• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIKLUS PERTAMA 1 . Perencanaan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. SIKLUS PERTAMA 1 . Perencanaan

Perencanaan pada siklus pertama meliputi :

1. Membuat Rencana Pelaksanan Pembelajaran dengan Kompetensi Dasar : Menghitung luas trapesium dan layang-layang.

2. Menyiapkan alat-alat dan media yang akan digunakan. 3. Menyusun instrumen observasi, lembar kerja dan tes tulis.

2 . Tindakan

Guru mengajar berpatokan pada skenario sesuai RPP sedang mitra kolaborator mengamati kegiatan pembelajaran hingga tuntas.

Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal setelah menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok-pokok materi yang akan di pelajari, guru bertanya jawab dengan siswa tentang bangun datar yang ada di sekitar siswa. Kemudian guru memperkenalkan bangun datar trapesium dan memberikan contoh bangun datar trapesium dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan Inti

 Guru memasang alat peraga berupa gambar trapesium yang terbuat dari karton di papan tulis kemudian mengajak siswa untuk mengamati gambar trapesium tersebut.

 Setelah itu guru membagikan lembar kerja siswa kepada tiap kelompok siswa yang terdiri dari 3-4 orang siswa

 Dengan alat peraga yang telah dipasang, guru mengajak siswa untuk mengamati bagian-bagian trapesium dan menyimpulkan pengertian trapesium dari hasil pengamatan tersebut.

 Guru mengambil contoh trapesium jenis lainnya dan memasangnya di papan tulis.

 Dengan bertanya jawab, guru mengajak siswa untuk membedakan trapesium-trapesium yang dipasangnya, dan menyebut jenis-jenis trapesium.

 Dari trapesium yang telah dipasang, guru mengambil salah satu dan meminta salah satu siswa untuk mengukur sisi-sisi pada trapesium.  Siswa mengeluarkan kertas berpetak dan dan dengan bimbingan

guru mulai menggambar trapesium sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan

 Guru memberi contoh di papan tulis cara menghitung luas trapesium dengan membagi trapesium tersebut menjadi segitiga-segitiga. Untuk menghitung luasnya maka dapat dilakukan dengan menghitung luas segitiga-segitiga pembentuknya.

 Melalui tanya jawab guru mengingatkan kembali tentang rumus luas segitiga kepada siswa.

 Melalui tanya jawab guru memberikan contoh cara menghitung luas trapesium dengan menghitung luas segitiga pembentuknya.

 Guru memberi kesempatan kepada kelompok untuk menghitung luas trapesium dan mempresentasikannya di depan kelas dengan perwakilan kelompok.

 Siswa dalam kelompok mengisi lembar kerja yang telah disediakan sebelumnya.

 Guru mengamati siswa dan memberikan bantuan seperlunya bagi siswa yang mengalami kesulitan.

 Guru dan siswa membuat penegasan atau kesimpulan tentang bagian-bagian trapesium, macam-macam trapesiu dan cara menghitung luas trapesium.

 Guru mengadakan refleksi dengan menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang dirasakan siswa, materi yang belum dipahami dengan baik, kesan dan pesan selama mengikuti pembelajaran.  Siswa mengerjakan evaluasi individu yang diberikan oleh guru.  Pemberian tugas PR.

3. Observasi

Observasi dilakukan oleh mitra kolaborasi dengan hasil sebagai berikut:  Pada kegiatan awal berjalan dengan baik, siswa memperhatikan

penjelasan guru, dan pada saat dilakukan tanya jawab, siswa antusias untuk menjawab pertanyaan.

 Siswa kesulitan untuk memberikan contoh bangun datar trapesium dalam kehidupan sehari-hari, sehingga guru yang harus memberikan contohnya.

 Siswa masih kesulitan mengingat rumus luas trapesium dan kelihatan bingung melihat segitiga-segitiga penyusunnya.

 Pada kegiatan belajar siklus 1 kegiatan kelompok belum berjalan maksimal, kegiatan masih didominasi oleh guru di depan kelas.  Pada kegiatan evaluasi, beberapa siswa yang kurang pandai

4 . Refleksi

 Untuk meningkatkan keaktifan siswa guru perlu meeningkatkan motivasi siswa dalam kegiatan secara berkelompok.

 Untuk menanamkan konsep luas trapesium perlu dilakukan cara yang mudah dipahami oleh siswa.

 Penggunaan media konkret yang dapat diamati siswa juga diperlukan untuk memudahkan siswa memahami konsep.

 Diperlukan rancangan kegiatan yang jelas dan bimbingan yang cukup agar siswa lebih mudah memahami konsep.

5 . Analisa Data

Analisa data berdasarkan nilai hasil tes pada siklus 1 diperoleh data dengan nilai rata-rata dicapai adalah sebesar 63,46. Sedangkan siswa yang tidak mengalami peningkatan masih ada 6 siswa atau 46,15%. Perolehan nilai ini masih di bawah standart yang ditetapkan.

Diagram Perbandingan Nilai Ulangan Harian dan Nilai Evaluasi Siklus I

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

dan Nilai Evaluasi Siklus 1 RT Harian Siklus 1 61.00 62.00 63.00 64.00 65.00 66.00 67.00 68.00

Dari diagram di atas dapat kita lihat dari 13 siswa yang diadakan PTK, 6 orang tidak mengalami peningkatan dengan prosentase 46,15 %. Sedangkan nilai rata-rata dicapai adalah sebesar 66,92. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I berkaitan dengan proses pembelajaran serta perolehan hasil tes pada siklus I, maka disepakati untuk dilakukan perbaikan perencanaan dan tindakan untuk dilakukan pada siklus II.

C . SIKLUS KEDUA 1 . Perencanaan

Perencanaan pada siklus kedua meliputi :

1. Menyempurnakan RPP siklus I, yaitu dengan (1) memberikan lembar kerja siswa dengan langkah-langkah yang jelas dan melibatkan lebih banyak aktivitas siswa, (2) memberikan kesempatan bimbingan dan penjelasan secukupnya kepada kelompok/siswa yang membutuhkan.

2. Menyiapkan alat-alat dan media yang akan digunakan seperti pada siklus I.

3. Menyiapkan instrumen observasi.

4. Menyiapkan lembar kerja dan jenis tes yang akan digunakan.

2 . Tindakan

Guru mengajar dengan berpedoman pada skenario yang merupakan penyempurnaan RPP siklus I, sedang mitra kolaborator merekam peristiwa yang terjadi di kelas menggunakan instrumen observasi . Gambaran kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan Awal

Seperti pada siklus 1 pada awal kegiatan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok-pokok materi yang akan dipelajari. Dalam kegiatan apersepsi guru bertanya jawab dengan siswa tentang sifat-sifat trapesium, macam-macamnya serta bagian-bagian trapesium.

Selain itu guru memberi motivasi belajar kepada siswa untuk mengikuti pelajaran hari itu dengan tekun dan penuh perhatian.

Kegiatan Inti

 Guru mempersilakan siswa duduk berkelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing dan membagikan lembar kerja siswa kepada masing-masing kelompok.

 Guru membagikan gambar trapesium berwarna dari kertas berwarna yang berbeda-beda kepada setiap kelompok. Guru juga

membagikan kertas polos berwarna lain dengan gambar trapesium yang diterima sebelumnya.

 Dengan bimbingan guru secara berkelompok siswa mencoba menjipak trapesium yang telah diberikan menjadi 2 trapesium yang sama besar dengan warna berbeda. Dua trapesium tersebut di tempelkan pada kertas putih dengan posisi salah satu trapesium dipasang terbalik dengan memutar sebesar 180O sedemikian rupa sehingga membentuk bangun jajar genjang.

 Guru mengingatkan kembali dan menjelaskan tentang rumus jajar genjang sehingga siswa dapat menghitung luas jajar genjang yang terbentuk dengan terlebih dahulu menghitung panjang sisi dan tinggi jajar genjang tersebut.

 Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan memfasilitasi kerja siswa.

 Siswa dengan bantuan guru mendiskusikan luas jajar genjang yang terbentuk dan menemukan cara untuk menentukan luas dari trapesium pembentuknya. Yaitu dengan menurunkan dari rumus luas jajar genjang yang terbentuk.

 Guru memberikan kesempatan kepada kelompok yang telah selesai untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas dan memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapinya.

Kegiatan Akhir

 Guru dan siswa membuat penegasan atau kesimpulan tentang rumus luas trapesium.

 Guru mengadakan refleksi dengan menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang dirasakan siswa, materi yang belum dipahami dengan baik, kesan dan pesan selama mengikuti pembelajaran.  Siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru.

 Pemberian tugas PR.

3 . Observasi

Observasi dilakukan oleh mitra kolaborasi dengan hasil sebagai berikut:  Pada kegiatan awal siswa nampak tertib dan tenang, siswa juga

menanggapi pertanyaan guru dengan antusias.

 Pada kegiatan di kelompok, siswa lebih aktif. Beberapa anak bahkan membagi tugas untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Sehingga pekerjaan lebih cepat selesai.

 Pada saat presentasi hasil kelompok, suasana kelas lebih hidup dibanding suasana pada siklus I dan mereka berani tampil untuk mewakili kelompoknya.

 Pada siklus II guru tidak terlalu mendominasi pembelajaran. Pada siklus ini tampak siswa lebih aktif mengerjakan lembar kerja dengan berdiskusi dengan teman sekelompok meski sesekali

meminta bantuan guru untuk hal-hal yang kurang dimengerti oleh siswa..

4 . Refleksi :

 Kegiatan awal tertib, kondisi dan suasana seperti itu perlu dipertahankan

 Siswa aktif di dalam kegiatan kelompok masing-masing, diskusi yang di lakukan siswa dapat dilakukan dengan baik karena setiap anggota kelompok berperan aktif untuk segera menyelesaikan permasalahan yang diberikan.

 Masing-masing kelompok mendapat kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

 Sebagai pasilitator sekaligus manajer kelas, guru harus mampu mengarahkan siswa agar kegiatan pembelajaran berjalan baik dan siswa aktif mengikuti pelajaran dan tidak ada yang bermain-main.

5 . Analisa Data

Dari kegiatan pada Siklus II diperoleh data-data yang dapat digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Diagram Perbandingan Nilai Rata-Rata Harian, Siklus I Dan Siklus II

RT Harian Siklus 1 Siklus 2 56.00 58.00 60.00 62.00 64.00 66.00 68.00 70.00 72.00 74.00 76.00

Analisa data berdasarkan perolehan hasil tes pada siklus II, diperoleh data bahwa rata-rata nilai yang dicapai oleh siswa adalah sebesar 74,62. Perolehan nilai ini melampaui standart yang ditetapkan yaitu 70.00.

Sementara dari 13 siswa yang di PTK hanya ada 3 siswa yang tidak mengalami peningkatan, itupun dialami oleh siswa yang sebelumnya mendapat nilai 70 dan 80 dan pada siklus II masih tetap mendapat 70 dan

80. Jadi hanya ada 23,07% siswa yang tidak mengalami peningkatan pada Siklus II.

Berdasarkan temuan ini maka disepakati telah terjadi peningkatan kemampuan siswa. Guru tidak perlu lagi mengadakan perbaikan perencanaan, dan PTK diakhiri sampai siklus II. Sebab masalah pembelajaran di kelas telah dapat diatasi oleh guru.

BAB V

Dokumen terkait