• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan seperti yang diuraikan pada bab hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Produk rahn emas di Bank BJB Syariah menggunakan tiga akad yaitu akad qardh, akad rahn dan akad ijarah. Biaya ijarah pada produk rahn emas di Bank BJB Syariah ini ditentukan berdasarkan berat emas yang digadaikan dan lama gadainya. Biaya ijarah digunakan utuk menutupi biaya operasional bank seperti biaya overhead,cost of fund bank dan juga keuntungan bank.

2. Dalam penentuan biaya ijarah rahn emas, Bank BJB Syariah menentukannya dari harga standar emas yang ditetapkan bank, berat emas yang digadaikan dan lama gadainya. Biaya ijarah ini dihitung dengan rumus: tarif ijarah x berat emas x lama gadai. Adapun mengenai perlakuan akuntansi biaya ijarah, Bank BJB Syariah menggunakan acuan yang dinamakan PAPSI yang didasarkan pada PSAK 107. Biaya ijarah rahn emas diakui dengan metode cash basis yaitu pada saat bank menerima pembayaran dari nasabah. Yang menjadi obyek ijarah pada rahn emas adalah jasa penyimpanan emas yang digadaikan. Obyek ijarah tidak disusutkan karena berbentuk jasa. Piutang pendapatan diakui sebagai

103

R. Utari Nur Khoerun Nisaa, 2013

pendapatan yang akan diterima. Denda yang diberlakukan atas keterlambatan pembayaran diakui sebagai qardhul hasan atau dana kebajikan yang nantinya akan disalurkan dalam bentuk zakat. Dalam laporan keuangan, biaya ijarah ini disajikan di laporan laba/rugi dalam pos pendapatan margin piutang berbasis pembiayaan dan sewa

3. Penentuan biaya ijarah di Bank BJB Syariah sudah sesuai dengan pedoman atau SOP yang digunakan, juga sesuai dengan Fatwa DSN MUI Nomor. 26 Tentang rahn emas yaitu ditentukan berdasarkan berat emas yang digadaikan, bukan berdasarkan jumlah pinjaman yang diberikan kepada nasabah. Besarnya tarif ijarah di Bank BJB Syariah berubah-ubah setiap periodenya, ini disebabkan karena menyesuaikan dengan harga pasar emas. Akan tetapi untuk penggunaan tiga akad dalam produk rahn emas ini tidak sesuai, karena penggunaan tiga akad dalam satu transaksi tidak diperbolehkan dalam aturan syariah.

Perlakuan akuntansi terhadap biaya ijarah rahn emas di Bank BJB Syariah mengacu kepada PSAK 107, akan tetapi tidak semua poin-poin yang ada di dalam PSAK 107 dapat diterapkan, karena di dalam PSAK 107 ini banyak membahas mengenai ijarah muntahiyah bittamlik.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, penulis dapat mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

104

1. Pada produk rahn emas ini hendaknya Bank BJB Syariah mengganti penggunaan tiga akad menjadi satu akad saja yaitu rahn. Karena menurut pakar syariah, penggunaan tiga akad dalam satu transaksi tidak diperbolehan dalam Islam. Selain itu dalam membuat suatu kebijakan maupun produk, pihak bank harus lebih sering berkoordinasi dan melibatkan DPS atau DSN agar keputusan yang dibuat tidak bertentangan dengan syariat Islam,

2. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian serupa dengan subyek yang sama, penulis mendapat temuan bahwa di Bank BJB Syariah terdapat kasus transaksi ‘Beli Gadai’. Dimana nasabah membeli emas di bank, kemudian digadaikan. Dalam kasus ini nasabah tidak membayar emasnya secara tunai, tetapi membayar dengan uang hasil gadai dari emas tersebut. Untuk peneliti selanjutnya kasus ini bisa diteliti lebih lanjut, karena menarik untuk dibahas.

R. Utari Nur Khoerun Nisaa, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Al Quran dan Terjemahan

Abdul Rahman Ghazali, dkk. (2010). Fiqh Muamalat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Adiwarman Karim. (2003). Bank Islam, Analisis Fiqh Dan Keuangan. Jakarta: IIIT Indonesia.

Burhan Bungin. (2010). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Cecep Maskanul Hakim. (2011). Belajar Mudah Ekonomi Islam: Catatan Kritis Terhadap Dinamika Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia. Tangerang: Penerbit Shuhuf Media Insani.

Fatwa DSN Nomor 09/DSNMUI/ IV 2000. [Online]. [Diakses tanggal 30 April 2013]. Tersedia di http://www.bapepam.go.id/syariah/fatwa/pdf/09- ijarah.pdf

Fatwa DSN Nomor 25/DSN-MUI/III/2002. [Online]. [Diakses tanggal 30 April 2013]. Tersedia di http://hukum.unsrat.ac.id/inst/dsn2002_25.pdf

Fatwa DSN Nomor 26/DSN-MUI/III/2002. [Online]. [Diakses tanggal 30 April 2013]. Tersedia di http://hukum.unsrat.ac.id/inst/dsn2002_26.pdf

Fatwa DSN Nomor 56/DSN-MUI/V/2007 56/DSN-MUI/V/2007. [Online]. [Diakses tanggal 30 April 2013]. Tersedia di

http://hukum.unsrat.ac.id/inst/dsn2007_56.pdf

Hendi Suhendi. (2005). Fiqh Muamalah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Edisi kedua.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan: Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah. Jakarta: Graha Akuntan.

Laili Soraya. (2010). Penerapan Penentuan Biaya Ijarah dalam Sistem Gadai Syariah di Perum Pegadaian Syariah Pekalongan (Analisis Terhadap Transaksi Nasabah Tentang Besarnya Tarif Ijarah di Perum Pegadaian Syariah Cabang Ponolawen Pekalongan, UPS Wonoyoso dan UPCS Veteran Pekalongan). Skripsi Prodi Ekonomi Islam Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

M. Agus Rosyadi. (2012). Penerapan Akad Ijarah pada Gadai Syariah (Studi Kasus pada Perum Pegadaian Syariah Kantor Cabang Pegadaian Syariah Kramat). Tesis Fakultas Hukum Program Magister Kenotariatan Universitas Indonesia Depok.

Moleong, Lexy. J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan Ketigapuluh. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muhammad Syafi’i Antonio. (2001). Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press.

Nasrun Haroen. (2000). Fiqh Muamalah. Jakarta: Gaya Media Pratama.

Siti Mukaromah. (2008). Analisis Hukum Islam Terhadap Mekanisme Gadai di Kantor Cabang Pegadaian Syariah Landungsari. Skripsi Fakultas Syariah Jurusan Al-Ahwal Al-Syahsiah Universitas Islam Negeri Malang.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R & D. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. [Online].[Diakses tanggal 23 Juni 2013]. Tersedia di http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/C7402D01-A030-454A-BC75- 9858774DF852/17681/UU20Tahun2008UMKM.pdf

Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah. [Online]. [Diakses tanggal 17 Juni 2013]. Tersedia di

http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/248300B4-6CF9-4DF5-A674- 0073B0A6168A/14396/UU_21_08_Syariah.pdf

Wahyu, Purhantara. (2010). Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Website resmi Bank Indonesia . [Online]. [Diakses tanggal 29 April 2013]. Tersedia di (www.bi.go.id)

Yusuf Ahmad Mahmud (Yusuf as-Sabatin). (2009). Bisnis Islami dan Kritik atas Praktik Bisnis Ala Kapitalis. Bogor: Al-Azhar Press.

Dokumen terkait