• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam novel

Rinai Kabut Singgalang karya Muhammad Subhan, dapat diambil beberapa simpulan, yaitu:

1. Rinai Kabut Singgalang adalah novel karya Muhammad Subhan yang berkisah tentang perjuangan seorang remaja dalam meraih cita-citanya. Tema yang diangkat dalam novel Rinai Kabut Singgalang adalah tentang kasih tak sampai seorang pemuda yang terbentur adat istiadat di Minangkabau. Kisah cinta Fikri yang tak sampai dengan Rahima, karena Fikri dianggap orang datang, tidak beradat, dan miskin harta. Alur yang digunakan adalah alur maju dengan tokoh utama Fikri dan Rahima. Selain itu, didukung juga oleh kehadiran tokoh-tokoh tambahan, di antaranya Yusuf, Bu Aisyah, dan Ningsih. Latar tempat dalam novel ini secara umum berada di Minangkabau, sedangkan latar waktu yang terjadi adalah tahun 1990-2000-an. Dalam novel ini, sudut pandang yang digunakan adalah orang ketiga atau narator luar serbatahu, sedangkan gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia, dan terdapat kosakata Minangkabau di dalamya. Pesan yang disampaikan dalam novel ini adalah keteladanan tokoh Fikri yang mempunyai semangat tinggi dalam meraih cita-cita dan ketabahannya dalam menghadapi segala cobaan yang datang silih berganti.

2. Penjabaran aspek budaya Minangkabau dalam novel Rinai Kabut Singgalang, penulis kelompokkan berdasarkan unsur-unsur budaya yang terdiri dari tujuh unsur, yaitu: 1) sistem bahasa dalam novel ini

terdapat 13 kosakata bahasa Minangkabau yang bersinonim dengan bahasa Indonesia, satu kosakata bahasa Minangkabau yang bersinonim dengan bahasa Indonesia secara harfiah tetapi secara konseptual berbeda, dan dua kosakata bahasa Minangkabau yang tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia. 2) sistem pengetahuan dalam novel ini adalah ilmu tahu pada diri, tahu pada orang, tahu pada alam dan tahu pada Allah. 3) sistem religi dalam novel ini adalah ketaatan dalam beribadah, kepercayaan masyarakat pada mitos, dan pengadaan pengajian ketika ada yang meninggal. 4) sistem keseniannya adalah seni bela diri dan seni sastra. 5) sistem mata pencahariannya adalah berdagang, bertani, berladang, dan sebagai nelayan. 6) sistem teknologinya adalah bentuk Rumah Gadang. 7) sistem organisasi sosialnya adalah matrilineal, adat perkawinan, dan adat dalam bermufakat.

3. Aspek budaya Minangkabau dalam novel Rinai Kabut Singgalang

dapat diimplikasikan dalam pembelajaran sastra di SMA, karena novel ini sarat akan pesan moral dan dapat menumbuhkan kecintaan siswa tehadap budaya Indonesia khususnya Minangkabau. Pembelajaran apresiasi sastra pada novel ini dapat dipadukan dengan pelajaran lainnya khususnya ilmu sosial dan budaya.

B. Saran

Berdasarkan beberapa simpulan yang telah dijelaskan, ada beberapa saran yang diajukan penulis, yaitu:

1. Diharapkan novel Rinai Kabut Singgalang ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran sastra di sekolah. Oleh karena itu, diharapkan bagi guru untuk dapat memanfaatkan novel ini sebagai media pembelajaran sastra.

2. Pembelajaran aspek budaya Minangkabau yang telah didapatkan dalam novel tersebut diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa akan budaya Minangkabau dan menumbuhkan rasa cinta terhadap salah satu budaya Indonesia yaitu budaya Minangkabau.

88

Jakarta: Balai Pustaka Utama. 2006.

Diradjo, Ibrahim Sanggoeno. Tambo Alam Minangkabau: Tatanan Adat Warisan Nenek Moyang Orang Minang. Bukittinggi: Kristal Multimedia. 2013. Efendi, Anwar. Bahasa dan Sastra dalam berbagai Perspektif. Yogyakarta: Tiara

Wacana. 2008.

Furqonul, Aziez., dan Abdul Hasim. Menganalisis Fiksi sebuah Pengantar. Bogor: Ghalia Indonesia. 2010.

Gultom, Elfrida R. Hukum Waris Adat di Indonesia. Jakarta: Literata. 2010. Hawthorn, Jeremy. Studying the Novel: an Introduction. New York. Great Britain.

1985.

Hidayat, Rahayu S. Tata Bahasa Minangkabau. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. 1998.

Ihromi, T.O. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2006.

Koentjaraningrat. Sejarah Teori Antropologi II. Jakarta: Universitas Indonesia. 1990.

_____________. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Cet. VIII, 2002.

_____________. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan. Cet. XX, 2004.

_____________. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Cet. IX, 2009.

Kusmarwanti. “Warna Lokal Minangkabau dalam Karya Sastra Indonesia,

Makalah pada FBS UNY: 2008. tidak dipublikasikan.

Mahyana, Maman S. Apreasi dan Kritik Cerpen Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2006.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. 2005.

Naim, Muchtar. Merantau Pola Migrasi Suku Minangkabau. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 1984.

Nurgiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Cet. V, 2005.

Piliang, Edison, dan Nasrun Marajo Sungut. Budaya dan Hukum Adat di Minangkabau. Bukittinggi: Kristal Multimedia. Cet. II, 2013.

Ratna, Nyoman Kutha. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Cet. III, 2007.

Siswanto, Wahyudi. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo. 2008.

Subhan, Muhammad. Rinai Kabut Singgalang. Kediri: FAM Publishing. Cet. II, 2013.

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Pusat Bahasa. 2008.

Widianto, Bambang., dan Iwan Meulia Pirous. Perspektif Budaya: Kumpulan Tulisan Koentjaraningrat. Jakarta: Rajawali Pers. 2009.

Widyosiswoyo, Supartono. Ilmu Budaya Dasar. Bogor: Ghalia Indonesia. Cet. V, 2004.

Zubir, Zaiyardam. Budaya Konflik dan Jaringan Kekerasan Pendekatan Penyelesaian berdasarkan Kearifan Lokal Minangkabau. Yogyakarta: INSISTPress. 2010.

Gunawan, Aris Prima. “Hakikat Pembelajaran Apresiasi Sastra”, dalam

http://arisid.blogspot.com/2012/12/hakikat-pembelajaran-apresiasi-sastra.html, 2012. diunduh pada Selasa, 1 Oktober 2013 pukul 09.30 WIB.

Juned, Sulaeman. “Membaca Novel Rinai Kabut Siinggalang adalah Membaca

Muhammad Subhan”, dalam

http://rinaikabutsinggalang.blogspot.com/2011/05/membaca-novel-rinai-kabut-singgalang.html, 2012. diunduh pada Senin, 5 Agustus 2013 pukul 11.00 WIB.

Malayan, Dutro. “Suku Minangkabau”, dalam

http://deutromalayan.blogspot.com/2012/10/suku-minangkabau.html, 2012. diunduh pada Jumat, 20 September 2013 pukul 09.00 WIB.

Maulana, Puri. “Kebudayaan Suku Minangkabau”, dalam

http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/02/suku-minangkabau-kebudayaan-sistem-kepercayaan-bangsa.html, 2013. diunduh pada Selasa, 2 Januari 2013 pukul 14.00 WIB.

Musanif, Musriadi. “Subhan Obsesi Menjelajah Dunia”, dalam http://rinaikabutsinggalang.blogspot.com/2011/12/jatuh-bangun-di-dunia-jurnalistik-lalu_08.html, 2011. diunduh pada Senin, 2 September 2013 pukul 11.00 WIB.

Romandiyah, Shina. “Suku Minangkabau”, dalam

http://shinaromandiyah1.wordpress.com/islami-2/umum/suku-minangkabau/, 2013. diunduh pada Sabtu, 2 Februari 2013 pukul 10.15 WIB.

Subhan, Muhammad. Wawancara. Facebook, pada Jumat, 15 Februari 2013 pukul 17.00 WIB.

Syuhendri. “Minangkabau Kato Dahulu Kato Batapi”, dalam

http://minangkabauku.wordpress.com/2012/02/14/kato-dahulu-kato-batapati, 2012. diunduh pada Jumat, 11 Oktober 2013 pukul 12.40 WIB. Wijayanti, Dedi. “Pengajaran Sastra di Sekolah Jangan Hanya Bersifat Reseptif”,

dalam http://uad.ac.id/content/pengajaran-sastra-di-sekolah-jangan-hanya-bersifat-reseptip, 2013. diunduh pada Rabu, 9 Oktober 2013 pukul 12.30 WIB.

Zia. “Kebudayaan Minangkabau”, dalam

(http://belajarbarengziya.blogspot.com/2012/06/makalah-kebudayaan-minangkabau.html)diunduh, 2012. diunduh pada Minggu, 3 Februari 2013 pukul 14.00 WIB.

BERKARAKTER

Nama Sekolah : SMA/MA

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : XII/I

Aspek Pembelajaran : Aspek Mendengarkan

Standar Kompetensi : Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/ terjemahan.

Kompetensi Dasar : Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ektrinsik novel Indonesia.

Indikator :1.Mampu mengidentifikasi unsur intrinsik (alur,

penokohan, tema, amanat, dan latar novel yang dibaca). 2. Mampu mengidentifikasi unsur ekstrinsik (aspek budaya Minangkabau dalam novel).

3. Mampu mengidentifikasi novel Rinai Kabut Singgalang

menggunakan pendekatan objektif.

amanat, dan latar novel).

2. Setelah dapat mengidentifikasi unsur intrinsik novel, diharapkan peserta didik mampu mengidentifikasi unsur ekstrinsik novel, dalam hal ini ditekankan pada aspek budaya Minangkabau yang terdapat dalam novel (salah satunya adalah novel Rinai Kabut Singgalang karya Muhammad Subhan).

3. Setelah dapat mengidentifikasi novel dengan menggunakan pendekatan objektif, diharapkan peserta didik mampu mendiskusikan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia.

B. Materi pokok

Menjelaskan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel serta memahami pedekatan objektif.

C. Nilai budaya dan karakter bangsa

 Disiplin  Kerja keras  Kreatif

 Rasa ingin tahu  Kritis

D. Nilai kewirausahan/ ekonomi kreatif

 Kreatif

 Berorientasi pada tindakan  Kerja keras

 Terampil

E. Metode dan skenario pembelajaran

F. Kegiatan Belajar Mengajar

1. Kegiatan awal Apersepsi:

a) Guru mengucapkan salam b) Guru mengkondisikan kelas

c) Guru memulai pelajaran dengan bertanya jawab tentang sebuah novel.

Motivasi:

a) Guru menjelaskan secara singkat materi pokok yang akan disampaikan.

b) Guru menjelaskan secara singkat tujuan pembelajaran.

2. Kegiatan inti

Eksplorasi:

a) Guru mampu menjelaskan tentang unsur intrinsik dan ektrinsik dalam novel serta pendekatan objektif, termasuk di dalamnya aspek budaya Minangkabau yang ada dalam novel tersebut. b) Guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas

terkait dengan materi yang akan dipelajari.

c) Guru menggunakan sumber belajar berupa modul buku Bahasa Indonesia yang diharapkan dapat membantu peserta didik dalam memahami materi yang dipelajari.

d) Guru memfasilitasi terjadinya interaksi baik antar siswa dengan guru, maupun siswa dengan siswa.

maupun tertulis.

b) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan unsur-unsur intrinsik dan eksrinsik novel Indonesia (dengan mencari aspek budaya Minangkabau yang terdapat dalam novel).

c) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik lain untuk memberikan gagasan/komentar terhadap jawaban peserta didik dalam menentukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia.

Konfirmasi:

a) Guru memberikan umpan balik yang positif dalam bentuk lisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik. b) Guru memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh

pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar.

3. Kegiatan akhir

a) Guru dan peserta didik bersama-sama membuat kesimpulan tentang materi yang disampaikan.

b) Guru merefleksi materi tersebut untuk kehidupan sehari-hari. c) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

berikutnya.

G. Sumber Belajar

a) Berbagai novel Indonesia (Rinai Kabut Singgalang)

b) Buku tentang budaya Minangkabau yang relevan dengan novel

e) Pustaka rujukan, menggunakan buku Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia untuk SMA kelas XII, penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

H. Penilaian

1. Teknik

 Tes (PG, isian, dan uraian) 2. Instrumen soal

1) Sebutkan unsur-unsur intrinsik dalam novel?

2) Sebutkan unsur ektrinsik dalam novel Rinai Kabut Singgalang? 3) Tentukanlah aspek budaya Minangkabau dalam novel Rinai

Kabut Singgalang? Jawaban

1) a. Tema b. Alur

c. Latar atau setting

d. sudut pandang atau point of view

e. penokohan f. amanat

2) Agama, sosial dan budaya masyarakat

3) Dalam novel Rinai Kabut Singgalang terdapat tujuh unsur budaya yaitu, sistem bahasa, pengetahuan, tekhnologi, religi, organisasi sosial, mata pencaharian, dan kesenian.

No Aspek yang dinilai Kriteria 1.

2. 3.

4.

Peserta didik mampu mengidentifikasi unsur intrinsik Peserta didik mampu mengidentifikasi unsur ekstrinsik Peserta didik mampu mengidentifikasi aspek budaya Minangkabau yang terdapat dalam novel

Peserta didik mampu menjelaskan aspek budaya Minangkabau yang terdapat dalam novel

3 3 3 3 Jakarta, November 2013 Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

LisaPurnama Sari

LISA PURNAMA SARI, yang biasa dipanggil ica adalah anak sulung dari tiga bersaudara. Ia menuntaskan pendidikan dasarnya di SDN Jati Murni II Bekasi, kemudian melanjutkan pendidikannya di Mts. Daarul Hikmah Pamulang. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya di SMK Sastmita Jaya 1 Pamulang. Setelah lulus dari SMK pada tahun 2009, ia memilih untuk melanjutkan pendidikanya di UIN Syarifhidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dengan memilih Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Ia memiliki hobi olahraga dan membaca. Saat ini ia aktif dalam dunia pengajaran, di antaranya menjadi pengajar pada bimbingan belajar SmartGama Pamulang dan pengajar privat SD di rumah. Prinsip hidupnya adalah jangan pernah menyerah pada kegagalan, selalu memotivasi diri untuk jadi yang lebih baik. Karena baginya, motivasi adalah kekuatan untuk terus maju menerjang semua rintangan yang ada untuk meraih apa yang kita inginkan.

Menjadi seorang guru adalah cita-citanya sedari kecil. Menjadi guru memang bukan pekerjaan mudah. Seorang guru selain harus memiliki keterampilan berbicara, juga diharapkan memiliki kemampuan menyampaikan ilmu dengan cara yang kreatif dan inovatif. Baginya, pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan. Pendidikan mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Maju mundurnya suatu bangsa dapat diukur dari pendidikannya. Maka dari itu penulis ingin menjadi guru yang profesional yang mampu mencetak generasi penerus bangsa yang cerdas.

Dokumen terkait