perlu dijelaskan lebih dahulu tentang tujuan pengembangan wilayah nasional untuk memperoleh gambaran yang utuh mengenai “Apa” “Mengapa” dan “Bagaimana” memahami teori simpul jasa distribusi. Menurut Poernomosidi Hadjisarosa yang mengembangkan teori ini, pengembangan wilayah nasional mempunyai tujuan-tujuan sebagai berikut :
1. Mewujudkan keseimbangan antara daerah dalam hal tingkat pertumbuhannya. 2. Memperkokoh kesatuan ekonomi nasional.
Ketiga tujuan tersebut saling berkaitan dan berkelakuan searah. Satu diantara ketiga tujuan tersebut merupakan titik sentral yakni keseimbangan antar daerah dalam hal tingkat pertumbuhannya. Keseimbangan antara daerah, selain memenuhi tuntutan keadilan sosial, juga memungkinkan berlangsungnya perdagangan antar daerah yang berimbang. Perdagangan yang berimbang adalah perdagangan yang efisien. Perdagangan yang efisien, mendorong semakin intensifnya antar daerah. Pedagangan antar daerah yang intensif merangsang timbulnya “Spesialisasi Daerah”, yang berarti pula membuka kesempatan yang lebih besar lagi bagi masing-masing untuk berkembang.
Perdagangan yang berpijak pada spesialisasi daerah merupakan dasar bagi pertumbuhan nasional yang efisien. Dengan demikian usaha untuk memelihara pertumbuhan nasional yang efisien jelas sejalan dengan terwujudnya keseimbangan antar daerah.
Dengan berpijak pada tujuan mewujudkan keseimbangan antar daerah, akan dapat dicapai 2 tujuan penting lainnya, yaitu kokohnya kesatuan ekonomi nasional dan terpeliharanya pertumbuhan nasional yang efisien .
Teori ini berpijak pada hasil pengenalan atas faktor penenentu lokasi kemudahan. Dalam pengertian ini kemudahan menempati kedudukan yang sentral karena :
1. Merupakan sumber dorongan bagi pengembangan kegiatan usaha yang bersifat multi sektoral.
2. Disamping memberikan arti pada pendapatan dianggap pula sebagai sumber rangsangan bagi tumbuhnya dinamika masyarakat yang memungkinkan terwujudnya daya pengembangan wilayah yang universal sifatnya.
Poernomosidi menekankan pula pentingnya peranan pusat-pusat dan selanjutnya di identifikasikannya sebagai simpul-simpul jasa distribusi. Menurut pendapatnya, peranan jasa distribusi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan dalam kehidupan manusia dan pembangunan secara fisik. Oleh karena itu perlu dikaji tentang ciri-ciri dan tingkah laku jasa distribusi, terutama dalam
kaitannya dengan proses perkembangan wilayah, terbentuknya simpul-simpul dan satuan-satuan wilayah pengembangan wilayah.
Dalam garis besarnya Poernomosidi menjelaskan konsepsinya: berkembangnya wilayah ditandai oleh terjadinya pertumbuhan atau perkembangan sebagai akibat berlangsungnya berbagai kegiatan usaha, baik sektor pemerintah maupun sektor swasta yang pada dasarnya bertujuan untuk meningkat pemenuhan kebutuhan. Berlangsungnya kegiatan usaha tersebut ditunjang oleh pertumbuhan modal serta pengembangan sumberdaya-sumberdaya tersebut berlangsung sedemikian sehingga menimbulkan arus barang.
Arus barang dianggap sebagai salah satu gejala ekonomi yang menonjol, arus barang merupakan wujud fisik perdagangan antar daerah, antar pulau ataupun antar Negara. Arus barang didukung oleh jasa perdagangan dan jasa pengangkutan (jasa distribusi). Jadi jasa distribusi merupakan kegiatan yang sangat penting bagi kehidupan dan pembangunan secara fisik, terutama jika ditinjau pengaruhnya dalam penentuan lokasi tempat berkelompoknya berbagai kegiatan usaha dan kemudahan-kemudahan, demikian pula fungsinya dalam proses berkembangnya wilayah.
Simpul mempunyai keistimewaan yaitu sebagai pasar, barang yang mencapai tingkat harga pasar yang berlaku pada suatu simpul akan terjamin pemasarannya sampai ada konsumen akhir.
Ada 2 faktor penting yang harus diperhatikan dalam pemahaman peranan simpul-simpul yaitu mengenai fungsi-fungsi simpul dan hirarki simpul dalam sistem spasial. Fungsi primer suatu simpul adalah sebagai pusat pelayanan jasa distribusi bagi wilayah pengembangannya atau wilayah nasional (bersifat keluar) sedangkan fungsi sekundernya adalah sebagai pusat pelayanan bagi kehidupan masyarakat disimpulkan yang bersangkutan (bersifat kedalam).
Dibandingkan dengan teori tempat sentral dan teori kutub pertumbuhan ternyata teori simpul jasa distribusi lebih akomodatif.
Adapun bantahan Poernomosidi mengenai teori tempat sentral yang beranggapan bahwa:
1. Seluruh wilayah terbagi habis dan seluruh bagian wilayah tidak ada yang terlewatkan oleh jasa pelayanan.
2. Selain daripada itu mengenai lokasi sentral menurut Christaller setiap pusat pasar terletak di tengah-tengah wilayah pasar demikian pula menurut Losch, sedangkan Poernomosidi lokasi pusat di tengah-tengah itu untuk kegiatan-kegiatan usaha penghasil jasa yang orientasinya tidak luas dan bersifat ke dalam.
3. Teori tempat sentral dapat dinilai pula kurang lengkap sebab belum memasukkan analisis tentang arah orientasi secara geografis dari pusat-pusat yang berada di suatu wilayah justru hal ini diperoleh perhatian pula dalam konsepsi Poernomosidi.
Teori simpul yang bertitik tolak pada pemahaman struktur wilayah tingkat nasional (dalam SPWTN) telah mengungkapkan gambaran tentang penyebaran, orientasi dan tingkat perkembangan masing-masing Satuan Wilayah Pengembangan (SWP).
Pola distribusi dalam teori simpul dapat dikatakan lebih lengkap dan mencerminkan kenyataan yang sesungguhnya berdasarkan unit produksi dan unit pasar yang terpisah satu sama lainnya, maka kegiatan-kegiatan distribusi dari masing-masing teori terdahulu dapat di kategorikan dalam 4 pola yaitu sebagai berikut:
Kategori Unit Produksi
Unit Pasar
Teori/Konsepsi yang dikemukakan oleh
I Satu Satu Weber
II Satu Banyak Christaller, Losch, Perroux
III Banyak Satu Von Thunen, Weber, Christaller, Losch, Perroux
IV Banyak Banyak Poernomosidi Hadjisarosa
Teori yang mampu menjelaskan sistem perwilayahan jika mampu menjangkau ruang lingkup yang luas mencakup pusat urban beserta wilayah pasar dan wilayah produksinya (Kategori IV) Poernomosidi Hadjisarosa mampu mengisi atau melengkapi kelemahan pokok sistem perwilayahan.
Dari hasil pembahasan di atas ternyata teori ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan teori-teori lokasi dan pengembangan wilayah sebelumnya. Namun demikian, nampaknya masih terdapat peluang untuk melengkapi dan memperkuat teori simpul jasa distribusi yaitu pendekatan arus barang yang dianggap sebagai gejala ekonomi yang sangat menonjol dikehiduan manusia dan pembangunan secara fisik itu pada hakikatnya merupakan pendekatan produk dalam rangkaian proses distribusi atau dapat dikatakan sebagai akibat pada tingkat pengambilan dan pelaksanaan suatu keputusan suatu usaha dalam perdagangan.
Komentar : Teori ini lebih pada perdagangan barang dalam menjangkau wilayah dimana sebagai fungsi primer dan skunder dari suatu simpul.
II.12 Teori Simpul Jasa Distribusi Menggunakan Pendekatan Orientasi