 11 Guru memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam
turnamen
Ya 12 Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang
memiliki skor terbaik
Ya 13 Guru melakukan evaluasi terhadap hasil belajar
melalui ulangan pada akhir pokok bahasan
Ya Catatan : lihat lampiran 18a dan 18b
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa secara umum guru mampu mengelola pembelajaran koperatif tipe TGT dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan telah dilakukannya 13 kegiatan guru yang diamati peneliti. Dalam siklus kedua ini dapat kita lihat bahwa
guru mampu menjelaskan dan mengorganisasikan pembelajaran kooperatif tipe TGT, guru melakukan presentasi kelas dengan baik, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok, guru memotivasi siwa untuk belajar mandiri serta terlibat aktif dalam kelompok, guru mendorong siswa untuk dapat memecahkan suatu masalah, guru melakukan evaluasi proses pembelajaran melalui games dan turnamen yang menjadi bagian dari pembelajaran kooperatif tipe TGT, guru memotivasi siswa untuk aktif dalam games maupun turnamen, guru memberikan penghargaan kepada kelompok dengan skor terbaik, dan mengadakan evaluasi hasil belajar melalui kuis pada akhir pembelajaran.
Sementara pada siklus II juga tampak bahwa guru telah memberdayakan pertanyaan provokatif kepada siswa. Hal ini dilakukan karena dalam siklus tersebut terdapat banyak materi-materi sulit seperti metode- metode penyusutan, penghitungan penyusutan, penilaian aktiva tetap yang memerlukan pertanyaan provokatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada materi yang bersangkutan. Adapun contoh pertanyaan provokatif tersebut antara lain: Sebutkan dokumen-dokumen transaksi yang dibutuhkan untuk pencatatan aktiva tetap! Mengapa suatu aktiva perlu disusutkan? Sebutkan faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi penyusutan, jelaskan !
2) Pengamatan terhadap siswa
Tabel 5.6
Keterlibatan Siswa Siklus Kedua
No Kode Bobot Jenis Keterlibatan
Jumlah Siswa yang Terlibat (frekuensi) Total Skor (frekuensi x bobot) 1 A 1 Bertanya 2 2 2 B 2 Mengerjakan di papan tulis (presentasi) 4 8 3 C 3 Menyatakan definisi - 0 4 D 4 Memberikan tanggapan atas pertanyaan guru
5 20
5 E 5 Menarik kesimpulan 1 5
6 F 6 Menemukan konsep - 0
Jumlah siswa yang terlibat 12
Jumlah siswa yang hadir 20
Catatan : lihat lampriran 19
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa siswa yang terlibat sebanyak 12 anak. Dengan demikian tingkat keterlibatan siswa pada siklus II sebesar 60% dan berada pada kualifikasi cukup. Bentuk keterlibatan siswa pada siklus II dengan capaian skor tertinggi adalah siswa memberikan tanggapan atas pertanyaan guru. Sama halnya pada siklus I, pada saat pembelajaran di kelas, guru yang lebih banyak memberikan pertanyaan terbuka yang memungkinkan siswa berproses dan membangun pola pikir siswa dalam proses pembelajaran. Keterlibatan siswa mengerjakan di papan tulis (presentasi) merupakan suatu jenis keterlibatan yang wajib dilakukan siswa sebagai bentuk pengungkapan potensi dan salah satu upaya dari siswa untuk mengkomunikasikan ide/ gagasan
mereka dalam bentuk lisan maupun tertulis atas hasil diskusi mereka dalam kelompok.
Pada siklus kedua keterlibatan siswa dalam bentuk bertanya masih sedikit. Hal ini kemungkinan disebabkan siswa masih malu, enggan, atau kurang percaya diri untuk mengajukan sebuah pertanyaan kepada guru dalam forum kelas. Mereka cenderung bertanya secara pribadi kepada guru melalui pendekatan personal. Bentuk keterlibatan siswa yakni menyatakan definisi tidak tampak pada siklus II. Diduga hal ini disebabkan siswa kurang mengembangkan pola pikir mereka, siswa hanya sekadar melihat hand out yang telah ada. Demikian juga halnya dengan bentuk keterlibatan siswa yakni menemukan konsep belum tampak pada siklus II kemungkinan disebabkan siswa masih cenderung pasif dalam mengikuti proses pembelajaran. Pada siklus II tampak bahwa siswa hanya menunggu penjelasan dari guru dan mereka belum mau mencoba untuk mencari bahkan menemukan konsep secara mandiri. Bentuk keterlibatan siswa yakni menarik kesimpulan telah tampak pada siklus II. Diduga hal ini disebabkan guru mencoba membantu siswa dalam menarik sebuah kesimpulan atas pembelajaran yang telah mereka alami.
3) Pengamatan terhadap kelas
Tabel 5.7
Pengamatan terhadap Kelas
No Aspek yang Diamati Skor
Pengamatan Siklus II
Nilai Kategori A Hubungan/kerja sama antar siswa :
1. pembauran 3 Baik 2. kepuasan 2 Cukup 3. demokrasi 3 Baik 4. kepekaan 2 Cukup 5. kepedulian 3 Baik 6. kekompakan 3 Baik 7. persaingan 3 Baik
8. motivasi tinggi 2 Cukup
B Lingkungan kelas :
1.Perangkat pembelajaran tersedia lengkap
4 Amat
Baik 2. Terorganisir dengan baik dan
efisien
3 Baik
3. Aktif dan produktif 3 Baik
C Tata Tertib :
1. Ada sanksi/teguran 3 Baik
2. Pembelajaran berjalan tertib 3 Baik
Skor Rata-rata Siklus I 2,85
Nilai Kategori Cukup
Catatan : lihat lampiran 20 Keterangan :
Skor Nilai Mutu 4 Amat Baik 3 Baik 2 Cukup 1 Kurang 0 Jelek
Tabel 5.7 menunjukkan bahwa suasana kelas cukup kondusif dalam proses pembelajaran. Kondisi kelas pada siklus II dipandang cukup mendukung proses pembelajaran. Hal ini
ditunjukkan dari capaian skor rata-rata 2,85 yang masuk pada kategori cukup. Berdasarkan pengamatan, siswa sudah dapat menyesuaikan diri dengan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT yang digunakan oleh guru. Mereka mulai mengerti bagaimana mereka harus belajar, bekerja sama, dan aktif terlibat dalam setiap tahap proses pembelajaran yang harus dilalui.
Pengamatan terhadap kelas siklus II dapat dilihat dari tiga aspek yaitu: hubungan kerja sama antar siswa, lingkungan kelas, dan tata tertib kelas. Dalam aspek hubungan kerja sama antar siswa tampak bahwa hubungan kerja sama antar siswa dalam hal pembauran, demokrasi, kekompakan, persaingan, dan kepedulian berada dalam kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pembauran yang baik melalui terbentuknya kelompok-kelompok yang heteroge n untuk menghindari adanya pengelompokan-pengelompokan siswa dalam kelas, setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk memberikan saran atau pendapatnya (demokrasi), hampir semua siswa dalam kelompok bekerja sama dengan baik dalam pengerjaan tugas (kekompakan), hampir semua siswa dalam kelas menghendaki pekerjaan lebih baik dari kelompok lain (persaingan), dan sebagian besar siswa mulai peduli dengan tugas-tugas kelompok yang harus mereka kerjakan dan untuk saling membantu dalam sebuah tim (kepedulian). Sementara dalam hal kepuasan, kepekaan, dan motivasi tinggi berada dalam kategori
cukup. Hal ini ditunjukkan dengan adanya beberapa siswa yang tidak puas dengan kerja timnya yang disebabkan adanya anggota kelompok yang masih pasif dan kurang peka dengan tugas-tugasnya, siswa-siswa tertentu tidak peduli dengan tugas-tugas kelompoknya serta kurang menghargai siswa lainnya. Hal ini yang memungkinkan siswa kurang termotivasi dalam proses pembelajaran. Sedangkan pada aspek lingkungan kelas, tampak bahwa perangkat pembelajaran pada siklus II telah tersedia dengan lengkap serta aktif dan produktif untuk mend ukung proses pembelajaran. Selain itu, dalam teknis pelaksanaannya guru mitra telah dapat mengorganisasikannya dengan baik, efektif dan efisien. Hal ini ditunjukkan dengan waktu pelaksanaan games dan turnamen yang lebih terorganisasi dengan baik, lancar, dan selesai tepat pada waktunya. Pada aspek tata tertib, sanksi/teguran dan pembelajaran berjalan tertib berada pada kategori baik. Guru telah memberikan teguran pada siswa yang mengganggu proses pembelajaran, bahkan guru tidak segan-segan memberi sanksi bagi siswa yang tidak patuh. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa suasana kelas pada siklus II dapat dikatakan kondusif untuk mendukung proses pembelajaran.
d. Refleksi
Pada tahap ini, dilaksanakan analisis, evaluasi, pemaknaan, dan penyimpulan hasil observasi terhadap tingkat pemahaman siswa. Refleksi yang dilakukan merupakan refleksi segera setelah suatu
pertemuan berakhir sekaligus refleksi pada akhir siklus kedua. Berikut ini dipaparkan hasil refleksi siklus kedua :
Tabel 5.8
Kesan Guru Mitra terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Siklus II
No Uraian Komentar Guru
1 Penilaian guru tentang komponen pembelajaran :
a. Materi Ajar
b. LKS
c. Soal Kuis/Tes bab
d. Contoh RPP
e. Kunci LKS
f. Tes Hasil Belajar g. Suasana Kelas h. Cara Kerja Siswa
i. Keterampilan Kooperatif yang dilatihkan
Siswa mengalami kesulitan memahami materi
Tersedia dengan baik
Mencakup semua materi
Sesuai dengan kurikulum KTSP Baik/sesuai dengan pertanyaan meski ada kesalahan cetak Cukup
Lancar Kompak
Berlangsung baik
2 Selama kerja kelompok siswa : a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan c. Mengorganisasikan ide- idenya d. Mengorganisasikan kelompok e. Mengacaukan kegiatan f. Melamun Ya Ya Ya Ya Tidak Tidak
3 Keuntungan yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT • Variasi dalam model pembelajaran • Pembelajaran reflektif: siswa dapat menemukan sesuatu melalui pengalaman diri sendiri
4 Hambatan yang mungkin akan ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT seperti yang telah dilakukan
Persiapan dalam perangkat
pembelajaran butuh waktu dan biaya lebih
5 Apakah siswa berminat untuk mengikuti KBM yang telah dilakukan dan KBM berikutnya yang akan dilakukan
Ya, karena model pembelajaran tersebut merupakan variasi dalam pembelajaran dan adanya penghargaan kelompok lebih memotivasi siswa dalam belajar Catatan : lihat lampiran 21
Tabel 5.8 memperlihatkan kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT setelah melakukan serangkaian proses belajar mengajar dengan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Secara umum guru mitra menganggap perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan cukup membantu dalam proses belajar mengajar pokok bahasan aktiva tetap dan sangat bermanfaat, baik bagi guru sendiri, terlebih bagi siswa. Selama kerja kelompok siswa
mengikuti dengan baik dan tidak mengacaukan kegiatan ataupun melamun.
Penilaian guru mitra terhadap komponen pembelajaran antara lain gur u mitra berpendapat bahwa materi ajar yang dipakai dapat membantu dan bisa dipahami oleh siswa, lembar kerja siswa (LKS) tersedia dengan baik, soal kuis telah mencakup semua materi, RPP yang dirancang telah sesuai dengan kurikulum KTSP, kunci LKS baik dan telah sesuai dengan pertanyaan, tes hasil belajar baik, suasana kelas terkondisi dengan baik, cara kerja siswa kompak, dan keterampilan kooperatif yang dilatihkan dapat berlangsung dengan baik.
Penilaian guru selama kerja kelompok berlangsung antara lain siswa mendengarkan orang lain dan ide atau saran dari anggota kelompoknya, mengajukan pertanyaan baik kepada guru maupun teman dalam satu kelompok, siswa mengorganisasikan ide- idenya dalam pengerjaan tugas kelompok, siswa mengorganisasikan kelompoknya dalam hal pembagian tugas bagi masing- masing anggota kelompok, tidak ada siswa yang mengacaukan kegiatan maupun melamun selama proses pembelajaran berlangsung.
Keuntungan yang diperoleh guru adalah pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat digunakan sebagai va riasi model pembelajaran dan mendorong siswa untuk belajar mandiri yang berasal dari pengalaman. Menurut guru mitra, pembelajaran
kooperatif tipe TGT merupakan pembelajaran reflektif di mana siswa dapat menemukan sesuatu melalui pengalaman diri sendiri.
Menurut guru mitra hambatan yang mungkin akan ditemui bila guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah persiapan dalam perangkat pembelajaran yang memb utuhkan waktu dan biaya lebih. Guru me nganggap bahwa persiapan dalam